Sunday 26 February 2012

Bupivacaine

Obat Berbahaya - Hanya boleh diberikan oleh Dokter yang Berkompeten

Farmakologi

Bupivacaine adalah obat anestesi lokal jenis amida yang memiliki masa kerja panjang dan mula kerja yang pendek. Seperti halnya anestesi lokal lainnya, bupivacaine akan menyebabkan blokade yang bersifat reversibel pada perambatan impuls sepanjang serabut saraf, dengan cara mencegah pergerakan ion-ion natrium melalui membran sel, ke dalam sel.

Penggunaan bupivacaine untuk anestesi spinal

Penggunaan bupivacaine untuk anestesi spinal pada ketinggian Thorakal X-XII, adalah 2-3 jam, dan memberikan relaksasi otot derajat sedang (moderate). Efek blokade motorik pada otot perut menjadian obat ini sesuai untuk digunakan pada operasi-operasi perut yang berlangsung sekitar 45 - 60 menit. Lama blokade motorik ini tidak melebih durasi analgesiknya.

Larutan Bupivacaine hiperbarik yang digunakan pada anestesi spinal, pada saat awal penyebarannya di ruang sub-arachnoid, sangat dipengaruhi oleh gravitasi. Selain itu, penyebarannya lebih mudah ke arah cephalad dibanding larutan isobarik, bahkan pada posisi horisontal sekalipun.

Pada larutan isobarik, tanpa penambahan dextrose, akan menghasilkan blok yang lebih rendah, tapi berdurasi lebih lama, dibanding larutan hiperbarik.Sedangkan pada larutan hiperbarik, oleh karena distribusi pada intrathekal lebih luas dan konsentrasi rata-ratanya yang lebih rendah, maka durasi kerjanya pun cenderung lebih pendek.

Indikasi
  • Anestesi Intrathekal (sub-arachnoid, spinal) unutk pembedahan
  • Pembedahan di daerah perut selama 45 - 60 menit (termasuk operasi Caesar)
  • Pembedahan dibidang urologi dan naggota gerak bawah selama 2- 3 jam
Kontra-indikasi
  • Hipersensitif terhadap anestesi lokal jenis amida
  • Penyakit akut dan aktif pada sistem saraf, seperti meningitis, poliomyelitis, perdarahan intrakranial, dan demyelinating, peningkatan tekanan intrakranial, adanya tumuor otak atau di daerah spinal
  • Stenosis spinal dan penyakit aktif (spondilitis) atau trauma (fraktur) baru pada tulang belakang.
  • TBC tulang belakang
  • Infeksi pada daerah penyuntikan
  • Septikemia
  • Anemia pernisiosa dengan degeerasi kombinasi sub-akut pada medulaspinalis
  • Gangguan pembekuan darah atau sedang mendapat terapi antikoagulan secara berkesinambungan
  • Hipertensi tidak terkontrol
  • Syok kardiogenik atau hipovolemi
  • Obstetric paracervical block
  • Anestesi Intravena (Bier's Block) dan semua pemberian secara intravena
Dosis

  • Anestesi spinal pada orang dewasa 7,5 - 20 mg
  • Penyebaran anestesi tergantung pada beberapa faktor, termasuk di dalamnya volume larutan dan posisi pasien selama dan setelah penyuntikan ke rongga sub-arachnoid. 
  • Harus dipahami bahwa tingkat anestesi spinal yang dicapai oleh anestesi lokal tidak dapat diperkirakan pada pasien. Oleh karena itu penggunaan obat ini hanya boleh digunakan dan diberikan oleh dokter yang berkompeten. 
  • Bupivacaine dapat diberikan pada penderita anak-anak. Hanya perlu dipahami bahwa volume cairan serebrospinal pada bayi dan neonatus relatif lebih tinggi dibanding orang dewasa, sehingga membutuhkan dosis/kg yang relatif lebih besar untuk menghasilkan block pada level yang sama.
  • Dosis yang direkomendasikan untuk anak-anak adalah sebagai berikut:
    • 0,4 - 0,5 mg/kgBB, untuk bayi dengan BB > 5 kg
    • 0,3 - 0,4 mg/kgBB, untuk anak-anak dengan BB 5 - 15 kg
    • 0,25 - 0,3 mg/kgBB, untuk anak-anak > 15 kg
  • Injeksi spinal hanya boleh diberikan jikan ruang subarachnoid sudah teridentifikasi secara jelas dengan ditandai keluar dan menetesnya cairan serebrospinal yang jernih, atau terdeteksi oleh aspirasi cairan serebrospinal
  • Larutan harus segera digunakan setelah ampul terbuka dan sisanya harus dibuang.
Efek Samping

  • Pada umumnya, hampir semua efek samping yang terjadi pada anestesi spinal, berhubungan dengan efek blokade pada saraf itu sendiri, bukan karena efek obatnya, antara lain: hipotensi, bradikardi, sakit kepala setelah punksi dural
  • Total blok spinal yang akan menyebabkan terjadinya depresi kardiovaskuler, yang disebabkan blok pada sistem saraf simpatetis yang luas, dengan akibat hipotensi, bradikardi, bahkan henti jantung; dan depresi pernapasan yang disebabkan blokade otot-otot pernapasan, termasuk otot diafragma.
  • Cedera neurologis, meskipun sangat jarang, seperti parastesi, anestesi, kelemahan motorik, hilangnya kontrol sphincter.meskipun bersifat reversibel, tetapi dilaporkan juga adanya gangguan yang bersifat permanen.
  • Reaksi alergi, meskipun jarang, yang berupa dermatitis alergikan, bronchospasme dan anafilaksis.
  • Toksisitas sistemik akut, seperti mengantuk (drowsiness), gelisah, excitement, gugup, pandangan kabur, mual, muntah, kekakuan otot, sampai kejang hingga hilangnya kesadaran dan henti jantung. Hal ini biasanya akibat terjadinya penyuntikan ke intravaskuler secara tidak sengaja, yang ditandai rasa tebal di lidah, light headedness, dizziness, dan tremor yang diikuti dengan kejang dan gangguan kardiovaskuler.

Interaksi Obat

Bupivacaine harus digunakan secara hati-hati bila diberikan pada penderita yang menerima obat-obat aritmia dengan aktivitas anestesi lokal, karena efek toksiknya dapat bersifat aditif
Toksisitasnya meningkat bila diberikan bersama propanolol


Overdosis

Meskipun jarang menyebabkan toksisitas sistemik pada pemberian sesuai aturan pada umumnya, tetapi dengan pemberian yang dilakukan bersamaan dengan obat anestesi lokal lainnya dapat menyebabkan terjadinya over dosis dan efek toksisitas sistemik dengan gejala seperti di atas.

Penanganan Over dosis

Penanganan over dosis, meliputi pemberian ventilasi yang adekuat, mengatasi kejang dengan diazepam atau Sodium thiopentone. Jika kejang belum teratasi dengan obat-obat diatas, dapat diberikan obat-obat pelumpuh otot yang harus disertai pemasangan dan penggunaan alat bantu napas (respirator)

Bila terjadi fibrilasi ventrikel atau henti jantung, lakukan resusitasi kardiovaskuler secara efektif dan berkesinambungan dalam jangka waktu yang panjang, jika perlu.

No comments:

Post a Comment