Monday, 30 September 2013

Ayam Pegar (Pheasant)


Ayam Pegar adalah ayam yang memiliki bentuk mirip perpaduan antara ayam dan kalkun. Ayam Pegarberasal dari Tibet dan wilayah barat China. Meski habitat aslinya di daerah dingin, ayam ini ternyata bisa dipelihara dan dikembangbiakkan di Indonesia yang beriklim tropis. Bahkan daya tahannya terhadap penyakit relatif lebih bagus daripada jenis ayam lainnya.

Jenis ayam ini makin disukai penggemar unggas, karena bulunya berwarna-warni dan sangat cantik. Tetapi bulu berwarna-warni hanya dimiliki ayam jantan. Sebab bulu pada ayam betina didominasi warna kecokelatan.

Untuk mengembangbiakkan ayam hias ini dibutuhkan induk jantan dan betina berusia minimal 1,5 tahun.
Ayam pegar terdiri atas beberapa jenis, dan semuanya memiliki warna bulu yang cantik. Jenis yang popular antara lain pegar emas, pegar perak, pegar kaung, dan jenis yang dikenal dengan nama lady armherst pheasant.

Ayam pegar emas / Golden pheasant  (Chrysolophus pictus)

Ayam pegar emas sering juga disebut sebagai pheasant china. Inilah jenis ayam pegar paling cantik, dengan warna merah pada bagian dada dan warna kuning keemasan pada leher dan jambulnya. Ayam ini berasal dari wilayah barat China,  dan akhir-akhir ini banyak dikembangbiakkan di Eropa, terutama Inggris dan Belanda. Ayam Golden Pheasant telah dipiara di Eropa setidaknya sejak tahun 1740 dan ayam pegar ini tercatat dalam tradisi Cina dan seni China selama berabad-abad lamanya. Di Eropa, ayam pegar emas sering disebut sebagai gamebird,  yang berarti banyak dipelihara untuk olahraga berburu dan / atau untuk bersenang-senang. 

Meski aslinya berasal dari pegunungan di Cina Tengah, dan meskipun mereka cukup umum sebagai burung penangkaran, tetapi sangat sedikit yang diketahui tentang kebiasaan alami mereka

Pegar Emas menghuni habitat yang hampir tidak dapat diakses. Dipenuhi dengan vegetasi lebat, seringkali di tepian gunung berhutan dan lereng bukit yang berbahaya dan berbatu. Akibatnya, sedikit yang diketahui tentang habitat mereka, meskipun yakin bahwa mereka berbagi relung mereka dengan burung lain.  

Emas Pheasants cenderung agak rahasia. Mereka bisa terbang tetapi burung ini sebenarnya lebih anggun di tanah. Pehasant emas jantan memiliki bulu berwarna-warni yang merata dan menyebarkan bulu yang cantik. Saat ini, banyak Emas Pheasants telah disilangkan dengan Lady Amherst Pheasants dan burung lainnya, dan mungkin sulit untuk menemukan galur murni ayam ini.

Ayam pegar emas memiliki ekor yang panjang. Jika diukur, panjang tubuh dari ujung kepala hingga ekornya bisa mencapai 1,5 meter. Golden Pheasant jantan rata-rata berukuran 90-105 cm, sementara betina 60 – 80 cm. Selain penampilannya yang cantik, ayam pegar emas juga mudah beradaptasi dan cepat jinak dibandingkan dengan jenis ayam pegar lainnya. Tidak heran jika ayam pegar emas menjadi unggas hias favorit dan banyak diternakkan.

Perawatannya pun relatif mudah, yaitu cukup diberikan voer ayam / pellet dengan extra fooding (EF) berupa jangkrik dan ulat hongkong. Untuk mengembangbiakan ayam pegar emas, dibutuhkan induk jantan berumur minimal 1,5 tahun dan induk betina minimal umur 1 tahun.

Ayam pegar lady / lady armherst pheasant (Chrysolophus amherstiae)


Lady pheasant berasal dari wilayah baratdaya China dan Myanmar dan punya sebaran yang besar. Berkembang biak di tempat lain dan telah membentuk populasi liar mandiri di beberapa bagian Inggris khususnya berpusat di sekitar Bedfordshire.

Bentuk fisiknya mirip ayam pegar emas. Perbedaan hanya terletak pada warna dan ukuran tubuhnya, di mana postur lady pheasant lebih besar daripada ayam pegar emas.

Ukuran yang jantan dewasa adalah 100-120 cm.
Unggas ini memiliki bulu pada bagian dada berwarna putih, leher putih dan jambul yang berwarna-warni. Kepala yang jantan berwarna hitam dan silver, ekor panjang dan pantat berwarna abu-abu, dan bulu tubuhnya berwarna merah, biru, putih dan kuning.
 

Meskipun penampilan mencolok jantan, burung ini sangat sulit untuk dilihat di habitat alami mereka, yang padat, hutan gelap dengan belukar. makanan biji-bijian, daun dan invertebrata, tapi bertengger di pohon-pohon di malam hari. Mereka bisa terbang tetapi mereka lebih memilih untuk berjalan kayak ayam biasa, tetapi jika mereka kaget tiba-tiba bisa terbang ke atas dengan kecepatan tinggi, dengan suara sayap yang khas. Nama Lady Amherst untuk memperingati Sarah Countess Amherst, istri William Pitt Amherst, Gubernur Jenderal Bengal, yang bertanggung jawab untuk mengirimkan spesimen pertama dari burung ini ke London pada tahun 1828.
 

Ayam pegar perak / silver pheasant ( Lophura nycthemera )



Ayam pegar perak berasal dari daerah pegunungan di daratan Asia Tenggara serta bagian selatan dan timur China. Namun populasi ayam ini telah berkembang biak dengan baik di Hawaii dan daerah lain di Amerika Serikat. Ukuran tubuhnya lebih besar daripada ayam pegae emas maupun ayam pegar lady.


Seperti halnya ayam hias lainnya, jenis kelamin ayam pegar perak bisa dilihat dari warna bulu di tubuhnya. Ayam jantan memiliki pola warna hitam dan putih, sedangkan betina memiliki warna yang dominan cokelat. Ayam Pegar Perak betina lebih kecil dibandingkan dengan yang jantan, yang terbesar mampu mencapai sekitar 28 inci (70 cm). Baik jantan dan betina punya kaki merah dan muka merah.

