Tuesday, 31 May 2011

Berhentilah Kawatir

Tak ada manusia yang sempurna. Setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan. Inilah yang membuat seseorang itu “khas”, unik, atau berbeda antara satu dengan lainnya. Di samping memiliki kelebihan dan kekurangan yang berbeda-beda, cara orang memandang kelebihan dan kekurangannya juga berbeda-beda. 

Ada orang yang sangat khawatir dengan kelemahan dirinya. Sedangkan di lain pihak, ada juga orang yang memiliki kelemahan yang sama, tetapi tidak begitu memikirkannya. Sebaliknya, ada orang yang mendayagunakan kelebihan yang dimilikinya semaksimal mungkin, namun ada pula orang yang tidak menyadari kelebihannya.

Dalam beberapa kasus ada orang yang sadar dengan kelebihan dan kekurangannya, namun ada pula yang tidak sadar akan kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya. Ada pula orang yang menyadari kelebihan dan kekurangannya secara tidak seimbang. Bisa sadar tentang kelebihannya, namun tidak sadar atas kekurangan yang dimilikinya. Sebaliknya, ada orang yang sadar pada kekurangannya, tetapi tidak sadar atas kelebihannya. Jadi, bagaimana seharusnya?

Yang paling baik tentunya kita sadar atas kelebihan maupun kekurangan yang kita miliki. Selanjutnya, kita harus pandai-pandai mengelolanya. Jadikan kelebihan kita sebagai pendorong. Jadikan kelebahan kita sebagai pemacu.

Mengkonversi Kekurangan Menjadi Kelebihan

Dalam suatu pelatihan personal empowerment saya minta kepada para peserta untuk membuat daftar kelebihan dan daftar kekurangan yang mereka miliki. Saya minta mereka membuat daftar yang sebanyak-banyaknya dalam waktu yang telah saya tentukan. Hasilnya beragam. Beberapa peserta menulis seimbang antara kelebihan dan kekurangan. Beberapa peserta lainnya mendapatkan kelebihan lebih banyak dari kekurangannya. Dan, sebagian lainnya menulis kelebihan lebih sedikit dari kukurangannya. Yang mengherankan, sebagian besar peserta mampu menulis daftar kekurangan begitu banyaknya, tetapi tidak mampu menuliskan daftar kelebihan yang dimilikinya.

Di sini saya bisa melihat bahwa banyak orang yang terlampau berfokus pada kekurangan atau kelemahan yang dimilikinya. Mereka ahli dalam melihat kekurangannya, berfokus kepada kelemahannya, melupakan kelebihannya, sehingga mereka menjadi gelisah, tidak percaya diri, dan bahkan sampai depresi. Kekurangan yang mereka miliki rasanya seperti seperti sesuatu yang abadi yang tidak bisa berubah dan diperbaiki.

Seharusnya, kita bisa menyikapi kekurangan yang kita miliki secara arif. Bukankah semua orang memiliki kelebihan dan kekurangan? Semestinya kita adil terhadap keduanya. Kekurangan yang kita miliki adalah sesuatu yang wajar. Kita terima saja bahwa itu adalah kekurangan. Namun, harus pula diingat bahwa tidak ada sesuatu yang abadi. Kalau kita benar-benar mau sekuat hati, apa sih yang tak bisa? Jadi, setelah kita terima dengan lapang dada kekurangan yang kita miliki, langkah berikutnya adalah berkomitmen pada diri sendiri bahwa kita ingin mengubah “kelemahan” yang kita miliki menjadi sesuatu “kekuatan”. Bisakah kita mengubah “kekurangan” menjadi “kelebihan?” Bisa saja kalau kita tahu caranya.

Langkah yang pertama untuk mengubah “kelemahan” menjadi “kekuatan” adalah dengan menemukan “lawan kata”-nya. Misalnya, kelemahan kita adalah “tidak bisa” berbicara dalam bahasa Inggris dengan lancar, maka lawan katanya adalah “bisa” berbicara dalam bahasa Inggris dengan lancar. Kalau kelemahan kita adalah “takut” membuka usaha, lawannya adalah “berani” membuka usaha. Lakukan seterusnya dari daftar kekurangan atau kelemahan yang kita miliki. Cari lawan katanya.

Langkah berikutnya adalah membayangkan kenikmatan yang bisa kita peroleh apabila kita memiliki kelebihan yang merupakan konversi dari kekurangan seperti yang telah kita lakukan pada langkah pertama. Bayangkan saja! Enyahkan perasaan tidak bisa. Biarkan pikiran kita “liar” berimajinasi tentang nikmatnya apabila kita memiliki kelebihan tersebut. Imajinasikan dengan sebebas-bebasnya. Kalau hati kita sudah mulai bertanya “Apa bisa?”, langsung saja bentak kata hati itu dengan tegas bahwa kita pasti bisa. Pasti bisa!

Dalam hal mengubah dari “tidak bisa” berbicara dalam bahasa Inggris menjadi “bisa”seperti dicontohkan di ataskita bisa bayangkan bahwa kita sedang berdiskusi dengan orang bule dengan menggunakan bahasa Inggris. Bayangkan kita berbicara dalam seminar memakai bahasa Inggris. “Uff, hebatnya gue!Mungkin begitu kita bisa katakan pada diri sendiri tentang hebatnya dan nikmatnya saat kita bisa berbicara dalam bahasa Inggris dengan lancar.

Selanjutnya, temukan cara bagaimana supaya kita bisa pada keadaan seperti yang kita bayangkan. Dalam contoh menjadi bisa berbahasa Inggris, kita coba temukan cara supaya kita menjadi bisa berbahasa Inggris. Tentu banyak cara untuk bisa berbahasa Inggris. Kita bisa menghafalkan lagu barat, menghafalkan percakapan, menghafalkan satu kata baru setiap hari, selalu berbahasa Inggris saat berbicara dengan orang lain yang bisa berbahasa Inggris, dan masih banyak lagi. Menemukan cara cerdas untuk “bisa” adalah suatu keterampilan tersendiri. Semakin sering dilatih semakin mudah kita melakukan. Cari cara kreatif untuk bisa.

Berikutnya adalah kita lakukan “eksekusi” terhadap cara-cara yang telah kita temukan tersebut. Di sini lakukan dulu yang paling mudah, yang bisa kita lakukan segera. Misalnya, cara yang paling mudah untuk berbicara dalam bahasa Inggris adalah dengan menghafalkan lagu, kita tinggal “laksanakan”. Hafalkan lagu, nyanyikan berulang-ulang, tiru bagaimana penyanyi aslinya melafalkan setiap kata. Dengan demikian kita menjadi tidak asing dengat kata-kata yang ada dalam lagu yang kita hafalkan tadi. Kalau kita nyanyikan berulang kali dengan lafal seperti penyanyi aslinya maka otot-otot mulut kita akan terbiasa dengan kata-kata tersebut.

Kita bisa juga sambil mencoba cara lain untuk bisa berbahasa Inggris. Dengan menghafalkan percakapan misalnya. Saya punya teman yang hebat dalam berbahasa Inggris yang cara belajarnya adalah dengan menonton film dan menghafalkan percakapan-percakapan yang menarik. “Mau berapa banyak sih kata-kata yang kita gunakan dalam berkomunikasi?” begitu kata dia saat menjelaskan kiat-kiatnya belajar berbahasa Inggris. Menurut dia, dalam berkomunikasi kita akan menggunakan kata-kata yang sebenarnya itu-itu saja. Ada variasinya tentunya, tetapi tidak banyak. Apa pun alasannya tidak masalah. Yang penting bagaimana kita bisa berbahasa Inggris dengan baik dan benar.

