Thursday, 28 February 2013

Katarak



Katarak merupakan penyakit mata yang dicirikan dengan adanya selaput berwarna putih pada lensa mata. Lensa mata normal akan Nampak transparan dan mengandung banyak air, sehingga cahaya dapat menembusnya dengan mudah. Walaupun sel-sel baru pada lensa akan selalu terbentuk, banyak faktor yang dapat menyebabkan daerah di dalam lensa menjadi buram, keras, dan pejal. Lensa yang tidak bening tersebut tidak akan bisa meneruskan cahaya ke retina untuk diproses dan dikirim melalui saraf optik ke otak. 

Penyakit katarak banyak terjadi di negara-negara tropis seperti Indonesia. Hal ini berkaitan dengan faktor penyebab katarak, yakni sinar ultraviolet yang berasal dari sinar matahari. Penyebab lainnya adalah kekurangan gizi yang dapat mempercepat proses berkembangnya penyakit katarak.

Sebagian besar katarak terjadi karena proses degeneratif atau bertambahnya usia seseorang. Katarak kebanyakan muncul pada usia lanjut.

Insidens

Data statistik menunjukkan bahwa lebih dari 90% orang berusia di atas 65 tahun menderita katarak. Sekitar 55% orang berusia 75— 85 tahun daya penglihatannya berkurang akibat katarak. Walaupun sebenarnya dapat diobati, katarak merupakan penyebab utama kebutaan di dunia (48%), yang mewakili 18 juta jiwa, menurut WHO. Di Amerika Serikat, katarak yang terjadi akibat usia lanjut dilaporkan mencapai 42% dari orang-orang antara usia 52 sampai 64, 60% dari orang-orang antara usia 65 dan 74, dan 91% dari mereka antara usia 75 dan 85.

Sayangnya, seorang penderita katarak mungkin tidak menyadari telah mengalami gangguan katarak, karena umumnya katarak tumbuh sangat lambat dan pada awalnya tidak mempengaruhi daya penglihatan, Daya penglihatan baru terpengaruh setelah katarak berkembang sekitar 3—5 tahun. Karena itu, pasien katarak biasanya baru menyadari penyakitnya telah memasuki stadium kritis.

Pada awal serangan, penderita katarak merasa gatal-gatal pada mata, air matanya mudah keluar, pada malam hari penglihatan terganggu, dan tidak bisa menahan silau sinar matahari atau sinar lampu. Selanjutnya penderita akan melihat selaput seperti awan di depan penglihatannya. Awan yang menutupi lensa mata tersebut akhirnya semakin merapat dan menutup seluruh bagian mata. Bila sudah sampai tahap ini, penderita akan kehilangan peng­lihatannya.

Katarak dapat terjadi hanya sebagian atau penuh seluruhnya, stasioner atau progresif, keras atau lembut.

Gejala umum gangguan katarak meliputi :
  • Penglihatan tidak jelas atau buram, seperti terdapat kabut menghalangi objek. 
  • Peka terhadap sinar atau cahaya. 
  • Dapat melihat dobel pada satu mata. 
  • Memerlukan pencahayaan yang terang untuk dapat membaca. 
  • Lensa mata berubah menjadi buram seperti kaca susu. 
  • Ketajaman pengelihatan berkurang, 
  • Sensitivitas kontras juga hilang, sehingga kontur, warna bayangan dan visi kurang jelas karena cahaya tersebar oleh katarak ke mata. Tes sensitivitas kontras harus dilakukan dan jika kekurangan sensitivitas kontras terlihat makan dianjurkan untuk konsultasi dengan spesialis mata. 
  • Pada penderita diabetes, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter mata, jika melihat 'halo' yang terdapat disekitar lampu jalan, saat malam hari, terutama jika fenomena ini tampak hanya dengan satu mata. 
  • Gejala-gejala katarak sangat mirip dengan gejala citrosis mata.
Beberapa faktor penyebab terjadinya penyakit Katarak
  • Faktor keturunan. 
  • Kontak dalam waktu lama dengan cahaya ultra violet, radiasi, 
  • Cacat bawaan sejak lahir. 
  • Masalah kesehatan, misalnya diabetes, hipertensi. 
  • Penggunaan obat tertentu dalam jangka lama, khususnya steroid. 
  • Mata tanpa pelindung terkena sinar matahari dalam waktu yang cukup lama. 
  • Operasi mata sebelumnya. 
  • Usia lanjut 
  • Trauma (kecelakaan) pada mata. 
  • Faktor-faktor genetik sering menjadi penyebab katarak kongenital dan sejarah keluarga yang positif juga mungkin berperan dalam predisposisi seseorang untuk katarak pada usia lebih dini, fenomena "antisipasi" dalam katarak pra-senilis.  
  • Kondisi atopik atau alergi yang juga dikenal untuk mempercepat perkembangan katarak, terutama pada anak-anak. 
  • Faktor-faktor lainya yang belum diketahui. 
  • Katarak dapat pula terjadi pada bayi karena sang ibu terinfeksi virus pada saat hamil muda.
Secara umum terdapat 4 jenis katarak seperti berikut.
  • Congenital, merupakan katarak yang terjadi sejak bayi lahir dan berkembang pada tahun pertama dalam hidupnya. Jenis katarak ini sangat jarang terjadi 
  • Traumatik, merupakan katarak yang terjadi karena kecelakaan pada mata. 
  • Sekunder, katarak yang disebabkan oleh konsumsi obat seperti prednisone dan kortikosteroid, serta penderita diabetes. Katarak diderita 10 kali lebih umum oleh penderita diabetes daripada oleh populasi secara umum. 
  • Katarak yang berkaitan dengan usia, merupakan jenis katarak yang paling umum. 
Berdasarkan lokasinya, terdapat 3 jenis katarak ini, yakni nuclear sclerosis, cortical, dan posterior subcapsular. 
  • Katarak nuclear sclerosis merupakan perubahan lensa secara perlahan sehingga menjadi keras dan berwarna kekuningan. Pandangan jauh lebih dipengaruhi daripada pandangan dekat (pandangan baca), bahkan pandangan baca dapat menjadi lebih baik. Penderita juga mengalami kesulitan membedakan warna, terutama warna birru. 
  • Katarak jenis cortical terjadi bila serat-serat lensa menjadi keruh, dapat menyebabkan silau terutama bila menyetir pada malam hari. 
  • Katarak Posterior subcapsular merupakan terjadinya kekeruhan di sisi belakang lensa. Katarak ini menyebabkan silau, pandangan kabur pada kondisi cahaya terang, serta pandangan baca menurun.
Solusi untuk menyembuhkan katarak secara medis, umumnya dilakukan dengan jalan operasi. Lensa mata akan diganti dengan lensa buatan (lensa ontra okuler). Tehnik operasi yang lebih canggih adalah operasi dengan menggunakan sinar laser.

No comments:

Post a Comment