Ayam pegar perak memiliki 15 subspesies dan kebanyakan dari mereka relatif berbeda.Ayam pegar perak jantan subspesies terbesar memiliki panjang total minimal 120-125 cm, dengan ekor yang dapat mencapai 30 inci (75 cm). Sedangkan yang terkecil dari subspesies ini jarang mencapai 28 inci (70 cm), dengan ekor hingga 12 inci (30 cm).

Di habitat aslinya, ayam pegar perak  menyukai buah-buahan, tetapi juga sering memakan serangga dan hewan invertebrata seperti keong atau siput. Mereka sering terlihat makan pada pagi dan malam hari.

Meski bisa terbang, ayam pegar perak jarang melakukannya, kecuali jika dalam keadaan terancam atau terganggu saja.

Ayam pegar perak dikenal sangat agresif dan memiliki mental pemberani. Mereka akan menyerang siapapun yang mencoba mengganggunya. Meski demikian, ayam ini justru paling mudah ditangkarkan. Musim kawinnya bervariasi dan mereka bersarang di tanah. Spesies ini dikenal berkembang biak dalam kelompok kecil dan anak-anak burung perak akan menetas selama musim hujan. Induk betina bisa menghasilkan telur sebanyak 6-9 butir, yang akan dierami dan menetas setelah 25-26 hari.

Ayam pegar kalung / ringneck pheasant (Phasianus colchicus

Ciri khas ayam pegar kalung adalah pada lehernya terdapat warna putih melingkar seperti kalung. Unggas jenis ini juga berasal dari China, dan sukses dikembangbiakkan di Amerika dan Eropa.

Seperti halnya pegar emas yang termasuk burung gamebird, ayam pegar kalung juga banyak dikembangbiakan untuk tujuan olahraga berburu atau bersenang-senang.

Ayam pegar kalung memiliki ukuran dan sifat yang hampir sama dengan ayam pegar perak. Bulunya berwarna cokelat, dipadu dengan ungu dan hijau berkilauan yang sangat cantik. Ayam pegar kalung juga cukup agresif dan galak. Mereka akan menyerang siapa saja yang mengganggunya. Namun sifat tersebut bisa menguntungkan karena ayam tidak mudah stres di lingkungan barunya.

Penangkaran ayam pegar

Ada beberapa persyaratan yang diperlukan untuk melakukan penangkaran ayam pegar. Selain umur indukan seperti dijelaskan sebelumnya, diperlukan lokasi kandang yang tenang dan nyaman bagi ayam.

Untuk ayam pagar emas dan lady, kandang ternak berukuran panjang 1,5 m, lebar 6o cmc dan tinggi minimal 2 meter.  Adapun untuk ayam pegar kalung dan perak, lebar kandang sebaiknya 1,2 meter. Yang paling penting, bagian atas kandang tertutup kawat ram. Meski jarang terbang, ayam pegar mampu melompat hingga ketinggian 8 meter, apalagi jika merasa terganggu. 

Lantai kandang tetap dibiarkan berupa tanah. Di dalam kandang perlu diberi tanaman semak, sebagai tempat berlindung dan bermain-main. Tempatkan pula tenggeran dengan diameter 7 – 10 cm yang akan digunakan ayam untuk bertengger saat beristirahat.

Ayam pegar betina kurang begitu pandai merawat anak-anaknya. Jadi, dianjurkan untuk menetaskan telurnya dalam mesin tetas, atau bisa juga dititipkan pada ayam atau itik manila (entok) yang sedang mengeram.

Pesut (orcaella brevirostris)


Pesut (orcaella brevirostris) biasanya hidup di sungai-sungai daerah tropis. Di Indonesia, hewan yang mirip dengan lumba-lumba ini dikenal dengan nama Pesut Mahakam. Hal ini dikarenakan hidupnya ada di Sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Saat ini, hewan yang dilindungi ini hanya terdapat di tiga lokasi di dunia, yakni Sungai Mahakam (Kalimantan Timur, Indonesia), Sungai Mekong di Cina, dan Sungai Irawady (Myanmar).

Di sepanjang aliran sungai Mahakam, mulai dari Kabupaten Kutai Kartanegara hingga pedalaman Kutai Barat, dapat ditemukan pesut Mahakam ini. Masuk ratusan kilometer ke pedalaman Kutai Kartanegara, tepatnya antara Kecamatan Kota Bangun dan Muara Muntai, lalu masuk ke Kabupaten Kutai Barat di Kecamatan Penyinggahan, Muara Pahu, Melak, hingga Long Iram, sering dijumpai pesut Mahakam. Hanya saja, populasinya saat ini sudah berkurang dan terancam punah. Tidak diketahui dengan pasti, berapa populasinya.

Habitat hewan pemangsa ikan dan udang air tawar ini dapat dijumpai di perairan Sungai Mahakam, Danau Jempang di Kecamatan Tanjung Isuy (15.000 Ha), Danau Semayang (13.000 Ha) dan Danau Melintang (11.000 Ha) di Kecamatan Kenohan, Kabupaten Kutai Kartanegara.

Pesut mempunyai kepala berbentuk bulat (seperti umbi) dengan kedua matanya yang kecil (mungkin merupakan adaptasi terhadap air yang berlumpur). Tubuh Pesut berwarna abu-abu sampai wulung tua, lebih pucat pada bagian bawah –tidak ada pola khas. Sirip punggung kecil dan membundar di belakang pertengahan punggung. Dahi tinggi dan membundar; tidak ada paruh. Sirip dada lebar membundar.

Rakun



Rakun adalah hewan khas dari Amerika Utara. Hewan ini termasuk jenis mamalia. Ia sering pula disebut dengan coon (baca kun). Ukurannya tidak terlalu besar, dan tidak pula kecil. Ukuran tubuhnya sekitar 40-70cm dengan berat antara 3,5 sampai 9 kg. Bulunya sangat tebal dengan warna abu-abu. Ketebalan bulu ini berguna untuk melindungi tubuhnya dari hawa dingin. Panjang bulu mencapai 2-3 cm.