Sebagai kesimpulan, berhentilah khawatir tentang kelemahan kita. Stop worrying about your weaknesses. Mari kita konversi kelemahan menjadi kekuatan. Kita konversi dari kekurangan menjadi kelebihan. Kalau kita mau, apa sih yang tidak bisa? Kita pasti bisa!

Merubah Kekurangan Menjadi Kelebihan (1)

Saat ini, siapa yang tidak kenal akan Adam Young, seorang anak muda yang piawai dalam musik dan lebih terkenal lagi dengan grup music “Owl City” yang merupakan proyeknya. Saat ini, musiknya sedang digemari oleh banyak orang, bahkan berhasil bertahan di tangga lagu Billboard Hot 100 di Amerika selama beberapa minggu.

Keberhasilannya memang benar-benar luar biasa. Hal tersebut terbukti dari beberapa lagu-lagunya yang memang menjadi favorit banyak orang, seperti “Fireflies”, “The Saltwater Room”, dan berbagai lagu-lagu lainnya yang saat ini menjadi kesukaan di telinga banyak orang.

Namun, di balik segala keberhasilannya, siapa yang menyangka bahwa sebenarnya Adam Young adalah seorang penderita insomnia? Dan siapa yang menyangka bahwa karya-karyanya yang luar biasa tersebut banyak tercipta ketika ia menderita insomnia?

Nah, mungkin di dalam hidup, seringkali kekurangan yang ada di dalam diri kita membuat kita tidak percaya diri dan menjadi tidak sanggup untuk menjual potensi yang ada di dalam diri kita. Seperti yang kita tahu, percaya diri merupakan salah satu kunci penting yang harus dimiliki seorang salesperson. Salah satu wujud percaya diri yang harus kita ketahui adalah “memanfaatkan kekurangan menjadi kelebihan”.

Memanfaatkan kekurangan menjadi suatu kelebihan merupakan hal yang harus dimiliki oleh seorang salesperson. Soal merubah atau memanfaatkan kekurangan menjadi kelebihan, seorang salesperson harus memiliki mental yang kuat seperti Adam Young, dimana penyakit insomnia yang dideritanya tidak membuatnya menjadi mengeluh dan tidak percaya diri, melainkan ketika ia terserang insomnia, ia justru memanfaatkan waktu pada saat ia mengalami kesulitan tidur itu untuk mengarang dan mengaransemen berbagai lagu yang pada akhirnya menjadi terkenal dimana-mana.

Di dalam marketing, kita juga harus sanggup untuk “memanfaatkan kekurangan menjadi kelebihan”. Hal tersebut sangat penting karena ketika kita memanfaatkan dan mengubah kekurangan kita menjadi suatu kelebihan, maka kita akan sanggup untuk meningkatkan nilai jual kita dalam hal apapun, baik nilai secara pribadi maupun nilai dari produk atau jasa yang kita pasarkan.

Beberapa cara untuk memanfaatkan atau merubah kekurangan menjadi suatu kelebihan :

Belajar untuk mengenali potensi diri

Belajar untuk mengenali potensi diri, berarti kita mencari tahu segala kelebihan yang ada di dalam diri kita. Misalnya, kita memiliki kemampuan untuk berkomunikasi di dalam pemasaran, kembangkanlah kemampuan komunikasi kita dengan sebaik-baiknya. Memang bisa jadi di dalam kemampuan kita berkomunikasi, kita bukanlah orang yang memiliki strategi yang baik di dalam menjalankan pemasaran kita. Tetapi Anda jangan berkecil hati, sambil terus belajar untuk mengembangkan strategi di dalam pemasaran Anda, terus tunjukkan keberanian Anda dalam berkomunikasi dan kembangkan kelebihan Anda secara terus-menerus dalam batas yang positif.

Tetap merasa percaya diri dan fokus kepada tujuan

Percaya diri merupakan salah satu kunci keberhasilan seorang salesperson. Selain percaya diri, fokus kepada tujuan juga merupakan hal yang tidak boleh dilupakan. Dengan kita fokus kepada tujuan, kita juga menjadi disiplin dan tidak menganggap kekurangan kita sebagai hal yang akan menghambat kemajuan kita. Dengan kita mau untuk percaya diri dan fokus kepada tujuan, kita akan semakin terpacu untuk menjadi lebih baik dan hal tersebut justru akan memberikan nilai tambah bagi diri kita sebagai seorang salesperson.

Tidak menganggap bahwa kelemahan kita akan membuat kita menjadi tidak ada artinya, tetapi gali segala potensi yang ada di dalam diri dan berusaha untuk mengembangkan diri dengan mengemas dan menghargai diri sendiri dengan nilai yang setinggi-tingginya.

Kelemahan yang kita alami, tidak boleh menjadi penghambat di dalam hidup kita. Ketika kita hanya berdiam diri, mengeluhkan kelemahan kita dan bahkan merasa hidup sudah tidak ada artinya karena kelemahan yang kita derita, kita akan membuat diri kita semakin terpuruk dan potensi kita yang sesungguhnya tidak akan pernah tergali dan berkembang.

Kita harus mau untuk aktif menggali potensi yang ada di dalam diri kita dan juga menghargai diri kita begitu tinggi. Dengan itu, kita akan sanggup untuk merubah kelemahan menjadi kelebihan yang meningkatkan nilai jual kita dan juga produk atau jasa yang kita hasilkan. Kita juga harus bisa untuk mengemas dan menghargai diri kita dengan setinggi-tingginya.

Mengemas dan menghargai diri kita dengan setinggi-tingginya bukan berarti kita menjadi angkuh atau sombong, tetapi kita yakin dengan kemampuan kita dan tidak memandang kelemahan kita. Dan dengan keyakinan tersebutlah kita akan terpacu untuk menggali potensi diri dan sanggup mengubah kelemahan kita menjadi suatu kelebihan yang akan semakin memberikan nilai jual yang tinggi bagi diri kita sendiri maupun produk atau jasa yang kita hasilkan.

Mengubah Kekurangan Menjadi kelebihan

Yanti Kusmiati bertubuh pendek. Ia pemain bulutangkis. Ukuran tubuhnya sangat tidak ideal untuk seorang pemain bulutangkis. Itu kekurangannya. Tapi ia tidak kecil hati. Ia berlatih smash dengan serius. Setelah serius mendalami pukulan smash ukuran tubuhnya yang pendek justru menjadi kelebihannya. Ia menjadi 1 dari sedikit pemain bulutangkis yang apabila di-smash langsung balik men-smash.

Pada Piala Uber 1986 ia bersama pasangannya yaitu Verawaty Fajrin menjadi ganda putri yang selalu menang termasuk mengalahkan ganda putri dari tim juara yaitu Cina. Ia mengubah kekurangan menjadi kelebihan.


Louis Braille juga menciptakan huruf Braille ketika ia terserang kebutaan. Ketika buta ia tidak menyerah melainkan menjadi inspirasi untuk menciptakan alat bantu untuk tuna netra. Setelah ia buta, justru ia jadi bisa mengerti apa keinginan dan kebutuhan orang buta.


Salah seorang editor terbaik dalam sejarah persurat-kabaran di AMerika yaitu Joseph Pulitzer adalah seorang tuna netra. Memang awalnya ia bukan tuna netra, tetapi akhirnya terserang penyakit yang membuat penglihatannya hilang.


