Jerapah (Giraffa camelopardalis) tergolong
pada mamalia berkuku genap endemik Afrika. Jerapah merupakan spesies hewan tertinggi
di planet ini, yang hidup di darat,  tingginya bisa mencapai 5 - 6 meter dengan berat 1.360 - 2.000 kg atau sekitar 20
kali lebih berat dari manusia dewasa. Jerapah betina biasanya sedikit
lebih pendek dan lebih ringan. 
Dengan ketinggian sampai 5,5 meter,
jerapah bisa melihat dengan jelas areal padang rumput tempat kumpulannya
berada. Jika ada musuh seperti singa jerapah bisa melihatnya dan ia akan
memberi tanda pada kelompoknya.
Dulu, jerapah dipanggil dengan sebutan 
"camelopard" karena sosoknya seperti gabungan antara camel (unta) dengan
 leopard (macan tutul). Nama jerapah yg sekarang (giraffe) sebenarnya 
berasal dari bahasa Arab "zurapha" y berarti tinggi & kemudian 
diserap ke dalam bahasa Italia "giraffa"
Jerapah berkerabat dengan rusa dan
sapi tetapi dari suku yang berbeda, yaitu Giraffidae, yang mencakup jerapah
sendiri dan kerabat terdekatnya, okapi. Habitat aslinya melingkupi area dari
Chad sampai dengan Afrika Selatan
Lidah jerapah panjangnya bisa mencapai
sekitar 53 cm, dan jerapah mampu berlari dengan kecepatan hingga 55 km/jam saat
di serang musuh. Jerapah tidur sekitar 1,9 jam per hari. Jerapah berkomunikasi
dengan variasi bunyi yang dikeluarkannya.
Leher jerapah yang panjang memiliki
7 buah tulang sama jumlahnya dengan tulang leher manusia, namun ruas antar tulang lehernya lebih panjang. Karena tulang penyusun 
lehernya hanya berjumlah sedikit itulah, leher jerapah sangat kaku, 
sehingga saat harus minum atau mengambil makanan di tanah, ia harus 
mengangkangkan kakinya lebar-lebar. Leher yang panjang
berfungsi untuk mengambil dedaunan di pepohonan yang tinggi dan juga sebagai
bentuk pertahanan diri.
Leher pajang berarti mereka 
memerlukan tenaga ekstra untuk memompa darah ke dan dari kepala. Karena 
itulah jerapah memiliki jantung yang amat kuat yang beratnya bisa mencapai 
11 kg dan dinding setebal 8 cm, serta sistem pembuluh darah yang membantu
 menjaga tekanan darah secara stabil di otak 
Jantung jerapah mungkin adalah yang paling kuat di antara hewan-hewan 
yang lain, karena sekitar dua kali lipat dari tekanan darah normal 
diperlukan untuk memompa darah melalui lehernya yang panjang untuk mencapai otak. Dengan tekanan darah yang tinggi ini, hanya dengan fitur desain yang khusus, akan mencegah ‘meletusnya otak’ ketika ia membungkuk ke bawah 
untuk minum air.
Darah jerapah tidak berkumpul di bagian 
kaki, dan jerapah tidak berdarah berlimpah-limpah apabila kakinya 
terluka. hal ini disebabkan kulitnya yang sangat keras dan struktur jaringan sel 
di bagian dalam pembuluh drah yang khusus, yang mencegah akumulasi darah.  
Pembuluh rambut yang menjangkau sampai permukaan amatlah kecil, dan 
ukuran sel darah merahnya sekitar sepertiga dari ukuran sel darah yang 
dimiliki manusia, sehingga aliran darah mengalir dengan lebih lancar. Ukuran sel darah merah yang lebih kecil memungkinkan luas permukaan yang
 lebih besar dan penyerapan oksigen yang lebih tinggi dan cepat dalam 
darah. Ini membantu menjaga persediaan oksigen yang cukup hingga 
ekstremitas, dan juga di bagian kepala. 
Ukuran paru-paru jerapah delapan kali lebih besar dari yang dimiliki 
manusia, dan kecepatan pernafasannya sekitar sepertiga paru-paru manusia.
 Bernafas dengan lebih pelan, hal ini penting untuk menggantikan volume udara 
yang diperlukan tanpa menyebabkan kerusakan trakea 
jerapah yang berlipat-lipat dan sepanjang 3,6 meter (12 kaki). 
