Intan adalah bahan tambang mineral dan merupakan salah satu jenis bahan galian golongan A, yang masih mentah (raw material), yang baru diperoleh dari hasil penambangan intan. Intan adalah mineral yang secara kimia berbentuk kristal, atau alotrop, dari karbon. Intan terkenal karena memiliki sifat-sifat fisika yang istimewa, terutama faktor kekerasannya dan kemampuannya mendispersikan cahaya. Sifat-sifat ini yang membuat intan digunakan dalam perhiasan dan berbagai penerapan di dalam dunia industri.
Berlian
adalah intan yang telah diolah melalui proses penggosokan dan telah
dibentuk sesuai dengan kaidah kaidah pemotongan (cutting) , dan telah
siap untuk dijadikan perhiasan kalung, gelang, cincin, bross, dan lain-lain.
Daerah pertambangan intan terutama terdapat di Afrika tengah dan selatan, walaupun kandungan intan yang signifikan juga telah ditemukan di Kanada, Rusia, Brasil, dan Australia. Sekitar 130 juta "carat" (26.000 kg) intan ditambang setiap tahun, yang berjumlah kira-kira 9 miliar dollar Amerika Serikat. Selain itu, hampir empat kali berat intan dibuat di dalam makmal sebagai intan sintetik (synthetic diamond).
Daerah pertambangan intan terutama terdapat di Afrika tengah dan selatan, walaupun kandungan intan yang signifikan juga telah ditemukan di Kanada, Rusia, Brasil, dan Australia. Sekitar 130 juta "carat" (26.000 kg) intan ditambang setiap tahun, yang berjumlah kira-kira 9 miliar dollar Amerika Serikat. Selain itu, hampir empat kali berat intan dibuat di dalam makmal sebagai intan sintetik (synthetic diamond).
Nilai sebuah berlian ditentukan oleh beberapa aspek, yaitu
- Ukuran, standarnya adalah karat. Makin besar karatnya makin mahal.
- Warna, sementara ini baru diketahui dan didapatkan 5 jenis warna, dimulai yang paling murah adalah warna hitam, coklat, kuning, putih, biru muda, dan pink atau merah muda yang paling mahal.
- Kristal, makin jernih makin mahal.
- Kualitas pemotongan, apakah tradisional, mesin semi tradisional, modern dengan international standard cutting.
- Sertifikasi, artinya berlian atau intan yang tak bersertifikat keaslian tentu jauh lebih murah daripada intan/berlian yang bersertifikat.
Penambangan Intan
Intan terutama ditambang dari pipa-pipa vulkanis, tempat kandungan intan yang berasal dari bahan-bahan yang dikeluarkan dari dalam Bumi karena tekanan dan temperaturnya sesuai untuk pembentukan intan. di Indonesia intah telah lama ditambang di kawasan Martapura, Kalimantan Selatan.
Intan terdapat dari dalam perut bumi yang digali baik secara manual
maupun dengan mekanisasi. Sekarang kebanyakan para penambang intan sudah
menggunakan mekanisasi, yaitu dengan mesin penyedot untuk menyedot
tanah yang sudah digali.
Tanah yang disedot bersama air, dipilah melalui tapisan. Dengan
keterampilannya, si penambang bisa membedakan batu biasa, pasir, atau
intan. Intan yang baru didapat ini disebut "galuh" di daerah Martapura. Galuh
ini masih merupakan intan mentah. Untuk menjadikannya siap pakai, intan
harus digosok terlebih dahulu. Penggosokan intan yang ada di masyarakat
sebagian besar masih dengan alat tradisional.
Sejarah Berlian
Berlian
berasal dari bagian terdalam gunung berapi yang juga mengandung atom
dan karbon. Pada kenyataannya berlian merupakan kristal transparan yang
mengikat empat bagian karbon atom. Batu berlian terbawa kepermukaan bumi
melalui letusan volkanik. Menurut penelitian, naiknya berlian
kepermukaan bumi dikarenakan batu yang mencair.
Berlian dikembangkan
dari bermil-mil bagian dalam permukaan bumi, pada kerendahan 150 km (90
mil), pada tekanan kira-kira 5 giga pascal dengan temperatur sekitarnya
1200 derajat celcius (2200 derajat Fahrenheit). Berlian bisa menjadi
bentuk alami lain sesuai tingginya tekanan, secara relatif pada saat
temperatur rendah. Namun sangat disayangkan berlian tidak bisa terbentuk
dari bawah laut.
