Tuesday, 20 March 2012

Intan (Berlian)


Intan adalah bahan tambang mineral dan merupakan salah satu jenis bahan galian golongan A, yang masih mentah (raw material), yang baru diperoleh dari hasil penambangan intan. Intan adalah mineral yang secara kimia berbentuk kristal, atau alotrop, dari karbon. Intan terkenal karena memiliki sifat-sifat fisika yang istimewa, terutama faktor kekerasannya dan kemampuannya mendispersikan cahaya. Sifat-sifat ini yang membuat intan digunakan dalam perhiasan dan berbagai penerapan di dalam dunia industri.

Berlian adalah intan yang telah diolah melalui proses penggosokan dan telah dibentuk sesuai dengan kaidah kaidah pemotongan (cutting) , dan telah siap untuk dijadikan perhiasan kalung, gelang, cincin, bross, dan lain-lain.

Daerah pertambangan intan terutama terdapat di Afrika tengah dan selatan, walaupun kandungan intan yang signifikan juga telah ditemukan di Kanada, Rusia, Brasil, dan Australia. Sekitar 130 juta "carat" (26.000 kg) intan ditambang setiap tahun, yang berjumlah kira-kira 9 miliar dollar Amerika Serikat. Selain itu, hampir empat kali berat intan dibuat di dalam makmal sebagai intan sintetik (synthetic diamond).

Nilai sebuah berlian ditentukan oleh beberapa aspek, yaitu
  • Ukuran, standarnya adalah karat. Makin besar karatnya makin mahal. 
  • Warna, sementara ini baru diketahui dan didapatkan 5 jenis warna, dimulai yang paling murah adalah warna hitam, coklat, kuning, putih, biru muda, dan pink atau merah muda yang paling mahal.
  • Kristal, makin jernih makin mahal. 
  • Kualitas pemotongan, apakah tradisional, mesin semi tradisional, modern dengan international standard cutting. 
  • Sertifikasi, artinya berlian atau intan yang tak bersertifikat keaslian tentu jauh lebih murah daripada intan/berlian yang bersertifikat.

Penambangan Intan

Intan terutama ditambang dari pipa-pipa vulkanis, tempat kandungan intan yang berasal dari bahan-bahan yang dikeluarkan dari dalam Bumi karena tekanan dan temperaturnya sesuai untuk pembentukan intan. di Indonesia intah telah lama ditambang di kawasan Martapura, Kalimantan Selatan.

Intan terdapat dari dalam perut bumi yang digali baik secara manual maupun dengan mekanisasi. Sekarang kebanyakan para penambang intan sudah menggunakan mekanisasi, yaitu dengan mesin penyedot untuk menyedot tanah yang sudah digali.

Tanah yang disedot bersama air, dipilah melalui tapisan. Dengan keterampilannya, si penambang bisa membedakan batu biasa, pasir, atau intan. Intan yang baru didapat ini disebut "galuh" di daerah Martapura. Galuh ini masih merupakan intan mentah. Untuk menjadikannya siap pakai, intan harus digosok terlebih dahulu. Penggosokan intan yang ada di masyarakat sebagian besar masih dengan alat tradisional.

Sejarah Berlian
Berlian berasal dari bagian terdalam gunung berapi yang juga mengandung atom dan karbon. Pada kenyataannya berlian merupakan kristal transparan yang mengikat empat bagian karbon atom. Batu berlian terbawa kepermukaan bumi melalui letusan volkanik. Menurut penelitian, naiknya berlian kepermukaan bumi dikarenakan batu yang mencair. 
Berlian dikembangkan dari bermil-mil bagian dalam permukaan bumi, pada kerendahan 150 km (90 mil), pada tekanan kira-kira 5 giga pascal dengan temperatur sekitarnya 1200 derajat celcius (2200 derajat Fahrenheit). Berlian bisa menjadi bentuk alami lain sesuai tingginya tekanan, secara relatif pada saat temperatur rendah. Namun sangat disayangkan berlian tidak bisa terbentuk dari bawah laut.
Sejak zaman purbakala bahkan pada saat penamaan berlian itu sendiri, berlian terkenal sebagai material yang paling keras ke tiga setelah ‘Aggregated diamond nanorods’ dan ‘Ultrahard Fullerite’.
Menurut sejarahnya, nama berlian itu sendiri diambil dari bahasa Yunani kuno yang artinya “Tak Terkalahkan”.
Berlian muncul kepermukaan bumi sudah sangat lama, berkisar dari 1-3,3 milyar tahun yang lalu. Berlian pertama kali dikenali dan ditambang di India. Dahulu, ada referensi yang ditemukan pada sebuah text penganut Budha, salah satu text Sansekerta ( Anguttara Nikaya ) yang kemudian disempunakan sekitar 296 BCE yang lalu. Text tersebut menceritakan juga mengenai ciri utama berlian yang kilaunya memancar. Pada saat itu berlian berasosiasi dengan membawa nama keTuhanan (Dewa), sebagai lambang dekorasi religius. 
Berlian dipercaya dapat membawa keberuntungan bagi siapapun yang memilikinya. Di India, pemiliknya dibatasi dengan kasta berdasarkan warna. Hanya Raja saja yang diizinkan memiliki semua warna berlian.
Seiring perkembangan zaman akhirnya berlian dapat diperdagangkan di daerah Timur dan Barat India dan dapat digunakan di berbagai kebudayaan untuk gemologi atau industri.
Di Eropa, berlian menghilang selama hampir 1000 tahun mengikuti berkembangnya umat kristiani. Mereka menolak keberadaan berlian yang pada awalnya dipercaya dapat digunakan sebagai Azimat. Hal ini sangat ditentang oleh umat kristiani. Karena menurut kepercayaan mereka, hanya Tuhan saja yang boleh dipercaya.
Namun, popularitas berlian kembali naik yang banyak digunakan sebagai batu permata. Hal ini disebabkan meningkatnya ketersediaan berlian itu sendiri seiring berkembangnya sejarah Eropa tersebut.
Di Perancis, pada abad ke-13 Raja Llouis IX menetapkan hukum yang menyatakan bahwa hanya Raja saja yang boleh memiliki berlian.
Di bulan Febuari 2005, Tim Amerika (US) dan Cina memberikan laporan Arkeolog mengenai penemuan dari empat kekayaan almunium yang berasal dari kuburan batu yang pada saat itu menjadi adat kebudayaan Cina. Pada 4000 BCE-2500 BCE, para ilmuwan menemukan kampak bercahaya yang dipercaya dapat disemir dengan bubuk berlian sehingga tampak jauh lebih menarik.Di Cina, berlian biasa digunakan untuk pelengkap berlian lain, salah satunya adalah sebagai pengukur atau pelengkap ‘Jade’ (permata hijau lumut).
Setelah berabad-abad, dikalangan Aristokratis, berlian semakin populer sebagai batu permata. Tentunya hanya dikalangan mereka yang ber-uang dan ber-kelas. Biasanya digunakan sebagai cicin pernikahan. Sesuai perkembangan zaman, popularitas berlanjut dan berkembang dengan banyak perubahan bentuk sesuia permohonan estetika berlian. Berlian membuktikan bisa tetap populer dengan berbagai kelas sepanjang harganya masih terjangkau. Berlian menjadi salah satu objek yang sangat penting karena dapat berkembang pada dunia pembelian, penjualan, bahkan masuk dalam catatan kejahatan sampai politik.
Berita terbaru menurut Washington post tanggal 5 Maret 2007, telah ditemukan berlian jenis baru di negara Kanada. Ditemukan oleh seorang ahli batu yang selama bertahun-tahun membiayai pencarian berlian dinegara tetangga. Diakui, berlian ini milik Amerika Utara. Hal ini membuat Kanada mandapat aliran uang yang deras sebagai negara ketiga penemu berlian.

Bauksit

 
Bauksit (bahasa Inggris: bauxite) adalah biji utama aluminium yang terutama terdiri dari hydrous aluminium oksida dan aluminium hidroksida yaitu berupa mineral gibbsite Al (OH) 3, boehmite γ-ALO (OH), dan diaspore α-ALO (OH), bersama-sama dengan oksida besi goethite dan bijih besi, mineral tanah liat kaolinit dan sejumlah kecil anatase Tio 2 . Secara umum bauksit mengandung Al2O3 sebanyak 45 – 65%, SiO2 1 – 12%, Fe2O3 2 – 25%, TiO2 >3%, dan H2O 14 – 36%. Pertama kali ditemukan pada tahun 1821 oleh geolog bernama Pierre Berthier pemberian nama sama dengan nama desa Les Baux di selatan Perancis.

Bijih bauksit dapat ditemukan di daerah tropika dan subtropika yang memungkinkan terjadinya pelapukan yang sangat kuat. Bauksit terbentuk dari batuan sedimen yang mempunyai kadar Al nisbi tinggi, kadar Fe rendah dan kadar kuarsa (SiO2) bebasnya sedikit atau bahkan tidak mengandung sama sekali. 