Apabila ada naskah masuk ke dia, dia minta dibacakan oleh sekretarisnya dan penulisnya hadir. Apabila naskahnya belum bagus ia berkata, “Buat aku bisa melihat dengan ceritamu!” Jadi naskah yang bisa membuat seorang tuna netra bisa “melihat” pasti akan membuat pembaca yang tidak hadir di tempat kejadian dan tidak melihat kejadiannya menjadi bisa “melihat”.


Ada kisah lain yaitu tentang drummer grup rock Def Leppard. Suatu ketika drummer grup Def Leppard mengalami kecelakaan motor boat yang mengakibatkan sebelah tangannya harus diamputasi. Ia merasa itu adalah kekurangan. Ia berniat mengundurkan diri. Tapi teman-temannya satu grup mencegahnya. 

“Kita mulai band ini bersama-sama dan kita mengakhirinya pun bersama-sama! Susah senang kita pikul bersama! Mari kita cari jalan keluarnya!”, begitu kira-kira kata teman-temannya.


Akhirnya grup band itu mendisain dan membuat drum yang khusus untuk pemain bertangan 1. Def Leppard pun jalan terus dan menghasilkan banyak hits. Setiap ada konflik dan hampir bubar mereka memikirkan bagaimana kelak nasib drummer mereka yang bertangan 1 dan tidak jadi bubar. Mereka menganggap pertengkaran adalah hal kecil. Ada hal yang lebih besar yaitu mempertahankan eksistensi band mereka.


Ternyata drummer bertangan 1 yang tadinya dianggap titik lemah grup justru sekarang menjadi titik kekuatan yang menjadi sebab tidak bubarnya grup rock ini. Grup ini mengubah kekurangan menjadi kelebihan.


Muhammad Idris Syafii, ketika menuntut ilmu, ia mempunyai kekurangan yaitu miskin dan tidak mampu membeli buku, baik buku pelajaran ataupun buku tulis. Ia sering meminjam catatan temannya 1 malam lalu dihafalnya. Kesokan harinya ia kembalikan. Ia kalau mencatat pelajaran di batu. Sepulang menuntut ilmu ia menghafal pelajaran itu supaya tulisan di batu bisa dihapus untuk dipakai mencatat kembali esok harinya. 

Ternyata kebiasaan ini tidak sia-sia. Ternyata di kemudian hari ia terkenal sebagai salah seorang ilmuwan yang paling kuat hafalannya. Ia mengubah kekurangan menjadi kelebihan.



Sekarang apakah kita memilih menyerah dengan kekurangan dan kelemahan kita? Atau kita mau mengubah kekurangan menjadi kelebihan, kelemahan menjadi kekuatan?

Mungkin sebagian besar para pembaca sudah tidak asing lagi dengan istilah “tak ada gading yang tak retak”. Ya, istilah itu sering digunakan masyarakat kita untuk menginformasikan bahwa di dunia ini tidak ada orang yang sempurna, pasti ada kekurangannya. Memang benar istilah tersebut, namun bukan berarti Anda memiliki alasan untuk tidak memperbaiki kekurangan dan tidak mendekati kesempurnaan bukan?

Sebagian besar orang akan lebih mudah menuliskan kekurangan yang mereka miliki daripada menuliskan kekuatan apa saja yang ada dalam dirinya. Walaupun setiap orang memiliki kekurangan dan kelebihan berbeda-beda, namun hampir semuanya merasa kesulitan bila mereka ditanya mengenai kekuatan yang dimiliki.

Keadaan inilah yang sebenarnya menjadi kelemahan utama Anda. Sebab, selama ini Anda terlalu fokus memikirkan kekurangan yang ada tanpa memperhatikan kekuatan yang bisa Anda manfaatkan untuk mengubah semua kekurangan tersebut menjadi prestasi baru yang menguntungkan.

Sebenarnya mengetahui kekurangan dalam diri kita bukanlah hal yang buruk, bahkan akan menjadi poin positif bila kita memanfaatkan informasi tersebut sebagai motivasi untuk membangun kekuatan. Lalu, bagaimana caranya mengubah kekurangan menjadi kekuatan?

Pertama, belajarlah dari kekurangan Anda.

Bila Anda sudah mengetahui kekurangan-kekurangan yang ada dalam diri Anda. Maka sekarang saatnya Anda mengubah kekurangan tersebut menjadi kekuatan bagi diri Anda. Bila Anda merasa tidak memiliki keahlian tertentu untuk memulai usaha, tidak ada salahnya bila Anda mengikuti kursus keterampilan yang Anda minati, mengikuti pelatihan bisnis dari entrepreneur yang sukses dibidangnya, atau menambah pengetahuan dari buku-buku. Jangan hanya terpaku pada kekurangan Anda, paksakan diri untuk mempelajarinya dan ubah yang dulunya “tidak bisa” menjadi “bisa”. Karena semua masalah yang muncul, selalu dilengkapi dengan solusi.

Kedua, fokus pada kekuatan bukan kekurangan. 

Kebanyakan orang hanya fokus pada kekurangannya saja, saya tidak bisa ini dan saya juga tidak terbiasa itu. Hal itulah yang perlu Anda ubah dari sekarang. Ketahuilah bahwa satu kekuatan diri yang Anda kembangkan dengan fokus, bisa menghapus sepuluh kekurangan yang Anda miliki.

Seperti layaknya memulai bisnis, banyak orang lebih fokus memikirkan kekurangan teknis saja dan mengesampingkan kekuatan non-teksnis yang sebenarnya mereka miliki.

Padahal bila mereka fokus memperkuat niat dan tekad untuk memulai usaha, maka tidak menutup kemungkinan semua urusan teknis bisa mereka selesaikan dengan baik.

Ketiga, motivasi diri Anda untuk mencapai goal.

Biasakan memotivasi diri untuk segera mencapai impian besar yang Anda cita-citakan selama ini. Bayangkan keuntungan-keuntungan yang akan Anda peroleh, setelah mencapai impian besar tersebut. Dengan demikian Anda tidak akan mudah menyerah dengan kekurangan yang ada, dan lebih fokus mencapai goal yang telah ditetapkan. Jangan biarkan kekurangan-kekurangan tersebut menghambat Anda mencapai kesuksesan yang telah Anda impikan selama ini.

Yakinkan diri Anda untuk memulainya dari sekarang, dan pastikan untuk melihat kekurangan Anda bukan hanya dari sisi buruknya saja. Lihatlah kekurangan Anda untuk membangkitkan motivasi diri Anda, agar bisa lebih baik kedepannya.

Semoga motivasi diri, ubah kelemahan jadi kekuatan ini, memberikan inspirasi baru bagi Anda yang masih takut dan ragu untuk memulai usaha. Salam sukses.

Takut

Takut untuk mencoba, takut akan kegagalan, dan takut akan kekalahan adalah penghalang-penghalang seseorang untuk maju. Rasa takut akan mengaburkan potensi Anda yang tersembunyi. Untuk itu, jangan pernah menyerah dan jangan berhenti berjuang sebelum cita-cita Anda tercapai, Gunakan semua kekuatan, potensi dan peluang yang ada untuk meraih semua mimpi Anda. Hanya orang gigih dan panjang menyerah yang akan menggengam masa depannya yang cemerlang.

Jangan Menyerah

Tak ada manusia yang terlahir sempurna. Jangan kau sesali segala yang telah terjadi. Kita pasti pernah dapatkan cobaan yang berat. Seakan hidup ini tak ada artinya lagi.

Tidak semua hadiah dibungkus dengan indah … Kadang Tuhan membungkus berkahNya untuk kita dengan masalah. Jangan kita tertuju pada masalah, tapi mari kita temukan berkah yang terselubung dibalik masalah itu.

