Saturday, 24 September 2011

Li Tie Guai (Li, Si Tongkat Besi)


Li Tie Guai-("Li, si tongkat besi") merupakan salah satu anggota Delapan Dewa dalam mitologi China. Tongkat besi yang dimilikinya, diberikan oleh Xi 
Wang-mu saat dia disembuhkan kakinya. Xi Wang-mu juga mengajarinya mengultivasi diri menjadi Dewa. Benda lain yang dibawa-Nya adalah labu yang berisi ramuan ajaib.


Li kadang-kadang digambarkan sebagai sosok dengan temperamen tinggi, pemarah dan keras kepala, tapi murah hati terhadap orang miskin, orang sakit dan yang membutuhkan pertolongan. Ia menolong mereka dengan botol cupu labu, berisi obat khusus, yang selalu dibawanya. Dengan menggunakan obat khusus dari labu-Nya, dia dapat mengurangi penderitaan orang lain. Pada malam hari, ia membuat dirinya sekecil mungkin agar bisa tidur di dalam botol labunya.

Ia sering digambarkan sebagai seorang pria tua jelek dengan wajah kotor, jenggot kumal, dan rambut berantakan yang diikat dengan pita emas. Dia berjalan dengan bantuan sebuah tongkat besi dan sering memikul labu miliknya di bahu atau dipegang ditangan. Dia juga sering digambarkan sebagai tokoh lucu, turun ke bumi dalam bentuk seorang pengemis dan menggunakan kemampuannya untuk memperjuangkan nasib yang membutuhkan dan tertindas.


Kelahiran Li Tie Guai

Alkisah, ia dilahirkan pada masa dinasti Zhou Barat dengan nama Li Yuan. Ia belajar dari Lao Zi (pendiri Taoisme) dan dewi Xi Wang Mu. Meditasi yang dilakukannya selama 40 tahun kerap membuatnya lupa makan dan tidur.

Sebelum menjadi dewa, ia adalah seorang yang tampan. Suatu hari, saat jiwanya akan mengembara ke alam baka, ia memberitahu muridnya untuk menunggui jasadnya selama 7 hari. Bila ia tidak kembali pada setelah 7 hari, maka muridnya harus mengkremasi jasadnya. Namun setelah 6 hari, sang murid harus pulang menjenguk ibunya yang sekarat. Karena ia tak berani meninggalkan jasad gurunya, maka jasad gurunya dikremasikan.

Saat Li Tie Guai kembali, jiwanya terpaksa harus masuk ke tubuh pengemis tuna wisma yang mati kelaparan. Bentuk fisik barunya sangat berbeda, dengan ciri-ciri "berkepala lonjong, bermuka hitam, rambut dan brewok berantakan, bermata besar dan pincang". Lao Zi memberinya ikat kepala emas untuk menjaga rambutnya dan mengganti tongkat bambu dengan tongkat besi. Li kemudian membangkitkan ibu muridnya yang telah meninggal dengan ramuan ajaib.

Sebagai bagian dari Delapan Dewa, Li Tie Guai disimbolkan dengan botol labu dan tongkat besi. Sebentuk asap keluar dari ujung botolnya, melambangkan hun atau jiwanya, yang tidak berbentuk, atau berbentuk miniatur dirinya.

Ada sebuah cerita lain tentang bagaimana Li sampai memiliki kaki yang pincang. Setelah Turun dari langit, Lao-zi memulai mengajarkan ajaran-ajaran Tao kepada Li. Segera setelah Li mencapai keabadian, ia meninggalkan tubuhnya untuk melakukan perjalanan ke Gunung suci Huashan. Dia meminta salah seorang muridnya untuk menjaga tubuhnya dan memberikan tugas khusus kepada murid-Nya untuk membakar tubuhnya jika ia 
tidak kembali dalam waktu tujuh hari. Namun, pada hari keenam, murid-Nya 
menerima pesan bahwa ibunya sedang sakit keras. Dia bingung apakah harus memenuhi kewajibannya sebagai seorang anak atau menjaga tubuh Li. Akhirnya murid itu memilih pulang menjenguk Ibunya tapi sebelum itu ia membakar tubuh Li. 

Pada hari ketujuh, Li kembali dan menemukan tubuhnya sudah terbakar menjadi abu. Dia terpaksa memasuki tubuh seorang pengemis yang telah meninggal yaitu seorang pria dengan kaki pincang, dan cacat. Li tidak ingin hidup dengan tubuh barunya tetapi Lao-zi memintanya untuk menerima nasibnya, dan memberi Li sebuah tongkat besi untuk membantu dia berjalan

No comments:

Post a Comment