Wednesday, 24 November 2010

Angin


Pengertian Angin

Angin adalah udara yang bergerak. Pergerakan udara dapat terjadi oleh karena:
  • Gerakan rotasi bumi 
  • Adanya perbedaan tekanan udara, dimana udara akan mengalir dari tempat yang memiliki tekanan tinggi ke tempat yang bertekanan rendah.
  • Adanya perbedaan suhu dari daerah yang memiliki suhu / temperatur rendah ke wilayah bersuhu / temperatur tinggi
  • Adanya pergerakaan benda, dimana benda akan mendorong udara di sekitarnya untuk bergerak ke tempat lain.

Meskipun udara berbentuk gas, tetapi udara juga memiliki berat, dan berat udara di atas permukaan tanah memberikankan daya tekan ke bumi. Inilah yang disebut tekanan udara. Udara yang mengembang menghasilkan tekanan udara yang lebih rendah. Sebaliknya, udara yang mampat menghasilkan tekanan udara yang lebih tinggi.

Terjadinya Angin

Angin memiliki hubungan yang erat dengan sinar matahari, karena dengan besarnya energi panas matahari yang di terima oleh permukaan bumi di suatu daerah, maka daerah yang menerima energi panas matahari lebih besar akan mempunyai suhu udara yang lebih panas dan tekanan udara yang cenderung lebih rendah.

Perbedaan suhu dan tekanan udara akan terjadi antara daerah yang menerima energi panas lebih besar dengan daerah lain yang lebih sedikit menerima energi panas. Adanya perbedaan suhu dan tekanan ini akan menyebabkan udara mengalir dari daerah yang bertekanan tinggi dan bersuhu rendah ke daerah yang bertekanan rendah dan bersuhu tinggi. Aliran udara yang terjadi itulah yang disebut angin. Semakin besar perbedaan tekanan udaranya, semakin besar pula angin yang bertiup.

Rotasi bumi membuat angin tidak bertiup lurus. Rotasi bumi menghasilkan Coriolis force yang membuat angin berbelok arah. Dibelahan bumi utara, angin berbelok ke kanan, sedangkan di belahan bumi selatan angin berbelok ke kiri.

Angin buatan dapat dibuat dengan menggunakan berbagai alat mulai dari yang sederhana hingga yang rumit. Secara sederhana angin dapat kita ciptakan sendiri dengan menggunakan telapak tangan, kipas, koran, majalah, dan lain sebagainya dengan cara dikibaskan. Sedangkan secara rumit angin dapat kita buat dengan kipas angin listrik, pengering tangan, hair dryer, pompa ban, dan lain sebagainya. 

Secara alami kita bisa menggunakan mulut, hidung, lubang dubur, dan sebagainya untuk menciptakan angin.

Udara dapat membawa partikel bau dari suatu zat, sehingga angin yang merupakan udara bergerak juga dapat membawa bau, baik bau yang harum maupun bau yang tidak sedap.  

Faktor-faktor yang berpengaruh pada kecepatan angin

Kecepatan angin dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut:Faktor terjadinya angin, yaitu : Gradien Barometris, letak tempat tersebut, ketinggian tempat tersebut, dan waktu. 
  • Gradien Barometris. Yaitu bilangan yang menunjukkan perbedaan tekanan udara dari 2 isobar yang jaraknya 111 km. Makin besar gradien barometrisnya angin akan bertiup semakin kencang.
  • Letak suatu tempat terhadap katulistiwa. Kecepatan angin di dekat khatulistiwa lebih cepat dari lainnya. Sebaliknya yang jauh dari garis khatulistiwa lebih lambat.
  • Ketinggian suatu Tempat. Semakin tinggi suatu tempat, semakin kencang pula angin yang bertiup.
  • Waktu. Di siang hari angin bergerak lebih cepat daripada di malam hari.

