Monday, 1 August 2011

Adenium

Adenium merupakan tanaman hias yang sangat fenomenal. Penggemarnya bervariasi dari kalangan elit sampai kalangan bawah, ditandai dari ditemukannya tanaman ini di rumah-rumah mewah sampai di rumah-rumah pedesaan. Hal ini tentu karena harganya yang juga bervariasi sesuai jenis ataupun ukuran tanaman.

Adenium merupakan tanaman sukulen yang berumur panjang. Tanaman ini berasal dari daerah tropis, meski ditemukan di gurun pasir. Terlebih lagi telah terjadi domestikasi sehingga hanya anakan yang tahan terhadap air-lah yang mampu bertahan dalam kondisi yang basah. Anakan tersebut lebih tidak senang terhadap kekeringan daripada yang ada di alam. Adenium akan mati saat terjadi kombinasi dari keadaan dingin dan basah ataupun dengan terlalu banyak menyiram pada media yang lengket dan drainase-nya tidak bagus.

Karena Indonesia merupakan negara tropis dan jarang dijumpai daerah-daerah yang dingin, kecuali di pegunungan, maka tanaman adenium ini dapat lebih cepat tumbuh, karena mendapat panas yang cukup dengan tak lupa air yang cukup.

Penggolongan Adenium


Adenium merupakan suatu genus yang berada dalam famili Apocynaceae. Jadi, adenium masih sekeluarga dengan Plumeria, Nerium, Pachypodium ataupun Allamanda
Dari berbagai literatur, diketahui bahwa ada beberapa cara penggolongan Adenium. Ada yang menganggap suatu jenis sebagai species, ada yang menganggapnya sebagai subspecies (varietas). 

Menurut definisi spesies, mereka tidak bisa kawin dan menghasilkan keturunan dengan species lain, kalau bisa sangatlah sulit. Inilah yang terjadi dengan berbagai species Adenium yaitu mereka sangat sulit untuk dapat menghasilkan keturunan dari persilangan antar spesies.

Jenis-jenis tersebut antara lain:

a. Adenium obesum
b. Adenium multiflorum
c. Adenium oleifolium
d. Adenium somalense
e. Adenium swazicum
f. Adenium boehmianum
g. Adenium arabicum
h. Adenium socotranum

 

Adenium obesum (Desert Rose)


Ditemukan di daerah Afrika, di sebelah selatan gurun Sahara dari Senegal sampai Sudan dan juga Kenya. Warna normal bunga-nya adalah pink sampai merah. Karena ditanam dari biji, maka muncul varietas-varietas baru yang sangat beragam bentuk penampilannya, bentuk bunga, ataupun bentuk daunnya. Oleh berbagai nursery di Thailand dan Taiwan , varietas baru ini dipilih dan dikembangkan secara intensif. Varietas pilihan ini diberi nama masing-masing dan lebih banyak dikembangkan sebagai batang atas untuk grafting, sedangkan batang bawah diperoleh dari biji warna pink karena paling mudah dikembangkan biji-nya.

Tidak mempunyai masa dorman yang jelas, sehingga pertumbuhannya cukup cepat. Secara umum merupakan steril jika penyerbukan sendiri, sehingga seringkali tak terjadi penyerbukan saat tanaman tersebut sendirian.

 

Adenium multiflorum (sabi star)


Ditemukan di Afrika bagian selatan di sisi timur, seperti Mozambik dan Afrika Selatan bagian Timur. Tumbuh tinggi dan bercabang dengan daun yang lebar. Bonggolnya tidak membesar, tapi mempunyai batang dan akar yang membesar. Mempunyai masa dorman yang cukup panjang (lebih dari 4 bulan), saat masa itulah jenis ini akan berbunga (2-4 bulan) dengan tanpa daun.

Banyak adenium hibrida yang punya sedikit “darah” multiflorum karena bunga-nya yang memang sangat cantik. Bunganya putih dengan garis merah di pinggirnya. Namun keturunannya sering kali malas berbunga dan batangnya terlalu panjang sehingga pemilihan secara intensif terus dilakukan.

 

Adenium oleifolium


Ditemukan di gurun Kalahari yaitu perbatasan antara Namibia , Botswana dan Afrika selatan. Daunnya sempit, panjang dan hampir paralel di kedua sisi dengan warna mengkilap. Bunga-nya kecil tapi berbiji cukup besar. Cukup mudah untuk menumbuhkannya, sayang pertumbuhannya sangat lambat. Bonggolnya cukup kecil jika dibanding jenis lain.

 

Adenium somalense


Ditemukan di Somalia selatan sampai Tanzania , dan Kenya . Ukurannya bervariasi dari kecil sampai setinggi 5m. Bunganya lebih kecil dari obesum dengan warna pink sampai merah tua. Pola strip dari pinggir menuju corong merupakan ciri khas somalense. Jenis ini biasa disilangkan dengan obesum sehingga sebagian “darahnya” terkandung dalam kebanyakan adenium hibrida saat ini. 
 
