Monday 18 July 2011

Sejarah Olimpiade

Olimpiade (Olimpic) adalah ajang olah raga antar bangsa. Ada dua olimpiade yang paling dikenal saat ini yaitu Olimpiade Musim Panas dan Olimpiade Musim Dingin. Olimpiade Musim Panas adalah ajang olah raga musim panas yang diadakan setiap 4 tahun dan diikuti oleh seluruh negara di dunia yang terdaftar di Komite Olimpiade Internasional (IOC = International Olympic Committee)

Sejak ribuan tahun lalu bangsa Yunani sudah mengenal olahraga dalam arti yang paling sederhana. Mereka melakukannya untuk kepentingan pasukan perang atau kemiliteran. Dengan berolahraga diharapkan para prajurit akan tangkas dan sigap dalam bertempur.

Olimpiade yang paling awal konon sudah diselenggarakan bangsa Yunani purba pada 776 Sebelum Masehi.
 
Kegiatan itu diikuti seluruh bangsa Yunani dan dilangsungkan untuk menghormati dewa tertinggi mereka, Zeus yang bermukim di Gunung Olympia atau Olympus yang kemudian dipakai sebagai nama Olimpiade hingga sekarang.

Olimpiade kuno juga diselenggarakan setiap empat tahun. Olahragawan terbaik dari seluruh Yunani berdatangan ke arena di sekitar Gunung Olympia. Mereka bertanding secara perorangan, bukan atas nama tim. Para atlet yang akan bertanding terlebih dulu berlatih keras selama sepuluh bulan di daerah masing-masing.

Dulu, di Yunani sering terjadi perang saudara, namun ketika pesta olahraga berlangsung, pihak yang bertikai melakukan gencatan senjata. Siapa yang melanggar konsensus akan dikenakan denda. Bangsa Sparta pernah diharuskan membayar denda, karena melanggar gencatan senjata selama Perang Peloponnesus. Menjelang pesta, panitia pelaksana menyembelih babi kurban.

Saat ini di wilayah Olympia terdapat sekelompok bangunan kecil dan gelanggang di alam terbuka. Sisa-sisa puing gelanggang latihan itu merupakan peninggalan arkeologis yang dilestarikan pemerintah Yunani.
 
Pada pesta Olimpiade kerap terjadi perjanjian perdamaian atau persekutuan antar bangsa. Juga timbul berbagai kegiatan transaksi. Barang-barang yang dijajakan antara lain anggur, makanan, jimat, dan benda-benda ibadah. Olimpiade kuno mempertandingkan cabang atletik, seperti lari, loncat, dan lempar. Ada juga pacuan kuda dan pacuan kereta.

Karena aturannya belum baku, banyak penonton sering terkena lemparan batu atau ditabrak kereta kuda para peserta. Di ruang terbuka di depan altar Zeus, dulunya merupakan gelanggang gulat dan adu tinju.

Di Olympia juga masih dijumpai batu-batu yang merupakan pijakan olahraga lari. Pijakan batu itu disusun sedemikian rupa agar para pelari mendapat ruang gerak ke kiri dan ke kanan. Pada saat start para pelari harus menempatkan telapak kaki pada batu-batu pijakan itu. Ada pula panel-panel tentang lomba lari khusus membawa perisai. Lomba ini banyak disukai penonton karena dianggap lucu.
 
Pembukaan Olimpiade selalu diwarnai lomba kereta dengan empat kuda. Sekitar 40 kereta dijajarkan dalam kandang di gerbang keluar. Jarak yang ditempuh hampir 14 km, yakni 12 kali pulang pergi antara dua tiang batu yang ditancapkan di tanah.
 
Berbeda dengan olimpiade modern, dulu mahkota kemenangan tidak diberikan kepada sais atau joki, melainkan kepada pemilik kereta dan kuda yang umumnya orang-orang kaya. Orang kaya yang haus kehormatan biasanya mengirim paling sedikit tujuh kereta kudauntuk mengikuti perlombaan.
 
Berbagai pertandingan dalam olimpiade kuno boleh dikatakan serba keras. Para pelari berpacu secepat-cepatnya tanpa memakai alas kaki. Para penunggang kuda berlomba habis-habisan tanpa pelana atau sanggurdi. Para peloncat membawa pemberat yang diayun-ayunkan untuk menambah dorongan maju.
 
