Monday 3 January 2011

Cumi-cumi (squid = Loligo spp)



Cumi-cumi adalah kelompok hewan dari keluarga Loliginidae, Kelas Cephalopoda besar atau jenis mollusca yang hidup di laut. Dalam bahasa latin, cumi-cumi dikenal dengan sebutan Loligo spp, sedangkan dalam bahasa Inggris squid. Di Indonesia, cumi-cumi dikenal dengan beberapa istilah, seperti enus, nus, sotong atau sontong bunga. 

Nama Cephalopoda dalam bahasa Yunani berarti hewan yang mempunyai kaki di kepala. Hal ini karena kakinya yang terpisah menjadi sejumlah tangan yang melingkari kepala. Seperti semua cephalopoda, cumi-cumi dipisahkan dengan memiliki kepala yang berbeda. Akson besar cumi-cumi ini memiliki diameter 1 mm. Cumi-cumi termasuk dalam salah satu hewan dalam golongan hewan invertebrata, tidak bertulang belakang.

Heteroteuthis

Salah satu jenis cumi-cumi laut dalam, Heteroteuthis, memiliki kemampuan untuk memancarkan cahaya. Organ yang mengeluarkan cahaya itu terletak pada ujung dari suatu juluran panjang yang menonjol di depan.  Hal ini dikarenakan peristiwa luminasi yang terjadi pada cumi-cumi jenis ini. Heteroteuthis menyemprotkan sejumlah besar cairan bercahaya apabila dirinya merasa terganggu, proses ini sama seperti pada halnya cumi-cumi biasa yang menyemprotkan tinta.

Pada umumnya cumi-cumi biasa berukuran sekitar 5,1 cm, namun ada jenis cumi-cumi Architeuthis princeps atau cumi-cumi raksasa berukuran hingga lebih dari 15 m. Cumi-cumi raksasa ini sering ditemukan terdampar di sepanjang pantai Newfoundland. Cumi-cumi raksasa dengan panjang 5,9 meter juga pernah ditemukan di lepas pantai Louisiana, di teluk Mexico

Cumi-cumi terbesar di dunia yang tercatat adalah cumi-cumi yang tertangkap pada 14 Mei 2008 di Selandia Baru. Cumi-cumi ini memecahkan rekor dunia sebagai cumi-cumi terbesar di dunia yang tertangkap, dengan berat 495kg dan 6 meter panjangnya, cumi-cumi terbesar ini mengalahkan rekor sebelumnya dengan bobot 450kg. Sekarang ini Cumi-cumi terbesar di dunia ini disimpan di Museum Te Papa Wellington.

Sedangkan cumi-cumi yang biasa dikonsumsi oleh manusia adalah jenis Loligo Pealei dan tersebar di perairan Laut Tengah, Asia Timur, serta sepanjang pantai timur Amerika Utara. Ada yang hidup di dekat dengan permukaan air, ada pula yang hidup di tempat yang dalam sekali atau palung laut.

Ada pula jenis cumi-cumi terbang, Ommastrephes bartrami, yang dapat dibandingkan dengan ikan terbang. Hewan ini sering melompat keluar dari air, terutama dalam cuaca buruk, dan kadang - kadang terdampar di atas dek kapal nelayan.

Cumi-cumi jenis kecil tidak mengganggu manusia, namun jenis yang besar dapat menjadi ancaman yang berbahaya untuk manusia ketika menyelam.

Total jenis cumi-cumi yang tersebar di seluruh bagian dunia, terdapat sekitar 300 spesies cumi-cumi yang berbeda. Semua spesies cumi-cumi itu mewakili 20 persen dari spesies cumi-cumi yang ada di dunia.

Tubuh cumi-cumi dibedakan atas kepala. Leher dan badan. Di depan kepala terdapat mata yang besar dan tidak berkelopak. Mata ini berfungsi sebagai alat untuk melihat. Masih di dekat kepala terdapat sifon atau corong berotot yang berfungsi sebagai kemudi. Jika ia ingin bergerak ke belakang, sifon akan menyemburkan air ke arah depan, sehingga tubuhnya bertolak ke belakang. Sedangkan gerakan maju ke depan menggunakan sirip dan tentakelnya.  

