Tuesday, 9 August 2011

Formalin

Senyawa kimia formalin (juga disebut metanal, atau formaldehida ), merupakan aldehida dengan rumus kimia H2CO, yang berbentuknya gas, atau cair yang dikenal sebagai formalin, atau padatan yang dikenal sebagai paraformaldehyde atau trioxane. Formaldehida awalnya disintesis oleh kimiawan Rusia, Aleksandr Butlerov, tahun 1859, tapi diidentifikasi oleh Hoffman, tahun 1867.

Pada umumnya, formaldehida terbentuk akibat reasi oksidasi katalitik pada metanol. Oleh sebab itu, formaldehida bisa dihasilkan dari pembakaran bahan yang mengandung karbon dan terkandung dalam asap pada kebakaran hutan, knalpot mobil, dan asap tembakau. Dalam atmosfer bumi, formaldehida dihasilkan dari aksi cahaya matahari dan oksigen terhadap metana dan hidrokarbon lain yang ada di atmosfer. Formaldehida dalam kadar kecil sekali juga dihasilkan sebagai metabolit kebanyakan organisme, termasuk manusia.

Sifat
 
Meskipun dalam udara bebas formaldehida berada dalam wujud gas, tetapi bisa larut dalam air. Formalin biasanya dijual dalam kadar larutan 37% menggunakan merk dagang ''formol'. Dalam air, formaldehida mengalami polimerisasi dan sedikit sekali yang ada dalam bentuk monomer H2CO. Umumnya, larutan ini mengandung hingga 15 persen metanol sebagai pengawet dan untuk membatasi polimerisasinya. Formalin adalah larutan formaldehida dalam air, dengan kadar antara 10%-40%.

Meskipun formaldehida menampilkan sifat kimiawi seperti pada umumnya aldehida, senyawa ini lebih reaktif daripada aldehida lainnya. Formaldehida merupakan elektrofil, bisa dipakai dalam reaksi substitusi aromatik elektrofilik dan sanyawa aromatik serta bisa mengalami reaksi adisi elektrofilik dan alkena. Dalam keberadaan katalis basa, formaldehida bisa mengalami reaksi Cannizzaro, menghasilkan asam format dan metanol.

Formaldehida bisa membentuk trimer siklik, 1,3,5-trioksana atau polimer linier polioksimetilena. Formasi zat ini menjadikan sifat-sifat gas formaldehida berbeda dari sifat gas ideal, terutama pada tekanan tinggi atau udara dingin. Formaldehida bisa dioksidasi oleh oksigen atmosfer menjadi asam format, karena itu larutan formaldehida harus ditutup serta diisolasi supaya tidak kemasukan udara.

Nama lain formalin : - Formol - Methylene aldehyde - Paraforin - Morbicid - Oxomethane - Polyoxymethylene glycols - Methanal - Formoform - Superlysoform - Formic aldehyde - Formalith - Tetraoxymethylene - Methyl oxide - Karsan - Trioxane - Oxymethylene - Methylene glycol

Kegunaan formalin  

Formaldehida dapat digunakan untuk membasmi sebagian besar bakteri, sehingga sering digunakan sebagai disinfektan dan juga sebagai bahan pengawet. Sebagai disinfektan, Formaldehida dikenal juga dengan nama formalin dan dimanfaatkan sebagai pembersih; lantai, kapal, gudang dan pakaian.

Formaldehida juga dipakai sebagai pengawet dalam vaksinasi. Dalam bidang medis, larutan formaldehida dipakai untuk mengeringkan kulit, misalnya mengangkat kutil. Larutan dari formaldehida sering dipakai dalam membalsem untuk mematikan bakteri serta untuk sementara mengawetkan bangkai.

Dalam industri, formaldehida kebanyakan dipakai dalam produksi polimer dan rupa-rupa bahan kimia. Jika digabungkan dengan fenol, urea, atau melamina, formaldehida menghasilkan resin termoset yang keras. Resin ini dipakai untuk lem permanen, misalnya yang dipakai untuk kayulapis/tripleks atau karpet. Juga dalam bentuk busa-nya sebagai insulasi. Lebih dari 50% produksi formaldehida dihabiskan untuk produksi resin formaldehida.