Batuan tersebut (misalnya sienit dan nefelin) yang berasal dari batuan beku, batu lempung, lempung dan serpih. Batuan-batuan tersebut akan mengalami proses lateritisasi, yang kemudian oleh proses dehidrasi akan mengeras menjadi bauksit.

Bauksit dapat ditemukan dalam lapisan datar, tetapi kedudukannya di kedalaman tertentu. Potensi dan cadangan endapan bauksit banyak terdapat di Pulau Bintan (terbesar di Indonesia), Kepulauan Riau, Pulau Bangka, dan Pulau Kalimantan.

Cara Pengolahan

Penambangan bauksit dilakukan dengan penambangan terbuka diawali dengan land clearing. Setelah pohon dan semak dipindahkan dengan bulldozer, dengan alat yang sama diadakan pengupasan tanah penutup. Lapisan bijih bauksit kemudian digali dengan shovel loader yang sekaligus memuat bijih bauksit tersebut kedalam dump truck untuk diangkut ke instalansi pencucian.

Bijih bauksit dari tambang dilakukan pencucian dimaksudkan untuk meningkatkan kualitasnya dengan cara mencuci dan memisahkan bijih bauksit tersebut dari unsur lain yang tidak diinginkan, misal kuarsa, lempung dan pengotor lainnya. Partikel yang halus ini dapat dibebaskan dari yang besar melalui pancaran air (water jet) yang kemudian dibebaskan melalui penyaringan (screening). Disamping itu sekaligus melakukan proses pemecahan (size reduction) dengan menggunakan jaw crusher.

Cara-cara Leaching:

a. Cara Asam (H2SO4)

Hanya dilakukan untuk pembuatan Al2(SO4)3 untuk proses pengolahan air minum dan pabrik kertas.
  • Reaksi dapat dipercepat dengan menaikkan temperatur sampai 180 C (Autoclaving)
  • KalsinasiCocok untuk lowgrade Al2O3 tetapi high SiO2 yang tidak cocok dikerjakan dengan cara basa.
  • Hasil Basic-Al-Sulfat dikalsinansi menjadi Al2O3, kelemahan cara ini adalah Fe2O3 ikut larut.
b. Cara Basa (NaOH), Proses Bayers (Th 1888) 

Ada 2 macam produk alumina yang bisa dihasilkan yaitu Smelter Grade Alumina (SGA) dan Chemical Grade Alumina (CGA). 90% pengolahan bijih bauksit di dunia ini dilakukan untuk menghasilkan Smelter Grade Alumina yang bisa dilanjutkan untuk menghasilkan Al murni. Berikut block diagram pengolahan bauksit melalui proses SGA:


c. Cara Sintering dengan Na2CO3 (Deville-Pechiney)

Sintering dilakukan dalam Rotary Kiln 1000 C selama 2-4 jam, cocok untuk bijih dengan high Fe2O3 dan SiO2.

Reaksi-reaksi:

Al2O3 + Na2CO3 = NaAlO2 + CO2(g)
Fe2O3 + Na2CO3 = Na2O∙Fe2O3 + CO2(g)
TiO2 + Na2CO3 = Na2O∙TiO2 + CO2(g)
SiO2 + Na2CO3 = Na2O∙SiO2 + CO2(g)

d. Dengan proses elektolisa

Bahan utamanya adalah bauksit yang mengandung aluminium oksida. pada katoda terjadi reaksi reduksi, ion aluminium (yang terikat dalam aluminium oksida) menerima electron menjadi atom aluminium,

4 Al(3+) + 12 e(1-) ————–> 4 Al

pada anoda terjadi reaksi oksidasi, dimana ion-ion oksida melepaskan elektron menghasilkan gas oksigen.

6 O(2-) ——————> 3 O2 + 12 e(1-)

logam aluminium terdeposit di keping katoda dan keluar melalui saluran yang telah disediakan.

Proses Pemurnian Bauksit

Pemurnian bijih bauksit dari aluminium oksida dilakukan secara kontinyu. Cryolite ditambahkan dalam titik leleh yang lebih rendah dan melarutkan bijih.
  • Ion-ion harus bebas bergerak menuju elektroda yang disebut katoda (elektroda negatif) yang menarik ion positif, misalnya Al3+ dan anoda (elektroda positif) yang menarik ion negatif, misalnya O2-
  • Ketika arus DC dilewatkan melalui plat aluminium pada katoda (logam) maka aluminium akan diendapkan di bagian bawah tangki.
  • Pada anoda, gas oksigen terbentuk (non-logam). Ini menimbulkan masalah. Pada suhu yang tinggi dalam sel elektrolit, gas oksigen akan membakar dan mengoksidasi elektroda karbon menjadi gas beracun karbon monoksida atau karbon dioksida. Sehingga elektrode harus diganti secara teratur dan gas buang dihilangkan.
  • Hal tersebut merupakan proses yang memerlukan biaya relatif banyak (6x lebih banyak dari pada Fe) karena dalam proses ini membutuhkan energi listrik yang mahal dalam jumlah yang banyak.
  • Dua aturan yang umum :
    • Logam dan hidrogen (dari ion positif), terbentuk pada elektroda negatif (katoda).
    • Non-logam (dari ion negatif), terbentuk pada elektroda positif (anoda).
bijih_bauksit
  • Bijih bauksit dari aluminium oksida tidak murni (Al2O3 terbentuk dari ion Al3+ dan ion O2-).
  • Karbon (grafit) digunakan sebagai elektroda.
  • Cryolite menurunkan titik leleh bijih dan menyimpan energi, karena ion-ion harus bergerak bebas untuk membawa arus.
  • Elektrolisis adalah penggunaan energi listrik DC yang megakibatkan adanya perubahan kimia, misalnya dekomposisi senyawa untuk membentuk endapan logam atau membebaskan gas. Adanya energi listrik menyebabkan suatu senyawa akan terbelah.
  • Sebuah elektrolit menghubungkan antara anoda dan katoda. Sebuah elektrolit adalah lelehan atau larutan penghubung dari ion-ion yang bergerak bebas yang membawa muatan dari sumber arus listrik.
Proses reaksi redoks yang terjadi pada elektroda :
  • Pada elektroda negatif (katoda), terjadi proses reduksi (penagkapan elektron) dimana ion aluminiun yang bermuatan positif menarik elektron. Ion aluminuim tersebut menangkap tiga elektron untuk mengubah ion aluminuim menjadi atom.
  • aluminium dalam keadaan netral. Al3+ 3e- → Al
  • Pada elektroda positif (anoda), terjadi proses oksidasi (pelepasan elektron) dimana ion oksida negatif melepaskannya. Ion oksida tersebut melepaskan dua elektron dan membentuk molekul oksigen yang netral.
2O2- → O2 + 4e-
Atau
2O2- – 4e- → O2
  • Catatan : reaksi oksidasi maupun reduksi terjadi secara bersama-sama.
    • Reaksi dekomposisi secara keseluruhan adalah :
Aluminium oksida  →  aluminium + oksigen
2 Al2O3 → 4Al + 3O2

Dan reaksi diatas merupakan reaksi yang sangat endotermis, banyak energi listrik yang masuk.

Cut Nyak Dien


Cut Nyak Dien adalah salah satu pahlawan Indonesia sebelum kebangkitan nasional. Cut Nyak dien lahir di Lampadang, Aceh pada tahun 1985. Meninggal di Sumedang pada 6 November 1908. Dimakamkan di Gunung Puyuh, Sumedang, Jawa Barat. 

Cut Nyak Dien menikah dengan Teuku Cik Ibrahim Lamnga pada usia 12 tahun. Suami Cut Nyak Dien gugur dalam pertempuran di Gletarum pada Juni 1878. Cut Nyak Dien bersumpah tidak akan menerima pinangan dari laki-laki manapun kecuali laki-laki tersebut bersedia membantu Cut Nyak Dien untuk balas dendam atas kematian suaminya, Teuku Ibrahim. 

Pada tahun 1880, Akhirnya cut Nyak Dien menikah lagi dengan seorang laki-laki yang bernama Teuku Umar, ia adalah seorang pejuang yang cukup disegani oleh Belanda. Mulai sekitar September 1893 – Maret 1896 Cut Nyak Dien selalu berjuang bersama sang suami. 

Untuk mendapatkan senjata dan berbagai peralatan perang lainnya. Teuku umar berpura pura bekerja sama dengan belanda. Sedangkan istrinya, Cut Nyak Din berjuang secara langsung melawan belanda di Wilayah kampung halaman Teuku Umar. Setelah belanda mengetahui bahwa Teuku Umar berpura pura, Teuku umar bergabung lagi dengan para pejuang.

Teuku Umar gugur dalam pertempuan di Meulaboh pada tanggal 11 Februari 1899. Meskipun suaminya telah meninggal dunia, CUt Nyak Dien tetap melanjutkan perjuangannya melawan Belanda dengan bergerilya. Cut Nyak Dien tidak pernah mau berdamai dengan pihak belanda yang disebutnya sebagi kafir-kafir. Pejuangan cut nyak din dengan bergerilya sangatlah berat karena ia harus keluar masuk hutan. Hal ini menyebabkan ia dan para pasukannya pada kondisi yang sangat mengkhawatirkan. 

