Thursday, 15 September 2011

Toxoplasmosis

Toxoplasmosis merupakan penyakit zoonosis yaitu penyakit pada hewan yang dapat ditularkan ke manusia. Penyakit ini disebabkan oleh protozoa yang dikenal dengan nama Toxoplasma gondii, yaitu suatu parasit yang obligate intraselluler dan banyak menginfeksi manusia dan hewan peliharaan, tetapi jarang menimbulkan penyakit serius, karena biasanya bersifat self limited pada individu sehat. Penyakit ini biasanya terjadi melalui kontak dengan tinja kucing, makan makanan mentah, atau makanan daging yang terkontaminasi dengan toxo ini.

Penyakit toxoplasmosis biasanya ditularkan dari kucing atau anjing tetapi penyakit ini juga dapat menyerang hewan lain seperti babi, sapi, domba, burung dan hewan peliharaan lainnya. Walaupun sering terjadi pada hewan-hewan yang disebutkan di atas penyakit toxoplasmosis ini paling sering dijumpai pada kucing dan anjing. Untuk tertular penyakit toxoplasmosis tidak hanya terjadi pada orang yang memelihara kucing atau anjing tetapi juga bisa terjadi pada orang lainnya yang suka memakan makanan dari daging setengah matang atau sayuran lalapan yang terkontaminasi dengan agent penyebab penyakit toxoplasmosis. 

Penderita toxoplasmosis sering tidak memperlihatkan suatu gejala klinis yang jelas sehingga dalam menentukan diagnosis penyakit toxoplasmosis sering terabaikan dalam praktek dokter sehari-hari. Hanya sekitar 20% wanita hamil dengan toxoplasmosis yang menunjukkan gejala dari penyakit ini. Tetapi jika seorang wanita terinfeksi sesaat sebelum atau selama kehamilan, maka sekitar 40-50% akan dapat menularkan penyakit ini ke bayi dalam kandungannya, walaupun ibu hamil sendiri tidak merasa sakit. Apabila penyakit toxoplasmosis mengenai wanita hamil trismester ketiga dapat mengakibatkan hidrochephalus, khorioretinitis, tuli atau epilepsi, bayi lahir dengan anencephalus (bayi lahir dengan tanpa batok kepala). 

Siklus hidup  

Siklus hidup toxoplasma ada dua fase, yaitu fase intestinal dan ekstraintestinal. Fase intestinal hanya terjadi dalam intestinum kucing. Enzim pencernaan dihasilkan toxoplasma untuk menembus dinding intestinum. Reproduksi parasit menghasilkan berjuta-juta oocyst yang tidak infeksius, yang akan diekskresikan bersama feses. Di luar tubuh kucing, oocyst mengalami sporulasi (sporogony) yang terjadi paling lama 21 hari, dan menghasilkan oocyst infeksius. Pada daerah dengan suhu panas dan kelembaban tinggi, oocyst dapat tahan hidup sampai satu tahun. Fase ekstraintestinal dapat terjadi pada semua hewan atau manusia yang terinfeksi. Pada fase ini, bentuk tachyzoite (trophozoite) dapat menyebar ke berbagai organ melalui sirkulasi. Dalam jaringan akan berubah menjadi zoithocyste (bradyzoite) yang dapat menjadi persisten selama hidup, menjadi bentuk infeksi khornik atau laten.

Dewasa ini setelah siklus hidup toxoplasma ditemukan maka usaha pencegahannya diharapkan lebih mudah dilakukan. Pada saat ini diagnosis toxoplasmosis menjadi lebih mudah ditemukan karena adanya antibodi IgM atau IgG dalam darah penderita. Diharapkan dengan cara diagnosis maka pengobatan penyakit ini menjadi lebih mudah dan lebih sempurna, sehingga pengobatan yang diberikan dapat sembuh sempurna bagi penderita toxoplasmosis. Dengan jalan tersebut diharapkan insidensi keguguran, cacat kongenital, dan lahir mati yang disebabkan oleh penyakit ini dapat dicegah sedini mungkin. Pada akhirnya kejadian kecacatan pada anak dapat dihindari dan menciptakan sumber daya manusia yang lebih berkualitas.