Ketika 
binatang tersebut menghirup nafas segar, nafas sebelumnya yang telah 
kehabisan oksigen tidak bisa dikeluarkan sepenuhnya. hal ini terjadi karena trakea jerapah yang panjang dan yang akan 
menyisakan udara yang mati (dead space) yang banyak, lebih banyak dari satu kali nafas 
manusia. Untuk mengatasinya, jerapah telah memiliki mekanisme khusus, agar udara yang dihirupnya harus cukup untuk 
menjadikan ‘udara buruk’ ini memiliki persentase yang kecil dari 
keseluruhan total. 
Habitat hidup jerapah
Layaknya kebanyakan hewan-hewan herbivora lain di Afrika, jerapah juga 
hidup secara berkelompok, walaupun bagian dari kelompok ini dapat datang dan pergi silih berganti, untuk
membentuk kelompok-kelompok lain. Jerapah biasa membagi tugas dalam kelompoknya;
 saat sejumlah jerapah sedang makan, jerapah lainnya akan mengawasi 
keadaan sekitar agar bisa mengetahui kehadiran pemangsa. Setelah semua 
anggota kelompok itu makan, mereka akan pegi ke tempat yang aman berupa 
padang terbuka yang rumputnya rendah, sehingga ia bisa mengawasi pemangsa 
dengan leluasa dan tidak perlu khawatir akan mangsa yang mengendap-endap
 di antara rerumputan. Itulah sebabnya jerapah tidak suka hidup di hutan yang lebat, karena menyulitkan untuk
melihat musuhnya.
Kelompok jerapah juga jarang pergi ke mata air 
saat musim kemarau sekalipun karena dari daun-daun yg dimakannya, 70% 
lebih merupakan air sehingga mereka bisa hidup tanpa minum untuk jangka 
waktu tertentu. jerapah juga diketahui sebagai salah satu mamalia dengan
 rentang waktu tidur tersedikit; rata-rata mereka hanya tidur 2 jam per 
harinya.
Makanan jerapah
Dengan lehernya yang panjang jerapah
dapat makan dedaunan dari pohon-pohon di sekitarnya. Untuk memakan dedaunan,
lidah jerapah yang panjangnya sekitar 53 cm sangat membantunya untuk merenggut
dedaunan.
Daun mengandung kadar air membantu
jerapah untuk tidak minum dalam jangka waktu yang lama setelah mereka minum.
Jerapah sekali minum bisa mengahabiskan 40 liter air. Saat minum inilah
pertahanan diri jerapah lemah karena lehernya lebih rendah, sehingga pemangsa
lebih mudah menyerang.
Seperti layaknya hewan pemamah biak lain, jerapah memiliki 4 lambung dan usus 
yang amat panjang. Makanan yang sudah dikunyah ditelan ke lambung pertama dan kedua, lalu didorong kembali ke mulut untuk dikunyah lebih lanjut 
sebelum ditelan kembali ke lambung ketiga dan selanjutnya proses 
pencernaan berlangsung di perut hingga menjadi feses. 
Jerapah memerlukan
 waktu kurang lebih sekitar 11-13 jam untuk mencerna makanannya secara 
utuh. Memamah biak memberinya keuntungan ganda : selain membantunya 
menghemat tenaga dalam mencari sumber makanan, ia juga tidak perlu 
bermain "petak umpet" dengan pemangsanya, karena yang perlu ia lakukan 
hanyalah menelan daun sebanyak mungkin, lalu pergi ke tempat yang aman 
untuk jangka waktu cukup lama. 
Siklus hidup jerapah
Bila jerapah betina anggota suatu kelompok 
akan melahirkan, semua anggota kelompok itu akan pergi ke suatu tempat 
khusus yang terpencil di dalam wilayahnya. Diketahui bahwa seberapapun 
jauhnya kelompok jerapah bepergian, betinanya selalu memakai tempat yang 
sama untuk melahirkan hingga jangka waktu yang amat lama.  
Jerapah betina melahirkan anaknya setelah
hamil sekitar 15 bulan. Anak jerapah lahir dengan berat 68 kg dan tinggi 1,8
meter. Anak yang dilahirkan akan jatuh dari ketinggian sekitar 1,5 meter, karena sang induk tidak mampu jongkok ke tanah dengan nyaman, dan dengan berdiam di bawah pada 
saat melahirkan, tentu akan menjadi sasaran empuk bagi singa atau pemangsa lain 
untuk menyerang sang ibu.   