Adenium somalense var. crispum 
 
Jenis ini cukup beda dengan somalense asli. Tanaman ini sangat kompak dengan daun yang memanjang dan bergelombang. Perumbuhannya cukup lambat dengan bonggol yang tidak begitu membesar yang tumbuh di dalam tanah.

Adenium swazicum

 

Ditemukan di pesisir timur Afrika bagian selatan seperti di pesisir timur Afrika Selatan , Swaziland , dan perbatasan Afrika selatan dan Mozambik. Mempunyai bentuk daun yang sempit dan panjang dengan warna lebih muda dari kebanyakan jenis lain. Bunga-nya berwarna magenta hingga ungu muda. Jenis ini mudah berbunga dan kompak tapi sangat sulit untuk berbiji. Bisa juga digunakan sebagai pejantan untuk persilangan dengan obesum. Hibrida dari jenis ini akan rajin berbunga dibanding hibrida jenis lain. Seperti halnya obesum, memiliki masa tumbuh yang panjang jika terdapat kondisi hangat dan diberi air cukup.

Adenium boehmianum

 
Ditemukan di Namibia dan Angola yaitu di sisi barat atau sisi kebalikan dari ditemukannya Swazicum. Mempunyai bunga yang serupa dengan swazicum tapi mempunyai daun yang panjang dan lebar. Jika dibandingkan dengan semua jenis adenium, daun boehmianum merupakan yang paling besar. Mempunyai masa tumbuh yang sangat pendek dan pada masa itulah muncul bunga yang lebih kecil dari bunga swazicum. Jenis ini juga hanya berdaun saat masa tumbuh tersebut, sedangkan saat dorman daunnya akan rontok. Bonggolnya sama sekali tidak membesar dan pertumbuhannya lambat. 

Adenium arabicum


Ditemukan di sebelah selatan dan barat semenanjung Arab. Spesies ini mempunyai bonggol yang sangat besar bercabang banyak dengan daun yang tebal. Bunga-nya berwarna pink cerah. Jenis ini biasa ditanam dari biji untuk mendapatkan bentuk bonggol yang besar. Adenium arabicum mempunyai masa dorman yang jelas, meski ada jenis arabicum tertentu yang daunnya tidak berguguran saat dorman. 

Di Thailand, sudah diadakan pemilihan sedemikian rupa sehingga muncul varietas-varietas baru dengan varietas asli biasa diberi nama Yak Saudi. Varietas baru itu antara lain: Ra Chee Ni Pan Dok (RCN), Petch Na Wang (PNW), Petch Muang Kong (PMK), Black Giant, Black Knight,Yak Kaset, Yak Lop Bu Ri, Yak Sim Bu Ri, Yak Bang Yai dan yang paling baru adalah RCN Double flower atau Tub Tim Thong Chai.

 

Adenium socotranum


Adenium socotranum ditemukan di Pulau Socotra Yaman (sebelah selatan semenanjung Arab). Mudah dikenali dari struktur batangnya yang menjulang yang membesar di atas permukaan tanah. Sebagian akarnya tumbuh di atas permukaan tanah sehingga membuatnya makin indah. Tanaman setinggi beberapa meter dapat mempunyai bonggol dengan diameter 2,4 m. Merupakan yang terbesar di antara jenis lain. Mempunyai bunga berwarna pink dan dua kali ukuran multiflorum. 

Di Thailand sudah berkembang anakan dari jenis ini yang dinamai Thai Socotranum. Kemudian berbagai varietas baru ditemukan, antara lain: Golden Crown, Diamond Crown, Petch Ban Na, S1, dan Kao Hin Zon. Namun orang barat sering menyebut Thai Soco ini sebagai Socotranum palsu karena sebenarnya merupakan jenis Arabicum. Mana yang benar? meneketehe.... 

 

Adenium Hibrida


Penyilangan dan pemilihan secara intensif membuat kian beragamnya jenis adenium. Hibridisasi pada awalnya melibatkan indukan Adenium obesum yang disilangkan dengan multiflorum dan somalense juga swazicum. Sedangkan Adenium arabicum dan socotranum mempunyai jalur tersendiri karena tidak bisa disilangkan dengan species lain. Dipilih obesum sebagai indukan karena termasuk paling mudah berbiji. Kebanyakan hibrida bernama saat ini mengandung sedikit ”darah” multiflorum dan somalense. Ada puluhan jenis adenium bernama yang sudah dikenal luas, meskipun sebenarnya jenis hibrida adenium ada ratusan bahkan ribuan. 

Biasanya adenium hibrida dipilih warna bunga yang bagus dan rajinnya berbunga. Namun ada pula yang dipilih karena corak daun dan pola pertumbuhan. 