Rakun termasuk jenis binatang yang pintar dan cerdik. Menurut beberapa penelitian, rakun memiliki kepandaian dalam mengingat sesuatu sampai tiga tahun. Tempat tinggal utama rakun adalah hutan yang terletak di Amerika Utara. Biasanya, ia bisa ditemukan di hutan gugur dan hutan campuran. Terkadang, ia juga bisa ditemukan di daerah pegunungan dan pantai.

Budidaya Tanaman Coklat (Kakao)

Syarat Pertumbuhan Kakao antara lain :
Iklim
 

Ditinjau dari wilayah penanamannya, coklat ditanam pada daerah-daerah yang berada pada 10oLU-10oLS. Areal penanaman coklat yang ideal adalah daerah-daerah bercurah hujan 1.100-3.000 mm/tahun. Suhu udara ideal bagi pertumbuhan coklat adalah 30-32oC (maksimum) dan 18-21oC (minimum). 

Berdasarkan keadaan iklim di Indonesia, suhu udara 25–26oC merupakan suhu udara rata-rata tahunan tanpa faktor pembatas. Karena itu, daerah-daerah tersebut sangat cocok jika ditanami coklat. Cahaya matahari yang terlalu banyak menyoroti tanaman coklat akan menyebabkan lilit batang kecil, daun sempit dan tanaman relatif pendek.
Media Tanam
 
Pertumbuhan bibit tanaman coklat terbaik diperoleh pada tanah yang 

  1. didominasi oleh mineral liat smektit dan berturut-turut diikuti oleh tanah yang mengandung khlorit, kaolinit dan haloisit.
  2. memiliki keasaman (pH) 6-7,5; 
  3. kedalam air tanah diisyaratkan minimal 3 m, karena air tanah mempengaruhi aerasi dalam rangka pertumbuhan dan serapan hara. 
  4. kemiringan lahannya 8% dan 25%, karena faktor kemiringan lahan sangat menentukan kedalaman air tanah. Pembuatan teras pada masing-masing dengan lebar minimal 1 m dan 1,5 m. Sedangkan lahan yang kemiringannya lebih dari 40% sebaiknya tidak ditanami coklat.
  5. ketinggian lahan 200-700 m dpl.

Pedoman Teknis Budidaya
 

Pembibitan
 
Perbanyakan tanaman coklat lebih sering dilakukan dengan cara generatif, karena bibit dihasilkan dalam waktu yang cepat dan jumlah yang banyak. 


Persyaratan Benih 

Benih yang baik berasal dari buah berbentuk normal, sehat dan masak di pohon. Buah tersebut berwarna kuning, jika diguncang timbul suara dan jika diketuk dengan tangan timbul gema. Bibit yang baik harus memenuhi persyaratan, antara lain:
  • Pertumbuhan bibit normal, yaitu tidak kerdil dan tidak terlalu jagur.
  • Bebas hama dan penyakit serta kerusakan lainnya.
  • Berumur 4–6 bulan.
Penyiapan Benih

Buah dipotong membujur, lalu benih yang berada di bagian tengah diambil sebanyak 20-25. Bersihkan lendir buah dengan meremas-remasnya dalam serbuk gergaji lalu dicuci dengan air dan direndam dengan fungisida. Benih dijemur di bawah sinar matahari. Benih yang baik memiliki daya kecambah sedikitnya 80%.

Teknik Penyemaian Benih
 

Lokasi bedengan persemaian dibersihkan dari pohon dan rumput serta batu dan kerikil. Ukuran bedengan 1,2 x 1,5 m panjang 10-15 m dan tinggi 10 cm arah utara-selatan. Tanah bedengan dicangkul 30 cm, setelah dirapikan diberi lapisan pasir 5-10 cm dan tepi bedengan diberi dinding penahan dari kayu/batu bata. Bedengan diberi naungan dari anyaman daun alang-alang, kelapa/tebu dengan tinggi atap di sisi Timur 1,5 m dan di sisi Barat 1,2 m.
Sebelum disemai, benih dicelup ke dalam formalin 2,5% selama 10 menit. Benih dibenamkan (mata benih diletakkan di bagian bawah) ke dalam lapisan pasir sedalam 1/3 bagian dengan jarak tanam 2,5 x 5 cm. Segera setelah penyemaian, benih disiram. Penyiraman selanjutnya dilakukan dua kali sehari dan disemprot insektisida jika perlu. Keping biji terbuka tidak serentak sehingga perlu dibantu dengan tangan. Setelah 4-5 hari di persemaian benih sudah berkecambah dan siap dipindahtanamkan ke polybag.

Pemeliharaan pembibitan
 
Media pembibitan berupa campuran tanah subur, pupuk kandang dan pasir dengan perbandingan 2:1:1, kemudian media ini diayak dan dimasukkan ke dalam polybag 20 x 30 cm sampai 1-2 cm di bawah tepi polybag. Kecambah yang memenuhi syarat untuk dipindahkan ke dalam pembibitan berkecambah pada hari ke 4-5 dan akarnya lurus. Satu kecambah kakao dimasukkan ke dalam lubang sedalam telunjuk, lalu lubang ditutup dengan media. Polybag berisi kecambah disimpan di lokasi pembibitan dengan jarak 60 cm dalam pola segitiga sama sisi. Supaya tidak bergerak, polibag diletakkan di dalam alur sedalam 5 cm atau ditimbun dengan tanah secukupnya.

Pembibitan dinaungi oleh pohon pelindung atau dibuat atap dari anyaman bambu Pembibitan disiram dua kali sehari kecuali jika hujan. Air siraman tidak boleh menggenangi permukaan media. Bibit dipupuk setiap 14 hari sampai berumur 3 bulan dengan ZA (2 gram/bibit) atau urea (1 gram/bibit) atau NPK (2 gram/bibit). Pupuk diberikan pada jarak 5 cm melingkarai batang kecuali untuk urea yang diberikan dalam bentuk larutan. Pengendalian hama dilakukan dengan penyemprotan insektisida dan fungisida setiap 8 hari.

