Wednesday 20 April 2011

Menopause (Klimakterium)


Menopause (Klimakterium) adalah suatu masa peralihan dalam kehidupan wanita, dimana:
  • ovarium (indung telur) berhenti menghasilkan sel telur
  • aktivitas menstruasi berkurang dan akhirnya berhenti
  • pembentukan hormon wanita (estrogen dan progesteron) berkurang. 

Menopause adalah berhentinya siklus menstruasi secara fisiologis yang berkaitan dengan tingkat lanjut usia perempuan. Seorang wanita yang mengalami menopause alamiah sama sekali tidak dapat mengetahui apakah saat  menstruasi tertentu benar-benar merupakan menstruasinya yang terakhir sampai satu tahun berlalu. Dengan kata lain, Seorang wanita disebut memasuki atau mengalami menopause bila yang bersangkutan tidak menstruasi lagi dalam rentang waktu 12 bulan.  

Menopause kadang-kadang disebut sebagai perubahan kehidupan. Usia saat seorang wanita memasuki menopause masih menjadi perdebatan sengit, tapi sebagai pegangan beberapa ahli di bidang menopause memberi perkiraan umur antara 45 sampai 55 tahun.
 
Ketika masa menopause sudah mendekat, siklus menstruasi sering tidak teratur, bahkan ada juga yang tidak menstruasi selama beberapa bulan. Pada usia empat puluh tahun, beberapa perubahan hormon yang dikaitkan dengan pra-menopause mulai terjadi. Pada usia empat puluh tahun ini banyak wanita telah mengalami perubahan-perubahan dalam kepadatan tulang dan menstruasinya menjadi lebih sedikit atau lebih pendek waktunya dibanding biasanya, atau malah lebih banyak dan/atau lebih lama. Sekitar 80% wanita mulai tidak teratur siklus menstruasinya. dan hanya sekitar 10% wanita yang menstruasinya berhenti sama sekali tanpa disertai ketidakteraturan siklus yang berkepanjangan sebelumnya. 

Dalam suatu kajian yang melibatkan lebih dari 2.700 wanita, kebanyakan di antara mereka mengalami transisi pra-menopause yang berlangsung antara dua hingga delapan tahun. Kecuali jika seseorang mengalami menopause secara tiba-tiba akibat operasi atau perawatan medis, pra-menopase dapat dianggap sebagai akhir dari suatu proses yang awalnya dimulai ketika seorang wanita pertama kali mengalami menstruasi.

Periode menstruasi pertama itu biasanya diikuti dengan lima atau tujuh tahun siklus yang relatif panjang, tidak teratur dan sering tidak disertai pembentukan sel telur. Akhirnya pada akhir usia belasan atau awal dua puluhan, lamanya siklus menjadi lebih pendek dan lebih teratur ketika wanita mencapai usia subur puncak, yang berlangsung setama kira-kira dua puluh tahun.

Pada usia empat puluhan, siklus mulai memanjang lagi. Meskipun kebanyakan orang cenderung percaya bahwa dua puluh delapan hari merupakan panjang siklus yang normal, penelitian telah membuktikan bahwa hanya 12,4% wanita benar-benar mempunyai siklus dua puluh delapan hari dan 20% dari semua wanita mengalami siklus tidak teratur.

Perubahan Hormon

Dua hingga delapan tahun sebelum menopause, kebanyakan wanita menjadi tak teratur ovulasinya. Selama tahun-tahun tersebut, folikel indung telur (kantung indung telur), yang mematangkan telur setiap bulan, akan mengalami tingkat kerusakan yang semakin cepat hingga pasokan folikel itu akhirnya habis. Penelitian menunjukkan bahwa percepatan rusaknya folikel ini dimulai sekitar usia tiga puluh tujuh atau tiga puluh delapan. Inhibin, zat yang dihasilkan dalam indung telur, juga semakin berkurang sehingga mengakibatkan meningkatnya kadar FSH (Follicle Stimulating Hormone - hormon perangsang folikel yang dihasilkan hipofise).

Bertolak belakang dengan keyakinan umum, kadar estrogen perempuan sering relatif stabil atau bahkan meningkat di masa pra-menopause. Kadar itu tidak bekurang selama kurang dari satu tahun sebelum periode menstruasi terakhir. Sebelum menopause, estrogen utama yang dihasilkan tubuh seorang wanita adalah estradiol. Namun selama pra-menopause, tubuh wanita mulai menghasilkan lebih banyak estrogen dari jenis yang berbeda, yang dinamakan estron, yang dihasilkan di dalam indung telur maupun dalam lemak tubuh.