Untuk mensintesis bahan-bahan kimia, formaldehida dipakai untuk produksi alkohol polifungsional seperti pentaeritritol, yang dipakai untuk membuat cat bahan peledak. Turunan formaldehida yang lain adalah metilena difenil diisosianat, komponen penting dalam cat dan busa poliuretana, serta heksametilena tetramina, yang dipakai dalam resin fenol-formaldehida untuk membuat RDX (bahan peledak).

Sebagai formalin, larutan senyawa kimia ini sering digunakan sebagai insektisida serta bahan baku pabrik-pabrik resin plastik dan bahan peledak.

Formalin antara lain digunakan untuk :
  • Pembunuh kuman (desinfektan), sehingga dimanfaatkan untuk pembersih : lantai, kapal, gudang dan pakaian
  • Pengawet jenasah
  • Pembasmi lalat dan berbagai serangga lain 
  • Bahan pembuatan sutra buatan, zat pewarna, cermin kaca dan bahan peledak 
  • Dalam dunia fotografi biasaya digunakan untuk pengeras lapisan gelatin dan kertas 
  • Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea 
  • Bahan pembuatan produk parfum 
  • Bahan pengawet produk kosmetika dan pengeras kuku 
  • Pencegah korosi untuk sumur minyak 
  • Bahan untuk insulasi busa 
  • Bahan perekat untuk produk kayu lapis (plywood) 
  • Dalam konsentrasi yag sangat kecil (<1 persen) digunakan sebagai pengawet untuk berbagai barang konsumen seperti pembersih rumah tangga, cairan pencuci piring, pelembut, perawat sepatu, shampoo mobil, lilin dan karpet.
 
Penggunaan Formalin Yang Salah
 
Melalui sejumlah survei dan pemeriksaan laboratorium, ditemukan sejumlah produk pangan yang menggunakan formalin sebagai pengawet. Praktek yang salah seperti ini dilakukan oleh produsen atau pengelola pangan yang tidak bertanggung jawab. Beberapa contoh prduk yang sering diketahui mengandung formalin misalnya
  1. Ikan segar : Ikan basah yang warnanya putih bersih, kenyal, insangnya berwarna merah tua (bukan merah segar), awet sampai beberapa hari dan tidak mudah busuk.
  2. Ayam potong : Ayam yang sudah dipotong berwarna putih bersih, awet dan tidak mudah busuk.
  3. Mie basah : Mie basah yang awet sampai beberapa hari dan tidak mudah basi dibandingkan dengan yang tidak mengandung formalin.
  4. Tahu : Tahu yang bentuknya sangat bagus, kenyal, tidak mudah hancur awet beberapa hari dan tidak mudah basi.
Bahaya Formalin 

Formalin sangat berbahaya jika terhirup, mengenai kulit dan tertelan. Akibat yang ditimbulkan dapat berupa : luka bakar pada kulit, iritasi pada saluran pernafasan, reaksi alergi dan bahaya kanker pada manusia. 

Bahaya jangka pendek (akut) 

1. Bila terhirup 
  • Iritasi pada hidung dan tenggorokan, gangguan pernafasan, rasa terbakar pada hidung dan tenggorokan serta batuk-batuk. 
  • Kerusakan jaringan dan luka pada saluran pernafasan seperti radang paru, pembengkakan paru. 
  • Tanda-tada lainnya meliputi bersin, radang tekak, radang tenggorokan, sakit dada, yang berlebihan, lelah, jantung berdebar, sakit kepala, mual dan muntah. 
  • Pada konsentrasi yang sangat tinggi dapat menyebabkan kematian.
2. Bila terkena kulit 
  • Apabila terkena kulit maka akan menimbulkan perubahan warna, yakni kulit menjadi merah, mengeras, mati rasa dan ada rasa terbakar. 
3. Bila terkena mata 
  • Apabila terkena mata dapat menimbulkan iritasi mata sehingga mata memerah, rasanya sakit, gata-gatal, penglihatan kabur dan mengeluarkan air mata. 
  • Bila merupakan bahan berkonsentrasi tinggi maka formalin dapat menyebabkan pengeluaran air mata yang hebat dan terjadi kerusakan pada lensa mata. 
4. Bila tertelan 
  • Apabila tertelan maka mulut, tenggorokan dan perut terasa terbakar, sakit menelan, mual, muntah dan diare, kemungkinan terjadi pendarahan , sakit perut yang hebat, sakit kepala, hipotensi (tekanan darah rendah), kejang, tidak sadar hingga koma. 
  • Selain itu juga dapat terjadi kerusakan hati, jantung, otak, limpa, pankreas, sistem susunan syaraf pusat dan ginjal. 