Adenium hibrida ini biasa disambung/digrafting sebagai batang atas karena bunga ataupun coraknya yang bagus, sedangkan batang bawah berasal dari biji yang berbonggol bagus. Dengan cara ini anakan pasti akan mempunyai tipe seperti indukannya dengan bonggol yang membesar. 

Di Taiwan ada pula biji hibrida yang bernama, namun anakannya tidak akan 100% seperti indukannya. Tingkat kesamaan dengan induknya antara 20%-80% dari anakan. Cara ini akan mendapatkan anakan yang lebih halus tanpa bekas sambungan. Namun di Thailand, cara ini tidak digunakan melainkan anakan dibedakan menurut warna, yaitu pink, merah, putih dan ungu. Sehingga anakan hampir pasti akan berwarna sesuai yang telah ditentukan. 

Media tanam

Adenium membutuhkan media yang cukup mengandung udara dan mampu menahan kelembaban agar pertumbuhannya maksimal. Namun pemilihan media yang tepat merupakan kebijakan dari masing-masing pemelihara yang disesuaikan dengan penyiraman yang dilakukan. Jika penyiraman sering, maka diperlukan media yang tidak mengikat air, tapi jika jarang dilakukan penyiraman, maka media yang digunakan adalah yang cukup mengikat air.

Cara pemupukan juga perlu diperhatikan apakah akan secara siram (dilarutkan dalam air siraman) atau dengan mencampur ke media atau diletakkan di atas media, atau kombinasi dari cara-cara tersebut.

Campuran media yang sering digunakan adalah: Cocopeat (serbuk sabut kelapa), cocochunk (cacahan sabut kelapa), pasir kasar, sekam bakar, sekam, pupuk kandang, pupuk kompos, kerikil, daun kering, dan lain-lain. Beberapa bahan di atas dicampur dengan perbandingan menjadi media yang disesuaikan dengan kebutuhan penyerapan air dan pemupukan menurut kebutuhan masing-masing grower .

Seringkali di dasar pot diberi kerikil, pecahan batu bata, pecahan genteng, ataupun styrofoam. Ada pula grower yang tak menambahkan dasaran di bagian bawah pot melainkan menggunakan kain jala untuk mencegah media keluar dari lubang drainase.

Pot / Wadah Tanam

Segala macam pot dapat dipakai. Kita harus hati-hati dengan pot gerabah ataupun keramik, karena dapat pecah saat bonggol membesar dan tidak muat dalam pot tersebut. Sebaiknya gunakan pot gerabah atau keramik yang berdinding tebal sehingga tidak mudah pecah. Pot plastik juga baik karena ringan dan tidak mudah pecah.

Lubang drainase haruslah besar dan banyak untuk menjamin tidak adanya penyumbatan air yang berakibat fatal. Di bagian bawah biasanya diberi kain jala untuk mencegah tergerusnya media ke luar dari pot. Besar pot hendaknya disesuaikan dengan masa pertumbuhan dari adenium yang ditanam. Pot tidak boleh terlalu besar yang dapat mengakibatkan percabangan akar yang terlalu banyak.

Saat akar/bonggol adenium sudah tidak muat di suatu pot, maka saatnya untuk memindahkan ke pot yang lebih besar. Pemindahan ini dapat dilakukan dengan membersihkan media yang lama dan diganti yang baru, atau jika media lama masih laik maka dapat pula disisakan dan di sela-sela-nya diisi dengan media yang baru. Saat yang tepat untuk mengganti pot adalah ketika adenium sedang dalam masa tumbuh aktif. Harus hati-hati dengan kemungkinan bonggol terlukai sat transplantasi. Bonggol yang terluka dapat mengakibatkan busuk saat dilakukan penyiraman. Jika bonggol ternyata terluka, jangan sirami selama sekitar seminggu agar luka-nya sembuh terlebih dahulu.

Pengairan / Penyiraman

Seberapa banyak tanaman adenium disiram tergantung pada masa tumbuh dari adenium tersebut. Jangan biarkan media sampai kering saat adenium sedang tumbuh (terlihat ada bakal daun yang siap tumbuh membesar) karena akan menghambat pertumbuhannya. Bahkan adenium yang sedang tumbuh dapat disiram setiap hari asalkan media dan drainasenya bagus. Lain halnya saat pertumbuhan berhenti, yaitu saat tidak ada bakal daun baru yang ditandai dengan warna daun yang serupa (misalnya: daun berwarna hijau tua semua, tidak ada pucuk yang berwarna hijau muda). Pada saat ini, media harus dibiarkan mengering sebelum dilakukan penyiraman berikutnya. Pengairan ini hanya berfungsi agar bonggol adenium tidak berkerut.

Ada berbagai aspek yang mempengaruhi cepatnya media mengering, seperti kebutuhan tanaman akan air, besarnya wadah dan jenis media yang digunakan. Tanaman yang masih muda membutuhkan lebih banyak air daripada yang sudah berumur.