Kadar testoteron biasanya tidak turun secara nyata selama pra-menopause. Kenyataannya, indung telur pasca-menopause dari kebanyakan wanita (tetapi tidak semua wanita) mengeluarkan testoteron lebih banyak daripada indung telur pra-menopause. Sebaliknya, kadar progesteron benar-benar mulai menurun selama pra-menopause, bahkan jauh sebelum terjadinya perubahan-perubahan pada estrogen atau testoteron dan ini merupakan hal yang paling penting bagi kebanyakan wanita.

Meskipun reproduksi tidak lagi merupakan tujuan, hormon-hormon reproduksi tetap memegang peran yang penting, yaitu peran-peran yang dapat meningkatkan kesehatan dan tidak ada kaitannya dengan melahirkan bayi. Hal ini dapat dilihat dalam kenyataan bahwa reseptor hormon steroid terdapat dalam hampir semua organ tubuh perempuan. Estrogen dan androgen (seperti halnya testoteron) adalah penting, misalnya untuk mempertahankan tulang yang kuat dan sehat serta jaringan vagina dan saluran kencing yang lentur. Baik estrogen maupun progesteron sama-sama penting untuk mempertahankan lapisan kolagen yang sehat pada kulit.

Penyebab Menopouse

Sejalan dengan pertambahan usia, ovarium menjadi kurang tanggap terhadap rangsangan oleh LH dan FSH, yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisa.

Akibatnya ovarium melepaskan lebih sedikit estrogen dan progesteron dan pada akhirnya proses ovulasi (pelepasan sel telur) berhenti.

Menopause dini adalah menopause yang terjadi sebelum usia 40 tahun. Kemungkinan penyebabnya adalah faktor keturunan, penyakit autoimun dan rokok. Menopause buatan terjadi akibat campur tangan medis yang menyebabkan berkurangnya atau berhentinya pelepasan hormon oleh ovarium. Campur tangan ini bisa berupa pembedahan untuk mengangkat ovarium atau untuk mengurangi aliran darah ke ovarium serta kemoterapi atau terapi penyinaran pada panggul untuk mengobati kanker.

Histerektomi (pengangkatan rahim) menyebabkan berakhirnya siklus menstruasi, tetapi selama ovarium tetap ada hal tersebut tidak akan mempengaruhi kadar hormon dan tidak menyebabkan menopause.

Gejala Menopause

Gejala-gejala dari menopause disebabkan oleh perubahan kadar estrogen dan progesteron. Karena fungsi ovarium berkurang, maka ovarium menghasilkan lebih sedikit estrogen / progesteron dan tubuh memberikan reaksi.

Gejala dan tanda menopause yang dialami seorang wanita sifatnya sangat individual. Pada wanita-wanita tertentu, mereka tidak akan terlalu merasakan gejala saat memasuki masa menopause, sebaliknya pada wanita lain, akan merasakan keluhan hebat baik fisik maupun mental.Gejala-gejala menopause disebabkan oleh perubahan kadar estrogen dan progesteron. Karena fungsi ovarium berkurang, maka ovarium menghasilkan lebih sedikit estrogen
atau progesteron dan tubuh memberikan reaksi. Beberapa wanita hanya mengalami sedikit gejala, sedangkan wanita yang lain mengalami gejala yang sifatnya ringan sampai berat. 

Hal ini adalah normal. berkurangnya kadar estrogen secara bertahap juga menyebabkan berkurangnya kadar estrogen secara perlahan sehingga tubuh dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan hormone. Tetapi pada beberapa wanita penurunan kadar estrogen ini terjadi secara tiba-tiba dan menyebabkan gejala-gejala yang hebat. Hal ini sering terjadi jika menopouse disebabkan oleh pengangkatan ovarium

Gejala-gejala yang mungkin ditemukan pada Pada Wanita menopouse adalah :

  1. Hot flashes terjadi akibat Peningkatan aliran darah di dalam pembuluh darah wajah, leher, dada dan punggung. Kulit menjadi kemerahan dan hangat disertai keringat yang berlebihan. Hot flashes dialami oleh sekitar 75% wanita menopause. Kebanyakan hot flashes dialami selama lebih dari 1 tahun dan 25-50% wanita mengalaminya sampai lebih dari 5 tahun. Hot flashes berlangsung selama 30 detik sampai beberapa menit.

  2. Rasa panas dan keringat malam

    Rasa panas sering dialami wanita yang memasuki masa menopause. Perasaan ini sering dirasakan mulai dari wajah menyebar ke seluruh tubuh. Rasa panas ini sering disertai dengan warna kemerahan pada kulit dan berkeringat. Perasaan ini sering terjadi selama 30 detik sampai dengan beberapa menit. Meskipun penjelasan tentang fenomena ini belum diketahui dengan pasti namun diduga terjadi akibat dari fluktuasi hormon estrogen.

