Tuesday, 31 May 2011

Deinonychus


Deinonychus adalah dinosaurus Saurischia yang termasuk dalam kelompok Therapoda. Meskipun tubuhnya kecil,  Deinonychus adalah pemangsa yang sangat cekatan. Kerangka Deinonychus ditemukan ditahun 1964 oleh ahli fosil John Ostrom dan Grant Meyer, di daerah Bighorn Basin, Montana bagian selatan. Nama Deinonychus, sebenarnya baru diberikan oleh Ostrom, pada tahun 1969. Nama ini berasal dari bahasa Yunani, yang artinya "cakar yang mengerikan".

Pada saat itu, sebagian besar ilmuwan berpendapat bahwa dinosaurus adalah makhluk yang bodoh. Ostrom mengatakan bahwa tengkorak yang besar dan kaki yang kuat dari Deinonychus membuktikan bahwa makhluk ini pintar dan pembunuh yang tangkas.

Deinonychus mempunyai hubungan yang cukup dekat dengan Velociraptor, dinosaurus kejam yang dapat dilihat di film Jurassic Park (1993). Dalam kehidupan yang sebenarnya, Velociraptor panjangnya hanya 1.8 meter, termasuk ekornya. Pemangsa yang ada di film tersebut adalah Deinonychus; namun kedua makhluk buas ini tidak hidup di zaman Jurassic.

Deinonychus  memiliki panjang sekitar 3 – 3.3 meter; tinggi1 - 1, 8m  dan bobot sekitar 45 – 75 kilogram. Makanan Deinonychus adalah dinosaurus pemakan tumbuhan, baik yang masih hidup atau sudah mati.
Kepalanya memiliki panjang sekitar 30 cm dan dilengkapi dengan otot-otot rahang yang sangat kuat. Jika dibandingkan dengan ukuran tubuhnya, otak Deinonychus, termasuk yang terbesar diantara dinosaurus lainnya. Deinonychus, diduga juga lebih pintar dibanding dinosaurus-dinosaurus lainnya. Matanya besar dan menatap ke depan. Hal ini menunjukkan bahwa indera penglihatannya, merupakan indera utama dalam upaya menemukan mangsanya.
Deinonychus dilengkapi dengan sederetan gigi seperti gergaji dan cakar melengkung yang tajam, dinosaurus pembunuh ini adalah salah satu dari pembunuh paling cerdik pada masanya. Deinonychus mungkin berburu dalam kelompok untuk melacak dan menyerang mangsa yang jauh lebih besar.

Deinonychus memiliki cakar sabit  berukuran besar yang ada di kedua kaki depan yang masing-masing terdiri dari tiga cakar; dan cakar belakang, yang melengkung tajam. Para ilmuwan memperkirakan bahwa jika Deinonychus menggunakan cakarnya yang mematikan, maka akan dapat meninggalkan luka yang parah hingga sepanjang 1 meter, pada korbannya.
Deinonychus adalah hewan bipedal, yang artinya berjalan dengan kedua kakinya. Dinosaurus ini memiliki gerak yang sangat cepat, lincah dan cekatan. Kepalanya yang besar diseimbangkan dengan ekornya yang panjang dan kaku.

Masing-masing kaki Deinonychus mempunyai empat buah jari, tetapi yang berkembang baik hanya tiga jari. Jari yang ada cakar sabitnya, sangat kuat dan lebih pendek dibandingkan jari-jari yang lain. Jari ini mungkin tidak menyentuh tanah saat berjalan, sebab jejak kaki yang ditinggalkan pada tanah yang lembek, tampak jelas bahwa mereka berjalan dengan dua jari, sama seperti burung unta.

Bagian tangan Deinonychus sangat panjang. Masing-masing tangan memiliki tiga jari yang relatif kurus, tetapi memiliki cakar yang panjang, tajam dan melengkung. Cakar-cakar itu digunakan untuk mencengkeram mangsanya yang berusaha untuk melepaskan diri.