Saat memindah tanaman ke media baru adalah saat yang kritis, karena seringkali ada cacat pada akar yang tidak kita ketahui. Cacat tersebut dapat mengakibatkan busuknya tanaman pada saat terkena air yang cukup banyak. Ketika terjadi pembusukan yang ditandai dengan daun yang menguning secara tidak normal, maka harus segera dilakukan penyelamatan pada tanaman tersebut. Caranya dapat dilihat di penyelamatan bonggol yang membusuk.

Cara melakukan penyiraman adalah dengan menyemprot ataupun mengucurkannya langsung ke media. Jika dipilih cara semprot, maka harus hati-hati karena air seringkali tidak cukup membasahi media. Lakukan penyiraman sampai ada air yang mengalir keluar dari dasar pot.

Suhu

Adenium menyukai suhu panas sedang seperti di daerah tropis(30 -35 C). Namun, semakin panas akan mengakibatkan bunga berumur pendek atau cepat layu. Suhu yang dingin pada malam hari (di bawah 10 C) akan meyebabkan adenium berhenti tumbuh.

Kelembaban

Kelembaban yang tinggi sangat disukai adenium. Saat musim hujan adalah saat di mana kelembaban tinggi, tapi adenium harus terlindungi dari curahan hujan agar sesuai dengan kebutuhan airnya. Untuk itu, rumah kaca akan sangat membantu. Namun jika budget terbatas, dapat pula digunakan plastik transparan untuk menutupi curahan hujan tanpa menghalangi sinar matahari yang masuk. Warna bunga akan kurang keluar jika keadaan lingkungan terlalu kering.

Sinar matahari

Sinar matahari penuh akan disukai oleh adenium terutama saat kelembaban tinggi. Namun hati-hati dengan bonggol yang terekspos terik matahari karena dapat terbakar. Seringkali para pembiak menggunakan koran bekas untuk membungkus bonggol yang berada di permukaan agar tidak tersengat terik matahari. Agar dapat berbunga dengan baik, kebanyakan adenium butuh paling tidak 4-5 jam cahaya matahari langsung.

Hujan
 
Sedikit terkena hujan akan baik bagi adenium. Saat hujan terlalu banyak menerpa, maka hujan harus dihalangi misalnya dengan atap plastik transparan. Hujan yang terlalu banyak, apalagi dikombinasi dengan suhu yang dingin dapat menyebabkan bonggol membusuk. 

Pemupukan

Kuncinya adalah sedikit dan sering. Jika adenium mendapat kondisi yang ideal, maka dia dapat tumbuh dengan sangat cepat. Namun jika terlalu banyak pupuk, maka adenium akan mati. Untuk yang tidak suka repot, cukup tambahkan pupuk untuk kaktus ataupun pupuk kandang yang merupakan slow release fertilizer, sehingga tak akan membunuh adenium. Pupuk kimia biasa seperti urea, KCL, TSP dapat pula digunakan karena harganya yang lebih murah, namun dosisnya harus sangat diperhatikan karena sangat mudah untuk menjadi kebanyakan. Biasanya pupuk kimia ini dilarutkan dalam air siraman agar penyerapan jadi merata dan optimal. 

Jenis pupuk disesuaikan dengan kebutuhan. Kombinasi yang pas membutuhkan coba-coba disesuaikan dengan keadaan media, tingkat pertumbuhan, dan stressing (untuk pertumbuhan atau untuk pembungaan).

Pemangkasan

Adenium yang batangnya sudah terlalu panjang haruslah dipangkas. Tak perlu takut tanaman akan mati jika tanpa daun, karena adenium sudah punya cadangan makanan di bonggolnya untuk dapat bertahan hidup. Pemangkasan ini berguna untuk menyegarkan kembali agar tampak lebih indah. Agar adenium bercabang lebih dari satu, maka pemangkasan dilakukan saat adenium sedang tumbuh (bukan masa dorman). Jika waktunya salah, maka adenium tidak akan bercabang banyak, melainkan hanya tumbuh satu tunas saja. 

Setelah beberapa minggu tunas baru akan muncul, jadi haruslah sabar dan jangan terlalu banyak menyirami.
Pemangkasan ini juga berfungsi memacu pembungaan yang banyak. Biasanya, bunga yang banyak akan tumbuh setelah 3 bulan sebelumnya dipangkas dan diberi stressing pada pembungaan. 

Cara Perbanyakan


Ada berbagai cara membiakkan Adenium. Jaman dahulu kita tentu sudah akrab dengan tanaman Kamboja Jepang. Sebenarnya kamboja Jepang itu adalah sama dengan tanaman adenium. Jenis yang sudah tersebar luas ini tidak bisa berbiji karena bunganya tidak bisa menghasilkan biji sehingga perkembangbiakannya hanya dengan cara vegetatif. 

