Friday, 15 October 2010

Radikal Bebas

Radikal bebas didefinisikan sebagai atom/molekul/senyawa yang memiliki satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan, sehingga molekul tersebut menjadi tidak stabil dan akan berusaha mengambil elektron dari molekul atau sel lain.

Jadi, Radikal Bebas sendiri sebenarnya adalah sejenis oksigen yang secara kimia, strukturnya telah berubah akibat dari aktifitas lingkungan, sehingga memiliki tingkat reaktifitas yang tinggi. Radikal bebas, secara alami memang ada dalam tubuh, sebagai hasil dari reaksi biokimia, seperti proses oksidasi, metabolisme sel, olahraga dan peradangan. Selain itu aktifitas lingkungan juga dapat memunculkan radikal bebas antara lain radiasi, polusi, merokok dan lain sebagainya.

Karena secara kimia, molekulnya tidak berpasangan, radikal bebas cenderung untuk bereaksi dengan molekul sel tubuh. Radikal bebas yang beredar dalam tubuh berusaha untuk mencuri elektron yang ada pada molekul lain. Beberapa komponen tubuh yang rentan terhadap serangan radikal bebas antara lain; kerusakan DNA, membran sel, protein, lipid peroksida, Pencurian ini jika berhasil akan merusak sel dan DNA tersebut. Dapat dibayangkan jika radikal bebas banyak beredar maka akan banyak pula sel yang rusak. Dalam bidang medis, diketahui bahwa radikal bebas merupakan biang keladi berbagai keadaan patologis seperti penyakit liver, jantung koroner, kanker, diabetes, katarak, penyakit hati, dan berbagai proses penuaan dini.

Radikal bebas umumnya berasal dari oksigen, molekul yang cenderung kehilangan satu elektronnya, dan menjadi tidak stabil. Molekul tunggal ini disebut "Jenis Oksigen Reaktif" atau "Reactive Oxygent Species-ROS". Contoh radikal bebas adalah superoksida (O2-), hidroksil (OH-), nitroksida (NO), hidrogen peroksida (H2O2), asam hipoklorit (HOCl), thill (RS-) dan lain-lain. Derajat kekuatan tiap radikal bebas ini berbeda, dan senyawa paling berbahaya adalah radikal hidroksil (OH-) karena memiliki reaktivitas paling tinggi.

 
Sumber Radikal Bebas
• Hasil metabolisme tubuh (faktor internal)
• Asap rokok
• Zat kimia dalam makanan / minuman
• Pupuk kimia
• Radiasi sinar Ultra Violet, X-ray
• Asap atau polutan dari kendaraan / pabrik

Normalnya, tubuh mampu menetralisir adanya radikal bebas dengan menggunakan apa yang disebut Antioksidan. Tetapi bila jumlah radikal bebas berlebihan sehingga tidak mampu diimbangi oleh antioksidan yang ada dalam tubuh, akan menyebabkan berbagai gangguan fungsi organ tubuh.

Radikal bebas akan mengambil elektron dari sel tubuh. Sel yang diambil elektronnya akan mengalami kerusakan dan proteinnya akan menjadi nonaktif, sehingga berakibat pada adanya perubahan pada membran sel dan struktur DNA. Sel-sel yang diambil elektronnya, menjadi tidak stabil sehingga menyebabkan timbulnya sel-sel mutan, yang pada gilirannya dapat berubah menjadi sel-sel kanker. Memang, perubahan ini tidak berlangsung dalam waktu singkat, tetapi dibutuhkan waktu bertahun-tahun.

Radikal bebas yang berupa oksigen reaktif, sangat signifikan dalam tubuh. Oksigen reaktif ini antara lain meliputi superoksida (O`2), hidroksil (`OH), peroksil (ROO`), hidrogen peroksida (H2O2), singlet oksigen (O2), oksida nitrit (NO`), peroksinitrit (ONOO`) dan asam hipoklorit (HOCl).

Radikal bebas sebenarnya adalah spesi kimia yang memiliki pasangan elektron bebas di kulit terluar, sehingga sangat reaktif dan mampu bereaksi dengan protein, lipid, karbohidrat, atau DNA. Reaksi antara radikal bebas dan molekul itu berujung pada timbulnya berbagai penyakit., diantaranya pengerasan pembuluh darah, jantung koroner, stroke, kanker, gangguan fungsi liver dan ginjal, katarak, arthritis, proses penuaan dini dan penyakit-penyakit degeratif lainnya

                                       Kerusakan sel akibat radikal bebas 


Upaya untuk mengurangi produksi radikal bebas dan menetralisir radika bebas yang sudah terbentuk, antara lain memperbaiki pola makan yang lebih sehat, tidak merokok, makan yang tidak mengandung pengawet, zat pewarna, atau penyedap rasa yang banyak mengandung bahan kimia berbahaya; olah raga teratur, memperbanyak makan buah atau sayuran yang banyak mengandung anti oksidan.

Prooksidan

Senyawa-senyawa atau reaksi-reaksi kimiawi yang cenderung menghasilkan spesies oksigen reaktif (spesies oksigen yang potensial toksik)

Stres Oksidatif
Keadaan dimana jumlah radikal bebas dalam tubuh melebihi kemampuan atau kapasitas
tubuh untuk menetralisirnya. Stres Oksidatif merupakan salah satu penyebab utama proses penuaan dini dan berperan besar dalam terjadinya berbagai penyakit kronis (menahun) seperti kanker, Alzheimer, penyakit jantung dan lain-lain.
Tingkat stres oksidatif dapat diukur dengan menggunakan suatu alat d-Reaktive
Oxygen Metabolites Test.

Stres Oksidatif dapat dicegah dan dikurangi dengan memberikan asupan antioksidan yang cukup.

Contoh kegiatan atau hal-hal yang dapat meningkatkan Stress Oksidatif:
• Setelah menggunakan kontrasepsi oral
• Olahraga berlebihan
• Merokok
• Hemodialisa
• Diebetes Melitus
• Penyakit pembuluh darah perifer
• Hipertensi tidak terkontrol
• Rhematoid Arthritis
Keseimbangan antara antioksidan dan radikal bebas menjadi kunci utama dalam pencegahan stres oksidatif dan penyakit-penyakit kronis yang dihasilkannya.

No comments:

Post a Comment