    Seperti diketahui, pada saat menopause, kadar hormon estrogen dalam darah akan anjlok secara tajam sehingga berpengaruh terhadap beberapa fungsi tubuh yang dikendalikan oleh hormon ini.Sampai saat ini belum ditemukan metode untuk memperkirakan pada usia berapa penomena ini akan muncul dan kapan akan berakhir. Rasa panas ini bahkan sudah terjadi sebelum seorang wanita memasuki masa menopause. Gejala ini akan menghilang dalam 5 tahun

    Pada sekitar 80% wanita, sisanya akan terus mengalaminya sampai dengan 10 tahun.Sialnya, disamping rasa panas dan kemerahan, penderitaan wanita yang sedang menopause juga ditambah dengan keringatan di malam hari. Gejala ini tentu akan menganggu tidur yang menyebabkan wanita yang mengalaminya akan selalu kurang tidur.
  3. Gejala pada vagina

    Gejala pada vagina muncul akibat dari perubahan yang terjadi pada lapisan dinding vagina. Vagina menjadi kering, kurang elastis, dan tipis akibat dari penurunan kadar estrogen, sehingga ketika melakukan seksual terasa nyeri. Selain itu muncul pula rasa gatal pada vagina dan yang lebih parah adalah rasa sakit saat berhubungan seksual. Perubahan pada vagina ini juga mengakibatkan wanita menopause rentan terhadap infeksi vagina.

  4. Gejala psikis (kognitif) dan emosional

    Kelelahan mental, mudah tersinggung, susah tidur, daya ingat menurun, lekas marah, perubahan mood yang berlangsung cepat dan gelisah, bisa disebabkan oleh berkurangnya kadar estrogen.Berkeringat pada malam hari menyebabkan   gangguan tidur sehingga kelelahan semakin memburuk dan semakin mudah tersinggung. Sangat sulit untuk mengetahui gejala yang manakah yang dipengaruhi oleh perubahan hormon.

    Perubahan emosional ini terkadang tidak disadari oleh wanita yang sedang menopause sehingga perlu pendekatan khusus untuk masalah ini. Pendekatan ini untuk meyakinkan wanita tersebut atas apa yang sedang diderita. Keringat dingin yang muncul juga memberi kesan kelelahan fisik akibat dari kurang tidur.

  5. Pusing, kesemutan dan palpitasi (jantung berdebar).
  6. Hilangnya kendali terhadap kandung kemih (beser).

    Perubahan yang terjadi pada lapisan vagina juga terjadi pada saluran urethra. Urethra adalah saluran yang menyalurkan air seni dari kandung kemih ke luar tubuh. Saluran urethra juga akan mengering, menipis dan berkurang keelastisannya akibat dari penurunan kadar estrogen. Perubahan ini akan menyebabkan wanita menopause rentan terkena infeksi saluran kencing, selalu ingin kencing dan ngompol.

  7. Peradangan kandung kemih atau vagina

  8. Osteoporosis (pengeroposan tulang).

    Resiko tinggi terjadinya osteoporosis ditemukan pada wanita yang kurus, merokok, mengkonsumsi alkohol secara berlebihan, mengkonsumsi kortikostoid, memiliki asupan kalsium yang rendah, jarang berolah raga.

  9. Perdarahan. 

    Perdarahan disini adalah perdarahan yang keluar dari vagina. Tidak seperti menstruasi yang datangnya teratur, perdarahan yang terjadi pada wanita menopause tidak teratur. Gejala ini terutama muncul pada saat permulaan menopause. Perdarahan akan muncul beberapa kali dalam rentang beberapa bulan untuk kemudian berhenti sama sekali. Karena munculnya pada masa awal menopause, gejala ini sering disebut gejala peralihan.

  10. Perubahan fisik yang lain.

    Perubahan fisik lainnya antara lain perubahan distribusi lemak tubuh yang mana pada wanita menopause lemak akan menumpuk pada pinggul dan perut. Perubahan tekstur kulit, kerutan kulit, dan terkadang disertai dengan jerawat.

Kecuali jika seseorang mengalami menopause secara tiba-tiba akibat operasi atau perawatan medis, pra-menopase dapat dianggap sebagai akhir dari suatu proses yang awalnya dimulai ketika seorang perempuan pertama kali mengalami menstruasi. Periode menstruasi pertama itu biasanya diikuti dengan lima atau tujuh tahun siklus yang relatif panjang, tidak teratur dan sering tidak disertai pembentukan sel telur. Akhirnya pada akhir usia belasan atau awal dua puluhan, lamanya siklus menjadi lebih pendek dan lebih teratur ketika wanita mencapai usia subur puncak, yang berlangsung selama kira-kira dua puluh tahun.