Pemindahan Bibit 

Setelah berumur 3 bulan, bibit dalam polybag dipindahkan ke lapangan dan naungan dikurangi secara bertahap. Bibit yang baik untuk ditanam di lapangan berumur 4-5 bulan, tinggi 50-60 cm, berdaun 20-45 helai dengan sedikitnya 4 helai daun tua, diameter batang 8 mm dan sehat. Dengan jarak tanam 3 x 3 m, kebutuhan bibit untuk satu hektar adalah 1250 batang termasuk untuk penyulaman.
Pengolahan Media Tanam
 

Tahap Persiapan
 

Lahan perkebunan coklat dapat berasal dari hutan asli, hutan sekunder, tegalan, bekas tanaman perkebunan atau pekarangan. Lahan yang miring harus dibuat teras-teras agar tidak terjadi erosi. Areal dengan kemiringan 25-60% harus dibuat teras individu.
 

Pembukaan Lahan
 

Cara penyiapan lahan dapat dengan cara pemberihan selektif dan pembersihan total. Alang-alang di tanah tegalan harus dibersihkan/dimusnahkan supaya tanaman kakao dan pohon naungan dapat tumbuh baik. Untuk memperlancar pembuangan air, saluran drainase yang secara alami telah ada harus dipertahankan dan berfungsi sebagai saluran primer. Saluran sekunder dan tersier dibangun sesuai dengan keadaan lapangan.

Pengapuran
 
Tanah-tanah dengan pH di bawah 5 perlu diberi kapur berupa batu kapur sebanyak 2 ton/ha atau kapur tembok sebanyak 1.500 kg/ha.
 

Pemupukan
 

Pemupukan sebelum bibit ditanam dapat dilakukan guna untuk merangsang pertumbuhan bibit coklat. Lubang-lubang tersebut perlu diberi pupuk dengan pupuk Agrophos sebanyak 300 gram/lubang atau pupuk urea sebanyak 200 gram/lubang, pupuk TSP sebanyak 100 gram/lubang. Pupuk-pupuk tersebut diberikan 2 (dua) minggu sebelum penanaman bibit cokelat, kemudian lubang tersebut ditutup kembali dengan tanah atas yang dicampur dengan pupuk kandang/kompos.
Teknik Penanaman
  Penentuan Pola Tanaman
 
Tanaman coklat mutlak memerlukan pohon pelindung yang ditanam sebagai tanaman lorong diantara tanaman-tanaman coklat. Terdapat dua macam pohon pelindung yaitu:a) Pohon pelindung sementara. Pohon ini diperlukan untuk melindungi tanaman coklat muda (belum berproduksi) dari tiupan angin dan sinar matahari. Jenis pohon yang dapat ditanam adalah pisang (Musa paradisiaca), turi (Sesbania sp.), Flemingia congesta atau Clotaralia sp.b)

Pohon pelindung tetapPohon ini harus dipertahankan sepanjang hidup tanaman coklat dan berfungsi sebagai melindungi tanaman coklat yang sudah produktif dari kerusakan sinar matahari dan menghambat kecepatan angin. Jenis pohon yang cocok adalah Lamtoro (Leucena sp.), Sengon Jawa (Albizia stipula), Dadap (Erythrina sp.) dan Kelapa (Cocos nucifera). Pohon pelindung tetap ditanam dengan jarak tanam 6 x 3 m. Jarak tanam yang diajurkan adalah 3 X 3 m2 dengan kerapatan pohon 1.100 batang pohon/hektar. Jarak ini sangat ideal karena nantinya pohon akan membentuk tajuk yang seimbang sehingga tanaman tidak akan mudah tumbang.

Pembuatan Lubang Tanam

Lubang tanam dibuat 2-3 bulan sebelum tanam dengan ukuran:a) 40 x 40 x 40 cm untuk tanah bertekstur sedangb) 60 x 60 x 60 cm atau 80 x 80 x 80 cm untuk tanah bertekstur beratc) 30 x 30 x 30 cm untuk tanah bertekstur ringan Lubang dipupuk dengan Agrophos 300 gram/lubang atau campuran urea 200 gram/lubang dan Sp-36 100 gram/lubang. Tutup kembali lubang tanam.

Cara Penanaman
  • Polybag disayat pada bagian sisi dan bawah, keluarkan bibit dan media dalam keadaan utuh.
  • Lubangi lubang tanam yang telah ditutup lagi tersebut selebar diameter polybag. Letakkan bibit sehingga permukaan media sejajar dengan tanah.
  • Masukkan kembali tanah galian dan padatkan tanah di sekeliling bibit.
  • Topang batang bibit dengan dua potong kayu/bambu.
Untuk mencegah gangguan hewan, tanaman kakao harus diberi pagar pengaman dari bambu.
 

Pemeliharaan Tanaman
 

1. Penjarangan dan Penyulaman
 

Penyulaman dapat dilakukan sampai tanaman berumur 10 tahun.
2. Sanitasi lingkungan
 

Sanitasi dilakukan dengan penyiangan, membersihkan bagian tanaman yang terinfeksi, membuang cangkang buah yang berserakan di bawah pohon. Untuk penyiangan dilakukan dengan membabat tanaman pengganggu sekitar 50 cm dari pangkal batang atau dengan herbisida sebanyak 1,5-2,0 liter/ha yang dicampur dengan 500-600 liter air.
Penyiangan yang paling aman adalah dengan cara mencabut tanaman pengganggu. Tujuan penyiangan / pengendalian gulma adalah untuk mencegah persaingan dalam penyerapan air dan unsur hara, untuk mencegah hama dan penyakit serta gulma yang merambat pada tanaman coklat. Dalam pemberantasan gulma harus dikaukan rutin minimal satu bulan sekali, yaitu dengan menggunakan cangkul, koret/dicabut dengan tangan.

3. Pemangkasan

 
Tujuan pemangkasan adalah untuk menjaga/pencegahan serangan hama atau penyakit, membentuk pohon, memelihara tanaman dan untuk memacu produksi. 

Pemangkasan bentuk

a. Fase muda. 

Dilakukan pada saat tanaman berumur 8-12 bulan dengan membuang cabang yang lemah dan mempertahankan 3-4 cabang yang letaknya merata ke segala arah untuk membentuk jorquette (percabangan) 

b. Fase remaja.

