Saturday 23 February 2013

Teripang (Hulothuria Scabra)


Teripang atau ketimun laut adalah istilah yang diberikan kepada hewan invertebrata yang digolongkan ke dalam kelas Holothuridea dan merupakan satu di antara hewan laut yang dapat dimakan. Istilah tripang tidak pernah dipakai dalam istilah-istilah internasional atau biologi, ekologi maupun taksonomi.

Terminologi yang sering dipakai untuk kelompok hewan invertebrata ini adalah sea cucumbers atau holothurians (disebut holothurians karena hewan ini dimasukkan dalam kelas Holothuroidea). di dunia ini terdapat lebih dari 1200 jenis kelompok timun laut, dan sekitar 30 jenis di antaranya adalah kelompok teripang.

Gerakan Teripang sangat lambat dan hidup di dasar substrat pasir, lumpur pasir maupun dalam lingkungan terumbu. Teripang merupakan komponen penting dalam rantai makanan di terumbu karang dan ekosistem asosiasinya pada berbagai tingkat struktur pakan (trophic levels). Teripang berperan penting sebagai pemakan deposit (deposit feeder) dan pemakan suspensi (suspensi feeder). 

Tripang tersebar luas di lingkungan laut di seluruh dunia, mulai dari zona pasang surut sampai laut dalam terutama di Samudra Hindia dan Samudra Pasifik Barat. Di wilayah Indo-Pasifik, pada daerah terumbu yang tidak mengalami tekanan eksploitasi, kepadatan teripang bisa lebih dari 35 ekor per m2, dimana setiap individunya bisa memproses 80 gram berat kering sedimen setiap harinya.

Beberapa spesies teripang yang mempunyai nilai ekonomis penting diantaranya: teripang putih (Holothuria scabra), teripang koro (Microthele nobelis), teripang pandan (Theenota ananas), teripang dongnga (Stichopu ssp) dan beberapa jenis teripang lainnya

Tripang mempunyai prospek cerah sebagai bahan ekspor, dimana saat ini  permintaannya semakin besar, terutama dalam bentuk kering dan asapan. 

Selama ini produksi teripang umumnya diperoleh dari penangkapan di alam yang sumber dayanya semakin terbatas, sehingga untuk memenuhi volume permintaan pasar dapat ditempuh melalui budi daya. Budi daya teripang khususnya teripang pasir (Holothuria Scabra) memungkinkan dilakukan oleh masyarakat pantai karena teknik budidayanya cukup sederhana dan inventasi yang diperlukan relatif kecil.

Sifat biologis teripang pasir yang khas adalah hidup pada habibat pasir atau lumpur yang ditumbuhi tanaman lamun pada kedalaman relatif dangkal, dan mengambil makanan yang ada disekitarnya (Filter feeder). Salah satu sifat biologi teripang pasir yang penting diketahui dalam rangka usaha budidaya adalah: tubuhnya elastis sehingga mudah meluruskan diri melalui celah-celah yang sangat sempit. Berdasarkan sifat biologi teripang, wadah budi daya yang cocok adalah kurung tancap (hampang) memagar keliling habitat asli teripang dengan waring nilon setinggi 2 m.

Budidaya Tripang

Usaha budi daya teripang di dalam kurung tancap selain menjaga kelestarian sumberdayanya, juga merupakan lapangan kerja baru bagi masyarakat pantai yang dapat memberi nialai tambah dalam peningakatan kesejahteraan.

Lokasi

Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam budi daya teripang adalah:
  • Dasar perairan terdiri dari pasir, pasir berlumpur, berkarang, dan ditunbuhi tanaman lamun (rumput lindung)
  • Terlindung dari angin kencang dan arus/gelombang yang kuat
  • Tidak tercemar dan bukan daerah konflik serta mudah dijangkau
  • Kedalaman perairanlokasi antara 50-150 cm pada saat surut terendah dan sirkulasi air terjadi secara sempurna
  • Mutu air: salinitas 24-33 ppt, kecerahan 50-150 cm, suhu 25-30°C
Bahan
  • Balok berukuran (5x7x200) cm 
  • Waring nilon ukuran mata 0,2 cm 
  • Tali ris dari nilon 
  • Tali pengikat atau paku anti karat 
  • Papan yang tahan air