Penyebaran 

Penyebaran toxoplasma dapat melalui berbagai cara. Oocyst feses kucing dapat menginfeksi peroral melalui makanan atau minuman yang tercemar, infeksi secara langsung melalui tangan yang tercemar, atau perinhalasi. Stadium trophozoite dapat ditemukan pada sistem sirkulasi, sehingga dapat menyebar melalui transfusi darah, transplantasi organ, air liur, air susu. Pada stadium bradyzoit, toxoplasma dapat menyebar melalui makan daging yang kurang matang atau melalui transplantasi organ. Toxoplasma dapat juga ditularkan secara vertikal dari ibu ke fetusnya (transplasental).

Gejala 

Gejala toxoplasmosis timbul terutama pada individu/hewan yang mengalami gangguan sistem kekebalan tubuh, tetapi tidak patognomonik, sehingga dapat menyulitkan diagnosa. Pada individu immunocompromised, toxoplasmosis biasanya dapat menjadi fatal dan dapat menyebabkan kematian, karena menyerang berbagai organ-organ penting. Manifestasi klinis tergantung pada organ yang terinfeksi, misalnya saluran nafas pneumonia, bronchitis, laryngitis (batuk-batuk, sesak nafas), hepatitis (muntah, diare, joundice), jantung (sakit dada, sesak nafas), sistem saraf (inkoordinasi, retardasi mental), dll. 

Toxoplasmosis pada kehamilan

Infeksi aktif pada ibu hamil, dapat menyebabkan abortus atau keguguran, kelainan kongenital atau kecacatan, pembesaran limpa dan hati pada bayinya. Kekuningan pada kulit dan mata (jaundice); infeksi mata yang berat, dan lain-lain. 

  Infeksi pada trismester 1 atau 2 jarang terjadi, tetapi menimbulkan gejala yang paling berat. Kehamilan dapat mengalami abortus atau bayi lahir premature. Sebanyak 75% bayi lahir tanpa gejala, tetapi penyakit tetap bersifat progresif apabila tidak diterapi; 17% terlihat gejala hydrocephalus, khorioretinitis, pengapuran intrakranial; 8% mengalami kerusakan sistem saraf pusat, dan anak mengalami retardasi mental dan fisik. 

Infeksi toxoplasma pada trismester 3 paling sering terjadi, dan gejalanya sangat ringan atau tidak menimbulkan gejala yang berarti. Wanita muda yang pernah terinfeksi sebelum hamil tidak akan menularkan toxoplasma ke fetusnya apabila hamil, kecuali apabila pada titer antibodinya ditemukan titer tinggi IgM (bukan IgG). Pada individu yang pernah terinfeksi toxoplasma akan memperoleh long-live immunity terhadap reinfeksi, kecuali pada individu immunocompromised, toxoplasmosis dapat menjadi laten.

Diagnosa

Diagnosa toxoplasma sulit ditentukan apabila hanya berdasar gejala klinis, karena gejalanya sering mirip dengan gejala penyakit lainnya (non-patognomonik). Gold standard diagnosis untuk toxoplasmosis sampai sekarang adalah pengukuran titer antibodi. Ditemukannya IgM merupakan petanda infeksi akut, baru saja terjadi dan merupakan bentuk infeksi aktif. IgG merupakan petanda infeksi telah berlangsung lama atau khronis. Biopsi jaringan kadang dilakukan untuk menemukan oocyst, tetapi hal ini sulit, dapat menimbulkan rasa sakit dan komplikasi. Pemeriksaan cairan amnion, dapat membantu resiko terinfeksinya fetus pada ibu yang didiagnosa positif terinfeksi, tetapi hal ini tidak dianjurkan karena dapat menimbulkan komplikasi. Riwayat penyakit dan riwayat pengobatan kadang membantu diagnosa.