Dilakukan pada saat tanaman berumur 18-24 bulan dengan membuang cabang primer sejauh 30-60 cm dari jorquette (percabangan) Pemangkasan pemeliharaan.Membuang tunas yang tidak diinginkan, cabang kering, cabang melintang dan ranting yang menyebabkan tanaman terlalu rimbun.
 

c. Pemangkasan produksi. 

Bertujuan untuk mendorong tanaman agar memiliki kemampuan berproduksi secara maksimal. Pemangkasan ini dilakukan untuk mengurangi kelebatan daun.
4. Pemupukan
 

Dosis pemupukan tanaman yang belum berproduksi (gram/tanaman):
Umur 2 bulan: ZA=50 gram/pohon.
Umur 6 bulan: ZA=75 gram/pohon; TSP=50 gram/pohon; KCl=30 gram/pohon; Kleserit=25 gram/pohon
Umur 12 bulan: ZA=100 gram/pohon
Umur 18 bulan: ZA=150 gram/pohon; TSP=100 gram/pohon; KCl=70 gram/pohon; Kleserit=50 gram/pohon
Umur 24 bulan: ZA=200 gram/pohon Dosis pemupukan tanaman berproduksi (gram/tanaman):a) Umur 3 tahun: ZA = 2 x 100 gram/pohon, Urea = 2 x 50 gram/pohon, TSP = 2 x 50 gram/pohon, KCl = 2 x 50 gram/pohon.b) Umur 4 tahun: ZA = 2 x 100 gram/pohon, Urea = 2 x 100 gram/pohon, TSP = 2 x 100 gram/pohon, KCl = 2 x 100 gram/pohon.c) 5 tahun: ZA = 2 x 250 gram/pohon, Urea = 2 x 125 gram/pohon, TSP= 2 x 125 gram/pohon, KCl = 2 x 125 gram/pohon. 

Pemupukan dilakukan dengan membuat alur sedalam 10 cm di sekeliling batang coklat dengan diameter kira-kira ½ tajuk. Waktu pemupukan di awal musim hujan dan akhir musim hujan.

5. Penyiraman

 
Penyiraman tanaman coklat yang tumbuh dengan kondisi tanah yang baik dan berpohon pelindung, tidak perlu banyak memerlukan air. Air yang berlebihan menyebabkan kondisi tanah menjadi sangat lembab. Penyiraman pohon coklat dilakukan pada tanaman muda terutama tanaman yang tak diberi pohon pelindung.

6. Penyemprotan Pestisida
 

Penyemprotan pestisida dilakukan dengan dua tahapan, pertama bersifat untuk pencegahan sebelum diketahui ada hama yang benar-benar menyerang. Kadar dan jenis pestisida disesuaikan. Penyemprotan tahapan kedua adalah usaha pemberantasan hama, selain jenis juga kadarnya ditingkatkan. Misal untuk pemberantasan digunakan insektisida berbahan aktif seperti Dekametrin (Decis 2,5 EC), Sihalotrin (Matador 25 EC), Sipermetrin (Cymbush 5 EC), Metomil Nudrin 24 WSC/Lannate 20 L) dan Fenitron (Karbation 50 EC).
7. Penyerbukan Buatan
 

Dari bunga yang muncul hanya 5% yang akan menjadi buah, peningkatan persentase pembuahan dapat dilakukan dengan penyerbukan buatan. Bagian bunga yang mekar digosok denga bunga jantan yang telah dipetik sebelumnya, kemudian bunga ditutup dengan sungkup. Penggosokan dilakukan dengan jari tangan.
8. Rehabilitasi Tanaman Dewasa Kakao
 

Tanaman dewasa yang produktivitasnya mulai menurun tidak diremajakan (ditebang untuk diganti tanaman baru), tetapi direhabilitasi dengan cara okulasi tanaman dewasa dan sambung samping tanaman dewasa. Cara yang kedua lebih unggul karena peremajaan dapat dilakukan dalam waktu yang lebih singkat, murah dan lebih cepat berproduksi. Entres (bahan sambungan) diambil dari kebun entres atau produksi yang telah diseleksi, berupa cabang berwarna hijau, hijau kekakaoan atau kakao, diameter 0,75-1,50 cm dan panjang 40-50 cm. Sambungan dapat dibuka setelah 3-4 minggu.
9. Panen Sering
 

Panen sering bertujuan untuk mengurangi jumlah OPT terutama PBK yang menyerang buah kakao.
Hama dan Penyakit Kakao
  • Penggerek Buah Kakao (Conopomorpha cramerella Snell)
  • Kepik Penghisap Buah (Helopeltis sp.)
  • Penggerek Batang atau Cabang (Zeuzera coffeae)
  • Ulat Api (Darna trima)
  • Ulat Jengkal/Ulat Kilan (Hyposidra talaca)
  • Apogonia sp.
  • Tikus (Rattus argentiventer Rob. & Kloss)
  • Penyakit Busuk Buah (Phytophthora palmivora)
  • Kanker Batang (Phytophthora palmivora)
  • Vascular Streak Dieback (Oncobasidium theobromae)
  • Jamur Upas (Corticium salmonicolor)
  • Penyakit Antraknose (Colletotrichum gloeosporioides)
Panen Coklat
 

Ciri dan Umur Panen
 
Buah coklat bisa dipenen apabila perubahan warna kulit dan setelah fase usia 5 bulan. Ciri-ciri buah akan pembuahan sampai menjadi buah dan matang dipanen adalah warna kuning pada alur buah; warna kuning pada alur buah dan punggung alur buah; warna kuning pada seluruh permukaan buah dan warna kuning tua pada seluruh permukaan buah.

Coklat masak pohon dicirikan dengan perubahan warna buah:a) Warna buah sebelum masak hijau, setelah masak alur buah menjadi kuning.b) Warna buah sebelum masak merah tua, warna buah setelah masak merah muda, jingga, kuning. Buah akan masak pada waktu 5,5 bulan (di dataran rendah) atau 6 bulan (di dataran tinggi) setelah penyerbukan. Pemetikan buah dilakukan pada buah yang tepat masak. Kadar gula buah kurang masak rendah sehingga hasil fermentasi kurang baik, sebaliknya pada buah yang terlalu masak, biji seringkali telah berkecambah, pulp mengering dan aroma berkurang.