Sejak zaman purbakala bahkan pada saat penamaan berlian itu sendiri,
berlian terkenal sebagai material yang paling keras ke tiga setelah
‘Aggregated diamond nanorods’ dan ‘Ultrahard Fullerite’.
Menurut sejarahnya, nama berlian itu sendiri diambil dari bahasa Yunani kuno yang artinya “Tak Terkalahkan”.
Menurut sejarahnya, nama berlian itu sendiri diambil dari bahasa Yunani kuno yang artinya “Tak Terkalahkan”.
Berlian muncul kepermukaan bumi sudah sangat lama, berkisar dari 1-3,3
milyar tahun yang lalu. Berlian pertama kali dikenali dan ditambang di
India. Dahulu, ada referensi yang ditemukan pada sebuah text penganut
Budha, salah satu text Sansekerta ( Anguttara Nikaya ) yang kemudian
disempunakan sekitar 296 BCE yang lalu. Text tersebut menceritakan juga
mengenai ciri utama berlian yang kilaunya memancar. Pada saat itu
berlian berasosiasi dengan membawa nama keTuhanan (Dewa), sebagai
lambang dekorasi religius.
Berlian dipercaya dapat membawa keberuntungan
bagi siapapun yang memilikinya. Di India, pemiliknya dibatasi dengan
kasta berdasarkan warna. Hanya Raja saja yang diizinkan memiliki semua
warna berlian.
Seiring perkembangan zaman akhirnya berlian dapat diperdagangkan di daerah Timur dan Barat India dan dapat digunakan di berbagai kebudayaan untuk gemologi atau industri.
Seiring perkembangan zaman akhirnya berlian dapat diperdagangkan di daerah Timur dan Barat India dan dapat digunakan di berbagai kebudayaan untuk gemologi atau industri.
Di Eropa, berlian menghilang selama hampir 1000 tahun mengikuti
berkembangnya umat kristiani. Mereka menolak keberadaan berlian yang
pada awalnya dipercaya dapat digunakan sebagai Azimat. Hal ini sangat
ditentang oleh umat kristiani. Karena menurut kepercayaan mereka, hanya
Tuhan saja yang boleh dipercaya.
Namun, popularitas berlian kembali naik yang banyak digunakan sebagai
batu permata. Hal ini disebabkan meningkatnya ketersediaan berlian itu
sendiri seiring berkembangnya sejarah Eropa tersebut.
Di Perancis, pada abad ke-13 Raja Llouis IX menetapkan hukum yang menyatakan bahwa hanya Raja saja yang boleh memiliki berlian.
Di Perancis, pada abad ke-13 Raja Llouis IX menetapkan hukum yang menyatakan bahwa hanya Raja saja yang boleh memiliki berlian.
Di bulan Febuari 2005, Tim Amerika (US) dan Cina memberikan laporan
Arkeolog mengenai penemuan dari empat kekayaan almunium yang berasal
dari kuburan batu yang pada saat itu menjadi adat kebudayaan Cina. Pada
4000 BCE-2500 BCE, para ilmuwan menemukan kampak bercahaya yang
dipercaya dapat disemir dengan bubuk berlian sehingga tampak jauh lebih
menarik.Di Cina, berlian biasa digunakan untuk pelengkap berlian lain,
salah satunya adalah sebagai pengukur atau pelengkap ‘Jade’ (permata
hijau lumut).
Setelah berabad-abad, dikalangan Aristokratis, berlian semakin populer
sebagai batu permata. Tentunya hanya dikalangan mereka yang ber-uang dan
ber-kelas. Biasanya digunakan sebagai cicin pernikahan. Sesuai
perkembangan zaman, popularitas berlanjut dan berkembang dengan banyak
perubahan bentuk sesuia permohonan estetika berlian. Berlian membuktikan
bisa tetap populer dengan berbagai kelas sepanjang harganya masih
terjangkau. Berlian menjadi salah satu objek yang sangat penting karena
dapat berkembang pada dunia pembelian, penjualan, bahkan masuk dalam
catatan kejahatan sampai politik.
Berita terbaru menurut Washington post tanggal 5 Maret 2007, telah
ditemukan berlian jenis baru di negara Kanada. Ditemukan oleh seorang
ahli batu yang selama bertahun-tahun membiayai pencarian berlian
dinegara tetangga. Diakui, berlian ini milik Amerika Utara. Hal ini
membuat Kanada mandapat aliran uang yang deras sebagai negara ketiga
penemu berlian.