Monday 4 February 2013

Benteng Dinasti Ho



Benteng Dinasti Ho, (Bahasa Vietnam: Thành nhà Hồ) adalah benteng penting yang dapat ditemukan di Vietnam selatan, Provinsi Thanh Hoa, sekitar 150 km sebelah selatan dari Hanoi, 1600 km sebelah utara dari Kota Ho Chi Minh..

Benteng dinasti Ho merupakan proyek arsitektur yang khas, yang dibangun pada tahun 1397 dan terdapat  di tengah-tengah satu pemandangan alam yang sangat indah di antara sungai Ma dan sungai Buoi di kabupaten Vinh Loc, Provinsi Thanh Hoa. 

Benteng sebelah dalam dibangun dari gumpalan-gumpalan batu besar, memanifestasikan perkembangan teknik arsitektur dan perancangan perkotaan yang sudah bertaraf tinggi, yang dimiliki orang Vietnam pada enam abad lalu. Gumpalan-gumpalan batu besar, dengan bobot puluhan ton, dibentuk secara teknis dan dinaikkan sampai pada ketinggian 10 meter, dirakit secara canggih dengan bentuk melengkung secara manual, telah sangat dikagumi oleh para ilmuwan domestik dan internasional. 

Pada tahun 1397, untuk menyiapkan pertempuran menentang agresor Ming, Raja Ho Qui Ly (1336-1407) telah membangun satu benteng  batu  dengan arsitektur yang khas di  desa An Ton, kabupaten Vinh Loc, yang jaraknya  kira-kira 50 kilometer dari kota Thanh Hoa ke arah Barat.  Benteng ini punya banyak nama seperti Yen Ton, Tay Do, Tay Giai, Tay Kinh, tetapi rakyat  sering menyebutnya sebagai Benteng Dinasti Ho.


 
Benteng ini dibangun berbentuk segi panjang, yang panjangnya 900 meter, lebarnya 700 meter, tingginya kira-kira 6 meter. Seluruh benteng dibangun dengan gumpalan-gumpalan batu yang sangat besar (ada yang beratnya lebih dari 30 ton) dengan volume kira-kira 20000 meter kubik. Seluruh benteng dan 4 pintu pokok,  dibangun dengan gumpalan-gumpalan  batu kapur hijau  dan dipotong-potong  secara halus  dan ditumpuk-tumpuk  sengat erat. Gumpalan-gumpalan batu ada yang panjangnya 1,5 meter dan beratnya 24 ton.  
 
Total volume batu yang digunakan untuk membangun benteng ini kira-kira 20 000 meter kubik dan kira–kira 100.000 meter kubik tanah yang ditimbunkan dengan penuh kecermatan. Hal yang istimewa ialah gumpalan-gumpalan batu yang beratnya ribuan ton itu hanya ditumpuk-tumpuk saja tanpa zat perakat, tapi tetap menjamin keawetanya  dalam waktu 600 tahun ini.  Mengalami pasang surut-nya  sejarah dan pengaruh cuaca, tetapi benteng ini masih relatif utuh.



Pham Van Chay, seorang peneliti tentang benteng Dinasti Ho memberitahukan: “Dulu, ketika membangun benteng ini, orang berfikir bahwa benteng ini dibangun menurut arah menggunakan faktor “Hidup”  sebagai poros  artinya batu  yang panjangnya 5 meter  menjadi simbol bagi  faktor “Hidup”, “Tua”, “Sakit” dan “Mati”. Saya  fikir  para pendahulu kita  telah membangun 8 tempat menarik batu  untuk membangun benteng. Setiap tempat pemarikan  batu ini terletak kira-kira 200 meter dari benteng ini. Jalan untuk menarik batu  ini biasanya miring dan menggunakan gajah untuk menarik batu  guna membangun benteng”. 

Benteng Dinasti Ho punya empat  pintu  Timur, Barat, Selatan dan Utara, dan keempat pintu ini semuanya dibangun dengan bentuk cekung dan dikaitkan satu sama lain dengan gumpalan-gumpalan batu yang berbentuk pangsa jeruk dan cengkungan dengan keseimbangan yang luar biasa. 

Meski Benteng Dinasti Ho telah mengalami kerusakan akibat bencana alam dan peperangan selama berabad-abad namun hanya sedikit saja berkurang aspek wibawa dan kekokohannya, tetapi segala yang  tersisa  sampai dewasa ini tetap menjadi kebanggaan dari generasi mendatang, berkaitan dengan seni arsitekturnya yang  khas.

Pada awal abad ke-XX,  peneliti  tentang  kebudayaan Indocina, asal Perancis L.Bazacier telah memberikan penilaian tentang benteng Dinasti Ho sebagai berikut: Benteng ini adalah satu contoh dan satu-satunya yang menggunakan gumpalan-gumpalan batu kapur besar yang dipotong-potong dan dirakit secara sangat pandai. Benteng Dinasti Ho.menjadi salah satu diantara karya-karya  yang paling indah dari arsitektur Vietnam.

Tentang nilai-nilai  peninggalan Benteng Dinasti Ho, Vuong Van Viet, Wakil Ketua Komite Rakyat provinsi Thanh Hoa memberitahukan: “Nilai yang paling menonjol dari Benteng Dinasti Ho ialah, pertama adalah satu ibukota kuno, mengalami waktu selama lebih dari 600 tahun, tetapi tetap hidup di tengah-tengah alam. Yang ke-2 ialah peninggalan ini adalah satu interferensi dari berbagai kebudayaan, khususnya pengaruh kebudayaan Tiongkok dan agama-agama  seperti  Buddhisme, Konfusinisme .dan yang ke-3 ialah  teknik  pembangunan dari generasi masa itu”.



Goteri batu yang dipadukan dengan peluncur untuk mengangkut gumpalan batu  digunakan bagi pembangunan benteng

Kalau datang ke situs Benteng Dinasti Ho, selain mengunjungi benteng ini,  wisatawan  akan memandangi benda-benda yang  bersangkutan dengan Dinasti Ho  seperti  goteri batu  yang dipadukan dengan peluncur-peluncur untuk mengangkut gumpalan-gumpalan batu besar membangun benteng,bermacam jenis genting  untuk menghias  atap Istana Dinasti Raja Ho  dan berbagai  jenis senjata  sepeti peluru batu, ranjau  bersegi  empat, mata pisau, mata panah  dll… Hal itu  menunjukkan  pekerjaan pertahanan militer yang diperhatikan oleh Dinasti Ho. Vuong Van Kiet, Wakil Ketua Komite Rakyat provinsi Thanh Hoa memberitahukan: Dalam waktu mendatang,  pronvinsi Thanh Hoa  menggelarkan secara sinkron banyak solusi untuk menjaga dan mengembangkan nilai-nilai  bersejarah peninggalan ini. Yang mendesak, provinsi Thanh Hoa akan melaksanakan  konservasi dan pemugaran  sesuai dengan Undang-Undang tentang Warisan Budaya Vietnam dan Konvensi Internasional, terus membuat rencana mengkonservasi dan memugar warisan ini dan kemudian disampaikan kepada Perdana Menteri untuk diesahkan. Selanjutnya, provinsi ini berkoordinasi dengan badan - badan fungsional selangkah demi selangkah melakukan ekskawasi, mengundang  semua sumber investasi untuk meningkatkan  daya tarik  peninggalan ini dan menyerap kedatangan wisatawan.

Galeri


Kolam raja - tempat mandi raja dinasti Ho



Prasasti pada dinasti Ho



Benda-benda peninggalan dari dinasti Ho

No comments:

Post a Comment