Sifat Angin

Udara akan memuai bila dipanaskan. Udara yang memuai menjadi lebih ringan sehingga akan bergerak naik. Akibatnya, tekanan udara akan turun kerena udaranya berkurang. Udara dingin yang ada disekitarnya akan mengalir ke tempat yang bertekanan rendah tadi. Udara kemudian akan menyusut, menjadi lebih berat dan turun ke tanah. Diatas tanah, udara menjadi panas lagi dan naik kembali. Aliran naiknya udara panas dan turunnya udara dingin ini dinamakan konveksi.

Di bidang Meteorologi dan Geofisika, sangatlah penting untuk mengetahui tekanan udara dan kecepatan angin di suatu daerah. Untuk mengetahuinya, mereka yang bekerja di bidang ini menggunakan alat –alat sebagai berikut:
  • Anemometer, adalah alat yang mengukur kecepatan angin. 
  • Wind vane, adalah alat untuk mengetahui arah angin.
  • Windsock, adalah alat untuk mengetahui arah angin dan memperkirakan besar kecepatan angin. Alat ini banyak ditemukan di bandara-bandara.
  • Barometer, adalah alat untuk mengukur tekanan udara

Jenis Angin

Angin, secara umum diklasifikasikan menjadi angin lokal dan angin musim.

Angin lokal dibedakan menjadi 3 yaitu :

1. Angin darat dan angin laut. Angin ini terjadi di daerah pantai. Angin laut terjadi pada siang hari. Pada siang hari, daratan lebih cepat menerima panas dibandingkan dengan lautan, sehingga angin bertiup dari laut ke darat. Sebaliknya, angin darat terjadi pada malam hari, sebab pada malam hari, daratan lebih cepat melepaskan panas dibandingkan dengan lautan. Daratan bertekanan maksimum dan lautan bertekanan minimum. Angin bertiup dari darat ke laut.

2. Angin lembah dan angin gunung
Pada siang hari udara yang seolah-olah terkurung pada dasar lembah lebih cepat panas dibandingkan dengan udara di puncak gunung yang lebih terbuka (bebas), maka udara mengalir dari lembah ke puncak gunung menjadi angin lembah.
Sebaliknya pada malam hari udara mengalir dari gunung ke lembah menjadi angin gunung.

3. Angin Jatuh
Angin Fohn atau Angin jatuh memiliki sifat kering dan panas. Angin jenis ini terdapat di lereng pegunungan Alpen. Angin jenis ini juga banyak terdapat di Indonesia dengan nama angin Bahorok (Deli), angin Kumbang (Cirebon), angin Gending di Pasuruan (Jawa Timur), dan Angin Brubu di Sulawesi Selatan).

Angin musim ada 5 macam yaitu :

1. Angin Passat

Angin Passat adalah angin yang bertiup secara tetap sepanjang tahun dari daerah subtropik menuju ke daerah ekuator (khatulistiwa). Angin Passat terdiri dari Angin Passat Timur Laut yang bertiup di belahan bumi Utara dan Angin Passat Tenggara yang bertiup di belahan bumi Selatan.
 
Kedua jenis angin Passat ini bertemu di sekitar khatulistiwa. Karena temperatur di daerah tropis selalu tinggi, maka massa udara tersebut dipaksa naik secara vertikal (konveksi). Daerah pertemuan kedua angin passat tersebut dinamakan Daerah Konvergensi Antar Tropik (DKAT). DKAT ditandai dengan temperatur yang selalu tinggi. Akibat kenaikan massa udara ini, wilayah DKAT terbebas dari adanya angin topan. Akibatnya daerah ini dinamakan daerah doldrum (wilayah tenang).

2. Angin Anti Passat

Angin Anti Passat adalah udara di atas daerah ekuator yang mengalir ke daerah kutub dan turun di daerah maksimum subtropik. Di belahan bumi utara disebut Angin Anti Passat Barat Daya dan di belahan bumi selatan disebut Angin Anti Passat Barat Laut. Pada daerah sekitar lintang 20  – 30  LU dan LS, angin anti passat kembali turun secara vertikal sebagai angin yang kering. Angin kering ini menyerap uap air di udara dan permukaan daratan. Akibatnya, terbentuk padang gurun di muka bumi, misalnya padang gurun di Arab Saudi, Gurun Sahara (Afrika), dan gurun di Australia.