Olahraga yang terkeras adalah pankration, yakni perpaduan antara gulat dan tinju gaya tradisional. Para atlet boleh menyepak atau mencekik lawan. Yang tidak diperbolehkan adalah memijit mata, menggigit, dan mematahkan jari. Fairplay benar-benar diperhatikan para atlet.

Beberaba artifak purba ada vanc memperlihatkan adegan tiniu antara dua atlet. Pemenang adu tinju adalah pihak yang dapat memukul kepala lawan. Pihak yang kalah harus mengacungkan jari tanda mengaku kalah.

Olimpiade kuno hanya boleh ditonton dan diikuti oleh para pria. Sebab para atlet harus bertanding dengan tubuh telanjang, kecuali untuk kesempatan khusus, seperti lomba kereta kuda. Mereka berbusana aneka wania untuk menunjukkan status sosial si pemilik kereta dan kuda.
 
Bagi orang Yunani telanjang merupakan cara paling sesuai untuk berolahraga. Mereka bangga kalau memiliki tubuh yang atletis.
 
Pemenang pertandingan mendapatkan mahkota dedaunan, seperti daun zaitun liar sebagai pengganti medali. Kadang-kadang sang juara diarak masuk kota melalui sebuah lubang yang dibuat khusus pada tembok kota. Mereka dielu-elukan di jalan kota dan disambut pembacaan puisi. Penghargaan lain kepada olahragawan berprestasi berupa pembebasan dari pajak dan berbagai santapan gratis (Yunani Klasik, 1985)
 
Beberapa kota juga memberikan bonus uang dalam jumlah besar. Bahkan di kota kediaman pemenang didirikan patung mereka. Banyak patung batu dan perunggu masih tersisa sampai kini dan itulah hadiah paling abadi milik sang juara.
 
Salah satu bagian cabang atletik yang masih tetap dikenal hingga kini adalah maraton, yakni perlombaan lari sejauh kira-kira 42 km. Sebenarnya maraton merupakan nama dataran yang dikelilingi gunung dan laut.
 
Ceritanya, ketika Athena akan diserang musuh, Miltiades, seorang panglima yang cerdas dan tegas, menghadangnya dari Maraton. Akhirnya Miltiades berhasil mengalahkan tentara Persia. Untuk itu Miltiades mengutus seorang pelari ke Athena untuk mengumumkan kabar kemenangan. Setelah berlari sekitar 35 ktn, si pelari terjatuh dan meninggal.
 
Mereka yang gugur di Maraton dikuburkan dalam gundukan megah. Untuk mengenang jasa mereka, maka dipakailah istilah lari Maraton.

Olimpiade Modern Pertama 
Awalnya olimpiade hanya berlangsung di Yunani kuno sampai akhirnya pada tahun 393 M olimpiade kuno ini dihentikan oleh Kaisar Romawi Theodosius. Olimpiade kemudian dihidupkan kembali oleh seorang bangsawan Perancis, Pierre Fredy, Baron de Courbertin, pada tahun 1896.
 
Dalam kongres pada tahun 1894 yang diselenggarakan oleh Pierre Fredy di Paris, didirikanlah Komite Olimpiade Internasional (IOC) dan ibu kota Yunani, Athena dipilih sebagai tuan rumah Olimpiade modern pertama tahun 1896. Dan selanjutnya sejak tahun 1896 sampai sekarang, setiap empat tahun sekali Olimpiade Musim Panas ini senantiasa diadakan kecuali tahun-tahun pada masa Perang Dunia II.

Olimpiade Musim Dingin
 
Olimpiade Musim Dingin adalah ajang olahraga musim dingin antar bangsa yang diadakan setiap empat tahun sekali. Pertandingan biasanya dilakukan di atas es atau salju, misalnya seluncur es atau ski. Jumlah negara peserta Olimpiade Musim Dingin lebih sedikit dibandingkan Olimpiade Musim Panas, karena negara-negara yang berada di ekuator tidak memiliki fasilitas untuk olahraga musim dingin.

Olimpiade Musim Dingin dimulai pada tahun 1924. Awalnya ini diadakan pada tahun yang sama dengan Olimpiade Musim Panas, namun sejak 1994 Olimpiade Musim Dingin diadakan setiap dua tahun setelah Olimpiade Musim Panas.


No comments:

Post a Comment