Bahaya jangka panjang (kronis)

1. Bila terhirup 
  • Apabila terhirup dalam jangka lama maka akan menimbulkan sakit kepala, gangguan sakit kepala, gangguan pernafasan, batuk-batuk, radang selaput lendir hidung, mual, mengantuk, luka pada ginjal dan sensitasi pada paru. 
  • Efek neuropsikologis meliputi gangguan tidur, cepat marah, keseimbangan terganggu, kehilangan konsentrasi dan daya ingat berkurang. 
  • Gangguan haid dan kemandulan pada perempuan 
  • Kanker pada hidung, ronggga hidung, mulut, tenggorokan, paru dan otak. 
2. Bila terkena kulit 
  • Apabila terkena kulit, kulit terasa panas, mati rasa, gatal-gatal serta memerah, kerusakan pada jari tangan, pengerasan kulit dan kepekaan pada kulit, dan terjadi radang kulit yang menimbulkan gelembung. 
3. Bila terkena mata 
  • Jika terkena mata, bahaya yang paling menonjol adalah terjadinya radang selaput mata. 
4. Bila tertelan 
  • Jika tertelan akan menimbulkan iritasi pada saluran pernafasan, muntah-muntah dan kepala pusing, rasa terbakar pada tenggorokan, penurunan suhu badan dan rasa gatal di dada. 

Pencegahan

1. Terhirup 
  • Untuk mencegah agar tidak terhirup gunakan alat pelindung pernafasan, seperti masker, kain atau alat lainnya yang dapat mencegah kemungkinan masuknya formalin ke dalam hidung atau mulut. 
  • Lengkapi sistem ventilasi dengan penghisap udara (exhaust fan) yang tahan ledakan. 
2. Terkena mata 
  • Gunakan pelindung mata atau kacamata pengaman yang tahan terhadap percikan. 
  • Sediakan kran air untuk mencuci mata di tempat kerja yang berguna apabila terjadi keadaan darurat. 
3. Terkena kulit 
  • Gunakan pakaian pelindung bahan kimia yang cocok. 
  • Gunakan sarung tangan yang tahan bahan kimia. 
4. Tertelan 
  • Hindari makan, minum dan merokok selama bekerja. 
  • Cuci tangan sebelum makan.

Tindakan pertolongan pertama 

1. Bila terhirup 
  • Jika aman memasuki daerah paparan, pindahkan penderita ke tempat yang aman. 
  • Bila perlu, gunakan masker berkatup atau peralatan sejenis untuk melakukan pernafasan buatan. 
  • Segera hubungi dokter. 
2. Bila terkena kulit 
  • Lepaskan pakaian, perhiasan dan sepatu yang terkena formalin. 
  • Cuci kulit selama 15-20 menit dengan sabun atau deterjen lunak dan air yang banyak dan dipastikan tidak ada lagi bahan yang tersisa di kulit. 
  • Pada bagian yang terbakar, lindungi luka dengan pakaian yag kering, steril dan longgar. 
  • Bila perlu, segera hubungi dokter. 
3. Bila terkena mata 
  • Bilas mata dengan air mengalir yang cukup banyak sambil mata dikedip-kedipkan. 
  • Pastikan tidak ada lagi sisa formalin di mata. 
  • Aliri mata dengan larutan dengan larutan garam dapur 0,9 persen (seujung sendok teh garam dapur dilarutkan dalam segelas air) secara terus-menerus sampai penderita siap dibawa ke rumah sakit. 
  • Segera bawa ke dokter. 
4. Bila tertelan 
  • Bila diperlukan segera hubungi dokter atau dibawa ke rumah sakit. 

Cara penyimpanan 
  • Jangan disimpan di lingkungan bertemperatur di bawah 15 derajat C. 
  • Tempat penyimpanan harus terbuat dari baja tahan karat, alumunium murni, polietilen atau poliester yang dilapisi fiberglass. 
  • Tempat penyimpanan tidak boleh terbuat dari baja biasa, tembaga, nikel atau campuran seng dengan permukaan yang tidak dilindungi/dilapisi. 
  • Jangan menggunakan bahan alumunium bila temperatur lingkungan berada di atas 60 derajat Celsius.



No comments:

Post a Comment