Thursday, 21 November 2024

Epifani (Epiphany)

Epifani, yang juga dikenal sebagai Hari Raya Epifani, Teofani, atau Hari Raya Tiga Raja, dapat ditelusuri kembali ke abad keempat Masehi. Referensi paling awal yang ditemukan tentang Epifani sebagai hari raya Kristen ditemukan pada tulisan Ammianus Marcellinus, sejarawan Romawi, tahun 361. Ia mendasarkannya pada tulisan teolog Clement dari Alexandria yang menyatakan bahwa sekte Kristen Gnostik Suriah, Basilidian, merayakan pembaptisan Kristus pada bulan Januari. Dan pada tulisan Ammianus Marcellinus tersebut, dinyatakan bahwa orang-orang Kristen pada masa itu menyebut festival Januari itu sebagai Epifani.

Epifani berasal dari kata Yunani epipháneia, yang berarti manifestasi fisik atau wahyu dewa kepada manusia. Saat ini, Epifani dirayakan secara berbeda oleh berbagai denominasi Kristen.

Asal-usul

Festival ini berasal dari gereja Timur dan mungkin dimulai sebagai perayaan pembaptisan Yesus. Tetapi di Barat, hari raya Epifani terutama memperingati kunjungan orang Majus kepada Yesus. Hari raya Epifani merupakan kesempatan bagi umat Kristen untuk merenungkan hakikat manifestasi fisik Tuhan di Bumi dan memberi penghormatan kepada tiga pengunjung penting dalam kisah Alkitab tentang kelahiran Yesus.

Di Barat, malam sebelum Epifani disebut Malam Kedua Belas atau juga dikenal sebagai Dua Belas Hari Natal, yang periodenya dimulai dari tanggal 25 Desember sampai 6 Januari. Sedangkan bagi banyak umat Kristen Ortodoks yang masih mematuhi kalender Julian, periode ini berlangsung sampai tanggal 19 Januari. Tetapi ada juga mereka-mereka yang merayakan epifani ini sampai Hari Lilin, hari raya, yang merayakan persembahan Yesus Kristus di bait suci dan yang biasanya dirayakan oleh umat Kristen pada tanggal 2 Februari.

Di banyak negara, Epifani dirayakan dengan kue-kue khusus, dan anak-anak sering menerima hadiah kecil di dalam sepatu mereka. Dalam Gereja Timur, Epifani juga menjadi puncak perayaan masa Natal atau perayaan Kelahiran Yesus Kristus, yang diperingati mulai dari tanggal 25 Desember sampai dengan 5 Januari setiap tahun.Di Roma, perayaan Natal pada tanggal 25 Desember terpisah dari Epifani, yang mulai dirayakan pada tanggal 6 Januari pada abad keempat.

Beberapa Contoh Perayaan Epifani di seluruh dunia

Hadiah yang dibawa oleh orang dari Majus dan rumur tentang status kerajaan mereka, memunculkan berbagai adat istiadat yang berbeda-beda di negara-negara tempat Epifani biasanya dirayakan. Di Prancis, hari raya ini secara tradisional dirayakan dengan galette des rois, atau kue raja. Kue bundar ini dilapisi frangipane, pasta almond manis, dan para penikmat kue akan memeriksa potongan kue mereka untuk melihat apakah ada kacang panggang di dalamnya. Penerima kacang tersebut akan dimahkotai sebagai "raja" selama sehari.

Di Amerika Serikat, Epifani menandai dimulainya musim Karnaval. Selama Karnaval, orang-orang memakan kue raja yang dilapisi gula berwarna kuning, hijau, dan putih yang, alih-alih kacang, berisi figur bayi yang dianggap mewakili bayi Yesus. Meskipun kue ini sangat populer di Louisiana, tempat New Orleans terkenal dengan perayaan Mardi Gras-nya, kue ini dapat ditemukan di seluruh negeri.

Di Amerika Latin, orang memanggang rosca de reyes (roti raja), roti manis yang dipanggang membentuk lingkaran seperti mahkota. Meskipun tradisi sedikit berbeda di seluruh wilayah, beberapa anak meletakkan rumput dan air pada malam sebelum Epifani untuk hewan-hewan yang menemani ketiga raja dan menerima hadiah dari raja keesokan paginya atas perilaku baik mereka.

Tidak kalah menariknya, di Italia, misalnya, Epifani juga dikenal sebagai Befana, sebuah festival rakyat yang merayakan legenda seorang wanita tua atau penyihir yang memiliki nama itu. Menurut cerita, la Befana melindungi orang Majus dalam perjalanan mereka ke Betlehem. Setelah orang-orang bijak tersebut pergi, ia memutuskan untuk mengikuti mereka mencari bayi Yesus. Saat ia mencari, wanita tua yang baik hati itu membawa hadiah untuk anak-anak yang berperilaku baik di seluruh Italia—tradisi yang mirip dengan Sinterklas.

Tradisi bertema perjalanan lain yang dipraktikkan di seluruh Eropa dan semakin umum di beberapa bagian Amerika Utara dikenal sebagai "mengapungkan pintu dengan kapur." Kebiasaan ini melibatkan penulisan inisial dari orang-orang Majus, yang secara tradisional dikenal sebagai Caspar, Melchior, dan Balthazar, di atau di atas pintu rumah seseorang. Inisial tersebut—C.M.B.—juga merupakan singkatan dari frasa Christus mansionem benediciat, bahasa Latin yang berarti "semoga Kristus memberkati tempat tinggal ini." Orang-orang percaya juga menambahkan angka untuk tahun berjalan dan tanda tambah yang mewakili salib Kristen.