Pada usia empat puluhan, siklus mulai memanjang lagi. Meskipun kebanyakan orang cenderung percaya bahwa dua puluh delapan hari merupakan panjang siklus yang normal, penelitian telah membuktikan bahwa hanya 12,4% wanita benar-benar mempunyai siklus dua puluh delapan hari dan 20% dari semua wanita mengalami siklus tidak teratur.


Diagnosis 

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.
Pada pemeriksaan Pap smear bisa diketahui adanya perubahan pada lapisan vagina akibat perubahan kadar estrogen.
Pemeriksaan darah dan air kemih bisa digunakan untuk mengukur kadar estrogen, progestero serta estron dan estradiol plasma.


Pengobatan

Tidak semua wanita pasca menopause perlu menjalani Terapi Sulih Hormon (TSH). Setiap wanita sebaiknya mendiskusikan resiko dan keuntungan yang diperoleh dari TSH dengan dokter pribadinya.



Banyak ahli yang menganjurkan TSH dengan tujuan untuk:
  • Mengurangi gejala menopause yang tidak diinginkan
  • Membantu mengurangi kekeringan pada vagina
  • Mencegah terjadinya osteoporosis.


Beberapa efek samping dari TSH:
  • perdarahan vagina
  • nyeri payudara
  • mual
  • muntah
  • perut kembung
  • kram rahim.

Untuk mengurangi resiko dari TSH dan tetap mendapatkan keuntungan dari TSH, para ahli menganjurkan:
  • Menambahkan progesteron terhadap estrogen
  • Menambahkan testosteron terhadap estrogen
  • Menggunakan dosis estrogen yang paling rendah.
  • Melakukan pemeriksaan secara teratur, termasuk pemeriksan panggul, dan Pap smear sehingga kelainan bisa ditemukan sedini mungkin.
Estrogen tersedia dalam bentuk alami dan sintetis (dibuat di laboratorium). Estrogen sintetis ratusan kali lebih kuat dibandingkan estrogen alami, sehingga tidak secara rutin diberikan kepada wanita menopause.

Untuk mencegah hot flashes dan osteoporosis hanya diperlukan estrogen alami dalam dosis yang sangat rendah. Dosis tinggi cenderung menimbulkan masalah, diantaranya sakit kepala migren.


Estrogen bisa diberikan dalam bentuk tablet atau tempelan kulit (estrogen transdermal).
Krim estrogen bisa dioleskan pada vagina untuk mencegah penipisan lapisan vagina (sehingga mengurangi resiko terjadinya infeksi saluran kemih dan beser) dan untuk mencegah timbulnya nyeri ketika melakukan hubungan seksual.


Wanita pasca menopause yang mengkonsumsi estrogen tanpa progesteron memiliki resiko menderita kanker endometrium. Resiko ini berhubungan dengan dosis dan lamanya pemakaian estrogen.

Jika terjadi perdarahan abnormal dari vagina, dilakukan biopsi lapisan rahim.
Mengkonsumsi progesteron bersamaan dengan estrogen dapat mengurangi resiko terjadinya kanker endometrium.

Biasanya terapi sulih hormon estrogen tidak dilakukan pada wanita yang menderita:
  • pernah menderita kanker payudara atau kanker endometrium stadium lanjut
  • perdarahan kelamin dengan penyebab yang tidak pasti
  • penyakit hati akut
  • penyakit pembekuan darah
  • porfiria intermiten akut.
Kepada wanita tersebut biasanya diberikan obat anti-cemas, progesteron atau klonidin untuk mengurangi hot flashes. Untuk mengurangi depersi, kecemasan, mudah tersinggung dan susah tidur bisa diberikan anti-depresi.

Pemberian progesteron dengan estrogen

Progesteron diberikan bersamaan dengan estrogen untuk mengurangi resiko terjadinya kanker endometrium. Biasanya estrogen dan progesteron diberikan setiap hari. Jadwal pemberian ini biasanya akan menyebabkan perdarahan vagina yang tidak teratur pada 2-3 bulan pertama dari terapi, akan tetapi sesudahnya perdarahan biasanya akan berhenti.

Atau pemberian estrogen dan progesteron bisa dilakukan secara bergantian; selama 2 minggu setiap hari minum estrogen lalu selama beberapa hari minum progesteron dan estrogen, kemudian beberapa hari di akhir bulan sama sekali tidak minum estrogen maupun progesteron. Dengan jadwal ini, perdarahan vagina terjadi pada hari dimana hormon tidak diminum. Progesteron tersedia dalam bentuk tablet atau suntikan melalui otot.

Efek samping dari progesteron adalah perut kembung, sakit payudara, sakit kepala, perubahan suasana hati dan jerawat.

No comments:

Post a Comment