Sunday, 7 August 2011

Bengawan Solo

Bengawan Solo adalah sungai terpanjang yang mengalir di Pulau jawa. Sungai ini panjangnya sekitar 548,53 km dan mengaliri dua provinsi yaitu Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sungai terpanjang di Pulai Jawa ini memiliki dua hulu sungai yaitu dari daerah Pegunungan Gunung Kidul, Wonogiri dan Ponogo. Sungai yang memiliki banyak history ini bermuara di daerah Gresik. Arti nama "Bengawan" dalam bahasa Jawa berarti "sungai yang besar". Di masa lalu, sungai ini pernah dinamakan Wuluyu, Wulayu, dan Semanggi (dieja Semangy dalam naskah bahasa Belanda abad ke-17).

Kabupaten yang dilalui meliputi tiga bagian yaitu:

Wilayah Administratif Hulu
  1. Wonogiri, Hulu utama pertama (Daerah Tangkapan Air Gajah Mungkur)
  2. Karanganyar
  3. Ponorogo, Hulu utama kedua (Daerah Tangkapan Air Kali Madiun)
  4. Boyolali,
  5. Sragen,
  6. Klaten

Wilayah Administratif Tengah

  1. Sukoharjo,
  2. Solo,
  3. Ngawi,
  4. Magetan,
  5. Blora,
  6. Cepu

Wilayah Administratif Hilir

  1. Bojonegoro,
  2. Tuban,
  3. Lamongan, dan
  4. Gresik
Bengawan Solo Purba

Aliran Bengawan Solo masa kini terbentuk kira-kira empat juta tahun yang lalu. Sebelumnya terdapat aliran sungai yang mengalir ke selatan, diduga dari hulu yang sama dengan sungai yang sekarang. Karena proses pengangkatan geologis akibat desakan lempeng Indo-Australia yang mendesak daratan Jawa, aliran sungai itu beralih ke utara. Pantai Sadeng di bagian tenggara Daerah Istimewa Yogyakarta dikenal sebagai "muara" Bengawan Solo Purba. 

Bukti bekas aliran Sungai masih dapat kita jumpai sampai sekarang. Kondisi bekas sungai yang ketika dulu mengalir ke arah pantai selatan sekarang kondisinya mengering menjadi bebatuan kapur dan karang-karang kering.


Daerah Hulu


Daerah ini mayoritas meliputi daerah Hulu Kali Tenggar, Hulu Kali Muning, Hulu Waduk Gajah Mungkur serta sebagian Kabupaten Wonogiri dengan penampang sungai yang berbentuk V. Vegetasi pada daerah ini didominasi oleh tumbuhan akasia. Aktivitas yang banyak dilakukan di dareah ini adalah pertanian, seperti padi dan kacang tanah. Dinding sungai pada daerah ini rata-rata bertebing curam dan tinggi. Karena banyak digunakan untuk pertanian, daerah sekitar sungai pada bagian ini banyak mengalami erosi dan sedimentasi yang cukup tinggi.


Daerah Tengah


Daerah ini mayoritas meliputi daerah Hilir Waduk Gajah Mungkur, sebagian Kabupaten Wonogiri, Pacitan, Sukoharjo, Klaten, Solo, Sragen, sebagian Kabupaten Ngawi dan sebagian Tempuran (hilir) Kali Madiun. Selain itu daerah ini merupakan daerah yang padat penduduk. Pada umumnya kegiatan ekonomi di daerah bagian sungai ini lebih tinggi daripada bagian huluhilir, dan didominasi oleh kegiatan industri. Akibatnya, banyak limbah yang masuk ke sungai dan mencemari vegetasi di daerah ini. Aktivitas masyarakat yang paling menonjol di daerah ini adalah pertanian, pemanfaatan air sebagai kebutuhan sehari-hari, peternakan dan industri.
dan


Daerah Hilir


Daerah ini mayoritas meliputi daerah sebagian Tempuran (hilir) Kali Madiun, sebagian kabupaten Ngawi, Blora, Bojonegoro, Lamongan, Tuban dan berakhir di Desa Ujungpangkah, Gresik

Daerah Domisili Manusia Purba

Pada zaman dahulu, di sekitar sungai bengawan solo adalah tempat berdomisili para manusia purba. Bukti sejarah yang dapat membuktikan hal demikian adalah banyak ditemukannya fosil-fosil manusia purba di Desa Trinil sekitar 11 km dari Kabupaten Ngawi Jawa Timur. Fosil yang ditemukan ditempat tersebut kemudian diberi nama Phitecantropus erectus, yang ditemukan olh seorang peneliti asal Belanda tahun 1891. 