Cut Nyak Dien kemudian menderita sakit encok dan mata mengalami rabun. Para pengawal merasa kasihan melihat kondisi Cut Nyak din. Akhirnya mereka membuat kesepatan dengan belanda. Mereka nyatakan bahwa Cut nyak dien boleh ditangkap asal diperlakukan sebagai manusia terhormat dan bukan sebagai penjahat perang. Meskipun status cut nyak din sebagai tawanan, namun ia masih sering didatangi oleh para tamu. Belanda yang curiga melihat tingkah laku Cut Nyak din mengasingkannya ke Sumedang pada tanggal 11 Desember 1905.

Cut Nyak dien meninggal di pengasingan. Ia dikenal sebagai pejuang wanita yang berhati baja dan ibu bagi rakyat aceh. Atas jasa jasanya, Cut Nyak Dien diberi gelar Pahlawan Kemerdekaan Nasional oleh Pemerintah Republik Indonesia berdasarkan SK Presiden RI No. 106/1964.

Monday, 19 March 2012

Bandung Lautan Api

Peristiwa Bandung Lautan Api adalah peristiwa pembakaran kota Bandung, di provinsi Jawa Barat, Indonesia pada 24 Maret 1946. Saat itu sekitar 200.000 penduduk kota Bandung beserta para pejuang TRI, membakar rumah mereka, sambil meninggalkan kota menuju pegunungan di daerah selatan Bandung. Peristiwa ini berlangsung selama 7 jam. Akibatnya kota Bandung menjadi membara bagaikan lautan api. Hal ini dilakukan untuk mencegah tentara Sekutu dan tentara NICA Belanda untuk dapat menggunakan kota Bandung sebagai markas strategis militer dalam Perang Kemerdekaan Indonesia.

Latar Belakang


Pasukan Inggris bagian dari Brigade MacDonald tiba di Bandung pada tanggal 12 Oktober 1945. Sejak semula hubungan mereka dengan pemerintah RI sudah tegang. Mereka nersikap sewenang-wenang dengan mengeluarkan ancaman dan menuntut agar semua senjata api, hasil lucutan dari tentara Jepang,  yang ada di tangan penduduk, kecuali TKR dan polisi, diserahkan kepada mereka. 

Orang-orang Belanda yang baru dibebaskan dari kamp tawanan mulai melakukan tindakan-tindakan yang mulai mengganggu keamanan. Kota Bandung pun akhirnya dibagi dua menjadi bagian utara dan selatan yang dibatasi oleh rel kereta api.

Malam tanggal 24 November 1945, TKR dan badan-badan perjuangan melancarkan serangan terhadap kedudukan-kedudukan Inggris di bagian utara, termasuk Hotel Homann dan Hotel Preanger yang mereka gunakan sebagai markas. Tiga hari kemudian, MacDonald menyampaikan ultimatum kepada Gubernur Jawa Barat agar Bandung Utara dikosongkan oleh penduduk Indonesia, termasuk pasukan bersenjata, dengan alasan penjagaan keamanan. Ultimatum itu tidak dihiraukan oleh para pejuang. Akibatnya, bentrokan bersenjata antara Inggris dan TKR tidak dapat dihindari.

Setelah ultimatum pertama tidak dihiraukan, datang ultimatum kedua pada tanggal 23 Maret 1946. Isinya meminta segera mengosongkan seluruh kota Bandung. Pemerintah Republik Indonesia di Jakarta waktu itu terpaksa menyetujui dan memerintahkan agar ultimatum kedua itu dipatuhi oleh masyarakat Bandung. Karena merasa berat hati untuk memenuhi ultimatum Tentara Sekutu agar Tentara Republik Indonesia (TRI) meninggalkan kota Bandung, mendorong TRI untuk melakukan operasi "bumihangus". Para pejuang pihak Republik Indonesia tidak rela bila Kota Bandung dimanfaatkan oleh pihak Sekutu dan NICA. 


Para pejuang yang tergabung dalam TRI (Tentara Republik Indonesia), akhirnya meninggalkan kota Bandung menuju ke arah selatan, yakni ke Baleendah, Dayeuhkolot, soreang, dan daerah lain di sekitarnya. Sebelum meninggalkan kota Bandung, para pejuang Republik melancarkan serangan umum ke daerah kekuasaan sekutu di Bandung utara. 


Pada tanggal 24 Maret 1946, mereka membakari semua bangunan dan barang-barang yang ada di kota Bandung bagian selatan. Mereka tidak rela jika kota yang mereka cintai jatuh dan dikuasai sekutu secara utuh, lebih baik dibakar sampai habis daripada harus dikuasai musuh.

Keputusan untuk membumihanguskan Bandung diambil melalui musyawarah Madjelis Persatoean Perdjoangan Priangan (MP3) di hadapan semua kekuatan perjuangan pihak Republik Indonesia, pada tanggal 24 Maret 1946. Kolonel Abdoel Haris Nasoetion selaku Komandan Divisi III TRI mengumumkan hasil musyawarah tersebut dan memerintahkan evakuasi Kota Bandung. Hari itu juga, rombongan besar penduduk Bandung mengalir panjang meninggalkan kota Bandung dan malam itu pembakaran kota berlangsung.

Selain tidak rela kota Bandung diserahkan ke[ada musuh, Bandung sengaja dibakar oleh TRI dan rakyat setempat dengan maksud agar Sekutu tidak dapat menggunakan Bandung sebagai markas strategis militer. Di mana-mana asap hitam mengepul membubung tinggi di udara dan semua listrik mati. Tentara Inggris mulai menyerang, sehingga pertempuran sengit terjadi. Pertempuran yang paling besar terjadi di Desa Dayeuhkolot, sebelah selatan Bandung, di mana terdapat gudang amunisi besar milik Tentara Sekutu. 

Dalam pertempuran ini Muhammad Toha dan Ramdan, dua anggota milisi BRI (Barisan Rakjat Indonesia) terjun dalam misi untuk menghancurkan gudang amunisi tersebut. Muhammad Toha berhasil meledakkan gudang tersebut dengan dinamit. Gudang besar itu meledak dan terbakar bersama kedua milisi tersebut di dalamnya. Staf pemerintahan kota Bandung pada mulanya akan tetap tinggal di dalam kota, tetapi demi keselamatan mereka, maka pada pukul 21.00 itu juga, ikut dalam rombongan yang mengevakuasi dari Bandung. Sejak saat itu, kurang lebih pukul 24.00 Bandung Selatan telah kosong dari penduduk dan TRI. Tetapi api masih membubung membakar kota, sehingga Bandung pun menjadi lautan api.

Pembumihangusan Bandung tersebut dianggap merupakan strategi yang tepat dalam Perang Kemerdekaan Indonesia, karena kekuatan TRI dan milisi rakyat tidak sebanding dengan kekuatan pihak Sekutu dan NICA yang berjumlah besar. Setelah peristiwa tersebut, TRI bersama milisi rakyat melakukan perlawanan secara gerilya dari luar Bandung. Peristiwa ini mengilhami lagu Halo, Halo Bandung yang nama penciptanya masih menjadi bahan perdebatan.

Beberapa tahun kemudian, lagu "Halo, Halo Bandung" secara resmi ditulis, menjadi kenangan akan emosi yang para pejuang kemerdekaan Republik Indonesia alami saat itu, menunggu untuk kembali ke kota tercinta mereka yang telah menjadi lautan api.

Istilah Bandung Lautan Api

Istilah Bandung Lautan Api menjadi istilah yang terkenal setelah peristiwa pembumihangusan tersebut. Jenderal A.H Nasution adalah Jenderal TRI yang dalam pertemuan di Regentsweg (sekarang Jalan Dewi Sartika), setelah kembali dari pertemuannya dengan Sutan Sjahrir di Jakarta, memutuskan strategi yang akan dilakukan terhadap Kota Bandung setelah menerima ultimatum Inggris tersebut.
"Jadi saya kembali dari Jakarta, setelah bicara dengan Sjahrir itu. Memang dalam pembicaraan itu di Regentsweg, di pertemuan itu, berbicaralah semua orang. Nah, disitu timbul pendapat dari Rukana, Komandan Polisi Militer di Bandung. Dia berpendapat, “Mari kita bikin Bandung Selatan menjadi lautan api.” Yang dia sebut lautan api, tetapi sebenarnya lautan air." - A.H Nasution, 1 Mei 1997
Istilah Bandung Lautan Api muncul pula di harian Suara Merdeka tanggal 26 Maret 1946. Seorang wartawan muda saat itu, yaitu Atje Bastaman, menyaksikan pemandangan pembakaran Bandung dari bukit Gunung Leutik di sekitar Pameungpeuk, Garut. Dari puncak itu Atje Bastaman melihat Bandung yang memerah dari Cicadas sampai dengan Cimindi.

Setelah tiba di Tasikmalaya, Atje Bastaman dengan bersemangat segera menulis berita dan memberi judul "Bandoeng Djadi Laoetan Api". Namun karena kurangnya ruang untuk tulisan judulnya, maka judul berita diperpendek menjadi "Bandoeng Laoetan Api".

