Tuesday, 7 June 2011

Heinrich Hermann Robert Koch


Heinrich Hermann Robert Koch (1843-1910) adalah dokter Jerman, “Bapak Bakteriologi”, penemu basil Tuberkulosis (1882), basil dan spora Anthrax (1876), basil Tipus (1882), basil Kolera (1883), basil Conjunctivitis (1883), Tuberculin (1890), Amuba disentri, siklus kehidupan basil Anthrax, penemu Postulat Koch, pemenang hadiah Nobel untuk kedokteran dan ilmu fisiologi (1905). Ia juga menemukan tetes gantung, teknik memotret bakteri, cara mewarnai bakteri dengan anilin, cara memelihara basil Tuberkulosis di luar dengan memberi makanan berupa agar-agar serum darah dan gelatin.
 
Ia juga menemukan bahwa Tuberkulosis ditularkan melalui udara, kolera ditularkan melalui air, penyakit tidur (lena) dipindah-pindahkan oleh kutu dan lalat Tzetze, malaria oleh nyamuk. Pada tahun 1896, Koch menemukan Inokulasi Preventif. Ia mempelajari malaria, demam texas, lepra, surra, pes bubo, tipus ternak, dan penyakit tidur. Untuk menemukan sebab-sebab penyakit ia pergi ke Mesir, Afrika Selatan, India, Italia, Jawa, Amerika Serikat, dan New Guinea.

Koch lahir di Clausthal, Prusia, pada tanggal 11 desember 1843 dan meninggal di Baden-Baden, Baden. Keduanya sekarang termasuk wilayah Jerman, pada tanggal 27 mei 1910. Ayahnya buruh tambang yang miskin tapi kaya akan anak. Orang tua Koch mempunyai 13 anak. Koch anak ketiga dan paling disayangi ibunya. Kakak-kakak koch diperbolehkan mengadu nasib di Amerika tapi Koch harus selalu dekat ibunya. Keluarga itu begitu miskin hingga hanya makan daging dua minggu sekali dan makan roti putih hanya pada hari minggu.

Koch anak yang cerdas, sejak kecil barang mainannya adalah kaca pembesar (lup). Ia suka sekali mengamati benda-benda kecil dan serangga. Ia heran mengapa di bawah kaca itu serangga jadi tampak besar. Namun cita-cita yang sebenarnya ia ingin jadi penjelajah dunia dan pemburu ulung. Ia ingin menerobos hutan-hutan di Afrika dan padang es di kutub selatan. Mula-mula ayahnya ingin menitipkan anaknya ke tukang sepatu agar koch jadi tukang sepatu.

Untunglah rencana ayahnya berubah ketika Koch tamat gymnasium (setaraf dengan SMA) ayahnya mendapat warisan. Dengan warisan itu sang ayah dapat membiayai kuliah Koch di Universitas Gottingen. Koch ingin jadi dokter kapal. Dengan jadi dokter kapal ia mengira cita-citanya jadi penjelajah dan pemburu binatang buas akan tercapai. Tapi rupa-rupanya tuhan mempunyai rencana sendiri untuk Koch. Di universitas Gottingen, Koch bertemu dengan Professor Jacob Helle. Yang dengan penuh tanggung jawab menganjurkan Koch agar jadi pemburu kuman atau bakteri, ialah makhluk hidup yang sangat kecil  yang hanya dapat dilihat dengan mikroskop. Bakteri yang bentuknya seperti tongkat disebut basil (dari kata lain bacillus yang berarti tongkat).