Bersyukurlah buat hari yang indah ini, buat nafas yang Tuhan beri … Syukuri apa yang ada, hidup adalah anugerah. Tetap jalani hidup ini melakukan yang terbaik

Tuhan pasti kan menunjukkan Kebesaran dan Kuasanya. Bagi hambanya yang sabar dan tak kenal putus asa
Jangan menyerah…!  jangan menyerah…!

Teruslah berkarya... teruslah beraktifitas..., isilah hidupmua..., curahkanlah semua yang ada di dalam pikiranmu kedalam karya nyata, walaupun kadang orang lain bahkan sering tidak mengerti.

Deinonychus


Deinonychus adalah dinosaurus Saurischia yang termasuk dalam kelompok Therapoda. Meskipun tubuhnya kecil,  Deinonychus adalah pemangsa yang sangat cekatan. Kerangka Deinonychus ditemukan ditahun 1964 oleh ahli fosil John Ostrom dan Grant Meyer, di daerah Bighorn Basin, Montana bagian selatan. Nama Deinonychus, sebenarnya baru diberikan oleh Ostrom, pada tahun 1969. Nama ini berasal dari bahasa Yunani, yang artinya "cakar yang mengerikan".

Pada saat itu, sebagian besar ilmuwan berpendapat bahwa dinosaurus adalah makhluk yang bodoh. Ostrom mengatakan bahwa tengkorak yang besar dan kaki yang kuat dari Deinonychus membuktikan bahwa makhluk ini pintar dan pembunuh yang tangkas.

Deinonychus mempunyai hubungan yang cukup dekat dengan Velociraptor, dinosaurus kejam yang dapat dilihat di film Jurassic Park (1993). Dalam kehidupan yang sebenarnya, Velociraptor panjangnya hanya 1.8 meter, termasuk ekornya. Pemangsa yang ada di film tersebut adalah Deinonychus; namun kedua makhluk buas ini tidak hidup di zaman Jurassic.

Deinonychus  memiliki panjang sekitar 3 – 3.3 meter; tinggi1 - 1, 8m  dan bobot sekitar 45 – 75 kilogram. Makanan Deinonychus adalah dinosaurus pemakan tumbuhan, baik yang masih hidup atau sudah mati.
Kepalanya memiliki panjang sekitar 30 cm dan dilengkapi dengan otot-otot rahang yang sangat kuat. Jika dibandingkan dengan ukuran tubuhnya, otak Deinonychus, termasuk yang terbesar diantara dinosaurus lainnya. Deinonychus, diduga juga lebih pintar dibanding dinosaurus-dinosaurus lainnya. Matanya besar dan menatap ke depan. Hal ini menunjukkan bahwa indera penglihatannya, merupakan indera utama dalam upaya menemukan mangsanya.
Deinonychus dilengkapi dengan sederetan gigi seperti gergaji dan cakar melengkung yang tajam, dinosaurus pembunuh ini adalah salah satu dari pembunuh paling cerdik pada masanya. Deinonychus mungkin berburu dalam kelompok untuk melacak dan menyerang mangsa yang jauh lebih besar.

Deinonychus memiliki cakar sabit  berukuran besar yang ada di kedua kaki depan yang masing-masing terdiri dari tiga cakar; dan cakar belakang, yang melengkung tajam. Para ilmuwan memperkirakan bahwa jika Deinonychus menggunakan cakarnya yang mematikan, maka akan dapat meninggalkan luka yang parah hingga sepanjang 1 meter, pada korbannya.
Deinonychus adalah hewan bipedal, yang artinya berjalan dengan kedua kakinya. Dinosaurus ini memiliki gerak yang sangat cepat, lincah dan cekatan. Kepalanya yang besar diseimbangkan dengan ekornya yang panjang dan kaku.

Masing-masing kaki Deinonychus mempunyai empat buah jari, tetapi yang berkembang baik hanya tiga jari. Jari yang ada cakar sabitnya, sangat kuat dan lebih pendek dibandingkan jari-jari yang lain. Jari ini mungkin tidak menyentuh tanah saat berjalan, sebab jejak kaki yang ditinggalkan pada tanah yang lembek, tampak jelas bahwa mereka berjalan dengan dua jari, sama seperti burung unta.

Bagian tangan Deinonychus sangat panjang. Masing-masing tangan memiliki tiga jari yang relatif kurus, tetapi memiliki cakar yang panjang, tajam dan melengkung. Cakar-cakar itu digunakan untuk mencengkeram mangsanya yang berusaha untuk melepaskan diri.

Deinonychus memiliki ekor yang panjang, kaku dan lurus. Hal ini disebabkan adanya lapisan tulang berbentuk batang tipis. Hanya bagian ekor yang dekat tubuh saja, yang dapat digerakkan. yang lainnya kaku dan lurus seperti gagang sapu, mirip ekor yang dimiliki reptil terbang primitif (Pterosaurus).

Masa Kehidupan

Deinonychus  diperkirakan hidup di zaman Kapur, sekitar 115 - 110 juta tahun yang lalu. Mereka lebih suka hidup di daerah pesisir dekat laut yang membagi Amerika Utara menjadi dua bagian.

Bayi Deinonychus

Induk betina Deinonychus membuat sarang di pasir, yang berupa lubang dangkal dengan tepinya yang agak meninggi, seperti mangkuk. Induk Deinonychus mengeluarkan dua butir telur dalam waktu yang bersamaan di tengah-tengah sarangnya. Dibutuhkan waktu beberapa hari untuk menghasilkan sekitar 30 butir telur. Sang induk lalu mengerami telur-telur tersebut, layaknya seekor burung.

Segera setelah menetas dari telurnya, anak Deinonychus akan mencari makan sendiri. Cakar sabit di kedua kakinya, kemudian sudah berkembang. Mangsanya yang pertama-tama adalh hewan-hewan kecil yang ada di semak-semak atau di sepanjang tepian sungai atau pantai, seperti kadal, salamander atau sebangsa tikus. ia dengan sabar menunggu mangsanya dan kemudian menerkamnya dengan kecua cakarnya yang besar dan kuat.

Senjata

Deinonychus adalah pemburu yang lihai. Mereka lebih lincah dan gesit dibanding dinosaurus pemakan daging lainnya, yang lebih besar. Saat dewasa, Deinonychus  akan memburu dinosaurus-dinosaurus lain, seperti Sauropoda besar, Ornithopoda, atau Ankylosauria yang memiliki perisai punggung, untuk dijadikan mangsanya.  Tetapi mangsa yang paling disukainya adalah Tenontosaurus, sejenis dinosaurus pemakan tumbuhan.

Deinonychus berburu secara berkelompok, guna mengimbangi mangsanya yang berukuran lebih besar. Anak-anak Deinonychus juga sudah memiliki naluri berburu sejak dini, meskipun mereka juga harus belajar untuk bisa bekerja sama dengan sesama anggota kelompoknya.

Saat mendapatkan mangsanya, Deinonychus akan menyerangnya dengan menendangnya dengan menggunakan kedua kakinya, yang memiliki cakar-cakar yang sangat tajam dan kuat.
Selanjutnya, Deinonychus yang memiliki 70 gigi dengan panjang sekitar 2,5 cm, berbentuk seperti gergaji yang tajam dan melengkung, akan merobek-robek mangsanya.
Fosil

Tulang-belulang Deinonychus ditemukan di negara bagian Wyoming, Oklahoma, Montana, Utah, dan Maryland, Amerika. John Ostrom adalah yang pertama meneliti kerangkanya, ditahun 1960, namun bukan yang pertama menemukan kerangkanya. Barnum Brown menemukan fosil Deinonychus di tahun 1930 – namun tidak sempat memberikan nama kepadanya.