Cara Pemasangan
  • Tiang dipancang pada dasar perairan sedalam 0,5 m 
  • Bagian tiang yang berada di atas permukaan sebagai tempat melekatkan waring 
  • Waring yang telah dilengkapi dengan tali ris disambung dengan papan
  • Papan yang telah disambung dengan waring dibalut lalu ditanam ke dalam lumpur (30 cm)
  • Bila tidak ada papan bagian ujung waring ditanam ke dalam lumpur sedalam 30 cm kemudian bagian ujungnya dibelokkan ke dalam sepanjang 15 cm
  • Ukuran kurung tancap disesuaikan dengan kebutuhan
Pemilihan Benih
  • Pilih benih yang seragam baik jenis maupun ukuran 
  • Benih yang baik adalah tubuhnya berisi dan tidak cacat 
  • Hindari benih yang diangkut dalam waktu lama (lebih 1 jam) dan dalam keadaan bertumpuk (padat) 
  • Hindari benih yang telah mengeluarkan cairan berwarna kuning 
  • Pengangkutan benih sebaiknya dilakukan pada pagi atau malam hari atau pada saat suhu rendah dan menggunakan wadah yang berisi substrat pasir khususnya pada sistem pengangktan terbuka
Tehnik Budidaya
  • Benih teripang dengan berat awal 40-60 g ditebar ke dalam kurung tancap dengan kepadatan 5-6 ekor/m2. 
  • Penebaran dilakukan pada pagi atau sore hari atau pada suhu rendah. 
  • Sebelum benih ditebar ke dalalm kurung tancap, adaptasikan terlebih dahulu agar dapat diketahui vitalitas maupun jumlah benih. 
  • Selama pemeliharaan diberikan kotoran ayam atau kotoran ayam yang dicampur dedak halus sebanyak 0,1 kg/m2 setiap minggu sekali. Kotoran ayam atau dedak halus sebelum ditebar dicampur dengan air bersih dan diaduk merata agar tidak hanyut atau terapung dan lakukan pada air surut. 
  • Pada sistem ini teripang yang dipelihara tidak tergantung dari pakan buatan karena teripang tersebut berada pada habitat aslinya. Pemberian kotoran ayam berfungsi sebagai pupuk untuk merangsang pertumbuhan diatom yang merupakan makanan utama bagi teripang. 
  • Masa pemeliharaan selama 4-5 bulan.
Cara Panen

Setelah dipelihara selama 40-5 bulan, teripang telah mencapai ukuran konsumsi (300-500 g), teripang siap dipanen. Panen dilakukan pada ssat air surut terendah, dan dilakukan beberapa kali karena banyak yang membenamkan diri dalam pasir atau lumpur. Untuk mengetahui apakah teripang sudah terpanen semuanya, dilakukan pengecekan pada air pasang, karena teripang senang keluar dari persembunyiannya setelah air pasang.

Pengolahan
Cara pengolahan teripang tidak sama dengan komoditas perikanan lainnya, karena teripang tidak dikomsumsi dalam bentuk segar atau dalam bentuk kering atau apapun.
Mula-mula teripang segar dibersihkan isi perutnya dengan cara menusuk-nusukan lidi pada bagian anusnya, kemudian bagian perutnya dibelah sepanjang ± 5-10 cm untuk mengeluarkan isi perut yang masihn tersisa (sesuaikan dengan ukuran) kemudian dibilas dengan air bersih. Setelah itu teripang direbus selama 30 menit sampai matang. Untuk membersihkan kulit dapat direndam  dengan NaOH, KOH,  CaCO3, atau dengan bahan alami seperti parutan pepaya muda selama 1 jam. Selanjutnya dilakukan pengeringan atau pengasapan untuk mengurangi kandungan airnya.

Pengeringan dapat dilakukan dengan sinar matahari atau oven dengan menggunakan bahan bakar berupa kayu keras, serbuk gergaji terutama dari kayu ulin dan sabut kelapa. Namun yang terbaik adalah dengan menggunakan serbuk gergaji kayu ulin karena mempunyai warna dan aroma yang  baik, sehinggamutu dan harganya lebih tinggi. Hasil pengeringan dengan sinar matahari mempunyai mutu yang lebih rendah, karena biasanya berbau amis. Mutu teripang yang baik adalah mempunyai berat 40% dari berat segar.
Harga teripang olahan di pasaran sangat dipengaruhi ukuran dan mutu pengeringannya. Teripang dalam bentuk asapan dengan aroma yang baik harganya lebih mahal dibandingkan dengan teripan kering.

No comments:

Post a Comment