Wednesday, 14 March 2012

Planet

Planet adalah benda langit yang memiliki ciri-ciri berikut:
  • mengorbit mengelilingi bintang atau sisa-sisa bintang;
  • mempunyai massa yang cukup untuk memiliki gravitasi tersendiri agar dapat mengatasi tekanan rigid body, sehingga benda angkasa tersebut mempunyai bentuk kesetimbangan hidrostatik (bentuk hampir bulat);
  • tidak terlalu besar, hingga dapat menyebabkan fusi termonuklir terhadap deuterium di intinya; dan,
  • telah "membersihkan lingkungan" (clearing the neighborhood; mengosongkan orbit agar tidak ditempati benda-benda angkasa berukuran cukup besar lainnya selain satelitnya sendiri) di daerah sekitar orbitnya
  • Berdiameter lebih dari 800 km
Berdasarkan definisi di atas, maka dalam sistem Tata Surya terdapat delapan planet. Hingga 24 Agustus 2006, sebelum Persatuan Astronomi Internasional (International Astronomical Union = IAU) mengumumkan perubahan pada definisi "planet" sehingga seperti yang tersebut di atas, terdapat sembilan planet termasuk Pluto, bahkan benda langit yang belakangan juga ditemukan sempat dianggap sebagai planet baru, seperti: Ceres, Sedna, Orcus, Xena, Quaoar, UB 313. Pluto, Ceres dan UB 313 kini berubah statusnya menjadi "planet kerdil / katai."

Planet diambil dari kata dalam bahasa Yunani Asteres Planetai yang artinya Bintang Pengelana. Dinamakan demikian karena berbeda dengan bintang biasa, planet dari waktu ke waktu terlihat berkelana (berpindah-pindah) dari rasi bintang yang satu ke rasi bintang yang lain. Perpindahan ini (pada masa sekarang) dapat dipahami karena planet beredar mengelilingi matahari. Namun pada zaman Yunani Kuno yang belum mengenal konsep heliosentris, planet dianggap sebagai representasi dewa di langit. Pada saat itu yang dimaksud dengan planet adalah tujuh benda langit: Matahari, Bulan, Merkurius, Venus, Mars, Jupiter dan Saturnus. 

Astronomi modern menghapus Matahari dan Bulan dari daftar karena tidak sesuai definisi yang berlaku sekarang. Sebelumnya, planet-planet anggota tata surya ada 9, yaitu Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter/Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, dan Pluto. Namun, tanggal 26 Agustus 2006, para ilmuwan sepakat untuk mengeluarkan Pluto dari daftar planet sehingga jumlah planet di tata surya menjadi hanya 8.

Menurut IAU (Persatuan Astronomi Internasional) sesuai dengan defenisi yang baru, maka terdapat delapan planet dalam sistem Tata Surya:
  1. Merkurius
  2. Venus
  3. Bumi
  4. Mars
  5. Yupiter
  6. Saturnus
  7. Uranus
  8. Neptunus

Sejarah

Sejalan dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, pengertian istilah “planet” berubah dari “sesuatu” yang bergerak melintasi langit (relatif terhadap latar belakang bintang-bintang yang “tetap”), menjadi benda yang bergerak mengelilingi Bumi. 

Ketika model heliosentrik mulai mendominasi pada abad ke-16, planet mulai diterima sebagai “sesuatu” yang mengorbit Matahari, dan Bumi hanyalah sebuah planet. Hingga pertengahan abad ke-19, semua obyek apa pun yang ditemukan mengitari Matahari didaftarkan sebagai planet, dan jumlah “planet” menjadi bertambah dengan cepat di penghujung abad itu.

Selama 1800-an, astronom mulai menyadari bahwa banyak penemuan terbaru tidak mirip dengan planet-planet tradisional. Obyek-obyek seperti Ceres, Pallas dan Vesta, yang telah diklasifikasikan sebagai planet hingga hampir setengah abad, kemudian diklasifikasikan dengan nama baru "asteroid". 

Pada titik ini, ketiadaan definisi formal membuat "planet" dipahami sebagai benda 'besar' yang mengorbit Matahari. Tidak ada keperluan untuk menetapkan batas-batas definisi karena ukuran antara asteroid dan planet begitu jauh berbeda, dan banjir penemuan baru tampaknya telah berakhir.

Namun pada abad ke-20, Pluto ditemukan. Setelah pengamatan-pengamatan awal mengarahkan pada dugaan bahwa Pluto berukuran lebih besar dari Bumi, IAU (yang baru saja dibentuk) menerima obyek tersebut sebagai planet. Pemantauan lebih jauh menemukan bahwa obyek tersebut ternyata jauh lebih kecil dari dugaan semula, tetapi karena masih lebih besar daripada semua asteroid yang diketahui, dan tampaknya tidak eksis dalam populasi yang besar, IAU tetap mempertahankan statusnya selama kira-kira 70 tahun.

Pada 1990-an dan awal 2000-an, terjadi banjir penemuan obyek-obyek sejenis Pluto di daerah yang relatif sama. Seperti Ceres dan asteroid-asteroid pada masa sebelumnya, Pluto ditemukan hanya sebagai benda kecil dalam sebuah populasi yang berjumlah ribuan. Semakin banyak astronom yang meminta agar Pluto didefinisi ulang dari sebuah planet seiring bertambahnya penemuan obyek-obyek sejenis. Penemuan Eris, sebuah obyek yang lebih masif daripada Pluto, dipublikasikan secara luas sebagai planet kesepuluh, membuat hal ini semakin mengemuka. 

Akhirnya pada 24 Agustus 2006, berdasarkan pemungutan suara, IAU membuat definisi planet yang baru. Jumlah planet dalam Tata Surya berkurang menjadi 8 benda besar yang berhasil “membersihkan lingkungannya” (Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus), dan sebuah kelas baru diciptakan, yaitu planet katai, yang pada awalnya terdiri dari tiga obyek, Ceres, Pluto dan Eris.

Sejarah Nama-nama Planet

Lima planet terdekat ke Matahari selain Bumi (Merkurius, Venus, Mars, Yupiter dan Saturnus) telah dikenal sejak zaman dahulu karena mereka semua bisa dilihat dengan mata telanjang. Pada abad ke-6 SM, bangsa Yunani memberi nama Stilbon (cemerlang) untuk Planet Merkurius, Pyoroeis (berapi) untuk Mars, Phaethon (berkilau) untuk Jupiter, Phainon (Bersinar) untuk Saturnus. 

Khusus planet Venus memiliki dua nama yaitu Hesperos (bintang sore) dan Phosphoros (pembawa cahaya). Hal ini terjadi karena dahulu planet Venus yang muncul di pagi dan di sore hari dianggap sebagai dua objek yang berbeda.

Pada abad ke-4 SM, Aristoteles memperkenalkan nama-nama dewa dalam mitologi untuk planet-planet ini. Hermes menjadi nama untuk Merkurius, Ares untuk Mars, Zeus untuk Jupiter, Kronos untuk Saturnus dan Aphrodite untuk Venus.

Pada masa selanjutnya di mana kebudayaan Romawi menjadi lebih berjaya dibanding Yunani, semua nama planet dialihkan menjadi nama-nama dewa mereka. Kebetulan dewa-dewa dalam mitologi Yunani mempunyai padanan dalam mitologi Romawi, sehingga planet-planet tersebut dinamai dengan nama yang kita kenal sekarang.

Hingga masa sekarang, tradisi penamaan planet menggunakan nama dewa dalam mitologi Romawi masih berlanjut. Namun demikian ketika planet ke-7 ditemukan, planet ini diberi nama Uranus yang merupakan nama dewa Yunani. Dinamakan Uranus karena Uranus adalah ayah dari Kronos (Saturnus). Mitologi Romawi sendiri tidak memiliki padanan untuk dewa Uranus. Planet ke-8 diberi nama Neptunus, dewa laut dalam mitologi Romawi.

Tuesday, 13 March 2012

Kobalt

Kobalt adalah unsur kimia dengan nomor atom 27 dan massa atom 58,99. Merupakan unsur logam berwarna abu-abu kemerahan, dengan titik lebur 1.495˚ C dan titik didih 3.100˚C. Kobalt ditemukan pada tahun 1735 ooleh G. Brandt. Kobalt bersumber dari bijih logam tertentu, biasanya sulfide dan arsenid. 

Dalam bentuk garam, kobalt digunakan untuk memberi wana biru pada porselen, gelas, dan email. Dalam bentuk radioaktif, unsur ini digunakan untuk diagnosis dan pengobatan kanker. Kegunaan biologis kobalt yaitu merupakan unsur runutan penting di dalam tanah dan makanan ternak.

Monday, 12 March 2012

Merkuri (Air Raksa)

Merkuri (air raksa, Hg) adalah salah satu jenis logam yang banyak ditemukan di alam dan tersebar dalam batu-batuan, biji tambang, tanah, air dan udara, sebagai senyawa anorganik dan organik. Umumnya kadar dalam tanah, air dan udara relatif rendah. 