Kerangka Deinonychus ringan dan ringkih. tulang-tulangnya berongga dan mudah patah. itulah sebabnya tulang-tulangnya tidak bisa bertahan sampai jutaan tahun, sehingga fosil Deinonychus, sangat jarang ditemukan. Ini berbeda dengan gigi-giginya yang keras, sehingga bisa lebih tahan selama jutaan tahun, dan sering menjadi satu-satunya bukti, bahwa hewan-hewan tersebut pernah ada.

Di beberapa bagian dari Wyoming dan Montana, lebih dari 40 persen dari fosil Tenontosaurus ditemukan bersama dengan gigi Deinonychus yang bertebaran.

Kera dan Ayam

Pada jaman dahulu, tersebutlah seekor ayam yang bersahabat dengan seekor kera. Namun persahabatan itu tidak berlangsung lama, karena kelakuan si kera. Pada suatu petang Si Kera mengajak si ayam untuk berjalan-jalan. Ketika hari sudah petang si Kera mulai merasa lapar. Kemudian ia menangkap si Ayam dan mulai mencabuti bulunya. Si Ayam meronta-ronta dengan sekuat tenaga. Akhirnya, ia dapat meloloskan diri.

Ia lari sekuat tenaga. Untunglah tidak jauh dari tempat itu adalah tempat kediaman si Kepiting. Si Kepiting adalah teman sejati darinya. Dengan tergopoh-gopoh ia masuk ke dalam lubang kediaman si Kepiting. Disana ia disambut dengan gembira. Lalu Si Kepiting menceritakan semua kejadian yang dialaminya, termasuk penghianatan si Kera.

Mendengar hal itu akhirnya si Kepiting tidak bisa menerima perlakuan si Kera. Ia berkata, "marilah kita beri pelajaran kera yang tahu arti persahabatan itu." Lalu ia menyusun siasat untuk memperdayai si Kera. Mereka akhirnya bersepakat akan mengundang si Kera untuk pergi berlayar ke pulau seberang yang penuh dengan buah-buahan. Tetapi perahu yang akan mereka pakai adalah perahu buatan sendiri dari tanah liat.

Kemudian si Ayam mengundang si Kera untuk berlayar ke pulau seberang. Dengan rakusnya si Kera segera menyetujui ajakan itu. Beberapa hari berselang, mulailah perjalanan mereka. Ketika perahu sampai ditengah laut, mereka lalu berpantun. Si Ayam berkokok "Aku lubangi ho!!!" Si Kepiting menjawab "Tunggu sampai dalam sekali!!"

Setiap kali berkata begitu maka si ayam mencotok-cotok perahu itu. Akhirnya perahu mereka itu pun bocor dan tenggelam. Si Kepiting dengan tangkasnya menyelam ke dasar laut. Si Ayam dengan mudahnya terbang ke darat. Tinggallah Si Kera yang meronta-ronta minta tolong. Karena tidak bisa berenang akhirnya ia pun mati tenggelam.

Kasuari dan Dara Mahkota

Dahulu kala burung kasuari tidak seperti yang kita kenal saat ini. Dia memiliki sayap yang lebar dan kuat sehingga ia bisa mencari makan di atas pohon yang tinggi tapi juga bisa dengan mudah mencari makan di atas tanah. Kelebihannya ini membuat Kasuari menjadi burung yang sombong. Dia sering berbuat curang saat berebut makanan dan tidak peduli jika teman-temannya yang lain kelaparan gara-gara dia. Sayapnya yang lebar biasa dia gunakan untuk menyembunyikan buah-buahan ranum di atas pohon, sehingga burung-burung lainnya tidak bisa melihatnya. Atau dengan sengaja dia menjatuhkan buah-buahan ranum itu ke tanah sehingga cuma ia sendiri yang bisa menikmatinya. “Biar saja!” pikirnya, “Salah sendiri kenapa mereka punya sayap yang pendek dan badan yang kecil. Siapa cepat dia yang dapat.”

Tentu saja kesombongannya tidak disukai burung-burung lainnya. Mereka menganggap Kasuari sudah keterlaluan dan keangkuhannya harus segera dihentikan. Akhirnya para burung berkumpul untuk membahas masalah ini. Setelah berbagai cara diajukan akhirnya mereka sepakat untuk mengadakan perlombaan terbang. 

Namun ternyata sulit menemukan lawan yang sebanding dengan Kasuari. Tiba-tiba burung Dara Mahkota mengajukan diri untuk bertanding terbang dengan Kasuari. Meskipun banyak yang meragukan kemampuannya karena Dara Mahkota hanyalah burung kecil, tapi Dara Mahkota meyakinkan mereka bahwa dia mampu.

Mereka lalu mengirimkan tantangan tersebut kepada Kasuari. Kasuari yang sangat yakin dengan kemampuannya langsung menyanggupi tantangan tersebut tanpa repot-repot bertanya siapa lawannya.
 
“Pertandingannya akan diadakan minggu depan dan akan disaksikan semua warga burung!” kata burung pipit. 

“Yang bisa terbang paling jauh dan lama yang menang.”
 
“Ya ampun…kalo begitu pasti aku yang menang. Di hutan ini tidak ada yang memiliki sayap selebar dan sekuat punyaku. Jadi pasti aku yang menang,” kata Kasuari pongah. “Tapi baiklah aku terima tantangannya, lumayan buat olahrga!”
 
Burung pipit sebal mendengar jawaban Kasuari, tapi dia tahan emosinya. “Tapi ada ketentuannya. Sebelum bertanding, peserta boleh saling mematahkan sayap lawannya,” kata pipit. Kasuari pun menyetujuinya tanpa ragu-ragu.

Seminggu kemudian, warga burung berkumpul untuk meyaksikan pertandingan terbang tersebut. Meski tidak terlalu yakin, mereka semua berharap Dara Mahkota akan memenangkan pertandingan tersebut. Diam-diam Dara Mahkota menyisipkan sebilah ranting di balik sayapnya. Kasuari yang baru mengetahui lawannya tertawa terbahak-bahak, “ini lawanku?” katanya sambil tertawa, “mimpi kali kamu ye…? Hei…burung kecil, sayapmu pendek mana bisa menang melawanku!”. Burng-burung kecil lainnya sebal menyaksikan tingkah Kasuari sementara Dara Mahkota hanya tersenyum menanggapinya.

Kini mereka siap bertanding. Kasuari maju untuk mematahkan sayap Dara Mahkota. KREK! Terdengar bunyi sayap patah. Dara Mahkota pura-pura menjerit kesakitan. Padahal sebenarnya bunyi tadi berasal dari ranting kering di bawah sayap Dara Mahkota yang patah. Kini giliran Dara Mahkota yang akan mematahkan sayap Kasuari. Dengan sekuat tenaga dia menekuk sayap Kasuari hingga terdengar bunyi KREKK yang keras. Kasuari menjerit kesakitan. Sayap Kasuari yang patah tergantung lemas. Tapi Kasuari yang sombong tetap yakin dirinya akan menang. 

Sekarang mereka sudah siap untuk bertanding. Ketika aba-aba dibunyikan, Dara Mahkota dengan ringan melesat ke udara. Sayapnya mengepak dengan mudah membawa tubuhnya yang mungil terbang ke angkasa. Kasuari terkejut dan heran karena tadi dia mengira sayap Dara Mahkota telah patah. Dengan panik dia mencoba mengepakan sayapnya dan mencoba mengangkat tubuhnya ke atas. Tapi bukannya terbang tinggi, tubuhnya malah meluncur ke bawah dan jatuh berdebum di tanah. Semua burung bersorak senang sementara Kasuari terkulai lemas. Dengan perasaan malu dia meninggalkan tempat itu. Sejak saat itu Kasuari tidak pernah bisa terbang. Sayapnya yang dulu lebar dan kuat kini memendek karena sudah patah. Kini meski dia disebut burung namun dia hanya bisa berjalan dan mencari makan di tanah seperti binatang lain yang tidak memiliki sayap.

