Wednesday 17 November 2010

Gunung



Gunung adalah tanah yang menonjol ke atas lebih tinggi daripada wilayah di sekitarnya. Terbentuk akibat adanya gerakan lempeng tektonik atau proses gaya tektonik yang bekerja di dalam bumi, yang disebut gerakan epeirogenik atau gerakan orogenik. Dibandingkan dengan bukit, gunung bentuknya lebih tinggi dan lebih curam daripada bukit. Menurut ensiklopedia Britanica, suatu tonjolan tanah baru dapat disebut gunung bila memiliki ketinggian 2000 kaki (610 m) dari permukaan laut (dpl)

Dalam proses orogenesis ini sedimen yang terkumpul, menjadi berubah bentuk karena mendapat gaya tekan dari tumbukan lempeng tektonik. Ada tiga tipe tumbukan lempeng tektonik, antara lempeng busur kepulauan dan benua, lautan dan benua, dan antara benua dengan benua. Tumbukan antara lempeng lautan dan benua, akan menimbulkan deposit sedimen laut terhadap tepi lempeng benua. Tumbukan antara lempeng busur kepulauan dengan benua, akan berakibat lempeng lautan menyusup ke lapisan asthenosfir, sedangkan batuan vulkanik dan sedimen menumpuk pada sisi benua sehingga terjadilah pegunungan Sierra Nevada di California pada zaman Mesozoic. Sedangkan tumbukan lempeng benua dengan benua merupakan proses pembentukan sistem pegunungan Himalaya dan Ural

Proses epeirogenesis, merupakan gerakan yang membentuk benua dan bekerja di sepanjang jari-jari bumi. Proses ini juga disebut gerakan radial, karena gerakan mengarah atau menjauhi titik pusat bumi dan terjadi pada daerah yang sangat luas, sehingga prosesnya lebih lambat dibandingkan dengan proses orogenesis. Pembentukan dataran rendah (graben) dan dataran tinggi (horts) adalah salah satu contoh proses epeirogenesis.
Proses pembentukan gunung berlangsung menurut skala tahun geologi yaitu berkisar antara 45 - 450 juta tahun yang lalu. Misalnya pegunungan Himalaya terbentuk mulai  dari 45 juta tahun yang lalu, sedangkan pegunungan Appalache terbentuk mulai dari 450 juta tahun yang lalu

Model terjadinya gunung mengalami tiga tingkatan proses, yaitu:

- Akumulasi sedimen: lapisan lapisan sedimen dan batuan vulkanik menumpuk sampai kedalaman beberapa kilometer.

- Perubahan bentuk batuan dan pengangkatan kerak bumi: sedimen yang terbentuk tadi mengalami deformasi karena adanya gaya kompresi akibat tumbukan antar lempeng-lempeng tektonik.

- Pengangkatan kerak bumi akibat gerakan blok sesar: tumbukan antar lempeng akan mengangkat sebagian kerak bumi sebagai lipatan lebih tinggi dari sekitarnya sehingga terbentuk gunung. Sedangkan jika terjadi gaya
tegangan atau tarikan antar lempeng maka akan terbentuk graben (lembah)

Skema Proses Terjadinya Pegunungan Himalaya

Sebelum terbentuk pegunungan Himalaya , terjadi gerakan lempeng India ke arah lempeng Eurasia. Lempeng India merupakan komposisi batuan yang sangat tua 2-2,5 milyar tahun. Titik referensi yang berwarna kotak kuning masih berada dibawah . Setelah mengalami proses tumbukan yang lama antara dua lempeng tersebut, maka sebagian dari tepi lempeng India terangkat, dimana terlihat kotak kuning berubah posisi ke tempat yang lebih tinggi.Sehingga terbentuklah pegunungan Himalaya saat ini.

Skema Pembentukan Dataran Rendah (Graben)

Kulit bumi yang sebelumnya dalam kondisi seimbang, mendapat gaya tektonik yang saling berlawanan arah (gaya regangan) akibat desakan panas ke atas, sehingga menimbulkan retakan (cracking). Proses tektonik ini berlangsung terus menerus dalam jangka waktu geologi yang cukup lama. Blok yang retak, menjadi turun akibat gaya tarik gaya berat sehingga terbentuk dataran rendah (Graben)

Berikut di bawah ini adalah daftar nama gunung, tinggi dan letak lokasi geografisnya :

Nama
Keterangan
Everest
Terletak di negara Nepal sampai Cina, ketinggian 8.848 m
Godwin Austen
Terletak di negara Pakistan dan Cina, ketinggian 8.611 m
Kangchenjunga
Terletak di negara Nepal dan India, ketinggian 8.586 m
Lhotse
Terletak di negara Nepal dan Cina, ketinggian 8.516 m
Makalu
Terletak di negara Nepal dan Cina, ketinggian 8.485 m
Cho Oyu
Terletak di negara Nepal dan Cina, ketinggian 8.188 m
Dhaulagiri
Terletak di negara Nepal, ketinggian 8.167 m
Manaslu
Terletak di negara Nepal, ketinggian 8.163 m
Naga Parbat
Terletak di negara Pakistan, ketinggian 8.126 m
Annapurna
Terletak di negara Nepal, ketinggian 8.091 m


Gunung tertinggi di Indonesia adalah gunung Puncak Jaya Wijaya di Propinsi Papua, memiliki ketinggian mencapai 6.030 meter. Gunung berapi tertinggi di Indonesia adalah gunung Kerinci di pulau Sumatera dengan tinggi mencapai 3.805 m. Di pulau Jawa gunung tertinggi adalah gunung Semeru dengan tinggi 3.676 m. Gunung di Indonesia dapat dikatakan tidak memiliki gunung yang tinggi, karena tidak ada yang masuk 100 besar dunia.