Cara Panen
 

Untuk memanen coklat digunakan pisau tajam. Bila letak buah tinggi, pisau disambung dengan bambu. Cara pemetikannya, jangan sampai melukai batang yang ditumbuhi buah. Pemetikan coklat hendaknya dilakukan hanya dengan memotong tangkai buah tepat dibatang/cabang yang ditumbuhi buah. Hal tersebut agar tidak menghalangi pembungaan pada periode berikutnya.
Pemetikan berada di bawah pengawasan mandor. Setiap mandor mengawasi 20 orang per hari. Seorang pemetik dapat memetik buah coklat sebanyak 1.500 buah per hari. Buah matang dengan kepadatan cukup tinggi dipanen dengan sistem 6/7 artinya buah di areal tersebut dipetik enam hari dalam 7 hari. Jika kepadatan buah matang rendah, dipanen dengan sistem 7/14.

Periode Panen
 
Panen dilakukan 7-14 hari sekali. Selama panen jangan melukai batang/cabang yang ditumbuhi buah karena bunga tidak dapat tumbuh labi di tempat tersebut pada periode berbunga selanjutnya.
 

Prakiraan Produksi
Tanaman coklat mencapai produksi maksimal pada umur 5-13 tahun. Produksi per hektar dalam satu tahun adalah 1.000 kg biji coklat kering.

Pasca Panen
 

1. Pengumpulan
 
Buah yang telah dipanen biasanya dikumpulkan pada tempat tertentu dan dikelompokkan menurut kelas kematangan. Pemecahan kulit dilaksanakan dengan menggunakan kayu bulat yang keras.

2. Penyortiran/pengelompokkan
 

Biji coklat kering dibersihkan dari kotoran dan dikelompokkan berdasarkan mutunya:a) Mutu A: dalam 100 gram biji terdapat 90-100 butir bijib) Mutu B: dalam 100 gram biji terdapat 100-110 butir bijic) Mutu C: dalam 100 gram biji terdapat 110-120 butir biji.
3. Penyimpanan
 

Biji coklat basah diperam (difermentasi) selama 6 hari di dalam kotak kayu tebal yang dilapisi aluminium dan bagian bawahnya diberi lubang-lubang kecil dengan cara sebagai berikut:a) Tumpukkan biji di dalam kotak dengan tinggi tumpukan tidak lebih dari 75.b) Tutup dengan karung goni atau daun pisang.c) Aduk-aduk biji secara periodik (1 x 24 jam) agar suhu naik sampai 50 derajat C.
4. Pengemasan dan Pengangkutan
Biji-biji coklat yang sudah kering dapat dimasukan dalam karung goni. Tiap goni diisi 60 kilogram biji coklat kering. kemudian karung-karung yang berisi biji coklat kering tersebut disimpan dalam gudang yang bersih, kering dan berfentilasi yang baik. Sebaiknya biji coklat tersebut sudah segera bisa dijual dan diangkut dengan menggunakan truk dan sebagainya. Penyimpanan di gudang, sebaiknya tidak lebih dari 6 bulan, dan setiap tiga bulan harus diperiksa untuk melihat ada tidaknya jamur atau hama yang menyerang biji coklat.

5. Penanganan Lain 

 
Setelah diperam, biji dicuci agar mengkilap (biji coklat jenis Bulk tidak dicuci) setelah itu dikeringkan sampai kadar airnya 6-7%. Pengeringan bisa dengan sinar matahari atau alat pengering.

Sunday, 29 September 2013

Frigate Bird


Frigate Bird adalah burung yang berasal dari kepulaun Galapagos, Equador ini mampu terbang dengan kecepatan maksimum = 153 km/jam. Burung ini memiliki ciri khas yang sangat unik. Mereka memiliki suatu pundi-pundi tenggorokan yang dapat menggembung seperti balon. Pund-pundi tenggorokan yang berwarna merah ini hanya dimiliki oleh burung jantan saja, sedangkan betina tidak memilikinya. Fungsi dari pundi-pundi tersebut adalah untuk mencari pasangan, mereka akan menggelembungkannya selama hampir 20 menit, kemudian mengibas-ibaskan kepalanya dari sisi ke sisi, menggoyangkan sayapnya, dan memanggil sang burung Frigate betina agar tertarik padanya. 

Seekor burung Frigate akan kawin dengan sang jantan jika memiliki gelembung balon yang besar dan unik. Selama masa kawin, sang jantan akan menaruh sayapnya dengan manis dibalik mata sang betina agar memastikan bahwa dia tidak tertarik dengan burung Frigate jantan lainnya yang memiliki gelembung balon lebih bagus.

Spine Tailed Swift

 

Spine Tailed Swift adalah salah satu burung yang memiliki kecepatan terbang sangat cepat. Kecepatan maksimum yang dapat dicapai oleh Spine-tailed swift (Hirundapus caudacutus) saat terbang adalah 171 km/jam (106 mph). Mengalahkan pesaingnya, burung frigate yang hanya dapat terbang dengan kecepatan 153 km/jam (95 mph). 

Burung ini mempunyai kaki yang sangat pendek, yang digunakan hanya untuk menempel di permukaan vertikal. Mereka membangun sarang di celah-celah batu karang, di tebing atau lubang pohon. Mereka jarang bahkan tidak pernah berada di tanah dan menghabiskan sebagian besar hidup mereka di udara.

Burung Swifts berkembang biak di bukit-bukit berbatu di Asia Tengah dan Siberia selatan, dan pada musim dingin, spesies ini akan bermigrasi ke selatan, ke arah Australia

Peregrine Falcon

 

Peregrine Falcon adalah burung sejenis alap-alap, yang nama latinnya, Falco peregrinus. Burung ini hidup di bagian utara Amerika, dan digolongkan dalam ‘birds of prey‘ [burung-burung pemangsa]
Pada saat bebrburu, burung ini bisa terbang dengan kecepatan mencapai 320 km/jam. Menjadikannya sebagai salah satu burung dengan kecepatan terbang tercepat didunia. 

