Monday 8 April 2013

Atenolol

Atenolol adalah adalah obat tekanan darah tinggi yang masuk golongan beta-blocker yang selektif pada reseptor β1 tanpa aktivitas agonis parsial simpatomimetik intrinsik atau stabilisasi membran. Beta-blocker mempengaruhi jantung dan peredaran darah (darah mengalir melalui arteri dan vena).  

Setelah pemberian dosis oral, obat akan diabsorpsi dengan cepat dan konsisten meski tidak lengkap. Sekitar 50% diserap melalui saluran cerna dan sisanya diekskresikan dalam bentuk utuh melalui tinja. Atenolol diberikan sebagai dosis harian tunggal. Atenolol merupakan agen antihipertensi yang mampu memberikan kontrol tekanan darah selama 24 jam. Konsentrasi puncak dalam plasma dicapai dalam 2 - 4 jam setelah pemberian. Atenolol mempunyai kelarutan yang rendah dalam lemak.

Indikasi:
Untuk menangani sakit di dada (angina) dan hipertensi (tekanan darah tinggi). Obat ini juga digunakan untuk mengatasi atau mencegah serangan jantung.

Dosis:

  1. 5-10 mg IV dengan rata-rata 1 mg/menit
  2. Dosis boleh diulangi sebanyak 5 mg IV 10 menit kemudian.
  3. Berikan dosis oral 10-15 menit setelah pemberian IV terakhir diberikan.
  4. 50 mg diberikan dalam 1 atau 2 dosis, dalam waktu 12 jam terpisah.
  5. Dosis lanjutan: 50 mg melalui mulut (per oral) diberikan 2 kali sehari atau 100 mg melalui mulut (per oral) sehari 1 kali.

Efek Samping:

 
Efek CNS (kelelahan, depresi, pusing, kebingungan, gangguan tidur); Efek CV (gagal jantung, hipotermia, impotensi); Efek berturut-turut (bronchospasma pada pasien yang rentan dan obat dengan kandungan beta1 harus digunakan secara hati-hati pada pasien ini); Efek GI (N/V, diare, konstipasi); Efek metabolik (bisa memproduksi hiper- atau hipoglikemia, perubahan pada serum kolestrol & trigliserid.

Peringatan 


Atenolol diekskresikan dalam ASI pada rasio 1,5-6,8 jika dibandingkan dengan konsentrasi dalam plasma dan menyebabkan bayi yang mendapat ASI, mengalami bradikardi. Bayi prematur, atau bayi dengan gangguan fungsi ginjal, mungkinlebih berpotensi mengalami efek samping.

 Instruksi Khusus:
  1. Amati HR, BP, & ECG selama pemberian IV.
  2. Setelah pemberian IV pertama, pasien tanpa efek samping terbatas mungkin diubah pemberiannya secara oral dengan target jeda HR antara 50-60 bpm.
  3. Berkontra-indikasi dengan bradycardia, SBP <100mmHg, sumbatan pada paru-paru, tanda-tanda dari peripheral hipoperfusion.
  4. Gunakan dengan hati-hati pada pasien penderita bronchopasma, asma, atau penyakit pernapasan lainnya. Gunakan dengan hati-hati pada penderita depresi, pasien dengan peripheral vascular disease (PVD) dan pasien pengguna insulin.
  5. Beta-blockers mungkin menutupi gejala-gejala hipertiroidisme dan hipoglikemia, dan mungkin memperburuk psoriosis.
  6. Pasien yang dalam pengobatan jangka panjang tidak boleh menghentikan pengunaan secara tiba-tiba, harus berhenti secara bertahap selama 1-2 minggu.

No comments:

Post a Comment