Friday 7 October 2011

Tari Pendet

Tari Pendet pada awalnya merupakan tari pemujaan yang banyak diperagakan oleh para pengikut Hindu, di pura. Tari Pendet termasuk dalam jenis tarian wali, yaitu tarian Bali yang dipentaskan khusus untuk keperluan upacara keagamaan. Tarian ini diciptakan oleh seniman tari Bali, I Nyoman Kaler, pada tahun 1970-an, yang melambangkan dan bercerita tentang penyambutan atas turunnya dewata dan dewi-dewi dari kahyangan, ke alam dunia. Lambat-laun, seiring dengan perkembangan jaman, para seniman Bali mengubah Pendet menjadi "ucapan selamat datang", sambil menaburkan bungan di hadapan tamu yang datang, meski tetap mengandung unsur sakral-religius.  Meski demikian, bukan berarti tari Pendet telah kehilangan kesakralannya

Tari Pendet merupakan pernyataan dari sebuah persembahan dalam bentuk tarian upacara. Meski tarian ini tergolong ke dalam jenis tarian wali namun tidak seperti tari-tarian pertunjukkan atau upacara lain, yang biasanya memerlukan para penari khusus dan terlatih secara intensif, siapapun bisa menarikan tari Pendet, baik yang sudah terlatih maupun yang masih awam, pemangkus pria dan wanita, kaum wanita dan gadis desa. 

Pada dasarnya dalam tarian ini para gadis muda hanya mengikuti gerakan penari perempuan senior yang ada di depan mereka, yang mengerti tanggung jawab dalam memberikan contoh yang baik. Jadi tidak memerlukan pelatihan intensif.  

Biasanya Tari Pendet dibawakan secara berkelompok atau berpasangan oleh penari-penari putri, masing-masing membawa mangkuk perak (bokor) yang penuh berisi bunga. Tarian ini lebih dinamis dari tari Rejang. Tari Pendet, ditampilkan setelah tari Rejang di halaman Pura dan biasanya menghadap ke arah suci (pelinggih). Para penari Pendet berdandan layaknya para penari upacara keagamaan yang sakral lainnya, dengan memakai pakaian upacara, masing-masing penari membawa perlengkapan sesajian persembahan seperti sangku (wadah air suci), kendi, cawan, dan yang lainnya. Pada akhir tarian para penari menaburkan bunga ke arah penonton sebagai ucapan selamat datang.

No comments:

Post a Comment