Kemudian muncullah jenis-jenis baru yang datang dari pengembang dari Thailand ataupun Taiwan . Jenis baru ini tentu adalah hasil silangan dari berbagai macam jenis adenium. Jenis-jenis baru ini-pun diberi nama sesuai keinginan penyilang yang tentunya didasarkan pada ciri-ciri tertentu.

Cara perbanyakannya antara lain dengan cara:

a. biji
 

Perkembangbiakan dari biji merupakan cara untuk mendapatkan jenis-jenis adenium baru. Adenium dari biji menunjukkan bonggol yang membesar, tidak seperti perbanyakan cara vegetatif. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di bagian biji adenium. 

b.sambung 

Cara yang paling banyak dipakai untuk memperbanyak adenium hibrida adalah dengan cara sambung/grafting. Batang bawah berasal dari biji yang bonggolnya bagus dengan batang atas dari jenis hibrida yang dikehendaki. Setelah beberapa waktu, bekas sambungan akan menghilang dan jadilah tanaman baru yang bagus. 

Batang bawah biasa dipilih yang berumur 9-12 bulan, namun batang bawah yang lebih besar juga bisa dipakai dengan menyambung di setiap cabangnya. Kandungan energi di bonggol akan memberi pertumbuhan yang baik dan sehat bagi batang atas sehingga cara sambung ini mempunyai tingkat kesuksesan tinggi.

Sambungan model v adalah yang paling sering dipakai karena memiliki tingkat keberhasilan yang paling tinggi, meski bisa juga dilakukan dengan model rata. Panduan menyambung adenium secara step by step dapat dilihat di halaman tips & trik.

Dibutuhkan waktu 10 sampai 30 hari agar sambungan menyatu. Jangan lupa melepas tali sambungan agar tidak menganggu penyerapan makanan ke batang atas. Setelah beberapa saat, cabang baru dapat muncul dari batang bawah, cabang ini sebaiknya dipangkas agar tidak mengganggu. 

c. stek

Cara ini sangat sering digunakan karena kemudahannya. Namun tingkat keberhasilan tumbuhnya kecil karena mudahnya terjadi pembusukan. Dengan cara ini sulit didapat bonggol yang bagus, membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk menyamai besar bonggol adenium yang berasal dari biji. Dahulu cara ini yang biasa dilakukan untuk memperbanyak kamboja jepang (adenium varietas “ Singapore ”) yang notabene mandul. 

Cara ini masih dilakukan untuk varietas-varietas yang murah. Namun untuk jenis hibrida sepertinya cara ini hanya dilakukan saat terpaksa saja, yaitu dimana tidak ada batang bawah yang bagus padahal ada batang atas yang terlanjur dipotong.

Cara-nya sederhana saja, potongan batang yang akan di-stek dipangkas daunnya. Setelah itu oleskan zat perangsang akar pada bekas potongan. Setelah satu malam diangin-anginkan baru ditancapkan pada media tanam. Biarkan media sedikit lembab, tidak basah, tidak pula kering. Setelah beberapa lama akar akan muncul diikuti dengan tumbuhnya tunas. 

d. cangkok

Mencangkok dilakukan untuk mengurangi kegagalan yang biasa terjadi dengan cara stek. Dengan mencangkok, akar akan tumbuh lebih dulu baru ditanam, sehingga tanaman dapat langsung menyerap unsur hara dari tanah. Namun diperlukan tenaga ekstra untuk melakukan pencangkokan, sehingga cara ini jarang dipakai.

Pertamakali harus dipilih batang yang sudah cukup tua, ditandai dengan batang yang berwarna coklat, bukan hijau. Dipilih batang yang tua karena batang yang muda sangat rentan patah dan sukar untuk dikupas kulitnya secara benar. Hal ini terjadi karena batangnya yang masih lunak dan sulit dicari letak kambiumnya sehingga pengupasan kulit bisa tanpa sengaja terlalu dalam.

Cara mencangkok seperti mencangkok tanaman berkambium pada umumnya. Kulit dikupas melingkar batang sampai terlihat kambiumnya, kambium tersebut lalu dihilangkan dengan cara dikerok sampai kambiumnya tidak bersisa. Kemudian bekas kupasan itu ditutup dengan media tanam. Media tersebut harus selalu lembab untuk memastikan akar akan tumbuh. Setelah 2 bulan maka akan tumbuh akar yang cukup sehingga cangkokan siap dipindah menjadi tanaman tersendiri. 

Biji Adenium


Biji adenium dapat diperoleh dari penyerbukan bunga secara alami ataupun dengan bantuan manusia. Tentunya hibrida yang bagus adalah hasil penyerbukan disengaja oleh penangkar yang kemudian dipilih varietas yang unggul. Cara menyilangkan adenium dapat dilihat di bagian tips & trik.