Deinonychus memiliki ekor yang panjang, kaku dan lurus. Hal ini disebabkan adanya lapisan tulang berbentuk batang tipis. Hanya bagian ekor yang dekat tubuh saja, yang dapat digerakkan. yang lainnya kaku dan lurus seperti gagang sapu, mirip ekor yang dimiliki reptil terbang primitif (Pterosaurus).

Masa Kehidupan

Deinonychus  diperkirakan hidup di zaman Kapur, sekitar 115 - 110 juta tahun yang lalu. Mereka lebih suka hidup di daerah pesisir dekat laut yang membagi Amerika Utara menjadi dua bagian.

Bayi Deinonychus

Induk betina Deinonychus membuat sarang di pasir, yang berupa lubang dangkal dengan tepinya yang agak meninggi, seperti mangkuk. Induk Deinonychus mengeluarkan dua butir telur dalam waktu yang bersamaan di tengah-tengah sarangnya. Dibutuhkan waktu beberapa hari untuk menghasilkan sekitar 30 butir telur. Sang induk lalu mengerami telur-telur tersebut, layaknya seekor burung.

Segera setelah menetas dari telurnya, anak Deinonychus akan mencari makan sendiri. Cakar sabit di kedua kakinya, kemudian sudah berkembang. Mangsanya yang pertama-tama adalh hewan-hewan kecil yang ada di semak-semak atau di sepanjang tepian sungai atau pantai, seperti kadal, salamander atau sebangsa tikus. ia dengan sabar menunggu mangsanya dan kemudian menerkamnya dengan kecua cakarnya yang besar dan kuat.

Senjata

Deinonychus adalah pemburu yang lihai. Mereka lebih lincah dan gesit dibanding dinosaurus pemakan daging lainnya, yang lebih besar. Saat dewasa, Deinonychus  akan memburu dinosaurus-dinosaurus lain, seperti Sauropoda besar, Ornithopoda, atau Ankylosauria yang memiliki perisai punggung, untuk dijadikan mangsanya.  Tetapi mangsa yang paling disukainya adalah Tenontosaurus, sejenis dinosaurus pemakan tumbuhan.

Deinonychus berburu secara berkelompok, guna mengimbangi mangsanya yang berukuran lebih besar. Anak-anak Deinonychus juga sudah memiliki naluri berburu sejak dini, meskipun mereka juga harus belajar untuk bisa bekerja sama dengan sesama anggota kelompoknya.

Saat mendapatkan mangsanya, Deinonychus akan menyerangnya dengan menendangnya dengan menggunakan kedua kakinya, yang memiliki cakar-cakar yang sangat tajam dan kuat.
Selanjutnya, Deinonychus yang memiliki 70 gigi dengan panjang sekitar 2,5 cm, berbentuk seperti gergaji yang tajam dan melengkung, akan merobek-robek mangsanya.
Fosil

Tulang-belulang Deinonychus ditemukan di negara bagian Wyoming, Oklahoma, Montana, Utah, dan Maryland, Amerika. John Ostrom adalah yang pertama meneliti kerangkanya, ditahun 1960, namun bukan yang pertama menemukan kerangkanya. Barnum Brown menemukan fosil Deinonychus di tahun 1930 – namun tidak sempat memberikan nama kepadanya.

Kerangka Deinonychus ringan dan ringkih. tulang-tulangnya berongga dan mudah patah. itulah sebabnya tulang-tulangnya tidak bisa bertahan sampai jutaan tahun, sehingga fosil Deinonychus, sangat jarang ditemukan. Ini berbeda dengan gigi-giginya yang keras, sehingga bisa lebih tahan selama jutaan tahun, dan sering menjadi satu-satunya bukti, bahwa hewan-hewan tersebut pernah ada.

Di beberapa bagian dari Wyoming dan Montana, lebih dari 40 persen dari fosil Tenontosaurus ditemukan bersama dengan gigi Deinonychus yang bertebaran.

No comments:

Post a Comment