Thursday, 8 March 2012

Kanker Kandung Kemih


Kanker Kandung Kemih didefinisikan sebagai adanya lapisan sel transisional dan atau sel skuamosa pada dinding kandung kemih. Lebih dari 90% kanker kandung kemih berasal dari sel transisional dan disebut karsinoma sel transisional, sisanya adalah karsinoma sel skuamosa.

Penyebab

Penyebab yang pasti dari kanker kandung kemih tidak diketahui. Tetapi penelitian telah menunjukkan bahwa kanker ini memiliki beberapa faktor resiko:
  • Usia, resiko terjadinya kanker kandung kemih meningkat sejalan dengan pertambahan usia. 
  • Merokok, merupakan faktor resiko yang utama. 
  • Lingkungan pekerjaan.

Beberapa pekerja memiliki resiko yang lebih tinggi untuk menderita kanker ini karena di tempatnya bekerja ditemukan bahan-bahan karsinogenik (penyebab kanker). Misalnya pekerja industri karet, kimia, kulit.
  • Infeksi, terutama infeksi parasit (skistosomiasis). 
  • Pemakaian siklofosfamid atau arsenik untuk mengobati kanker dan penyakit lainnya. 
  • Ras, orang kulit putih memiliki resiko 2 kali lebih besar, resiko terkecil terdapat pada orang Asia. 
  • Pria, memiliki resiko 2-3 kali lebih besar. 
  • Riwayat keluarga,

Orang-orang yang keluarganya ada yang menderita kanker kandung kemih memiliki resiko lebih tinggi untuk menderita kanker ini. Peneliti sedang mempelajari adanya perubahan gen tertentu yang mungkin meningkatkan resiko terjadinya kanker ini.

Gejala

Gejalanya bisa berupa:
  • hematuria (adanya darah dalam air kemih) 
  • rasa terbakar atau rasa nyeri ketika berkemih 
  • desakan untuk berkemih 
  • sering berkemih.

Gejala dari kanker kandung kemih menyerupai gejala infeksi kandung kemih (sistitis) dan kedua penyakit ini bisa terjadi secara bersamaan. Patut dicurigai suatu kanker, jika dengan pengobatan standar untuk infeksik gejalanya tidak menghilang.

Diagnosa

Pemeriksaan air kemih menunjukkan adanya darah dan sel-sel kanker. Sistografi atau urografi intravena bisa menunjukkan adanya ketidakteraturan pada garis luar dinding kandung kemih. USG, CT scan atau MRI bisa menunjukkan adanya kelainan dalam kandung kemih.

Sistoskopi dilakukan untuk melihat kandung kemih secara langsung dan mengambil contoh jaringan untuk pemeriksaan mikroskopik. Kadang sistoskopi juga digunakan untuk mengangkat kanker.

Pengobatan

Kanker yang terbatas pada permukaan dalam kandung kemih atau hanya menyusup ke lapisan otot paling atas, bisa diangkat seluruhnya melalui sistoskopi. Tetapi sering terbentuk kanker yang baru, kadang di tempat yang sama, tetapi lebih sering terbentuk di tempat yang baru.

Angka kekambuhan bisa dikurangi dengan memberikan obat anti-kanker atau BCG ke dalam kandung kemih setelah seluruh kanker diangkat melalui sistoskopi. Pemberian obat ini bisa digunakan sebagai pengobatan pada penderita yang tumornya tidak dapat diangkat melalui sistoskopi.

Kanker yang tumbuh lebih dalam atau telah menembus dinding kandung kemih, tidak dapat diangkat seluruhnya dengan sistoskopi. Biasanya dilakukan pengangkatan sebagaian atau seluruh kandung kemih (sistektomi). Kelenjar getah bening biasanya juga diangkat untuk mengetahui apakah kanker telah menyebar atau belum. Terapi penyinaran saja atau dikombinasikan dengan kemoterapi kadang bisa mengobati kanker.

Jika kandung kemih diangkat seluruhnya, maka harus dipasang alat untuk membuang air kemih. Biasanya air kemih dialirkan ke suatu lubang di dinding perut (stoma) melalui suatu saluran yang terbuat dari usus, yang disebut ileal loop. Selanjutnya air kemih dikumpulkan dalam suatu kantong.

Cara untuk mengalihkan air kemih pada penderita yang kandung kemihnya telah diangkat, digolongkan ke dalam 2 kategori:
  • Orthotopic neobladder 
  • Continent cutaneous diversion.

Pada kedua cara tersebut, suatu penampung internal dibuat dari usus. Pada orthotopic neobladder, penampung ini dihubungkan dengan uretra. Penderita diajarkan untuk mengosongkan penampung ini dengan cara mengendurkan otot dasar panggul dan meningkatkan tekanan dalam perut, sehingga air kemih mengalir melalui uretra. 

Pada continent cutaneous urinary diversion, penampung ini dihubungkan dengan sebuah lubang di dinding perut. Diperlukan kantong luar, karena air kemih tetap berada dalam penampung sebelum dikosongkan oleh penderita dengan cara memasang selang melalui lubang di dinding perut ke dalam penampung. Penderita melakukan pengosongan ini secara teratur.

Kanker yang sudah menyebar diobati dengan kemoterapi. Obat-obatan kemoterapi yang digunakan antara lain Aldesleukin , Vinblastine , Gemcitabine , 5-Fluorouracil , Paclitaxel , Carboplatin , Ifosfamide , Doxorubicin , Floxuridine , Sorafenib , Sunitinib , Temsirolimus , Everolimus , Pazopanib , Bevacizumab

No comments:

Post a Comment