Berbagai jenis aktivitas manusia dapat meningkatkan kadar ini, misalnya aktivitas penambangan yang dapat menghasilkan merkuri sebanyak 10.000 ton / tahun. Pekerja yang mengalami pemaparan terus menerus terhadap kadar 0,05 Hg mg /m3 udara menunjukkan gejala nonspesifik berupa neurastenia, sedangkan pada kadar 0,1 – 0,2 mg/m3 menyebabkan tremor. Dosis fatal garam merkuri adalah 1 gr.

Sifat Fisika Kimia

Merkuri merupakan logam yang dalam keadaan normal berbentuk cairan berwarna abu-abu, tidak berbau dengan berat molekul 200,59. Tidak larut dalam air, alkohol, eter, asam hidroklorida, hidrogen bromida dan hidrogen iodide; Larut dalam asam nitrat, asam sulfurik panas dan lipid. Tidak tercampurkan dengan oksidator, halogen, bahan-bahan yang mudah terbakar, logam, asam, logam carbide dan amine.

Toksisitas

Toksisitas merkuri berbeda sesuai bentuk kimianya, misalnya merkuri inorganik bersifat toksik pada ginjal, sedangkan merkuri organik seperti metil merkuri bersifat toksis pada sistim syaraf pusat.

Dikenal 3 bentuk merkuri, yaitu:
  1. Merkuri elemental (Hg): terdapat dalam gelas termometer, tensimeter air raksa, amalgam gigi, alat elektrik, batu batere dan cat. Juga digunakan sebagai katalisator dalam produksi soda kaustik dan desinfektan serta untuk produksi klorin dari sodium klorida.
  2. Merkuri inorganik: dalam bentuk Hg++ (Mercuric) dan Hg+ (Mercurous) Misalnya:
    • Merkuri klorida (HgCl2) termasuk bentuk Hg inorganik yang sangat toksik, kaustik dan digunakan sebagai desinfektan
    • Mercurous chloride (HgCl) yang digunakan untuk teething powder dan laksansia (calomel)
    • Mercurous fulminate yang bersifat mudah terbakar.
  3. Merkuri organik: terdapat dalam beberapa bentuk, a.l. :
    • Metil merkuri dan etil merkuri yang keduanya termasuk bentuk alkil rantai pendek dijumpai sebagai kontaminan logam di lingkungan. Misalnya memakan ikan yang tercemar zat tsb. dapat menyebabkan gangguan neurologis dan kongenital.
    • Merkuri dalam bentuk alkil dan aryl rantai panjang dijumpai sebagai antiseptik dan fungisida.

Bahaya Utama Terhadap Kesehatan

1. Merkuri elemental (Hg)
  • Inhalasi: paling sering menyebabkan keracunan
  • Tertelan ternyata tidak menyebabkan efek toksik karena absorpsinya yang rendah, kecuali jika ada fistula atau penyakit inflamasi gastrointestinal atau jika merkuri tersimpan untuk waktu lama di saluran gastrointestinal.
  • Intravena dapat menyebabkan emboli paru.
  • Karena bersifat larut dalam lemak, bentuk merkuri ini mudah melalui sawar otak dan plasenta. Di otak ia akan berakumulasi di korteks cerebrum dan cerebellum dimana ia akan teroksidasi menjadi bentuk merkuri (Hg++ ) ion merkurik ini akan berikatan dengan sulfhidril dari protein enzim dan protein seluler sehingga menggangu fungsi enzim dan transport sel. Pemanasan logam merkuri membentuk uap merkuri oksida yang bersifat korosif pada kulit, selaput mukosa mata, mulut, dan saluran pernafasan.

2. Merkuri inorganik:

Sering diabsorpsi melalui gastrointestinal, paru-paru dan kulit. Pemaparan akut dan kadar tinggi dapat menyebabkan gagal ginjal sedangkan pada pemaparan kronis dengan dosis rendah dapat menyebabkan proteinuri, sindroma nefrotik dan nefropati yang berhubungan dengan gangguan imunologis.

3. Merkuri organik: terutama bentuk rantai pendek alkil (metil merkuri) dapat menimbulkan degenerasi neuron di korteks cerebri dan cerebellum dan mengakibatkan parestesi distal, ataksia, disartria, tuli dan penyempitan lapang pandang. Metil merkuri mudah pula melalui plasenta dan berakumulasi dalam fetus yang mengakibatkan kematian dalam kandungan dan cerebral palsy.

Gambaran Klinis

A. Merkuri elemental 

Pemaparan akut: 

Inhalasi gas merkuri dapat menyebabkan bronkhitis korosif yang disertai febris, menggigil, dispnea, hemoptisis, pneumonia, edema paru (Adult Respiratory Distress Syndrome), sianosis bahkan fibrosis paru. Keluhan gastrointestinal berupa: mual, muntah, ginggivitis, keram perut dan diare. Kerusakan sistim syaraf pusat berupa kelainan neuropsikiatrik (erethism), tremor, iritabilitas, emosi yang labil, hilang ingatan, cemas, depresi. sakit kepala, reflek abnormal dan perubahan EEG. Rash kemerahan dengan deskuamasi kulit terutama pada tangan dan kaki dijumpai terutama pada anak-anak. Kelainan pada ginjal dapat berupa proteinuria, kelainan elektrolit urine, disuria dan sakit ejakulasi. Efek psikiatri berupa depresi, perasaan malu, marah, iritabilitas, cemas, nafsu makan menurun atau agresif.
Pemaparan merkuri melalui intravena dapat menyebabkan emboli paru-paru dengan hemoptysis dan pada foto thorax dijumpai densitas metalik. Granulomas dapat terbentuk setelah injeksi merkuri elemen.
 
Pemaparan kronis

Menimbulkan triad yang klasik, yaitu: ginggivitis dan salivasi, tremor dan perubahan neuropsikiatri. Gangguan psikiatri berupa depresi, perasaan malu, marah, cemas, iritabilitas, agresif, hilang ingatan, hilangnya kepercayaan diri, sukar tidur, tidak nafsu makan atau tremor ringan. Selain itu dapat dijumpai kelainan pada ginjal berupa proteinuri.

B. Merkuri Inorganik 

Pemaparan akut 

Setelah menelan zat ini timbul gejala iritasi mukosa berupa stomatitis, rasa logam, rasa panas, hipersalivasi, edema laring, erosi oesofagus, mual, muntah, hematemesis, hematokhezia, kram perut, ARDS, shock dan gangguan ginjal berupa proteinuri, hematuri dan glikosuri. Gagal ginjal akut dapat terjadi dalam 24 jam. Perdarahan gastrointestinal dapat menyebabkan anemia dan syok hipovolemi.
 
Kontak pada kulit akibat penggunaan krem yang mengandung garam merkuri dapat menimbulkan pigmentasi, rasa terbakar dan dapat menyebabkan toksisitas sistemik. HgCl2 dapat menyebabkan iritasi kulit sedangkan merkuri fulminat dan merkuri sulfida menyebabkan dermatitis kontak.  

Penggunaan calomel (HgCl) dapat menyebabkan Pink’s disease pada anak-anak yang ditandai: rash eritematosus, febris, splenomegali, iritabilitas dan hipotonia.
 
Pemaparan kronis 

Menimbulkan triad yang klasik, yaitu: ginggivitis dan salivasi, tremor dan perubahan neuropsikiatri. Aplikasi garam merkuri pada kulit dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan neuropati perifer, nefropati, eritema, dan pigmentasi.
 
C. Merkuri Organik 

Pemaparan akut 

Menyebabkan iritasi gastrointestinal berupa mual, muntah, sakit perut dan diare. Keracunan Phenyl mercury (merkuri aromatis) menimbulkan gejala-gejala gastrointestinal, malaise, mialgia dan syndrome mimic viral.
 
Keracunan metil merkuri menyebabkan efek pada gastrointestinal yang lebih ringan tetapi menimbilkan toksisitas neurologis yang berat berupa: rasa sakit pada bibir, lidah dan pergerakan (kaki dan tangan ), konfusi, halusinasi, iritabilitas, gangguan tidur, ataxia, hilang ingatan, sulit bicara, kemunduran cara berpikir, reflek tendon yang abnormal, pendengaran rusak, lapangan penglihatan mendekati konsentris, emosi tidak stabil, tidak mampu berpikir, stupor, coma dan kematian (Clarkson, 1990 ; Marsh et al, 1987 ).
 
Pemaparan kronis 

Menyebabkan suatu sindroma yang kronis. Penelanan kronik bentuk alkil yantai pendek (metil merkuri) menyebabkan disartria, parestesi, ataxia dan tuli. Dapat pula terjadi Tunnel vision dan skotoma multipel atau erethism.
 
Keracunan Fenil merkuri dan methoxyethil merkuri menimbulkan gangguan yang sama dengan pemaparan kronis merkuri inorganik.

Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium: Hb, Leukosit, Trombosit, Analisa gas darah, elektrolit, kreatinin, urea N, Gula darah, Urine.
 
