Tuesday, 25 January 2011

Petir Catatumbo (Catatumbo Lightning)



Sebuah fenomena alam yang unik yakni petir abadi ("Relámpago del Catatumbo" atau petir Catatumbo), terjadi di muara sungai Catatumbo di danau Maracaibo, Venezuela barat laut. Fenomena ini berupa awan petir yang membentuk sebuah garis kilat sepanjang 5 kilometer setiap 140-160 malam dalam setahun, 10 jam tiap malam dan lebih dari 280 kali dalam 1 jam. 

Ini hampir bisa disebut badai permanen. Di lokasinya intensitasnya dapat mencapai 400.000 ampere dan petir tersebut rata-rata menyambar dengan ketinggian 5 km, sehingga dapat terlihat hingga 400 km jauhnya. Fenomena ini memang sangat berbahaya. tapi petir Catatumbo sering muncul jika sore hari dan malam hari saja.


Menurut penelitian, petir ini terjadi karena tumbukan angin yang berasal dari pegunungan Andes menimbulkan badai dan petir yang mengikutinya sebagai hasil dari electrical discharge melalui proses ionisasi gas-gas, terutama methan yang dibentuk oleh dekomposisi bahan organik di rawa-rawa. Menjadi lebih ringan dari udara, gas tersebut naik hingga ke awan-awan, mensuplai badai-badai.

Setelah berabad-abad Catatumbo Lightning terus menerus muncul, pada Januari 2010 Catatumbo Lightning sempat tidak muncul. Banyak yang menyangka jika Catatumbo Lightning sudah tidak akan muncul kembali.

Tetapi pada April 2010, Catatumbo Lightning muncul kembali. Belakangan diketahui bahwa kekeringanlah yang menyebabkan Catatumbo Lightning sempat tidak muncul.

Penelitian juga mengatakan bahwa Catatumbo Lightning adalah generator ozon alami terbesar atau penghasil ozon dengan presentase tertinggi di dunia, dari seluruh tempat di dunia. Karena Catatumbo Lightning dapat menghasilkan sekitar 1.176.000 kW listrik di atmosfer. Beberapa pemerhati lingkungan lokal berharap agar kawasan ini dilindungi oleh UNESCO karena fenomenanya yang menakjubkan

Masyarakat kuno Yukpa di negeri tersebut mempercayai bahwa kilatan warna biru, putih, dan merah muda Catatumbo Lightning, terjadi saat kunang-kunang bertemu dengan roh para leluhur. 

Selama berabad-abad para pelaut pun menggunakan Catatumbo Lightning sebagai alat navigasi dari alam agar mereka tidak tersesat di lautan. Karena Catatumbo Lightning bisa terlihat dari jarak yang jauh, bahkan sampai ratusan mil jauh nya. Oleh karena itu Catatumbo Lightning juga sering disebut Lighthouse of Maracaibo (Mercusuar Maracaibo).

Catatan sejarah mengenai Catatumbo Lightning sendiri pertama kali tercatat pada tahun 1597 dalam sebuah puisi epik karangan Lope de Vega berjudul La Dragontea

Alexander von Humboldt, seorang naturalis Prussia, pernah menggambarkan Catatumbo Lightning sebagai "ledakan listrik yang seperti sinar pendar". Seorang Geografis dari Italia yang bernama Agustin Codazzi, pernah menggambarkan Catatumbo Lightning sebagai "kilat yang tampaknya muncul dari sungai Zulia lanjutan dan sekitarnya".

Studi mengenai Catatumbo Lightning pertama kali dilakukan oleh Melchor Centeno. Kemudian pada tahun 1966 sampai 1970, ilmuwan Andrew Zavrostky melakukan tiga ekspedisi dengan bantuan dari University of Los Andes yang menyimpulkan bahwa areal tersebut akan memiliki episentris di rawa-rawa dari Swamp National Park Juan Manuel de Aguas, Claras Aguas Negras dan Danau Maracaibo bagian barat.

Pada tahun 1991, ia juga mengatakan bahwa fenomena tersebut terjadi karena adanya pertemuan arus udara hangat dan dingin di daerah tersebut. Penelitian tersebut juga mengatakan bahwa penyebab untuk kilat terisolasi mungkin karena keberadaan uranium di dasar bebatuan.

Kemudian pada tahun 1997 sampai 2000, Nelson Falcon melakukan beberapa ekspedisi dan menghasilkan model mikrofisika dari Catatumbo Lightning yang mengidentifikasikan bahwa metana lah yang menyebabkan Catatumbo Lightning. Namun saat itu teori ini masih dianggap hanya sekedar spekulasi.

Tapi belakangan, penyebab fenomena tersebut adalah gas nontoksik metana yang menguap dari rawa dan endapan minyak.

Ilustrasi terjadinya Catatumbo Lightning :

  • Angin Karibia yang hangat dan lembab bertemu udara dingin Pegunungan Andes. Ini bisa menciptakan badai guntur.
  • Metana menguap dari lapisan minyak di Danau Maracaibo dan dari materi rawa yang membusuk. Gas itu lalu dibawa angin ke awan.
  • Arus udara di dalam awan menyebarkan metana secara merata. Tetapi gas tersebut tetap terkonsentrasi di area-area tertentu.
  • Dalam kondisi normal, udara di awan merupakan penyekat yang membuat aktivitas listrik menurun. Metana membuat listrik itu melemah. Petir pun terjadi.

No comments:

Post a Comment