Bukti lain dengan adanya manusia Purba di sekitar sungai dikuatkan dengan ditemukannya fosil-fosil lain seperti Megantropus Paleojavanicus dan Homo Solonsis. Dengan ditmukan fosil-fosil tersebut membuktikan bahwasannya Sumgai bengawan tempo dulu adalah salah satu sumber kehidupan bagi mahluk hidup yang berada disekitar sungai dari ribuan tahun lalu sampai sekarang.

Sejarah Sungai Bengawan dan Joko Tingkir

Dalam buku sejarah, tertulis cerita masalalu dengan kisah Joko Tingkir, pendiri dan raha pertama Kesultanan Pajang tahun 1549-1582 dengan gelar Sultan Hadiwijaya, saat brtarung dengan buaya. Mnurut cerita yang berkembang, jaman dulu Joko Tingkir pernah menyusuri sungai Sungai Bengawan Solo ketika melakukan perjalanan dari majasta (Kabupaten Sukoharjo) menuju desa gerompol di leng bukit prawata, tempat ini berada disebelah timur Kerajaan Demak. 

Dalam perjalanan ke sana Joko tinggir menyusuri sungai dengai menggunakan perahu bambu. Diatas perrahu itu, Joko Tingkir diserang puluhan buaya besa yang hendak memakannya. Joko tingkir melawan hingga akhirnya mengalahkan buaya-buaya itu. Setelah kalah, anehnya buaya-buaya itu justru membantu Joko Tingkir dalam pejalannya dengan cara mendorong perahu bambu yang ditungganginya.

Selain sebagai sumber kehidupan bagi masyarakat sekitar, Sungai Bengawan juga dimanfaatkan sebagai Tempat tujuan Wisata. Keindahan Pemandangan alam menjadi daya tarik bagi paa pelancong untuk menyelusurinya. Pohon besar yang hidup di tepi, tebing yang menjorok ketengah sungai dan hamparan kebun dan sawah yang hijau dipinggi sungai, menjadi ciri khas di Sungai Bengawan Solo. 

Selain pemandangan yang indah, di kecamatan Trucuk Kabupaten Bojonegaro pelancong juga dapat menjumpai sebuah bangkai kapal kuno yang tenggelam di sungai ini, kapal ini tenggelam diperkirakan 300 tahun yang lalu. Kapal dengan panjang 40 meter dan lebar 8 meter ini konon adalah milik seorang sodagar Cina yang tengggelam ketika berlayar menuju Ngawi.

Tradisi di Sungai Bengawan Solo

Tradisi tahunan yang dilakukan oleh masyarakat Solo sampai sekarang adalah tradisi Larung Getek Joko Tingkir. Tradisi ini digunakan untuk mengenang Joko Tingkir jaman dahulu yang dengan keperkasaannya mengarungi Sungai Bengawan. Selain itu, tradisi itu juga dilaksanakan dengan tujuan mempromosikan Sungai Bengawan sebagai tempat tujuan wisata. Tradisi tahunan ini biasanya dilakukan di bulan Januari, bersamaan dengan perayaan tahun baru. 

Sungai Bengawan dan Perahu Bambu

Fasilitas dan Akomodasi

Di Sungai Bengawan Solo Kita dapat menyewa perahu, biaya perswaan relatif tergantung jauh dekat perjalanan perahu. Di area wisata ini terdapat juga bermacam fasilitas yang cukup memadai seperti mushola, tempat bersantai, persewaan pemancingan, persewaan tikar , tempat bermain, dan sarana hiburan lainnya.




No comments:

Post a Comment