Kadar merkuri darah pada pemaparan akut merkuri elemental dan inorganik. 

Secara normal kadar merkuri dalam darah adalah < 4 ug/dl. Beratnya gejala keracunan bentuk alkil rantai pendek berhubungan dengan kadar dalam darah. Pada kadar 20-50 ug/dl biasanya menimbulkan gejala dan pada 150 ug/dl berdampak fatal.

Kadar merkuri (kecuali merkuri alkyl rantai pendek) dalam urine 24 jam .
Normal < 10 ug/L
Terpapar dengan jelas > 100 ug/L
Simtomatik > 300 ug/L (beratnya gejala tidak berhubungan dengan kadar dalam urine)
 
Penatalaksanaan

Untuk keracunan akibat tertelan atau menelan merkuri, pengosongan lambung mungkin diperlukan. Karbon aktif dan larutan katartik mungkin juga bermanfaat. Terapi Chelation biasanya diberikan pada pasien keracunan merkuri yang simtomatik, kecuali alkil rantai pendek yang diekskresi melalui empedu.

D-Penicillamine
.
Indikasi: diberikan pada kasus keracunan gas merkuri dan merkuri inorganik yang tidak berat, keracunan merkuri elemental kronis dan neuropati akibat merkuri inorganik.
Kontra indikasi: pasien yang alergi penicillin.
Dosis: peroral dewasa 100 mg/kg/hari sampai maksimal 1 gram/hari dibagi dalam 4 dosis, selama 5 hari. Pasien perlu dimonitor adanya proteinuria.
Terapi dihentikan jika terjadi: febris, rash, leukopeni dan trombositopenia.
Efek merugikan lainnya: nausea, vomitus, neuritis optikus dan sindroma lupus.
 
BAL ( Dimercaprol) :

Indikasi: keracunan merkuri inorganik yang berat, pasien simtomatik, adanya kerusakan ginjal atau alergi penisilin.
Kontra indikasi: pasien keracunan metil merkuri (merkuri organik) karena BAL meningkatkan kadar merkuri pada sistim syaraf pusat.
Dosis 3-5 mg/kg/dosis IM setiap 4 jam selama 48 jam pertama; dilanjutkan 2,5 - 3 mg/kg setiap 6 jam selama 48 jam kedua, selanjutnya 2,5 – 3 mg/kg setiap 12 jam selama 7 hari berikutnya. Urine diusahakan agar selalu dalam kondisi alkali.

Sunday, 11 March 2012

Rabun Dekap (Hypermetrop)


Rabun dekat (Hypermetropia = Presbyopia) adalah gangguan refraksi pada mata yang mengakibatkan seseorang tidak dapat melihat benda pada jarak dekat. Presbyopia ) yang berasal dari bahasa Yunani “Presbys” yang artinya orang tua dan “Opia” berarti mata. diakibatkan karena menurunnya kemampuan mata untuk tetap fokus menangkap dan membiaskan objek atau cahaya dalam jarak cukup dekat, seperti membaca suatu objek dalam jarak dekat akan membuat objek atau pandangan objek terlihat samar dan terlalu besar. Rabun dekat hanya dialami ketika seseorang berusia lanjut.

Titik dekat penderita rabun dekat akan bertambah, tidak lagi sebesar 25 cm tapi mencapai jarak tertentu yang lebih jauh. Penderita rabun dekat dapat melihat benda pada jarak yang jauh.

Mata hipermetropi disebabkan oleh keadaan fisik lensa mata yang terlalu pipih atau tidak dapat mencembung dengan optimal, oleh sebab itu bayangan yang dibentuk lensa mata jatuh di belakang retina.

Kekuatan fisik baik dalam maupun luar akan semakin berkurang seiring bertambahnya usia. Khususnya pada mata penderita presbyopia akan mengalaminya ketika memasuki usia 40-50 tahun ketas. Contoh kecil penderita rabun dekat adalah tidak bisa memasukkan benang ke dalam lubang jarum. 

Pada usia anak-anak atau belia, mata masih mampu dan fokus menangkap objek atau benda dengan jarak pandang objek 10 cm (10 dioptre), ketika memasuki usia 60 tahun kemampuan mata akan semakin berkurang dan menurun dan mata hanya mampu menangkap dan membiaskan objek atau cahaya dalam jarak pandang 1-2 m saja (0.5 atau 1 dioptre).

Rabun dekat dapat kita tolong menggunakan kaca mata lensa cembung (konvergen) atau kacamata positif, yang berfungsi untuk mengumpulkan sinar sebelum masuk mata, sehingga terbentuk bayangan yang tepat jatuh di retina.

Rabun Jauh (Myop)

Rabun jauh (myopia/miopi), atau sering dikatakan sebagai mata minus – adalah gangguan refraksi pada mata yang menyebabkan fokus citra jatuh di depan retina ketika mata tidak berakomodasi.. Sering disebut mata minus, karena koreksinya ada yang bisa dibantu dengan kacamata atau lensa kontak minus, dalam bahasa Inggris disebut nearsightedness

Istilah Myopia sendiri berasal dari bahasa Yunani yang artinya “Pandangan Dekat” (“nearsightedness”). Ini karena kerusakan mata yang menghasilkan fokus pandangan di depan retina.

Penderita Myopia bisa melihat benda dari jarak dekat dengan jelas. Namun pada jarak jauh benda tampak kabur sehingga membuat kepala menjadi pusing. Jika anak anda merasa pusing ketika melihat tulisan di papan tulis di ruangan kelasnya dan pandangannya kabur, kemungkinan dia menderita Myopia.



Myopia

Ada dua hal yang secara umum menyebabkan rabun jauh secara anatomis, yaitu bola mata yang terlalu lonjong atau kornea yang terlalu melengkung, sehingga bayangan tidak tepat jatuh di retina, namun justru di depannya. Kebalikan dari kondisi ini dikenal sebagai rabun dekat (hiperopia).

Rabun jauh bisa mengenai siapapun, baik laki-laki maupun perempuan secara merata. Adanya faktor genetik menyebabkan seseorang yang terlahir di keluarga dengan riwayat rabun jauh memiliki kemungkinan munculnya rabun jauh juga di masa kehidupannya. Kecurigaan saat ini adalah pada sebuah gen PAX6 (paired box gene 6) yang mungkin mengalami defek. Beberapa penelitian menduga juga bisa disebabkan oleh faktor lingkungan, misalnya sering menggunakan mata untuk bekerja secara dekat (misalnya membaca, menonton televisi dalam jarak dekat), atau terlalu sering berada dalam ruang tertutup yang sempit, namun ada penelitian yang menduga bahwa semua itu tidak memiliki kaitan dengan rabun jauh.

Kebanyakan mereka dengan rabun jauh hanya mengalami kelainan refraksi minimal, dan mata dalam kondisi sehat. Namun beberapa orang dengan rabun jauh yang parah dapat menyebabkan terbentuknya degenerasi retina.

Myopia terbagi dalam 3 tingkatan:
  1. Myopia Rendah dengan dioptre mendekati 0 – -3.00
  2. Myopia Sedang dengan dioptre -3.00 – -6.00
  3. Myopia Tinggi dengan Dioptre -6 hingga ke bawah (-10).
Diperkirakan penderita Myopia antara 800 juta hingga 2,3 milyar (ini karena jarang ada yang merasa menderita Myopia). Di negara-negara seperti Cina, India, dan Malaysia, 41% dari orang dewasa menderita Myopia hingga -1.00.

Terlampau sering membaca, apalagi dengan jarak yang terlalu dekat hingga cahaya yang terlalu gelap dapat menyebabkan anak menderita myopia. Begitu pula berbagai pekerjaan yang mengharuskan melihat benda dari jarak dekat seperti menjahit. Sebaliknya bermain atau olah raga di luar selama 2-3 jam dengan paparan sinar matahari (idealnya pagi) bisa mengurangi kemungkinan penyakit Myopia.

Para peneliti Australia menyimpulkan bahwa paparan pada sinar matahari bermanfaat untuk membatasi pertumbuhan bola mata yang bisa menyebabkan Myopia atau Rabun Jauh. Mereka membandingkan anak-anak dari negara maju seperti Australia dan Singapura. Anak-anak Singapura yang rata-rata hanya menghabiskan waktu 30 menit di luar rumah ternyata 90% mengidap Myopia sehingga harus memakai kacamata baik secara permanen atau pun temporer. Sementara anak-anak Australia yang menghabiskan waktu 2-3 jam untuk bermain di luar rumah hanya 20% yang menderita Myopia. Paparan sinar matahari di luar rumah bisa menambah dopamine pada mata yang dapat mencegah Myopia.

Jadi pencegahan penyakit Myopia dapat dilakukan sebagai berikut:
  1. Membaca jangan terlalu dekat (minimal sepanjang siku anda)
  2. Membacalah di ruangan yang cukup terang
  3. Jangan membaca sambil tiduran
  4. Hindari menonton TV/main play station terlalu dekat secara terus menerus
  5. Hindari memakai komputer dengan monitor terlampau dekat. Sekali-sekali pandanglah ke tempat yang jauh.
  6. Bermainlah di luar rumah selama 2-3 jam setiap hari dan lihat obyek yang jauh
  7. Berolahragalah agar otot-otot anda termasuk mata jadi kuat
  8. Makanlah makanan yang bermanfaat bagi mata anda seperti vitamin A, Beta Karotin, dan sebagainya.


