Showing posts with label Kera. Show all posts
Showing posts with label Kera. Show all posts

Tuesday, 30 April 2013

Kera Hitam (Tracyphitchecus auratus)

Kera Hitam (Tracyphitchecus auratus) yang di Bali dikenal dengan sebutan budeng, di Indonesia kera hitam (budeng) ini, memiliki tiga subspesies, yaitu :
  1. T. auratus sondaicus di Jawa Barat,  
  2. T. auratus auratus di Jawa timur  
  3. Trachypitechus auratus kohlbruggei di Bali dan Lombok.
Kera Hitam dewasa memiliki warna rambut hitam sampai hitam keperakan. Perbedaan antara betina dan jantan terletak pada bagian Velvik (selangkangan), yaitu pada bagian pelvik betina berwarna putih pucat sedangkan pada jantan berwarna hitam. Anak yang baru lahir mempunyai bulu badan berwarna jingga dan pada bagian wajah tangan dan kaki berwarna putih yang secara berangsur-angsur berubah menjadi hitam. Proses perubahan ini terjadi antara 3 sampai 5 bulan. 

Kera Hitam jantan dewasa memiliki ukuran panjang kepala sampai badan rata-rata 571 mm (467 – 650 mm)  dan panjang ekor rata-rata 742 mm (680 – 810 mm)

Tingkah Laku

Biasanya jenis kera ini hidup berkelompok terdiri dari 30 sampai 60 ekor dan kelompok tersebut biasanya dipimpin oleh beberapa kera jantan besar yang dominan, bahkan jika jumlah makanan untuk kelompok kera ini mendukung, maka bisa berkembang sampai mencapai 300-400 ekor.

Setelah kelompok ini menjadi besar, maka akan pecah untuk membentuk kelompok baru yang lebih kecil. Besarnya kelompok ditentukan oleh sumber makanan yang tersedia dan luas kawasan hutan yang ditempatinya. Jika ruang gerak dan sumber makanan memungkinkan, sering kali terjadi sejumlah kera memisahkan diri dari kelompok besar dan membentuk kelompok baru. Masing masing kelompok akan menjaga wilayah kekuasaan teritorialnya dari intervensi kelompok lain, bahkan sampai melakukan perkelahian antar kelompok di daerah perbatasan teritorial.

Perilaku Birahi

Pemimpin kelompok pada jenas ini biasanya berambut tebal dan mempunyai taring yang panjang dan merekalah yang mendapatkan  kesempatan pertama mengawini kera betina yang sedang birahi. Apabila kera betina berahi bertemu dengan jantan yang berkuasa mereka akan melakukan perkawinan dan dapat berlangsung beberapa jam atau beberapa hari. 

Pasangan ini akan makan bersama, tidur bersama, dan kera jantan mengurus kera betina mencari kutunya pada waktu masa birahi. Kalau masa birahi sudah lewat maka yang betina akan mencari kutu jantannya. Selama perkawinan berlangsung maka jantan akan mengawini betina beberapa kali. Baru keempat aau kelima kalinya terjadi ejakulai selama 10-15 gerakan. 

Tanda-tanda betina birahi kulit kelaminnya berwarna kemerah-merahan, terjadi pembengkakan berbentuk bantalan pada vulva dan pangkal ekor . apabila kera jantan dan kera betina telah melakukan perkawinan dan terjadi pembuahan, kera betina akan mengandung, umur kandungan tersebut selama 165 – 180 hari. Berdasarkan perkawinan tersebut anak anak kera sepenuhnya dipelihara oleh induk betina.

Perilaku Mencari Makan

Kera Hitam jarang atau sedikit sekali memakan buah-buahan, mereka justru sering memakan bagian pucuk daun yang masih muda, tunas bunga, dan daun muda terutama dari jenis pohon :
  • Kihujan/Trembesi (Samanea saman)
  • Tekik (Albizzia lebbeckoides)
  • Kemloko (Phylantus emblica)
  • Pilang (Acacia leocoploea)
  • Trenggulun (Protium  javanicum)
  • Kesambi (scheleicera oleosa)
  • Kepuh (Sterculia foetida)
  • Buni (Antidesma bunius)
  • Talok (Grewia koordersiana)
  • Walikukun (Schoutenia ovata)
  • Ketapang (Terminalia cattapa)
  • Juwet Manting (Crypteronia paniculata)
  • Pacar gunung (Diospyros buxipolia)
  • Bunut (Ficus indica)
  • Sawo Kecik (Manilkara kauki)
  • Klampok (Eugenia javanica)
  • Kilayu (Erioglosum rubiginosum)
  • Buta buta (Excoecaria agallocha)
  • Asam Jawa (Tamarindus indica)
  • Bekul (Zizypus mauritiana)
  • Kresek (Ficus rigida)
Adapun klasifikasi dari Kera Hitam tersebut adalah sebagai berikut :
  • Kingdom : Animalia
  • Sub Kingdom : Metazoa
  • Phyllum : Chordata
  • Sub Phyllum : Vertebrata
  • Classis : Mamalia
  • Sub Classis : Theria
  • Ordo : Primata
  • Sub Ordo : Antropidea
  • Familia : Ceroopithecidae
  • Genus : Trachypithecus
  • Spesies : Trachypitechus auratus kohlbruggei