Biji dari hasil penyerbukan alami tidak bisa dikontrol keturunannya sehingga sulit mendapat jenis pembungaan yang bagus. Biji ini biasa digunakan sebagai batang bawah karena murah dan sifat bonggol-nya yang bagus masih bisa didapat.

Sifat Biji Adenium

Banyak orang bilang kalau adenium itu merupakan tanaman gurun. Anggapan ini tidak salah karena memang tanaman ini ditemukan di daerah gurun. Yang perlu diketahui adalah adenium itu sebenarnya berasal dari tanaman tropis. Dahulu kala dunia tropis dari adenium berangsur menjadi gurun. Jenis adenium yang tidak tahan terhadap lingkungan yang semakin sulit akan mati. Tetapi ada sedikit yang masih bertahan dan menjadi tumbuhan adenium yang kita kenal sekarang.

Cara yang paling cocok di daerah gurun untuk menyebarkan keturunan secara generatif adalah dengan angin. Biji adenium dibekali dengan bulu, berkulit tipis dan berongga, sehingga mudah melayang terbawa angin. Saat biji masak, maka polong (seed pod) akan pecah dan menghamburkan biji-biji adenium yang berada di dalamnya. Sepasang polong ini biasanya menghasilkan 100-150 biji dengan waktu pemasakan sekitar 80 hari. Jumlah isi per polong sangat tergantung pada kondisi indukan misalnya: besar pohon induk, nutrisi, jumlah polong yang harus ditanggung, dll.

Biji adenium seperti hal-nya biji-bijian lain akan tetap berada pada fase dorman sampai dia menemukan tempat yang cocok bagi pertumbuhannya. Biji adenium yang dorman akan bereaksi terhadap air. Meresapnya air ke bawah kulit biji adenium akan menyebabkan embrio menghasilkan suatu hormon. Penyerapan air juga akan membuat jaringan dalam biji menjadi terhidrasi membentuk enzim. Terbentuknya enzim ini akan memecah dormansi yang terjadi pada biji adenium.

Setelah masa dorman terlewati, maka benih mulai hidup dengan melakukan respirasi/bernafas sehingga mengubah cadangan makanan menjadi energi. Energi ini akan memicu serangkaian reaksi pembelahan, sehingga tumbuh dan melakukan diferensiasi yang akan membentuk akar, batang dan daun. Dalam persemaian tersebut, kotiledon (bagian biji yang berisi cadangan makanan) akan terangkat ke permukaan tanah. Setelah terangkat, maka kotiledon selain sebagai cadangan makanan, juga berfungsi sebagai organ fotosintetik.

Ternyata, biji adenium gampang sekali berkecambah. Namun seringkali ada biji yang tidak mau berkecambah, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain tingkat kesuburan (fertilitas) benih, kualitas benih pada penanganan pasca panen, dan karena cara penyemaian yang kurang tepat.

Kulit tipis yang dimiliki oleh biji adenium menyebabkan minimnya fungsi perlindungan terhadap embrio di dalamnya oleh gangguan berupa fisik, biologis, ataupun kimiawi. Tanpa pengolahan yang benar, maka daya tumbuh biji menjadi sangat berkurang seiring bertambahnya umur. Jika penanganan seadanya, maka dalam lima bulan, tingkat pertumbuhan menjadi kecambah hanya tinggal 10% saja. Penghasil benih berpengalaman akan memebersihkan dan mengeringkan biji agar tidak mudah rusak. Cara memilih biji yang baik adalah dengan melihat warna biji. Warna yang cerah merupakan biji yang masih segar, sedangkan biji yang terlalu berumur akan berwarna coklat kotor.

Media Semai Biji Adenium

Media penyemaian dapat berupa media apa saja yang biasa dikenal. Biji adenium mudah berkecambah, bahkan di atas kapas basah, biji adenium dapat berkecambah dengan baik (namun tidak dianjurkan). Media semai haruslah mampu menyediakan air dan udara. Air haruslah mudah mengalir ke luar dari media agar dapat tergantikan dengan udara. Media semai haruslah gembur agar kecambah dapat mendesak media ke atas untuk memunculkan kotiledon-nya. Jika kotiledon tak dapat muncul ke permukaan, maka benih akan membusuk, meski telah sempat berkecambah.

Media yang dipakai harus disesuaikan dengan kebiasaan kita dalam menyemai dan juga ketersediaan bahan. Pasir, cocopeat, sekam, sekam bakar, serbuk gergaji, daun bambu, dll dapat kita gunakan sebagi media semai. Biasanya bahan-bahan tersebut dicampur untuk menghasilkan media yang diinginkan.

Dalam penyemaian, pilih media yang bisa menahan air. Yang sering digunakan adalah campuran cocopeat, sekam bakar, dan pasir kasar dengan perbandingan 2:2:1. 