Di daerah Subtropik (30
  – 40  LU dan LS) terdapat daerah “teduh subtropik” yang udaranya tenang, turun dari atas, dan tidak ada angin. Sedangkan di daerah ekuator antara 10  – 10  LU dan LS terdapat juga daerah tenang yang disebut ”daerah teduh ekuator” atau “daerah doldrum”
̊̊̊̊̊̊
3. Angin Barat

Sebagian udara yang berasal dari daerah maksimum subtropis utara dan selatan akan mengalir ke daerah sedang utara dan daerah sedang selatan sebagai Angin Barat. Pengaruh angin barat di belahan bumi utara tidak begitu terasa, karena adanya hambatan dari benua. Di belahan bumi selatan pengaruh angin barat ini sangat besar, tertama pada daerah lintang 60  LS. Di sini angin barat bertiup yang sangat kencang, yang oleh pelaut-pelaut disebut roaring forties.

4. Angin Timur

̊Di daerah kutub utara dan kutub selatan bumi terdapat daerah dengan tekanan udara maksimum. Dari daerah ini mengalirlah angin yang disebut Angin Timur ke daerah minimum subpolar (60  LU dan LS). Angin timur ini bersifat dingin karena berasal dari daerah kutub.

5. Angin Muson (Monsun)
̊
Angin muson adalah angin yang berhembus secara periodik (minimal 3 bulan) dan antara periode yang satu dengan yang lain, polanya dan arahnya akan berlawanan setiap 6 bulan. Umumnya, pada 6 bulan pertama, bertiup angin darat yang kering dan 6 bulan berikutnya, bertiup angin laut yang basah.

Pada bulan Oktober – April, matahari berada pada belahan langit selatan, sehingga benua Australia lebih banyak memperoleh pemanasan matahari daripada benua Asia. Akibatnya di Australia terdapat pusat tekanan udara rendah (depresi) sedangkan di Asia terdapat pusat-pusat tekanan udara tinggi (kompresi). Keadaan ini menyebabkan arus angin dari benua Asia menuju ke benua Australia.

Di Indonesia, angin ini merupakan angin musim Timur Laut di belahan bumi utara dan angin musim Barat di belahan bumi selatan. Oleh karena angin ini melewati Samudra Pasifik dan Samudra Hindia, maka banyak membawa uap air, sehingga pada umumnya di Indonesia terjadi musim penghujan.

Musim penghujan meliputi seluruh wilayah indonesia, hanya saja persebarannya tidak merata. makin ke timur curah hujan makin berkurang karena kandungan uap airnya makin sedikit.

Pada bulan April-Oktober, matahari berada di belahan langit utara, sehingga benua Asia lebih panas daripada benua Australia. Akibatnya, di Asia terdapat pusat-pusat tekanan udara rendah, sedangkan di Australia terdapat pusat-pusat tekanan udara tinggi yang menyebabkan terjadinya angin dari Australia menuju  ke Asia.
 

Pada saat itu di Indonesia akan terjadi angin musim timur di belahan bumi selatan dan angin musim barat daya di belahan bumi utara. Oleh kerena tidak melewati lautan yang luas maka angin tidak banyak mengandung uap air, oleh karena itu pada umumnya di Indonesia terjadi musim kemarau, kecuali pantai barat Sumatera, Sulawesi Tenggara, dan pantai selatan Papua. 

Antara kedua musim tersebut ada musim yang disebut musim pancaroba (peralihan), yaitu : musim kemareng yang merupakan peralihan dari musim penghujan ke musim kemarau, dan musim labuh yang merupakan peralihan musim kemarau ke musim penghujan. Adapun ciri-ciri musim pancaroba yaitu: udara terasa panas, arah angin tidak teratur dan terjadi hujan secara tiba-tiba dalam waktu singkat dan lebat.

No comments:

Post a Comment