Thursday 22 August 2013

Sirosis Hepatis



Sirosis hepatis adalah suatu penyakit liver yang bersifat kronis, irreversibel mempunyai hubungan signifikan dengan angka morbiditas dan mortalitas. Istilah sirosis diperoleh dari bahasa Yunani kirrhos yang berarti “orange-colored”, yang mengacu pada warna hati “yellow-orange” yang dilihat oleh ahli patologi atau ahli bedah.

Sirosis terjadi sebagai akibat dari adanya penyakit inflamasi kronis yang terjadi pada hepar (liver = organ hati), yang selanjutnya menyebabkan terjadinya nekrosis difuse dari sel-sel hepar (hepatocyte). Nekrosis pada hepar ini akan merangsang terjadinya regenerasi sel, tetapi sayangnya regenerasi sel ini berupa jaringan fibrous. Jika dalam perkembangannya semakin banyak hepatocyte yang rusak dan digantikan oleh jaringan fibrous, terjadilah apa yang disebut sirosis.

Secara histologi, sirosis digambarkan sebagai suatu proses diffus yang ditandai oleh adanya fibrosis dan suatu konversi struktur hepar yang normal menjadi struktur nodules yang abnormal.

Jaringan fibrous yang menggantikan parenkim hepatik normal ini, akan menimbulkan hambatan aliran darah pada sistem Portal, yang selanjutnya akan mengakibatkan terjadinya hipertensi portal, varices oesophagus dan ascites. Menurunnya sel-sel hepar (Hepatocyte) yang sehat dan menurnnya aliran darah intrahepatal mengakibatkan menurunnya fungsi metabolisme dan fungsi sintesa oleh sel-sel hepar, yang selanjutnya akan memicu terjadinya encephalopathy hepatic dan coagulopathy.
Penyebab (Etiologi)

-          Kebiasaan minum, minuman berakohol
-          Penyakit Hepatitis B dan C

Pengelolaan

Pasien sirosis hepatis yang disertai dengan hipertensi portal harus dipertimbangkan untuk dilakukan skrining endoscopis. Endoscopy, juga digunakan untuk ligasi atau sclerotherapy dalam manajemen variceal bleeding akut. Sedangkan pasien dengan varices oesophagus yang besar, perlu menerima profilaksis dari penyakit utama dengan terapi  adrenergik α-bloker.

Octreotide adalah agen vasoaktif  yang sangat bermanfaat dalam pengelolaan perdarahan varises eosophagus. Vasopressin tidak lagi direkomendasikan sebagai first-line agen oleh karena profil efeknya yang kurang signifikan.

Kombinasi spironolaktone dan furosemida direkomendasikan sebagai terapi diuretik awal untuk pasien yang disertai dengan ascites. Pasien yang mengalami radang selaput perut (peritonitis) yang disebabkan bakteri, perlu menerima profilaksis antibiotik jangka panjang.

Pada kasus encephalopathy hepatic, tujuan utama terapi adalah untuk menurunkan konsentrasi amoniak darah, antara lain dengan cara terapi diet, lactulose, dan antibiotik tunggal atau kombinasi dengan laktosa.

Pencegahan

Sirosis hepatis akibat penyalahgunaan alkohol dapat  dicegah untuk berkembang lebih parah dengan cara larangan mengkonsumsi minuman beralkohol.

Patung Dwarapala


Dwarapala adalah patung penjaga gerbang atau pintu dalam ajaran Siwa dan Buddha. Nama dwarapala diambil dari bahasa Sansekerta yang bermakna penjaga pintu atau pengawal pintu gerbang. Dwarapala digambarkan berbentuk manusia atau monster yang menyeramkan. Biasanya dwarapala diletakkan di luar candi, kuil atau bangunan lain untuk melindungi tempat suci atau tempat keramat di dalamnya.  

Dwarapala terbesar di Jawa terdapat di Desa Candirenggo Kecamatan Singosari Kabupaten Malang. Di tempat tersebut, terdapat dua patung (arca) Dwarapala yang terbuat dari batu andesit utuh setinggi 3,7 meter. Dua arca tersebut diperkirakan merupakan pintu gerbang kerajaan Singosari.