Cara Penyemaian Biji Adenium

Kita dapat menggunakan wadah apapun untuk menyemai, seperti: plug tray, keranjang, pot, polybag, gelas plastik yang dilubangi, dll asalkan mampu mengalirkan air dengan lancar. Namun perlu diperhatikan segi kepraktisan, rencana ke depan untuk tanaman tersebut, dan tentunya juga harga. Yang sering digunakan adalah plug tray karena praktis dan hasil-nya rapi.

Masukkan media dalam wadah lalu basahi/siram dengan air. Kemudian lubangi secara rapi menggunakan jari tangan atau pensil sedalam kurang dari 1 cm. Letakkan biji ke dalam lubang-lubang tadi secara mendatar/horizontal/tidur. Tutup lubang tersebut dengan media. setelah benih tertanam, siram secara merata menggunakan semprotan/gembor halus. Tidak dianjurkan menggunakan gayung atau semacamnya, karena penyiraman yang tak halus dapat mengangkat biji ke permukaan, sehingga kita harus memasukkannya lagi ke media. 

Penyiraman dilakukan sampai ada air mengalir dari dasar wadah semai. Lakukan pelabelan yang berisi jenis tanaman dan tanggal penyemaian. 

Letakkan semaian di tempat yang mempunyai aliran udara baik dan memperoleh cahaya matahari sekitar 50%. Suhu yang paling baik adalah antara 20° – 35° C. Cahaya matahari yang terlalu banyak dapat mengakibatkan malasnya batang untuk memanjang, sedangkan aliran udara yang baik akan mendukung respirasi benih. 

Selama satu minggu, sampai benih berkecambah dan menampakkan sepasang daun, media harus selalu basah (tapi tidak becek). Setelah itu, media harus dibiarkan sampai agak kering (tidak sampai terlalu kering) sebelum dilakukan penyiraman berikutnya. Pemupukan dapat dilakukan saat bibit sudah berumur 2 minggu. Pemupukan dilakukan dengan melarutkan sedikit pupuk dalam air siraman. Pupuk yang digunakan merupakan pupuk seimbang seperti 20:20:20.

Cara penyemaian secara step by step dapat dilihat di bagian tips & trik.


Tips & Trik 


Berbagai tips dan trik dalam dunia adenium kami sajikan di bagian bawah ini, antara lain :
a. menyilangkan adenium
b. cara penyemaian biji adenium
c. menyambung/ grafting adenium
d. menyelamatkan akar membusuk

a. Menyilangkan adenium


Tujuan dari penyilangan adalah untuk mendapatkat keturunan yang baik sesuai dari penggabungan sifat indukan. Alangkah baiknya dilakukan pencatatan mengenai data indukan agar anakan nanti bisa dilacak keturunannya.

Indukan yang menanggung biji haruslah yang cukup besar sehingga mampu menanggung beban biji tersebut. Jumlah biji yang boleh ditanggung per indukan sangat tergantung pada besar indukan dan tingkat nutrisi asupan. Jadi, saat indukan menanggung biji haruslah diberi pupuk ekstra terutama unsur K, karena saat itulah adenium butuh banyak energi. Jika nutrisi kurang ataupun ukuran indukan terlalu kecil menanggung beban biji, maka biji dapat berguguran ataupun ukurannya tidak maksimal. Paling parah adalah indukan dapat mati jika terlalu banyak biji yang ditanggung.

Untuk bunga sebagai pejantan, pilih yang sudah tua (umur 4 hari), sedangkan bunga sebagai betina boleh yang masih baru saja mekar. Putik lebih dahulu matang daripada serbuk sari. 

Sebisa mungkin jangan ada air yang masuk ke bunga yang akan disilangkan.
langkah menyilangkan:
  • pilih bunga yang sudah tua (umur 4 hari) untuk diambil serbuk sari-nya.
  • gunakan kuas ataupun cottonbud yang basah untuk mengambil serbuk sari. Jika perlu sobek sebagian bunga agar serbuk sari yang berwarna kuning tersebut kelihatan.
  • pilih bunga yang segar (umur 2 hari) untuk indukan betina.
  • buka bagian tengah bunga sampai kelihatan putiknya. Putik bunga berwarna putih kehijauan dan sedikit lengket.
  • Oleskan serbuk sari pada putik tersebut.
  • Setelah 4 hari bunga akan gugur dan akan muncul buah berbentuk polong.