Gunung Berapi

Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang dapat didefinisikan sebagai suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat meletus.

Lebih lanjut, istilah gunung api ini juga dipakai untuk menamai fenomena pembentukan ice volcanoes atau gunung api es dan mud volcanoes atau gunung api lumpur. Gunung api es biasa terjadi di daerah yang mempunyai musim dingin bersalju, sedangkan gunung api lumpur dapat kita lihat di daerah Kuwu, Purwodadi, Jawa Tengah. Masyarakat sekitar menyebut fenomena di Kuwu tersebut dengan istilah Bledug Kuwu

Gunung berapi terdapat di seluruh dunia, tetapi lokasi gunung berapi yang paling dikenali adalah gunung berapi yang berada di sepanjang busur Cincin Api Pasifik (Pacific Ring of Fire). Busur Cincin Api Pasifik merupakan garis bergeseknya antara dua lempengan tektonik.

Gunung berapi terdapat dalam beberapa bentuk sepanjang masa hidupnya. Gunung berapi yang aktif mungkin 
bertukar menjadi separuh aktif, menjadi padam, sebelum akhirnya menjadi tidak aktif atau mati. Bagaimanapun gunung berapi mampu menjadi padam dalam waktu 610 tahun sebelum bertukar menjadi aktif semula. Oleh itu, sukar untuk menentukan keadaan sebenarnya sesuatu gunung berapi itu, apakah sesebuah gunung berapi itu berada dalam keadaan padam atau telah mati.

Apabila gunung berapi meletus, magma yang terkandung di dalam kamar magma di bawah gunung berapi meletus keluar sebagai lahar atau lava. Selain daripada aliran lava, kemusnahan oleh gunung berapi disebabkan melalui berbagai cara seperti berikut:
  • Aliran lava.
  • Letusan gunung berapi.
  • Aliran lumpur.
  • Abu.
  • Kebakaran hutan.
  • Gas beracun.
  • Gelombang tsunami.
  • Gempa bumi.
Tingkat isyarat gunung berapi di Indonesia
Status
Makna
Tindakan
AWAS
  • Menandakan gunung berapi yang segera atau sedang meletus atau ada keadaan kritis yang menimbulkan bencana
  • Letusan pembukaan dimulai dengan abu dan asap
  • Letusan berpeluang terjadi dalam waktu 24 jam
  • Wilayah yang terancam bahaya direkomendasikan untuk dikosongkan
  • Koordinasi dilakukan secara harian
  • Piket penuh
SIAGA
  • Menandakan gunung berapi yang sedang bergerak ke arah letusan atau menimbulkan bencana
  • Peningkatan intensif kegiatan seismik
  • Semua data menunjukkan bahwa aktivitas dapat segera berlanjut ke letusan atau menuju pada keadaan yang dapat menimbulkan bencana
  • Jika tren peningkatan berlanjut, letusan dapat terjadi dalam waktu 2 minggu
  • Sosialisasi di wilayah terancam
  • Penyiapan sarana darurat
  • Koordinasi harian
  • Piket penuh
WASPADA
  • Ada aktivitas apa pun bentuknya
  • Terdapat kenaikan aktivitas di atas level normal
  • Peningkatan aktivitas seismik dan kejadian vulkanis lainnya
  • Sedikit perubahan aktivitas yang diakibatkan oleh aktivitas magma, tektonik dan hidrotermal
  • Penyuluhan/sosialisasi
  • Penilaian bahaya
  • Pengecekan sarana
  • Pelaksanaan piket terbatas
NORMAL
  • Tidak ada gejala aktivitas tekanan magma
  • Level aktivitas dasar
  • Pengamatan rutin
  • Survei dan penyelidikan

Jenis gunung berapi berdasarkan bentuknya


Stratovolcano : Tersusun dari batuan hasil letusan dengan tipe letusan berubah-ubah sehingga dapat menghasilkan susunan yang berlapis-lapis dari beberapa jenis batuan, sehingga membentuk suatu kerucut besar (raksasa), terkadang bentuknya tidak beraturan, karena letusan terjadi sudah beberapa ratus kali. Gunung Merapi merupakan jenis ini.

Perisai : Tersusun dari batuan aliran lava yang pada saat diendapkan masih cair, sehingga tidak sempat membentuk suatu kerucut yang tinggi (curam), bentuknya akan berlereng landai, dan susunannya terdiri dari batuan yang bersifat basaltik. Contoh bentuk gunung berapi ini terdapat di kepulauan Hawai.

Cinder Cone : Merupakan gunung berapi yang abu dan pecahan kecil batuan vulkanik menyebar di sekeliling gunung. Sebagian besar gunung jenis ini membentuk mangkuk di puncaknya. Jarang yang tingginya di atas 500 meter dari tanah di sekitarnya.

Kaldera : Gunung berapi jenis ini terbentuk dari ledakan yang sangat kuat yang melempar ujung atas gunung sehingga membentuk cekungan. Gunung Bromo merupakan jenis ini.

Klasifikasi gunung berapi di Indonesia

Tipe A : Gunung berapi yang pernah mengalami erupsi magmatik sekurang-kurangnya satu kali sesudah tahun 1600.

Tipe B : Gunung berapi yang sesudah tahun 1600 belum lagi mengadakan erupsi magmatik, namun masih memperlihatkan gejala kegiatan seperti kegiatan solfatara.

Tipe C : Gunung berapi yang erupsinya tidak diketahui dalam sejarah manusia, namun masih terdapat tanda-tanda kegiatan masa lampau berupa lapangan solfatara/fumarola pada tingkah lemah.

No comments:

Post a Comment