Ukuran Betinanya, biasanya 30% lebih besar dari burung jantan. Paragrine Falcon memiliki panjang tubuh berkisar antara 34 sampai 58 cm [13-23 in] dengan bentang sayap 80 – 120 cm . Burung jantannya memiliki berat 440 – 750 gram, sedangkan betinanya mencapai 910 – 1500 gram.

Spesies ini pertama kali dideskripsikan oleh Marmaduke Tunstall pada tahun 1771 dalam bukunya: Ornithologia Britannica. Studi ‘flight physics’ secara teori terhadap burung ini, memberi hasil kecepatan maksimum 400 km/jam ketika terbang pada ‘ketinggian’ rendah [low altitude flight] dan 625 km/jam [390 mph] ketika terbang pada ‘ketinggian’ yang tinggi [high altitude flight]. Secara experimental, rekor yang pernah dicatat oleh burung ini, ketika diteliti oleh Ken Franklin pada tahun 2005, yaitu mencapai 389 km/jam [242 mph]

Saturday, 28 September 2013

Tasmanian Nativehen

 
Tasmanian Nativehen (Gallinula mortierii) adalah salah satu spesies burung endemik Australia di Pulau Tasmania. Walaupun kebanyakan burung yang tidak bisa terbang mempunyai banyak cerita dimana mereka punah di tangan manusia, Burung ini justru mendapatkan keuntungan dari praktek Agikultural dalam Tasmania.
Burung yang mirip ayam ini, memiliki warna coklat zaitun dengan warna putih pada dadanya dan warna yang lebih gelap di bawah. Ekornya biasa bewarna hitam dan berdiri, kakinya tebal serta kuat dengan warna keabu-abuan serta kuku yang tajam. Memiliki mata merah.

Galeri Gambar

 

Entitas



Entitas adalah sesuatu yang ada (memiliki keberadaan), tetapi dapat juga berbentuk abstrak, jadi tidak harus dalam bentuk fisik, misalnya berupa subyek hukum, berifat unik, sehingga dapat dibedakan dari obyek lainnya, dan dapat melaksanakan suatu kegiatan. Secara singkat, entitas adalah satuan yang berwujud.

  1. Entitas dapat berupa orang, benda, tempat, kejadian, konsep
    Contoh :
    • Binatang : kucing, gajah, kelelawar
    • Orang : pedagang, mahasiswa, guru, polisi
    • Benda : kapal, kunci, bola
    • Tempat : kota, sawah, pulau
    • Kejadian : kelahiran, penjualan, registrasi
    • Konsep : kursus, rekening
  2. Entitas memiliki sejumlah atributContoh :Mahasiswa memiliki nama, alamat
  3. Sekumpulan entitas yang memiliki atribut yang sama disebut Himpunan entitas
Dalam pengembangan sistem, entitas digunakan sebagai model yang menggambarkan komunikasi dan pemrosesan internal, seperti misalnya membedakan dokumen dengan pemrosesan pesanan.

Pengertian Entitas berdasarkan Pandangan berbagai Bidang

  1. Berdasarkan Konsep Legal Pengertian  Entitas  adalah : setiap unit atau organisasi yang dapat dipandang atau diperlakukan sebagaimana layaknya individu menurut ketentuan hukum yang berlaku, atau setiap unit atau lembaga yang keberadaannya dijamin atau dilindungi oleh ketentuan hukum yang berlaku, sehingga bisa menuntut atau mengklaim pihak lain dan dituntut dimuka pengadilan atas namanya sendiri. Atau dengan kata lain entitas adalah setiap individu dan/atau organisasi yang berbadan hukum.
  2. Berdasarkan Konsep Ekonomi Pengertian  Entitas  adalah : setiap unit ekonomi yang menjalankan atau kegiatan finansial untuk kepentingan diri sendiri. Unit ekonomi terdiri dari satu badan hokum, tetapi juga bias dua atau lebih badan hukum yang bekerja sama membentuk suatu grup dan masing-masing menjalankan usaha demi kepentingan grup tersebut.
  3. Berdasarkan Konsep Akuntansi Pengertian  Entitas  adalah : suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari unit tersebut sebagai fokusnya.

    Suatu kesatuan akuntansi bisa berupa suatu kegiatan atau fungsi saja, seperti misalnya : fungsi pengelasan dari suatu perusahaan karoseri, atau fungsi pengkreditan pada sebuah bank. Sebaliknya suatu kesatuan akuntansi atau entitas bias meliputi seluruh kegiatan yang dilakukan oleh suatu badan atau perusahaan raksasa, seperti umumnya perusahaan multinasional.
  4. Berdasarkan Konsep Fiskal Pengertian  Entitas  adalah : subjek pajak dan/atau wajib pajak. Dalam undang-undang perpajakan suatu entitas dapat mempunyai status badan hukum  maupun tidak mempunyai status sebagai badan hukum.
Contoh entitas yang berstatus badan hukum antara lain  PT (Perseroan Terbatas), CV (Perseroan Komanditer), Yayasan dan lain-lain. Sedangkan contoh entitas yang tidak berstatus badan hukum antara lain : Orang Pribadi atau Individu dan harta warisan yang belum terbagi. 

Friday, 27 September 2013

Kinematika


Kinematika adalah ilmu gerak, cabang dari mekanika klasik yang membahas gerak benda dan sistem benda, tanpa mempersoalkan gaya gerak atau tanpa memandang gaya yang bekerja pada benda tersebut (massa benda diabaikan). Jadi jarak yang ditempuh benda selama geraknya hanya ditentukan oleh kecepatan (v) dan atau percepatan (a).

Kata kinematika dicetuskan oleh fisikawan Perancis A.M. Ampère cinématique yang ia ambil dari bahasa Yunani Kuno κίνημα, kinema (gerak), diturunkan dari κινεῖν, kinein. Hal terakhir ini berbeda dari dinamika atau sering disebut dengan Kinetika, yang mempersoalkan gaya yang mempengaruhi gerakan.
Studi mengenai kinematika biasa disebut juga sebagai geometri gerak.