Burung Bangau dan Ketam

Pada zaman dahulu terdapat sebuah tasik yang sangat indah. Airnya sungguh jernih dan di dalamnya ditumbuhi oleh pokok-pokok teratai yang berbunga sepanjang masa. Suasana di sekitar tasik tersebut sungguh indah. Pokok-pokok yang tumbuh di sekitarnya hidup dengan subur. Banyak burung yang tinggal di kawasan sekitar tasik tersebut. Salah seekornya adalah burung bangau. Manakala di dalam tasih hidup bermacam-macam ikan dan haiwan lain. Ada ikan telapia sepat, kelah, keli, haruan dan bermacam-macam ikan lagi. Selain daripada ikan,terdapat juga ketam dan katak yang turut menghuni tasih tersebut. 

Burung bangau sangat suka tinggal di kawasan tasik tersebut kerana ia senang mencari makan. Ikan-ikan kecil di tasik tersebut sangat jinak dan mudah ditangkap. Setiap hari burung bangau sentiasa menunggu di tepi tasik untuk menagkap ikan yang datang berhampiran dengannya.

Beberapa tahun kemudian burung bangau semakin tua. Ia tidak lagi sekuat dulu untuk menangkap ikan. Kadang- kadang ia tidak memperolehi ikan untuk dimakan menyebabkan ia berlapar seharian. Ia berfikir di dalam hatinya seraya berkata "Kalau beginilah keadaanya, aku akan mati kelaparan kerana tidak lagi berdaya untuk menangkap ikan. Aku mesti mencari jalan supaya aku dapat memperolehi makanan dengan mudah".

Burung bangau mendapat idea dan berpura-pura duduk termenung dengan perasan sedih di tebing tasik. Seekor katak yang kebetulan berada di situ ternampak bangau yang sangat murung dan sedih lalu bertanya "Kenapakah aku lihat akhir-akhir ini kamu asik termenung dan bersedih sahaja wahai bangau?". Bangau menjawab " Aku sedang memikirkan keadaan nasib kita dan semua penghuni tasih ini." "Apa yang memusingkan kamu, sedangkan kita hidup di sini sudah sekian lama tidak menghadapi berbagai masalah." Jawab katak. 

"Awak manalah tahu, aku sering terbang ke sana ke mari dan mendengar manusia sedang berbincang tentang bencana kemarau yang akan menimpa kawasan ini dalam beberapa bulan lagi. Kau lihat sajalah sejak akhir-akhir ini hari panas semacam aje, hujan pun sudah lama tidak turun". Bangau menyambung lagi "Aku khuatir tasik ini akan kering dan semua penghuni di tasik ini akan mati." Katak mengangguk- ngangukkan kepalanya sebagai tanda bersetuju dengan hujah bangau tadi. Tanpa membuang masa katak terus melompat ke dalam tasik untuk memaklumkan kepada kawan-kawan yang lain.

Berita bencana kemarau telah tersebar ke seluruh tasih begitu cepat dan semua penghuni tasik berkumpul ditebing sungai dimana bangau berada. Masing-masing riuh rendah menanyakan bangau akan berita tersebut. Seekor ikan haruan bertanya kepada bangau "Apakah cadangan engkau untuk membantu kami semua?" 

Burung bangau berkata "Aku ada satu cadangan, tetapi aku khuatir kamu semua tidak bersetuju." "Apakah cadangan tersebut" kata haruan seolah-olah tidak sabar lagi mendengarnya. Bangau berkata " Tidak jauh dari sini ada sebuah tasik yang besar dan airnya dalam, aku percaya tasik tersebut tidak akan kering walaupun berlaku kemarau yang panjang." "Bolehkah engkau membawa kami ke sana" sampuk ketam yang berada di situ. "Aku boleh membawa kamu seekor demi seekor kerana aku sudah tua dan tidak berdaya membawa kamu lebih daripada itu" kata burung bangau lagi.. Mereka pun bersetuju dengan cadangan burung bangau.

Burung bangau mula mengangkut seekor demi seekor ikan daripada tasik tersebut, tetapi ikan- ikan tersebut tidak dipindahkan ke tasik yang dikatakannya.Malahan ia membawa ikan-ikan tersebut ke batu besar yang berhampiran dengan tasik dan dimakannya dengan lahap sekali kerana ia sudah tidak makan selama beberapa hari. Setelah ikan yang dibawanya dimakan habis, ia terbang lagi untuk mengangkut ikan yang lain. Begitulah perbuatanya sehingga sampai kepada giliran ketam. 

Oleh kerana ketam mempunyai sepit ia hanya bergantung pada leher burung bangau dengan menggunakan sepitnya. Apabila hampir sampai ke kawasan batu besar tersebut,ketam memandang ke bawah dan melihat tulang-tulang ikan bersepah di atas batu besar. Melihat keadaan tersebut ketam berasa cemas dan berfikir di dalam hatinya "Matilah aku kali ini dimakan oleh bangau." Lalu ia memikirkan sesuatu untuk menyelamatkan dirinya daripada ratahan bangau yang rakus. 

Setelah tiba di atas batu besar ketam masih lagi berpegang pada leher bangau sambil berkata "Dimanakah tasik yang engkau katakan itu dan kenapa engakau membawa aku di sini?" Bangau pun tergelak dengan terbahak-bahak lalu berkata "Kali ini telah tiba masanya engkau menjadi rezeki aku." Dengan perasaan marah ketam menyepit leher bangau dengan lebih kuat lagi menyebabkan bangau sukar untuk bernafas, sambil merayu minta di lepaskan, ia berjanji akan menghantar ketam kembali ke tasik tersebut. Ketam tidak mempedulikan rayuan bangau malah ia menyepit lebih kuat lagi sehingga leher bangau terputus dua dan bangau mati di situ jua. 

Dengan perasaan gembira kerana terselamat daripada menjadi makanan bangau ia bergerak perlahan-lahan menuju ke tasik sambil membawa kepala bangau. Apabila tiba di tasik, kawan-kawannya masih lagi setia menunggu giliran masing-masing. Setelah melihat ketam sudah kembali dengan membawa kepala bangau mereka kehairanan dan ketam menceritakan kisah yang berlaku. Semua binatang di tasik tersebut berasa gembira kerana mereka terselamat daripada menjadi makanan burung bangau yang tamak dan mementingkan diri sendiri. Mereka mengucakpan terima kasih kepada ketam kerana telah menyelamatkan mereka semua.

Hiu dan Lumba-lumba

Ikan hiu dan ikan lumba-lumba mempunyai perangai yang berbeda, namun mereka tetap bersahabat. Ikan hiu dikenal mempunyai sifat serakah, ganas, dan kejam. Berlawanan dengan sifat ikan lumba-lumba yang penyabar dan bijak. Walaupun demikian mereka selalu bersama bila mencari makan.

Suatu hari, mereka beriringan mencari makan di lautan yang dalam. Ikan lumba-lumba senang memangsa ikan-ikan yang kecil, sedangkan ikan hiu lebih suka memangsa ikan-ikan yang besar. Ikan hiu mempunyai nafsu makan yang luar biasa.