 

Kera

Kera adalah anggota superfamilia Hominoidea dari ordo Primata. Dalam sistem taksonomi saat ini ada dua familia hominoid:
  • familia Hylobatidae terdiri dari 4 genus dan 12 spesies gibbon, termasuk Lar Gibbon dan Siamang
  • familia Hominidae terdiri dari orangutan, gorilla, simpanse, dan manusia
Banyak orang beranggapan bahwa kera dan monyet adalah sama. Padahal, sebetulnya kera dan monyet berbeda. Meski sama-sama berasal dari ordo primata, namun monyet dan kera berbeda familia. Perbedaan yang mencolok yaitu kera (ape) memiliki postur tubuh lebih besar daripada monyet (monkey). Selain itu, kera tidak memiliki ekor, sebagi contoh adalah lutung, sedangkan monyet memiliki ekor yang digunakan sebagai lengan tambahan untuk berayun di pohon. 
 
Monyet memiliki usia hidup yang lebih pendek dibanding kera. Jika kera dapat hidup hingga 50 tahun, rata-rata monyet hanya mencapai usia 25 tahun.
Jenis-Jenis Kera
Kera termasuk bangsa primata yang terdiri dari empat jenis, yaitu gorila (gibon), simpanse, orang utan (pongo), dan siamang. Jenis-jenis kera ini hidup di hutan dengan makanan pokok dedaunan, kacang, buah-buahan, dan ada juga yang memakan serangga. Gorila dan simpanse hanya hidup di Benua Afrika, sedangkan orang utan dan siamang hidup di Asia Tenggara.
Keempat jenis kera itu memiliki karakteristik berbeda antara satu dengan yang lainnya walaupun semuanya termasuk ke dalam jenis-jenis kera.
Gorila
Gorila adalah jenis kera (primata) terbesar di antara tiga jenis lainnya. Memiliki wajah yang paling sangar dibanding yang lainnya. Berwarna cokelat cenderung hitam dengan rambut tebal dan kaku. Hewan ini memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi. Namun, gorila masih berjalan menggunakan kedua kaki dan kedua tangannya. Uniknya, gorila memiliki tangan yang lebih panjang dibanding kakinya.
Telinganya kecil, namun memiliki tubuh yang berotot besar. Gorila tergolong hewan yang memakan segala atau dinamakan omnivora. Selain memakan sayuran, ia merupakan hewan yang memakan serangga. Ia hidup dengan keluarganya. Biasanya, jika akan tidur, ia akan menyiapkan tempat tidur yang terbuat dari dedaunan, tangkai, atau dari rerumputan.
Simpanse
Simpanse adalah spesies kera yang masuk ke dalam genus Pan. Ia hidup di hutan tropis di Benua Afrika. Kulitnya berwarna hitam kecoklatan dengan bulu hitam. Kera jenis simpanse termasuk anggota keluarga Hominidae. Kera jenis ini memiliki kecerdasan tinggi. Itulah sebabnya simpanse sering dijadikan hewan percobaan oleh manusia, terutama untuk mencoba teknologi-teknologi baru yang nantinya akan digunakan manusia.
Orang Utan
Orang utan yang jumlahnya terbanyak berada di Kalimatan. Berwarna cokelat kemerah-merahan dan memiliki kepala bulat. Bagian kepalanya terlihat walaupun tertutup rambut karena rambutnya jarang-jarang, tidak setebal jenis lainnya. Terutama, jika ia masih kecil. Jika sudah matang secara seksual, orang utan jantan akan memiliki pelipis yang gemuk di kedua pelipisnya.
Kekerabatannya dekat dengan manusia sehingga memiliki kesamaan DNA sebesar 96,4% dengan manusia. Hal itu membuat orang utan memiliki banyak kemiripan dengan manusia, seperti bentuk dan jumlah jari tangan dan kaki, indera yang dimiliki, maupun bentuk telapak tangannya. Tingginya bisa mencapai 1,5 meter.
Siamang
Ciri khas kera ini memiliki wajah berbentuk cincin dan berwarna putih. Tubuhnya ditutupi rambut lebat, kecuali di bagian wajah, telapak tangan dan kaki, dan ketiak. Siamang berwarna hitam legam berlengan panjang dan hidup pada pohon-pohon. Mereka hidup hanya pada kelompok kecil, paling banyak 3 ekor dan tidak memiliki tempat tidur khusus seperti kera lainnya.
Siamang termasuk jenis hewan yang takut pada air seperti kucing. Suaranya sangat keras dan bisa terdengar sampai jarak 6,5 meter. Kera jenis ini sangat tangkas dalam hal bergelantungan dari pohon ke pohon. Ini disebabkan ia mempunyai anyaman antara jari kedua dan ketiganya.
Walaupun memiliki lima jari, ketika berayun di pohon, ia hanya menggunakan empat jari tangannya. Ia juga memiliki tingkat kecerdasa tinggi dibanding hewan jenis lainnya. Mereka menyapih anaknya sampai berusia satu tahun. Kera jenis ini termasuk hewan omnivora yang memakan tumbuhan maupun serangga.