Bayi jerapah memiliki leher yang 
panjang dan rapuh, yang terhubung dengan seluruh tubuh barunya yang seberat 70
 kilogram (150 pound). Apabila kepalanya keluar dulu, lehernya pasti 
retak ketika bagian tubuhnya yang lain jatuh di atas leher. Kalau 
kepalanya keluar paling terakhir, lehernya pasti juga retak karena berat
 badannya menarik kepalanya keluar dari ibunya. Problema ini 
dapat diatasi dengan panggul belakang yang berukuran amat lebih kecil 
daripada bahu depan, dan panjang lehernya berukuran cukup untuk 
memungkinkan kepala melalui rahim dan mendarat di panggul belakang. Kaki
 belakang keluar dulu untuk menjaga jatuhnya bagian tubuh yang lain. 
Kepalanya disokong dan dibantali oleh panggul belakang, dan lehernya 
lumayan lentur, memungkinkan lengkokan tajam di sekitar bahu depan.
Beberapa jam setelah lahir anak jerapah sudah bisa berjalan. Dalam
minggu-mingu pertama, pertumbuhan anak jerapah bisa satu centimeter perhari. Anakan yang lahir 
kemudian tetap dipelihara di tempat itu sampai ia cukup besar untuk bisa
 ikut bepergian dengan kelompoknya. Makanan anak jerapah untuk tahun pertama biasanya adalah air susu ibunya yang kaya akan zat gizi, dan yang bisa dijangkau dengan mudah. Seekor jerapah betina bisa 
melahirkan antara 6-12 ekor anak seumur hidupnya. Seekor jerapah 
diketahui bisa hidup hngga umur 25 tahun 
Anak jerapah sangat rentan terhadap
pemangsa, hanya sektar 25 -50 % anak jerapah yang bisa tumbuh sampai dewasa.
Jerapah bisa hidup sampai 25 tahun di alam liar dan 28 tahun di penangkaran.
Subspesies
Ada sembilan subspesies yang
diterima secara umum yang dibedakan berdasarkan warna dan variasi pola, meski perbedaan itu sebenarnya sangat sedikit:
- Jerapah Somalia (G.c. reticulata) atau Reticulated Giraffe
Bercak berwarna
coklat muda kemerah-merahan dikelilingi garis berwarna putih terang, membentuk
pola poligon seperti jala yang besar-besar. Bercak bisa berlanjut sampai ke
kaki. Habitat: timur laut Kenya, Ethiopia, Somalia.
- Jerapah Angola (G.c. angolensis) atau Smoky Giraffe
Bercak
berukuran besar dan kecil secara tidak teratur. Bercak berlanjut hingga di
bawah lutut. Habitat: Angola, Zambia.
- Jerapah Kordofan (G.c. antiquorum)
Bercak
berukuran kecil, lebih tidak teratur dan juga terdapat pada kaki bagian sebelah
dalam. Habitat: Sudan bagian barat dan barat daya.
- Jerapah Masai atau Jerapah Kilimanjaro (G.c. tippelskirchi)
Bercak
berbentuk seperti daun anggur, berwarna coklat tua dengan pinggiran yang tidak
rata, dikelilingi garis berwarna kekuningan. Habitat: Kenya bagian tengah dan
selatan, Tanzania.
- Jerapah Nubia (G.c. camelopardalis)
Bercak
berbentuk hampir persegi empat, berwarna coklat terang di atas dasar berwarna
krem. Kaki bagian dalam dan bagian bawah lutut bebas dari bercak. Habitat:
bagian timur Sudan, timur laut Kongo.
- Jerapah Rothschild, disebut juga Jerapah Baringo atau Jerapah Uganda (G.c. rothschildi)
Bercak
berbentuk persegi empat dengan gradiasi warna latar berwarna krem di bagian
pinggir. Bercak bisa sampai ke bagian bawah lutut. Habitat: Uganda, Kenya
bagian tengah sampai timur.
- Jerapah Afrika Selatan (G.c. giraffa)
Bercak
berbentuk bundar atau tutul-tutul, beberapa di antaranya membentuk pola seperti
bintang. Latar belakang bercak warna coklat muda yang terang. Bercak atau tutul
bisa sampai ke bagian telapak kaki. Habitat: Afrika Selatan, Namibia, Botswana,
Zimbabwe, dan Mozambik.
- Jerapah Thornicroft atau Jerapah Rhodesia (G.c. thornicrofti)
Bercak
berbentuk bintang atau daun, berlanjut sampai ke kaki bagian bawah. Habitat:
Zambia bagian timur
- Jerapah Afrika barat atau Jerapah Nigeria (G.c. peralta)
Bercak berwarna
merah kekuningan yang pucat. Habitat: [[Chad]

buku refrensi mengenai jerapah judulnya apa ya kak? jarang ditemukan bukunya, terimakasih kak
ReplyDelete