Walaupun telah mendapat ikan yang besar sekalipun, kadang ikan hiu masih suka menangkap mangsa yang lain. Bahkan seringkali ikan hiu tidak menghabiskan mangsanya, karena perutnya sudah tidak muat lagi untuk menampung.

Ketika sampai di sebuah tempat, mereka segera mengejar-ngejar mangsa yang berada di sekitarnya. Ikan hiu dengan buasnya melahap ikan-ikan yang besar, sedang ikan lumba-lumba hanya memangsa ikan-ikan kecil yang berada di dekatnya. Ikan lumba-lumba memang tidak berminat memakan ikan-ikan yang besar, walaupun sebenarnya mudah didapat.

Tanpa sepengetahuan ikan hiu dan ikan lumba-lumba, tiba-tiba saja sebuah perahu nelayan berada tepat di atas mereka. Di atas perahu itu nampak dua orang nelayan yang akan menjaring ikan. Tidak lama kemudian, kedua nelayan menebarkan jaring-jaring perangkapnya.

Ikan hiu yang sedang memangsa ikan, terkejut melihat jaring-jaring yang ditebarkan nelayan itu. Namun dengan gerak cepat, ikan hiu dapat melesat dan menghindari jaring-jaring itu.

"Awas lumba-lumba! Ada jaring perangkap!" teriak ikan hiu memperingatkan ikan lumba-lumba. Tetapi sayang, karena gerakan ikan lumba-lumba tidak cepat, ia terperangkap.

"Tolong aku hiu! Aku terperangkap!" jerit ikan lumba-lumba meminta bantuan.

Ikan hiu mencoba memberikan pertolongan. Dengan gigi-giginya yang tajam ia berusaha memutuskan tali jaring-jaring perangkap itu. Tetapi usahanya sia-sia, karena kedua nelayan itu segera menarik jaring perangkapnya.

Saat menarik hasil tangkapannya, kedua nelayan itu merasa keberatan. Dengan sekuat tenaga perlahan-lahan hasil tangkapan itu dapat ditarik.

"Tampaknya hasil tangkapan kita banyak sekali hari ini!" ucap salah seorang nelayan dengan raut wajah gembira.
 
"Ya, kelihatannya begitu. Beratnya dua kali lipat dari biasanya!" ujar nelayan yang satunya lagi.
Lihat! Ada ikan yang besar sekali!" teriak salah seorang nelayan begitu melihat hasil tangkapannya di permukaan air.
 
"Pantas saja berat sekali!" seru nelayan yang satunya lagi. Kemudian mereka mengangkat hasil tangkapannya itu ke atas perahu."Akan kita apakan ikan yang besar ini?" tanya nelayan itu.

"Sebaiknya kita jual saja bersama dengan ikan-ikan yang lain. Mungkin harganya lebih mahal!" jawab nelayan satunya. Mendengar dirinya akan dijual di pasar, ikan lumba-lumba hanya dapat menangis tersedu-sedu. Tubuhnya menggeliat kepanasan karena terik matahari yang mulai menyengat.

Kedua nelayan itu memperhatikan gerak-gerik ikan lumba-lumba yang menggeliat di atas perahu mereka. Kulitnya mulai mengering karena panasnya sinar matahari. Air mata ikan lumba-lumba mulai menetes dan membasahi seluruh tubuhnya.

"Lihatlah! ikan besar itu menangis!" seru seorang nelayan.
 
"Ya, tampaknya ikan itu sedih mendengar dirinya akan dijual di pasar." Jawab nelayan yang satunya. 

"Bagaimana kalau ikan besar itu kita lepaskan kembali ke laut? Aku tidak tega melihat ikan ini menangis terus."

"Baiklah kalau begitu, akupun tidak tega menjual ikan sebesar ini ke pasar. Kalau begitu mari kita lepas ikan ini." Ucap nelayan yang satu dengan hati terharu.

Mereka mengangkat dan melepaskan ikan lumba-lumba ke laut. Ikan lumba-lumba berhenti menangis, hatinya berubah gembira tak terkira karena selamat dan tidak jadi dijual oleh nelayan itu. Sebagai tanda terima kasihnya, ikan lumba-lumba berlompat-lompat di depan perahu mereka, dan bersiul tanda gembira. Kedua nelayan itupun senang dan tersenyum melihat ikan lumba-lumba tidak bersedih lagi. Kemudian nelayan itu pulang.

"Hai hiu! Aku selamat!" sapa ikan lumba-lumba kepada ikan hiu dengan hati gembira.
 
"Bagaimana kau bisa lolos?" tanya ikan hiu keheranan.

"Nelayan-nelayan itu yang melepaskanku. Mereka itu baik hatinya. Mereka tidak sampai hati menjualku ke pasar. Padahal katanya, aku bisa dijual dengan harga mahal." Cerita ikan lumba-lumba pada ikan hiu.

"Ah tidak, nelayan-nelayan itu serakah! Seharusnya aku yang mendapatkan ikan-ikan besar tadi. Karena nelayan itu menjaringnya aku jadi tidak kebagian!" ujar ikan hiu dengan hati kesal.

"Tidak kawan, nelayan itu tidak serakah. Kalau mereka serakah, pasti aku sudah dijualnya tadi." Ucap ikan lumba-lumba menyangkal pendapat ikan hiu.

"Tidak, aku tetap tidak suka dengan nelayan itu. Mereka tangkap semua ikan-ikan yang seharusnya menjadi bagianku. Kelak suatu saat, bila ada perahu nelayan yang hancur diterjang badai, aku akan memangsa mereka sebagai gantinya." Demikian ikan hiu bersumpah.

"Jangan kawan, janganlah kamu berbuat begitu. Kamulah yang sebenarnya serakah. Tidak puaskah kamu memakan ikan-ikan yang ada. Rasa-rasanya kita tidak akan kekurangan makanan, walaupun nelayan-nelayan itu menangkapi ikan-ikan di sini setiap hari." Tutur ikan lumba-lumba menasihati.

"Bila kelak ada manusia yang tertimpa musibah, aku pasti akan menolongya. Sebab aku merasa berhutang budi kepada nelayan yang telah menolongku. Aku tak akan melupakan budi baik mereka. Makanya aku berjanji akan selalu menolong manusia yang kesusahan." Begitulah janji ikan lumba-lumba untuk membalas kebaikan manusia.

Sampai di sinilah kisah ikan hiu dan ikan lumba-lumba, dua tokoh yang berlainan sifatnya. Ikan hiu yang mempunyai sifat buruk merasa dendam dengan manusia, lantas dia membenci manusia. Sedangkan ikan lumba-lumba merasa berhutang budi kepada manusia, sehingga ikan lumba-lumba berjanji akan selalu menolong manusia yang tertimpa musibah.

Anak Pipit dan Kera

Tersebutlah seekor kera yang tinggal sendiri di atas pohon di dekat sebuah tepian. Kera itu ditinggalkan kawan-kawannya karena ia sombong dan mementingkan diri sendiri. Dia menganggap pohon tempat tinggalnya itu miliknya sehingga kera-kera lain tidak diizinkan tinggal di sana. Tepian mandi itu pun dianggap miliknya.

Ada seekor itik yang selalu pergi ke tepian itu. Dia senang mandi sepuas-puasnya di tepian itu setelah selesai mencari makan dan kenyang perutnya.

Pada mulanya, kera membiarkan itik itu mandi di tepian. Akan tetapi, ketika dia melihat air di tepian menjadi keruh setiap itik itu selesai dia pun marah.