Terapi
 
Jadi jika anda merencanakan kehamilan atau sedang hamil , anda dapat berkonsultasi ke dokter anda apakah anda perlu untuk melakukan tes Toxo ini. Pada tes toxoplasmosis biasanya akan dinilai titer dari Ig M ( serangan Akut /sedang terjadi) dan Ig G ( antibodi terbentuk - pernah terjadi dimasa lalu ). Bila pada tes Toxo dinyatakan positif aktif toxoplasmosis (Ig M), maka selanjutnya bila anda sedang hamil maka akan dilakukan pemeriksaan apakah bayi anda terinfeksi juga.

Jika hal ini terjadi, dokter akan memberikan pengobatan terhadap infeksi Toxo ini, dan pengobatan akan memperendah resiko kelainan pada bayi dalam kandungan anda.

Untuk terapi, obat yang biasanya dipergunakan adalah pyrimethamine yang dikombinasi dengan preparat sulfa. Obat tersebut toksik untuk kucing, sehingga biasanya diberikan dalam dosis kecil. Asam folat atau multivitamin dapat diberikan untuk memperbaiki kondisi tubuh. Kortikosteroid kadang diberikan dengan dosis yang sesuai, untuk menurunkan reaksi inflamasi. Obat lain yang sering digunakan adalah spiramisin, klindamisin.

Pencegahan

Bila sedang hamil,
pencegahan yang dapat dilakukan;
  • Hindari makan makanan yang dimasak setengah matang atau mentah.
  • Memasak bahan makanan dengan benar. Pemanasan pada suhu 700C selama 15- 30 menit dapat mematikan oocyst
  • Pengasapan, pengasaman, pengasinan makanan tidak dapat mematikan kista
  • Bersihkan lalapan, sayuran dan buahan sebelum dimakan dengan benar.
  • Bila membersihkan sampah atau tempat sampah, jangan lupa menggunakan sarung tangan, atau sebaiknya serahkan tugas ini kepada anggota keluarga lainnya.
  • Pendonor darah/organ sebaiknya dilakukan screening test untuk toxoplasma
  • Dilakukan pemeriksaan serologis pada wanita yang merencanakan hamil
  • Hewan atau individu yang terlihat sakit sebaiknya segera dibawa ke dokter hewan/dokter.
  • Pakailah sarung tangan bila ingin mengerjakan pekerjaan kebun atau perkarangan, untuk menghindari kontak langsung dari kotoran hewan yang terinfeksi. 
  • Bagi yang suka memelihara kucing :
    • Bila anda memelihara kucing, maka saat anda mencoba untuk hamil atau sedang hamil, serahkanlah tugas membersihkan kotoran kucing kepada anggota yang lainnya.
    • Bersihkanlah kotoran kucing anda setiap hari dan ingat untuk menggunakan sarung tangan dan cucilah tangan anda setiap selesai membersihkan.
    • Cucilah tangan setiap selesai bermain dengan kucing anda
    • Buanglah kotoran kucing dalam plastik ke tempat sampah, jangan menanam atau meletakanya di dekat kebun atau taman anda.
    • Jangan memberi makan daging mentah untuk kucing anda.
    • Periksakanlah ke dokter hewan bila anda melihat bahwa kucing anda terdapat tanda-tanda sakit.
    • Kucing yang dipelihara didalam rumah, yang tidak diberi daging mentah, dan tidak  menangkap burung atau tikus, biasanya tidak terinfeksi.
  • Bersihkan tangan, alat-alat dapur ( seperti; papan atau alas untuk memotong) yang dipakai untuk mengelola daging mentah, hal ini untuk mencegah kontaminasi dengan makanan lainnya.
  • Jangan minum susu UNPASTEURIZED dari hewan

No comments:

Post a Comment