b. Cara penyemaian biji adenium

 
Berikut ini merupakan anjuran menyemai biji adenium untuk mendapatkan tingkat germinasi maksimum.
  • Rendam biji Adenium dalam air selama ± 1 jam. Bisa juga dilarutkan fungisida.
  • Siapkan wadah khusus (tray) untuk menyemai. Atau bisa menggunakan apapun juga asal bisa menampung media dan saluran drainase-nya bagus.
  • Media yang sering digunakan adalah: Cocopeat (serbuk sabut kelapa), sekam bakar, pasir kasar dengan perbandingan 2:2:1.
  • Taruh media di dalam wadah lalu basahi media tersebut.
  • Buat lubang sedalam 1 cm secara rapi, bisa menggunakan pensil atau jari.
  • Taruh biji secara horizontal/mendatar/tidur di dalam lubang yang telah dibuat.
  • Tutup lubang dengan media.
  • Lingkungan yang baik untuk menyemai adalah dalam suhu 20 - 35 derajat Celcius, sirkulasi udara baik, dan terkena sinar matahari yang terhalangi 50%.
  • Selama sekitar 2 minggu yaitu sampai dengan berkecambah, biarkan media selalu basah tapi tidak becek.
  • Setelah berkecambah dan menampakkan sepasang daun, media tanam harus dibiarkan agak mengering sebelum dilakukan penyiraman berikutnya (diperlakukan seperti tanaman dewasa).
  • Pemupukan dapat dilakukan setelah umur 2 minggu yaitu dengan melarutkan pupuk ke air siraman dengan konsentrasi rendah.
  • Setelah muncul 3-4 pasang daun (sekitar umur 2 bulan), Adenium siap dipindahkan ke pot-pot tersendiri.

c. Menyambung / grafting adenium


Menyambung adalah cara yang paling sering digunakan untuk memperbanyak adenium hibrida. Cara ini juga berfungsi mempercepat pertumbuhan batang atas apabila masih kecil.
Batang bawah dipilih yang bonggolnya bagus. Batang bawah haruslah sedang aktif tumbuh, sedangkan batang atas boleh sedang tumbuh ataupun dorman.

Langkah-langkahnya:
  • potong batang bawah berbentuk V.
  • potong batang atas berbentuk V, kebalikan dari batang bawah.
  • masukkan batang atas ke batang bawah di potongan yang telah dibuat.
  • cocokkan kambium di batang atas dan si batang bawah di salah satu sisi. Sebenarnya pencocokan di kedua sisi lebih baik, tapi besar batang atas dan batang bawah haru s sama.
  • sambungan ditali dengan tali plastik seerat mungkin.
  • lindungi sambungan tersebut dari air dengan cara menutupinya dengan plastik transparan.
  • setelah sambungan menyatu dengan baik (sekitar 1 bulan) lepaskan ikatannya.

d. menyelamatkan akar membusuk


Jika daun tiba-tiba banyak yang menguning dan rontok, bisa-bisa ini tanda-nya akar membusuk. Adenium yang begini harus segera diselamatkan agar tidak mati. Sebab akar membusuk adalah penyerapan air yang terlalu banyak dan penyerapan air yang bukan melalui jalurnya yaitu melalui luka.

Cara mencegah agar tidak membusuk karena masalah penyerapan air antara lain adalah:
  • Gunakan media yang porous.
  • Lubang drainase harus lancar.
  • Jika adenium sedang bukan dalam masa tumbuh aktif, maka media harus dibiarkan sedikit mengering sebelum dilakukan penyiraman berikutnya.
Catatan: seringnya menyirami tergantung berbagai faktor seperti: adenium sedang aktif tumbuh atau tidak, umur adenium, besar adenium, daya dari media untuk menahan air, dan besarnya pot. Jadi, adenium dapat disirami tiap hari, dua hari sekali, tiga hari sekali, berbeda-beda menurut kebutuhan dari masing-masing tanaman.
 
Cara mencegah busuk karena luka:
  • Hati-hati saat melakukan transplantasi, jangan sampai melukai akar.
  • Sterilkan alat untuk melakukan training akar.
  • Lakukan transplantasi ataupun training hanya saat adenium sedang aktif tumbuh.
  • Jika ada luka pada akar (sengaja ataupun tidak) biarkan luka mengering sebelum ditanam dan baru disiram setelah ada tanda-tanda pertumbuhan (sekitar 1 minggu).
Jika adenium kita terlanjur menunjukkan tanda-tanda membusuk, maka segera cabut dari pot-nya. Cuci bersih lalu buang bagian yang busuk menggunakan pisau steril. Jangan ragu-ragu untuk membuang bagian yang busuk, sedikit saja tersisa, dapat membuat busuk menjalar. Olesi luka dengan fungisida dan biarkan luka mengering. Lama-nya luka mengering berbeda-beda menurut keadaan luka (bisa beberapa hari sampai berapa puluh hari). Jika ternyata luka tidak mengering, malah basah, artinya ada sedikit busuk yang masih tertinggal dan menjalar.

Tega-lah memotong akar yang busuk sampai tidak ada sedikitpun tersisa atau busuk kembali muncul. Setelah luka benar benar kering, maka adenium siap ditanam kembali. Namun sebelumnya aplikasikan perangsang akar dan keringkan kembali. Tanam dalam media dan jangan disiram sampai seminggu. Pertama kali penyiraman harus sedikit-sedikit. Ketika muncul tanda-tanda pertumbuhan daun atau cabang maka siram seperti biasa. 


No comments:

Post a Comment