Benteng Dinasti Ho, (Bahasa Vietnam: Thành nhà Hồ) adalah benteng penting yang dapat ditemukan di Vietnam selatan, Provinsi Thanh Hoa, sekitar 150 km sebelah selatan dari Hanoi, 1600 km sebelah utara dari Kota Ho Chi Minh..
Benteng dinasti Ho merupakan proyek arsitektur yang khas, yang dibangun pada
tahun 1397 dan terdapat di tengah-tengah satu pemandangan alam yang sangat indah di
antara sungai Ma dan sungai Buoi di kabupaten Vinh Loc, Provinsi Thanh
Hoa.
Benteng sebelah dalam dibangun dari gumpalan-gumpalan batu besar,
memanifestasikan perkembangan teknik arsitektur dan perancangan
perkotaan yang sudah bertaraf tinggi, yang dimiliki orang Vietnam pada
enam abad lalu. Gumpalan-gumpalan batu besar, dengan bobot
puluhan ton, dibentuk secara teknis dan dinaikkan sampai pada ketinggian 10 meter,
dirakit secara canggih dengan bentuk melengkung secara manual, telah
sangat dikagumi oleh para ilmuwan domestik dan internasional.
Pada tahun 1397, untuk menyiapkan pertempuran menentang agresor Ming,
Raja Ho Qui Ly (1336-1407) telah membangun satu benteng batu dengan
arsitektur yang khas di desa An Ton, kabupaten Vinh Loc, yang jaraknya
kira-kira 50 kilometer dari kota Thanh Hoa ke arah Barat. Benteng ini
punya banyak nama seperti Yen Ton, Tay Do, Tay Giai, Tay Kinh, tetapi
rakyat sering menyebutnya sebagai Benteng Dinasti Ho.
Benteng
ini dibangun berbentuk segi panjang, yang panjangnya 900 meter,
lebarnya 700 meter, tingginya kira-kira 6 meter. Seluruh benteng
dibangun dengan gumpalan-gumpalan batu yang sangat besar (ada yang
beratnya lebih dari 30 ton) dengan volume kira-kira 20000 meter kubik.
Seluruh benteng dan 4 pintu pokok, dibangun dengan gumpalan-gumpalan
batu kapur hijau dan dipotong-potong secara halus dan
ditumpuk-tumpuk sengat erat. Gumpalan-gumpalan batu ada yang panjangnya
1,5 meter dan beratnya 24 ton.
Total volume batu yang digunakan untuk membangun benteng ini kira-kira 20 000 meter kubik dan kira–kira 100.000 meter
kubik tanah yang ditimbunkan dengan penuh kecermatan. Hal yang istimewa
ialah gumpalan-gumpalan batu yang beratnya ribuan ton itu hanya
ditumpuk-tumpuk saja tanpa zat perakat, tapi tetap menjamin keawetanya
dalam waktu 600 tahun ini. Mengalami pasang surut-nya sejarah dan
pengaruh cuaca, tetapi benteng ini masih relatif utuh.
Pham Van Chay, seorang peneliti tentang benteng Dinasti Ho memberitahukan: “Dulu,
ketika membangun benteng ini, orang berfikir bahwa benteng ini dibangun
menurut arah menggunakan faktor “Hidup” sebagai poros artinya batu
yang panjangnya 5 meter menjadi simbol bagi faktor “Hidup”, “Tua”,
“Sakit” dan “Mati”. Saya fikir para pendahulu kita telah membangun 8
tempat menarik batu untuk membangun benteng. Setiap tempat pemarikan
batu ini terletak kira-kira 200 meter dari benteng ini. Jalan untuk
menarik batu ini biasanya miring dan menggunakan gajah untuk menarik
batu guna membangun benteng”.
Benteng Dinasti Ho punya empat pintu Timur, Barat, Selatan
dan Utara, dan keempat pintu ini semuanya dibangun dengan bentuk
cekung dan dikaitkan satu sama lain dengan gumpalan-gumpalan batu yang
berbentuk pangsa jeruk dan cengkungan dengan keseimbangan yang
luar biasa.
Meski Benteng Dinasti Ho telah mengalami kerusakan akibat bencana alam
dan peperangan selama berabad-abad namun hanya sedikit saja berkurang aspek wibawa dan kekokohannya, tetapi segala yang tersisa sampai
dewasa ini tetap menjadi kebanggaan dari generasi mendatang, berkaitan dengan seni arsitekturnya yang khas.
Pada awal abad ke-XX, peneliti tentang kebudayaan Indocina,
asal Perancis L.Bazacier telah memberikan penilaian tentang benteng
Dinasti Ho sebagai berikut: Benteng ini adalah satu contoh dan satu-satunya yang menggunakan gumpalan-gumpalan batu kapur besar
yang dipotong-potong dan dirakit secara sangat pandai. Benteng
Dinasti Ho.menjadi salah satu diantara karya-karya
yang paling indah dari arsitektur Vietnam.
Tentang nilai-nilai peninggalan Benteng Dinasti Ho, Vuong
Van Viet, Wakil Ketua Komite Rakyat provinsi Thanh Hoa memberitahukan: “Nilai
yang paling menonjol dari Benteng Dinasti Ho ialah, pertama adalah satu
ibukota kuno, mengalami waktu selama lebih dari 600 tahun, tetapi tetap
hidup di tengah-tengah alam. Yang ke-2 ialah peninggalan ini adalah satu
interferensi dari berbagai kebudayaan, khususnya pengaruh kebudayaan
Tiongkok dan agama-agama seperti Buddhisme, Konfusinisme .dan yang
ke-3 ialah teknik pembangunan dari generasi masa itu”.
Goteri batu yang dipadukan dengan peluncur untuk mengangkut gumpalan batu digunakan bagi pembangunan benteng
Galeri
Kolam raja - tempat mandi raja dinasti Ho
Prasasti pada dinasti Ho
Benda-benda peninggalan dari dinasti Ho
No comments:
Post a Comment