Gejala utamanya tentu saja kesulitan melihat objek-objek yang ada di kejauhan secara jelas, biasanya orang akan menyipitkan mata untuk bisa melihat lebih jelas. Anak-anak remaja atau usia sekolah biasa mengeluh kabur saat membaca tulisan di papan, namun merasa nyaman membaca dalam jarak dekat, bahkan jarang merasakan mata yang lelah saat membaca dekat. Kadang untuk melihat jauh bisa muncul kelelahan mata, dan pada beberapa kasus muncul gejala tambahan seperti nyeri kepala.

Pemeriksaan

Pada pemeriksaan oleh dokter, penderita rabun jauh akan sangat mudah membaca kartu baca Jaeger (kartu baca dekat), namun menemukan kesulitan saat diminta membaca kartu baca Snellen (kartu baca jauh). Beberapa pemeriksaan standar oftalmologi akan dilakukan, dan mungkin beberapa pemeriksaan pelengkap seperti phoropter dan retinoscope.

Miopia menurut Borish dan Duke diklasifikasikan menjadi tipe aksialis (memanjangnya sumbu aksial mata), dan tipe refraktif – baik yang dari unsur kurvatura (meningkatnya kelengkungan salah satu media refraksi mata, umumnya kornea, misal pada Sindrom Cohen) ataupun dari unsur indeks (variasi indeks refraksi salah satu satu atau lebih dari media okular).

Lalu apakah rabun jauh ini dapat dicegah? Hingga sekarang tidak ada satu metode universal yang disepakati, atau mungkin dapat dikatakan tidak ada pencegahan yang benar-benar dapat bekerja pada semua orang. Beberapa menyarankan agar orang meluangkan banyak waktu untuk berada di luar ruangan dan terpapar sinar matahari secukupnya. Kegiatan seperti berjalan-jalan di persawahan atau di tepi pantai selama satu atau dua jam di sore hari dikatakan dapat memberikan kontribusi guna mencegah rabun jauh walau hal ini belum dapat dipastikan sepenuhnya. Tentu saja efek yang sama tidak akan muncul dengan berjalan-jalan di kota padat atau di dalam mall.

Sebagai terapi, kacamata adalah pilihan pertama dengan penggunaan lensa (corrective lenses) seperti kacamata atau lensa kontak (contact lenses).. Resep kacamata bisa didapatkan dari dokter atau mereka yang berkompetensi dalam hal ini. Saat ini kacamata tidak hanya untuk alasan kesehatan semata, namun juga sudah berkembang dalam sisi estetika. Banyak model dan jenis kacamata yang bisa didapatkan sebagai bagian dari fashion.

Kacamata memiliki keterbatasan, yaitu sering mengganggu pandangan di aras sisi luar (temporal) karena adanya gagang kacamata itu sendiri. Beberapa orang lebih nyaman menggunakan lensa kontak sebagai alternatif kacamata. Sehingga orang sering memilih lensa kontak untuk pandangan yang lebih jelas, dan lapang pandang yang lebih luas. Namun karena lensa kontak bersinggungan langsung dengan mata/kornea, maka mesti dilakukan perawatan yang benar-benar teliti, jika tidak justru akan menyebabkan masalah seperti iritasi atau infeksi.

Beberapa orang tidak terlalu nyaman dengan lensa kontak, apalagi jika mesti sering diganti – ini membuat lensa kontak kurang cost effective. Jika kelainan aksial bola mata bisa disapihkan dan hanya terdapat kelainan kurvatura, maka bisa dilakukan terapi manipulasi kelengkungan kornea – sebuah terapi yang secara umum dikenal sebagai orthokeratology.

Membentuk ulang kelengkungan kornea dilakukan dengan menggunakan sinar laser. Pertama dengan metode Fotorefraktif Keratektomi (PRK), yaitu menggerus selapis tipis jaringan pada permukaan kornea guna mengubah bentuk dan memfokuskan berkas cahaya yang memasuki mata. Namun harus diingat bahwa jumlah lapisan yang bisa diambil terbatas, itu berarti jumlah koreksi mata minus yang dihasilkan juga memiliki batas, jika mata minus tidak terlalu parah, maka ini bisa membantu.

Teknik laser lainnya yang cukup dikenal adalah LASIK (laser in situ keratomileusis), dan teknik ini tidak menghilangkan lapisan di permukaan luar kornea, namun pada lapisan dalamnya. Jumlah lapisan yang bisa dihilangkan juga terbatas, sehingga jumlah koreksi pun juga terbatas.

Mereka yang memiliki rabun dekat terlalu parah dan kornea terlalu tipis untuk melakukan terapi koreksi dengan laser bisa mendapatkan pilihan terapi lainnya, yaitu penanaman lensa intraokuler. Jadi sebuah lensa buatan kecil ditananamkan di dalam mata, dan membantu koreksi dari dalam, seperti sebuah lensa kontak yang berada di dalam mata.

Tapi tidak semua rabun jauh memerlukan terapi. Ada yang dikenal sebagai NITM (nearwork induced transient myopia) atau rabun jauh sementara yang dicetuskan oleh bekerja dengan melihat dekat berlebihan. Beberapa orang yang bekerja dengan mengakomodasikan matanya terus menurus karena harus melihat objek-objek dekat, mata akan mengalami kelelahan dan terjadi pergeseran fokus sementara, dan akan kembali seperti semula. Ada yang menduga bahwa terlalu sering mengalami NITM ini bisa menyebabkan rabun jauh permanen, namun ada juga yang menyatakan tidak berhubungan.


Bokor Kuningan (Legenda Kuningan)

Di Sangkanherang, dekat Jalaksana sebelum tahun 1914 ditemukan beberapa patung kecil terbuat dari kuningan. Paling tidak sampai tahun 1950-an barang-barang yang terbuat dari bahan logam kuningan itu sangat disukai oleh masyarakat elit (menak) di daerah Kuningan. Barang-barang yang dimaksud berbentuk alat perkakas rumah tangga dan barang hiasan di dalam rumah. Benda-benda dari bahan kuningan itu juga disukai pula oleh sejumlah masyarakat Sunda, Jawa, Melayu, dan beberapa kelompok masyarakat di Nusantara umumnya.

Di daerah Ciamis dan Kuningan sendiri terdapat cerita legenda yang bertalian dengan bokor (tempat menyimpan sesuatu di dalam rumah dan sekaligus sebagai barang perhiasan) yang terbuat dari logam kuningan[. Kedua cerita legenda dimaksud menuturkan tentang sebuah bokor kuningan yang dijadikan alat untuk menguji tingkat keilmuan seorang tokoh agama.

Di Ciamis - dalam cerita Ciung Wanara - bokor itu digunakan untuk menguji seorang pendeta Galuh (masa pra-Islam) bernama Ajar Sukaresi yang bertapa di Gunung Padang. Pendeta ini diminta oleh Raja Galuh yang ibukota kerajaannya berkedudukan di Bojong Galuh (desa Karangkamulya) sekarang yang terletak sekitar 12 km sebelah timur kota Ciamis, untuk menaksir perut istrinya yang buncit, apakah sedang hamil atau tidak. Kesalahan menaksir akan berakibat pendeta itu kehilangan nyawanya. 

Sesungguhnya buncitnya perut putri tersebut merupakan akal-akalan Sang Raja, dengan memasangkanbokor kuningan pada perut sang putri yang kemudian ditutupi dengan kain sehingga tampak seperti sedang hamil. Perbuatan tersebut dilakukan semata-mata untuk mengelabui dan mencelakakan Sang Pendeta saja.

Pendeta Ajar Sukaresi yang sudah mengetahui akal busuk Sang Raja tetap tenang dalam menebak teka-teki yang diberikan oleh Sang Raja, Sang Pendeta pun berkata bahwa memang perut Sang Putri tersebut sedang hamil. Sang Raja pun merasa gembira mendengar jawaban dari Pendeta tersebut,karena beliau berpikir akal busuknya untuk mengelabui Sang Pendeta berhasil. Sang Raja dengan besar kepala berkatabahwa tebakan Sang Pendeta salah, dan kemudian memerintahkan kepada prajuritnya agar pendeta tersebut dibawa ke penjara dan segera Sang Raja mengeluarkan perintah agar pendeta tersebut di hukum mati.

Teryata tak berapa lama kemudian diketahui bahwa Sang Puteri tersebut benar-benar hamil. Muka Raja tersebut merah padam,hal ini tak mungkin terjadi pikirnya. Dengan gelap mata Sang Raja tersebut marah dan menendang bokor kuningan, kuali dan penjara besi yang berada di dekatnya. Bokor, kuali dan penjara besi itu jatuh di tempat yang berbeda. 