Sesudah lulus kuliah dan mendapat gelar dokter, Koch jatuh cinta pada seorang gadis bernama Emmy. Emmy menekan Koch agar Koch mau melepaskan cita-citanya menjelajah dunia dan jadi pemburu. Daripada kehilangan calon istri, Koch mengalah. Tapi kelak Koch membalas dendam. Emmy diceraikan dan dengan istri mudanya Koch mengadakan perjalanan jauh ke Mesir, Afrika Selatan, India, Jawa, Amerika, dan sebagainya. Karena desakan ibunya dan Emmy, Koch terpakasa jadi dokter di desa Wollstein, dekat Breslau, Silesia
 
Beberapa bulan kemudian ia dan Emmy dikaruniai anak perempuan yang diberi nama Gertrude. Supaya Koch betah tinggal di rumah, emmy membelikan mikroskop. Tapi yang terjadi justru tak seperti yang diharapkan Emmy. Sejak itu Koch sibuk dengan mikroskopnya dan sering melupakan Emmy. Benih-benih perceraian mulai tampak. Pada umur 49 tahun Koch kawin lagi dengan mahasiswi jurusan seni yang berumur 18 tahun. Seperti sudah diceritakan di atas, istri baru ini mau diajak berpergian jauh, sedangkan Emmy tidak.

Kebanyakan pasien koch adalah petani dan peternak. Pada tahun 1875 pada umur 32 tahun, desa mereka dilanda wabah anthrax, penyakit ternak yang sangat ganas. Koch sangat kasihan melihat para petani dan peternak yang kehilangan ternaknya. Ia segera bekerja keras mencari penyebab penyakit itu, untuk menemukan penyebab penyakit, ia menciptakan 4 dalil (postulat) :
  1. Temukan mikrob masing-masing penyakit
  2. Isolir mikrob tersebut dan kembangbiakkan diluar tubuh
  3. Suntikkan mikrob tersebut ke tubuh hewan yang sehat dan ciptakan kembali penyakit tersebut
  4. Ambilah mikrob dari hewan yang dibuat sakit itu dan ulangilah kembali seluruh proses tersebut.
Dengan ke-4 dalil itu Koch berhasil menemukan basil Anthrax, spora basil Anthrax, dan siklus kehidupan penyakit Anthrax. 

Pasteur, mikrobiologi Prancis, menemukan vaksin Anthrax. Dengan demikian kedua orang itu dapat menyelamatkan ratusan ribu ternak, tapi jangan mengira bahwa kedua orang itu bekerja sama dengan rukun. Pasteur (orang Perancis) dan Koch (orang Jerman) saling bersaing kalau bukan saling bermusuhan. Pasteur tinggal di Perancis, Koch tinggal di Jerman. Pasteur taat kepada agama tapi bersifat angkuh, suka berdebat karena pandai bicara, sedangkan Koch rendah hati, tak pandai bicara, tapi bekerja dengan sangat teliti dan berhasil meraih hadiah Nobel. Pasteur suka membuat dugaan atau terkaan, tapi Koch berusaha menemukan bukti yang tak terbantah lagi. Koch adalah guru yang cakap dan efektif. Ia mengajar dengan sedikit bicara tapi banyak memberikan contoh, peragaan, dan petunjuk. Murid-muridnya para pembantunya (Gaffky, Kitasato) jadi benar-benar ahli dalam bidangnnya. Dua dari bekas muridnya (Behring dan Ehrlich) memenangkan hadiah Nobel.

Koch hanyalah dokter di desa tapi seorang penemu yang orisinil. Dialah yang menemukan teknik tetes gantung, ialah cara mengisolir bakteri diantara dua keping kaca yang dirapatkan, tapi pada kaca yang satu dibuat ceruk atau lekuk, dan dan ditutup dengan kaca yang lain. Bakteri yang akan diamati diletakkan pada kaca penutup. Ketika koch tidak dapat melihat basil Tuberculosis yang tembus cahaya, ia berhasil menemukan zat warna (anilin, biru metilena) hingga basil itu tampak balam mikroskop. Ketika ia tahu bahwa basil Tuberkulosis tidak dapat dibiakkan diluar tubuh, ia barhasil menemukan gelatin dan adonan serum darah, hingga basil tuberkulosis dapat dibiakkan di luar tubuh.

No comments:

Post a Comment