Semua cumi-cumi memiliki tubuh yang berbentuk pipa, kepala yang berkembang sempurna, dan 10 tangan yang panjang yang bermangkuk penghisap. Tangan-tangan ini berguna untuk menjerat mangsanya kemudian disobek menggunakan rahangnya yang kuat, mirip dengan paruh binatang. Cumi-cumi menghisap air melalui rongga pusat tubuhnya, rongga mantel, dan memaksanya keluiar melalui suatu pembuluh yang lentur yang disebut dengan sifon. Sifon terletak tepat di belakang tangan. Oleh karena pancaran air yang mendorong cumi-cumi berenang mundur.

Sirip cumi-cumi merupakan 2 perluasan mantel seperti cuping yang digunakan sebagai kemudi pergerakannya.
Matanya tidak memiliki kelopak mata, namun tampak seperti mata manusia.

Cumi-cumi mempunyai tiga jantung dan berdarah biru. Dua dari jantung mereka berlokasi dekat dengan masing-masing insangnya dan karena hal itu mereka dapat memompa oksigen ke bagian tubuh yang beristirahat dengan mudah. Cumi-cumi memiliki pokok sistem pernafasan senyawa tembaga, berbeda dengan manusia dimana manusia mempunyai pokok sistem pernafasan senyawa besi, yang berakibat jika terlalu tertutup pada permukaan di mana terdapat air panas, cumi-cumi dapat mati dengan mudah karena mati lemas.

Banyak cumi-cumi yang dapat merubah warna tubuhnya dari coklat menjadi ungu, merah, atau kuning sebagai kamuflase terhindar dari ancaman pemangsanya. Perubahan warna ini terjadi karena adanya kromatofor yang merupakan kantong elastis berisi pigmen merah atau kuning. 

Sel-sel pigmen yang elastis ini dikelilingi oleh ikatan sel-sel otot yang dapat berkontraksi dengan cepat, sehingga sel-sel pigmen menjadi besar dan mengakibatkan warnanya lebih jelas. Mekanisme ini mengakibatkan cumi-cumi dapat berubah warna dengan cepat bila mendapat rangsangan dari luar. Sistem perubahan warna ini juga digunakan cumi-cumi sebagai sarana komunikasi.

Selain dengan merubah warna tubuhnya, di bagian perut cumi-cumi, tepatnya sebelah sifon akan ditemukan cairan tinta berwarna hitam yang mengandung pigmen melanin. Fungsinya untuk melindungi diri. Jika dalam keadaan bahaya, cumi-cumi akan melarikan diri sambil menyemprotkan tinta hitam ke luar, sehingga air menjadi keruh. Pada saat itulah cumi-cumi dapat meloloskan diri dari lawan.

Sistem pembuluh darah cumi-cumi adalah sistem pembuluh darah tertutup, jadi darah seluruhnya mengalir di dalam pembuluh darah. Hewan ini bernafas dengan insang yang terdapat di rongga mantel. Sedangkan ekskresi dilakukan dengan ginjal. Alat reproduksinya terpisah, masing-masing dengan gonad yang terletak dekat ujung rongga mantel.

Sistem pencernaan makanan terdiri atas: mulut, faring, kerongkongan, lambung, usus buntu, usus dan anus. Juga dilengkapi dengan kelenjar pencernaan yaitu kelenjar ludah, hati dan pankreas. Makanan cumi-cumi berupa ikan, udang dan Mollusca lainnya. Gurita dan cumi-cumi dapat dimakan.

Pada hari Senin 15 Nopember 2010, para ilmuwan dari International Union for the Conservation Nature  (IUCN) telah mempublikasikan penemuan spesies cumi-cumi baru di Samudra Hindia. Adapun spesies tersebut termasuk dalam famili Chiroteuthid.

Spesies yang ditemukan memiliki ukuran panjang sekitar 70 cm ini memiliki organ yang mampu memancarkan cahaya untuk menakuti mangsanya. Menurut laporan IUCN, spesies tersebut ditemukan di bagian dasar laut yang terjal.

No comments:

Post a Comment