“Cis tak tahu malu, mandi di tepian orang lain!” maki kera kepada itik yang baru saja selesai mandi. “Bercerminlah dirimu yang buruk rupa itu! Patukmu seperti sudu (paruh yang lebar). Matamu sipit seperti pampijit (kutu busuk)! Sayapmu lebar seperti kajang sebidang (selembar atap dari dawn nipah)! Jari-jarimu berselaput jadi satu! Enyahlah kau, itik jelek!”

Itik malu dan sakit hati dicemooh seperti itu. Ingin sekali dia menantang kera untuk berkelahi. Akan tetapi, dia takut dikalahkan kera besar itu. Dia pun menangis sepanjang jalan menumpahkan kekesalan dan kejengkelannya.

Seekor induk pipit yang sedang memberi makan kepada anak-anaknya terkejut. Dia melongokkan kepala dari sarangnya yang tinggi di atas pohon.

“Hai itik yang baik, mengapa engkau menangis sepanjang jalan? Beri tahu kepadaku apa sebabnya. Mungkin aku dapat menolongmu!”
 
“Kera besar di atas pohon di tepian itu menghinaku!” jawab itik. “Aku malu sekali! Itu sebabnya aku menangis!” Itik itu menangis kembali seperti tadi.
 
“Ooo begitu! Apa saja yang dikatakannya?”

Itik menceritakan kembali semua caci maki yang diucapkan kera. Mendengar penjelasan itik, induk pipit segera berkata, “Berhentilah menangis, itik yang baik! Besok kembalilah ke sana dan mandilah sepuasmu!”

“Aku takut! Aku malu dimaki kera itu lagi!”
 
“Jangan takut, itik yang baik! Kalau kera itu memakimu, balaslah! Sebutlah segala keburukannya!” Induk_pipit pun mengajari itik membalas cemoohan kera.

“Terima kasih, induk pipit yang baik! Besok aku akan mandi lagi ke tepian dan nasihatmu akan kuturuti!” 
Dengan perasaan tenang, itik kembali ke rumah. Kekesalannya agak terhibur dengan nasihat induk pipit.
 
“Esok tahu rasa kau, hai kera yang sombong!” katanya dalam hati sambil tersenyum seorang diri.
 
Keesokan harinya, itik itu mandi sepuas-puasnya di tepian seperti biasa. Bukan main marahnya kera menyaksikan itik mengeruhkan air di tepian itu lagi.
 
“Hei, berhenti! Apakah engkau tetap tak punya rasa malu?” jeritnya dari atas dahan.

Itik pura-pura tidak mendengar jeritan itu. Dia terus mandi dan mengepak-ngepakkan sayapnya. Setelah puas, barulah dia naik ke tebing dan slap pulang ke rumah. Seperti kemarin, kera kembali mencaci maki sepuas-puasnya. Dengan tenang itik mendengarkan. 

Setelah kera puas mengungkapkan keburukan dan kejelekannya, itik pun membalas, “Apakah engkau merasa cantik? Berkacalah di muka air di tepian itu! Tubuhmu ditumbuhi bulu-bulu kasar! Kepalamu seperti buah tandui (sejenis kuini/mempelam yang tumbuh di hutan) dilumu (dimasukkan ke mulut sambil diambil sarinya hingga tersisa biji dan ampasnya). Telapak tanganmu hitam kotor! Kuku-kukumu ….” 

Belum selesai itik membalas caciannya, kera itu segera memotong, “Lancang sekali mulutmu! Tentu ada binatang lain yang memberi tahu kepada kamu!”

“Tentu saja, hai kera angkuh! Tidak jauh dari sini seekor induk pipit membuat sarang. Dialah yang mengajariku!”
 
“Kurang ajar! Aku akan datang ke sarangnya!”

Itik bergegas pulang ke rumahnya. Dia memberitahu induk pipit tentang niat busuk kera sombong itu. “Alangkah bodohnya engkau!” kata induk pipit dengan kesal. “Seharusnya tidak kau sebutkan siapa yang mengajarimu! Rupamu bukan hanya jelek, tetapi engkau pun tolol!”

Belum sempat induk pipit bersiap-siap mengungsi, kera sudah mendatangi sarangnya dan langsung menerkamnya. Akan tetapi, dengan sigap induk pipit itu terbang. Sayang, anak pipit tidak sempat dibawa untuk menyelamatkan diri.

Dengan kejengkelan luar biasa kera memasukkan anak pipit itu ke dalam mulutnya. Sarang pipit diacak-acaknya. Kemudian, dia duduk di atas pohon itu menanti induk pipit kembali ke sarang untuk menjemput anaknya. Pada saat itulah, induk pipit akan diterkamnya.

Anak pipit sedih berada dalam kegelapan karena kera selalu mengatupkan mulutnya. Kera takut anak pipit itu terbang. Dalam keadaan itu, anak pipit mengeluh seorang diri. Setiap keluhannya dijawab kera dengan gumaman.

“Apakah Ibuku sudah datang?”
 
“Mmm-mmm …!”
 
“Apakah Ibuku sudah mandi?”
 
“Mmrn-mmm …!”
 
“Apakah Bapak dan Ibu sudah tidur?”
 
“Ha-ha-ha-ha-ha …!”
 
Kera tidak dapat menahan geli. Dia tertawa mengakak hingga mulutnya terbuka lebar Anak pipit tidak 
melewatkan kesempatan baik itu. Dia terbang mencari induknya.
 
“Kurang ajar!” kera menyumpah sejadi-jadinya.

Dia merasa tertipu. Apalagi anak pipit itu meninggalkan sesuatu di dalam mulutnya. Di daun lidahnya ada kotoran anak pipit. Kera benar-benar merasa kalah. Bukan saja karena ditinggalkan anak-beranak itu, melainkan karena mendapat kotoran anak pipit.

Kera marah bukan main. Akal sehatnya hilang. Dia mencari sembilu yang tajam dan kotoran anak pipit itu bukan dikaisnya dengan sembilu, melainkan lidahnya yang dipotong. Darah pun tak henti-hentinya mengalir dari Iidahnya. Dia menggelepar-gelepar kesakitan, lalu jatuh dari dahan dan mati seketika. Tamatlah riwayat kera besar yang sombong itu.

Kingdom Plantae

Dalam golongan tumbuh-tumbuhan atau pohon-pohonan yang disebut juga kingdom plantae atau kerajaan tumbuh-tumbuhan dapat kita bagi-bagi menjadi beberapa divisi, antara lain adalah :

1. Divisi Thallophyta / Thalopita / Thalophita
Divisi thallophyta adalah tumbukan yang memiliki thalus termasuk diantaranya adalah golongan jamur / fungi, bakteri dan ganggang / alga.

2. Divisi Bryophyta / Briopita / Briophita
Divisi bryophyta meliputi golongan lumut-lumutan

3. Divisi Pteridophyta / Pteridopita / Pteridophita
Divisi pteridophyta meliputi golongan paku-pakuan

4. Divisi Spermatophyta / Spermatopita / Spermatophita
Divisi spermatophyta meliputi golongan tumbuhan berbiji baik tumbuhan berbiji keping satu (monokotil) maupun dua (dikotil)

Berdasarkan morfologi atau susunan tubuh tumbuhan bisa dibedakan lagi atas dua jenis kelompok, yakni :

1. Thallophyta
Definisi Thallophyta : Adalah tumbuhan yang belum memiliki daun, akar dan batang yang jelas.

2. Cormophyta / Kormopita / Kormophita
Denisisi dan Pengertian Cormophita : Adalah tumbuhan yang batang, akar dan daun sudah jelas yang meliputi tiga divisi selain thalophita yaitu bryophita, pteridophita dan spermatophita.