Kinematika Benda Bergerak

Kinematika partikel adalah studi yang mempelajari karakteristik gerak suatu partikel. Posisi suatu partikel didefinisikan sebagai vektor koordinat dari awal titik acuan ke partikel. Sebagai contoh, anggaplah ada sebuah menara setinggi 50 meter di sebelah selatan rumah anda, dimana titik acuannya adalah rumah anda, dengan timur sebagai sumbu-x dan utara sebagai sumbu-y, maka koordinat vektor menara tersebut adalah r=(0, -50, 0). Vektor koordinat di puncak menara adalah r=(0, -50, 50).
 
Dalam bentuk 3 dimensi, posisi titik P dapat dituliskan sebagai
\mathbf{P} = (x_P,y_P,z_P) = x_P\vec{i} + y_P\vec{j} + z_P\vec{k},
dengan xP, yP, dan zP adalah koordinat Kartesian dan i, j dan k adalah unit vektor yang mengikuti sumbu x, y, dan z. Besar dari vektor posisi |P| adalah jarak antara titik P dengan titik acuan, dapat dituliskan sebagai:
|\mathbf{P}| = \sqrt{x_P^{\ 2} + y_P^{\ 2} + z_P^{\ 2}}.
Trajektori dari sebuah partikel adalah fungsi vektor terhadap waktu, P(t), yang mendefinisikan kurva yang dibentuk dari partikel yang bergerak, yang akan memberikan persamaan
 \mathbf{P}(t) = x_P(t)\vec{i} + y_P(t)\vec{j} +z_P(t) \vec{k},
dengan koordinatxP, yP, dan zP masing-masing adalah fungsi waktu.

 

Kecepatan dan kelajuan


Kecepatan sebuah partikel adalah vektor yang menunjukkan arah dan besar dari perubahan posisi vektor, bagaimana posisi sebuah benda berpindah tiap waktu. Anggap rasio perbedaan 2 posisi partikel dibagi dalam interval waktu sama, maka kecepatan rata-rata pada interval tersebut adalah
 \overline{\mathbf{V}} = \frac {\Delta \mathbf{P}}{\Delta t} \ ,
dengan ΔP adalah perubahan posisi vektor per selang waktu Δt.
Ketika limit ketika interval waktu Δt menjadi semakin kecil, maka kecepatan rata-rata menjadi turunan waktu dari posisi vektor:
 \mathbf{V} = \lim_{\Delta t\rightarrow0}\frac{\Delta\mathbf{P}}{\Delta t} = \frac {d \mathbf{P}}{d t}=\dot{\mathbf{P}} = \dot{x}_p\vec{i}+\dot{y}_P\vec{j}+\dot{z}_P\vec{k}.
Maka, kecepatan adalah besarnya perubahan posisi per satuan waktu.

Kelajuan dari suatu objek adalah besar |V| dari suatu kecepatan. Kelajuan merupakan besaran skalar:
 |\mathbf{V}| = |\dot{\mathbf{P}} | =  \frac {d s}{d t},
dengan s adalah panjang jalur lintasan total yang ditempuh partikel. Kelajuan adalah besaran yang selalu bernilai positif.

Gerak Relatif


Dapat ditunjukkan dengan persamaan matematika vektor sederhana berikut yang memperlihatkan suatu penjumlahan vektor : gerak A relatif terhadap O sama dengan gerak relatif B terhadap O ditambah dengan gerak relatif A terhadap B :
r_{A/O} = r_{B/O} + r_{A/B} \,\!

Gerakan Koordinat


Salah satu persamaan dasar dalam kinematika adalah persamaan yang menggambarkan tentang turunan dari sebuah vektor yang berada dalam suatu sumbu koordinat bergerak. Yaitu : turunan terhadap waktu dari sebuah vektor relatif terhadap suatu koordinat diam, sama dengan turunan terhadap waktu vektor tersebut relatif terhadap koordinat bergerak ditambah dengan hasil perkalian silang dari kecepatan sudut koordinat bergerak dengan vektor itu. Dalam bentuk persamaan :
\left.\frac{dr(t)}{dt}\right|_{X,Y,Z} = \left.\frac{dr(t)}{dt}\right|_{x,y,z} + \omega \times r(t)
dimana :
r(t) adalah sebuah vektor
X, Y, Z adalah sebuah sumbu koordinat tetap / tak bergerak
x, y, z adalah sebuah sumbu koordinat berputar
\omega adalah kecepatan sudut perputaran koordinat

 

Sistem Koordinat

Sistem Koordinat Diam


Pada sistem koordinat ini, sebuah vektor digambarkan sebagai suatu penjumlahan dari vektor-vektor yang searah dengan sumbu X, Y, atau Z. Umumnya \vec i \, \! adalah sebuah vektor satuan pada arah X, \vec j \, \! adalah sebuah vektor satuan pada arah Y, dan \vec k \, \! adalah sebuah vektor satuan pada arah Z.

Vektor posisi \vec s \, \! (atau \vec r \, \!), vektor kecepatan \vec v \, \! dan vektor percepatan \vec a \, \!, dalam sistem koordinat Cartesian digambarkan sebagai berikut :
\vec s = x \vec i + y \vec j + z \vec k \, \!
\vec v = \dot {s} = \dot {x} \vec {i} + \dot {y} \vec {j} + \dot {z} \vec {k} \, \!
 \vec a = \ddot {s} = \ddot {x} \vec {i} + \ddot {y} \vec {j} + \ddot {z} \vec {k} \, \!
catatan :  \dot {x} = \frac{dx}{dt} ,  \ddot {x} = \frac{d^2x}{dt^2}

 

Sistem Koordinat Bergerak 2 Dimensi

 

Sistem koordinat ini hanya menggambarkan gerak bidang yang berbasis pada 3 vektor satuan orthogonal yaitu vektor satuan \vec i \!, dan vektor satuan \vec j \! sebagai sebuah bidang dimana suatu obyek benda berputar terletak/berada, dan \vec k \! sebagai sumbu putarnya.

Berbeda dengan sistem koordinat Cartesian di atas, dimana segala sesuatunya diukur relatif terhadap datum yang tetap dan diam tak berputar, datum dari koordinat-koordinat ini dapat berputar dan berpindah - mengikuti gerakan dari benda atau partikel pada suatu benda yang diamati. Hubungan antara koordinat diam dan koordinat berputar dan bergerak ini dapat dilihat lebih rinci pada Transformasi Orthogonal.