Daerah tempat jatuhnya bokor kuningan, kemudian diberi nama Kuningan yang terus berlaku sampai sekarang. Daerah tempat jatuhnya kuali (bahasa Sunda: kawali) dinamai Kawali (sekarang kota kecamatan yang termasuk ke dalam daerah Kabupaten Ciamis dan terletak antara Kuningan dan Ciamis, sekitar 65 km sebelah selatan kota Kuningan), dan daerah tempat jatuhnya penjara besi dinamai Kandangwesi (kandangwesi merupakan kosakata bahasa Sunda yang artinya penjara besi) terletak di daerah Garut Selatan.

Dalam Babad Cirebon dan tradisi Lisan Legenda Kuningan bokor kuningan itu digunakan untuk menguji tokoh ulama Islam (wali) bernama Sunan Gunung Jati. Jalan ceritanya kurang lebih sama dengan cerita Ciung Wanara, hanya di dalamnya terdapat beberapa hal yang berbeda. Perbedaan yang dimaksud terletak pada waktu dan tempat terjadinya peristiwa, tujuan dan akibat pengujian itu, dan tidak ada peristiwa penendangan bokor. Jika cerita Ciung Wanara menuturkan gambaran zaman kerajaan Galuh yang sepenuhnya bersifat kehinduan atau masa pra-Islam, maka Babad Cirebon dan tradisi lisan Legenda Kuningan mengisahkan tuturan pada zaman peralihan dari masa Hindu menuju masa Islam atau pada masa proses Islamisasi. 

Dengan demikian, isi cerita Ciung Wanara lebih tua daripada isi Babad Cirebon atau tradisi lisan Legenda Kuningan. Cerita Ciung Wanara mengungkapakan tempat peristiwanya di Bojong Galuh, sedangkan Babad Cirebon dan tradisi lisan Legenda Kuningan mengemukakan bahwa peristiwanya terjadi di Luragung (kota kecamatan yang terletak 19 km sebelah timur Kuningan).

Tidak seperti dalam cerita Ciung Wanara, penaksiran kehamilan Puteri dilatarbelakangi oleh tujuan mencelakakan pendeta Ajar Sukaresi dan berakibat pendeta tersebut dihukum mati, dalam Babad Cirebon dan tradisi lisan Legenda Kuningan penaksiran kehamilan tersebut dimaksudkan untuk menguji keluhuran ilmu Sunan Gunung Jati semata-mata dan berdampak mempertinggi kedudukan keulamaan wali tersebut. 

Anak yang dilahirkannya adalah seorang bayi laki-laki yang kemudian dipelihara dan dibesarkan oleh Ki Gedeng Luragung, penguasa daerah Luragung. Selajutnya Sunan Gunung Jati menjadi Sultan di Cirebon. Setelah dewasa bayi itu diangkat oleh Sunan Gunung Jati menjadi pemimpin atau kepala daerah Kuningan dengan nama Sang Adipati Kuningan.

Jadi, dari nama jenis logam bahan pembuatan bokor itulah daerah ini dinamakan daerah Kuningan. Itulah sebabnya, bokor kuningan dijadikan sebagai salah satu lambang daerah Kabupaten Kuningan. Lambang lain daerah ini adalah kuda yang berasal dari kuda samberani milik Dipati Ewangga, seorang Panglima perang Kuningan.

Menurut tradisi lisan Lagenda Kuningan yang lain, sebelum bernama Kuningan nama daerah ini adalah Kajene. Kajene katanya mengandung arti warna kuning (jene dalam bahasa Jawa berarti kuning). Secara umum warna kuning melambangkan keagungan dalam masyarakat Nusantara. Berdasarkan bahan bokor kuningan dan warna kuning itulah, kemudian pada masa awal Islamisasi daerah ini dinami Kuningan. Namun keotentikan Kajene sebaga nama pertama daerah ini patut diragukan, karena menurut naskah Carita Parahyangan sumber tertulis yang disusun di daerah Ciamis pada akhir abad ke-16 Masehi, Kuningan sebagai nama daerah (kerajaan) telah dikenal sejak awal kerajaan Galuh, yakni sejak akhir abad ke-7 atau awal abad ke-8 Masehi. Sementara itu, wilayah kerajaan Kuningan terletak di daerah Kabupaten Kuningan sekarang.

Adalagi menurut cerita mitologi daerah setempat yang mengemukakan bahwa nama daerah Kuningan itu diambil dari ungkapan dangiang kuning, yaitu nama ilmu kegaiban(ajian) yang bertalian dengan kebenaran hakiki. Ilmu ini dimiliki oleh Demunawan, salah seorang yang pernah menjadi penguasa (raja) di daerah ini pada masa awal kerajaan Galuh.

Dalam tradisi agama Hindu terdapat sistem kalender yang enggambarkan siklus waktu upacara keagamaan seperti yang masih dipakai oleh umat Hindu-Bali sekarang. Kuningan menjadi nama waktu (wuku) ke 12 dari sistem kalender tersebut. Pada periode wuku Kuningan selalu daiadakan upacara keagamaan sebagai hari raya. Mungkinkah, nama wuku Kuningan mengilhami atau mendorong pemberian nama bagi daerah ini?

Yang jelas, menurut Carita Parahyangan dan Fragmen Carita Parahyangan, dua naskah yang ditulis sezaman pada daun lontar beraksara dan berbahasa Sunda Kuna, pada abad ke-8 Masehi, Kuningan sudah disebut sebagai nama kerajaan yang terletak tidak jauh dari kerajaan Galuh (Ciamis sekarang) dan kerajaan Galunggung (Tasikmalaya sekarang). Lokasi kerajaan tersebut terletak di daerah yang sekarang menjadi Kabupaten Kuningan.

Kuningan (Logam)

Kuningan adalah paduan logam tembaga dan logam seng dengan kadar tembaga antara 60-96% massa. Dalam bahasa Sunda (juga bahasa Indonesia), kuningan adalah sejenis logam yang terbuat dari bahan campuran berupa timah, perak dan perunggu. Jika disepuh (dibersihkan dan diberi warna indah) logam kuningan itu akan berwarna kuning mengkilap seperti emas sehingga benda dibuat dari bahan ini akan tampak bagus dan indah. Memang logam kuningan bisa dijadikan bahan untuk membuat aneka barang keperluan hidup manusia seperti patung, bokor, kerangka lampu maupun hiasan dinding. 

Dalam perdagangan dikenal 2 jenis kuningan, yaitu:
  • Kawat kuningan (brass wire) kadar tembaga antara 62-95%
  • Pipa kuningan (seamless brass tube) kadar tembaga antara 60-90% (Sumber: Dep.PU, 1985)
  • Plat kuningan (brass sheet) kadar tembaga antara 60-90%
Tembaga dalam kuningan membuat kuningan bersifat antiseptik, melewati efek oligodinamis. Contohnya, gagang pintu yang terbuat dari kuningan dapat mendisinfeksi diri dari banyak bakteri dalam waktu 8 jam. Efek ini penting dalam rumah sakit, dan berguna dalam banyak konteks.

Perunggu

Perunggu adalah campuran tembaga dengan unsur kimia lain, biasanya dengan timah, walaupun bisa juga dengan unsur-unsur lain seperti fosfor, mangan, alumunium, atau silikon. Sebagai contoh, perunggu dapat dibuat dari campuran logam tembaga (80%), timah putih (15%), dan seng (5%). Perunggu bersifat keras dan digunakan secara luas dalam industri. Perunggu sangat penting pada masa lampau, bahkan pernah suatu masa disebut sebagai Zaman Perunggu.

Kekerasan perunggu dan ketahanan perunggu dari perkaratan sama dengan kuningan, namun harga perunggu lebih murah dari kuningan. Perunggu dan kuningan masing-masing meupakan logam campuran yang disebut logam padu atau aliase (alloy). Aliase dengan komposisi tertentu dapat memliki sifat keras dan relatif tahan karat (sifat yang diharapkan) yang tidak dimiliki oleh sifat logam-logam pembentuknya.

Sejarah

Ditemukannya perunggu membuat manusia bisa menciptakan benda-benda perunggu yang lebih baik daripada segala benda yang diciptakan pada zaman sebelumnya. Alat-alat, senjata, dan material bangunan lainnya yang dibuat dari perunggu bisa lebih keras dan lebih tahan daripada peralatan sebelumnya yang terbuat dari batu dan tembaga. 

Pada awalnya perunggu dicampur dengan arsenik untuk membentuk perunggu arsenik. Berikutnya timah yang digunakan, dan timah menggantikan posisi arsen di akhir abad ke-3 sebelum masehi. Perunggu timah lebih unggul dibandingkan perunggu arsenik karena proses pembentukan dan pembuatannya lebih mudah. Selain itu, timah juga tidak beracun, jika dibandingkan dengan arsen yang beracun.

Perunggu dari timah yang tertua diperkirakan berasal dari sejak milenium ke-4 sebelum masehi di Susa (Iran) dan beberapa situs kuno lainnya di China, Luristan (Iran) dan Mesopotamia (Iraq).