Di pulau Jawa dan Bali, arca dwarapala biasanya diukir dari batu andesit, berperawakan gemuk dan digambarkan dalam posisi tubuh setengah berlutut, menggenggam senjata gada. Sedangkan dwarapala di Kamboja dan Thailand memiliki perawakan tubuh lebih langsing dengan posisi tubuh tegak lurus memegang gada di tengah tepat di antara kedua kakinya. Patung dwarapala di Thailand dibuat dari tembikar tanah liat yang dilapisi glazur pucat susu. Patung seperti ini dibuat pada masa kerajaan Sukhothai dan Ayutthaya (abad ke-14 hingga ke-15) diproduksi oleh beberapa tempat pembakaran tembikar di Thailand utara.

Bangunan suci yang kecil biasanya memiliki hanya satu arca dwarapala. Seringkali dwarapala diletakkan berpasangan di antara gerbang masuk. beberapa situs bangunan suci yang lebih besar memiliki empat, delapan, bahkan duabelas arca dwarapala yang menjaga empat penjuru mata angin sebagai Lokapala, dewa penjaga empat atau delapan penjuru mata angin.

Dalam budaya Jawa, dwarapala dijadikan figur penjaga keraton, misalnya dapat ditemukan di gerbang masuk Keraton Yogyakarta dan gerbang Kamandungan Lor Keraton Surakarta.

Tuesday 20 August 2013

Kucing Persia

 

Kucing Persia merupakan kucing yang sangat cantik dan indah dengan bentuk tubuh yang besar, padat, kepala besar dan bulat, ditutupi lapisan bulu yang tebal. Orang awam pun pasti langsung bisa mengenali kucing persia. Sesuai namanya, memang kucing ini berasal dari Persia.

Di Indonesia, kucing ras persia cukup banyak dikembangbiakkan dibandingkan dengan ras lain. Mungkin disebabkan bulu yang panjang dan tebal serta sifat tenang, anggun dan manja yang merupakan salah satu ciri khas kucing ras persia. Kucing ras persia lebih mudah dikandangkan, relatif tidak berisik dan lebih cocok hidup di dalam rumah.

 
 Berdasarkan panjang bulunya, kucing ras persia terdiri dari dua tipe yaitu yang berbulu panjang (long haired persian) dan yang berbulu pendek (exotic short hair). Berdasarkan variasi warna, kucing ras persia ini terbagi menjadi tujuh kelompok, yaitu :
- Solid color
- Silver and Golden Division
- Shaded and Smoke Division
- Tabby Division
- Particolor Division
- Bicolor Division
- Himalayan Division

Kepala :

Kepala kucing ras persia besar dan bulat, hidung pesek dan lebar dengan celah pembatas yang jelas dengan mata. Rahangnya kuat dan lebar, pipi penuh ditopang tulang pipi yang menonjol. Bila dilihat dari samping, bagian dahi hidung dan dagu berbentuk garis tegak lurus.

Telinga : berujung bulat, bagian dasar melebar, tidak terlalu tinggi dan miring ke depan. 

Mata : mata yang membuka berbentuk bulat dan lebar, warna mata berhubungan dengan warna bulu.

Badan : dada lebar dan membulat dengan bagian punggung sedikit membulat, ukuran dan posisi perut bagian belakang membulat dan lebih rendah (cobby)

Kaki : pendek, tebal, kuat ditopang tulang yang berukuran besar. Kaki depan lurus dan kaki belakang juga lurus bila dilihat dari belakang.

Cakar : besar, bulat dan kokoh, lima jari di kaki depan dan empat jari di kaki belakang

Bulu : panjang dan tebal mengkilap, menutupi seluruh badan

Ekor : berbulu tebal,lurus, panjang sesuai proporsi badan

Sifat : mudah beradaptasi dengan berbagai macam tempat, suka bermain dan mudah untuk disayangi. Ekspresi wajah yang manis dengan sifat tenang bisa duduk dan tidur disatu tempat selama berjam-jam, tidak berisik serta bersuara lembut.