Showing posts with label Antropologi. Show all posts
Showing posts with label Antropologi. Show all posts

Friday, 29 July 2011

Antropometri

Antropometri berasal dari kata anthropos dan metros. Anthropos artinya tubuh dan metros artinya ukuran. Antropometri artinya ukuran dari tubuh.

Antropometri gizi adalah berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.

Keunggulan Antropometri

Beberapa syarat yang mendasari penggunaan antropometri adalah:
  • Alatnya mudah didapat dan digunakan, seperti dacin, pita lingkar lengan atas, mikrotoa, dan alat pengukur panjang bayi yang dapat dibuat sendiri di rumah.
  • Pengukuran dapat dilakukan berulang-ulang dengan mudah dan objektif
  • Pengukuran dapat dilakukan bukan hanya oleh tenaga khusus profesional, tapi juga oleh tenaga lain setelah dilatih untuk itu.
  • Biaya relatif murah
  • Hasilnya mudah disimpulkan, karena mempunyai ambang batas.
  • Secara alamiah diakui kebenaranya.

Kelemahan Antropometri
  • Tidak sensitif
  • Faktor diluar gizi (penyakit, genetik, dan penurunan penggunaan energi)
  • Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapat mempungaruhi presisi, akurasi, dan validitas pengukuran antropometri gizi.
  • Kesalahan terjadi karena:
    • Pengukuran
    • Perubahan hasil pengukuran baik fisik maupun komposisi jaringan
    • Analisis dan asumsi yang keliru
  • Sumber kesalahan, biasanya berhubungan dengan:
    • Latihan petugas yang tidak cukup
    • Kesalahan alat atau alat tidak ditera
    • Kesulitan pengukuran

Jenis Parameter

A. Berat badan

Merupakan ukuran antropometri yang terpenting dan paling sering digunakan pada bayi baru lahir (neonatus). Berat badan digunakan untuk mendiagnosa bayi normal atau BBLR. Berat badan merupakan pilihan utama karena berbagai pertimbangan:
  • Parameter yang baik, mudah terlihat perubahan dalam waktu singkat.
  • Memberi gambaran status gizi sekarang dan gambaran yang baik tentang pertumbuhan
  • Merupakan ukuran antropometri yang sudah dipakai secara umum dan luas.
  • Ketelitian pengukuran tidak banyak dipengaruhi oleh ketrampilan pengukur
  • KMS (Kartu Menuju Sehat) yang digunakan sebagai alat yang baik untuk pendidikan dan monitor kesehatan anak menggunakan juga berat badan sebagai dasar pengisian.

Alat yang digunakan di lapangan sebaiknya memenuhi beberapa persyaratan:
  • Mudah digunakan dan dibawa dari satu tempat ke tempat lain.
  • Mudah diperoleh dan relatif murah harganya.
  • Ketelitian penimbangan sebaiknya maksimum 0,1 kg
  • Skala mudah dibaca
  • Cukup aman untuk menimbang anak balita.

Cara menimbang / mengukur berat badan:

Langkah I, Gantungkan dacin pada dahan pohon, palang rumah atau penyangga kaki tiga

Langkah 2, Periksalah apakah dacin sudah tergantung kuat

Langkah 3, Sebelum dipakai, letakkan bandul geser pada angka 0 (nol)

Langkah 4, Pasanglah celana timbang, kotak timbang, atau sarung timbang yang kosong pada dacin.

Langkah 5, Seimbangkan dacin yang sudah dibebani celana timbang

Langkah 6, Anak di timbang dan seimbangkan dacin

Langkah 7, Tentukan berat badan anak dengan membaca angka diujung bandul geser.

Langkah 8, Catat hasil penimbangan di atas pada secarik kertas

Langkah 9, Geserlah bandul ke angka nol, letakkan batang dacin dalam tali pengaman, setelah itu bayi atau anak, baru dapat diturunkan.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menimbang berat badan anak:
  • Pemeriksaan alat timbangan
  • Anak balita yang ditimbang
  • Keamanan
  • Pengetahuan dasar petugas.

B. Umur

Faktor umur sangat penting dalam menentukan status gizi. Menurut Puslitbang Gizi Bogor (1980), batasan umur digunakan adalah tahun umur penuh dan untuk anak 0-2 tahun digunakan bulan penuh.
Contoh : tahun usia penuh.
Umur : 7 tahun 2 bulan dihitung 7 tahun
6 tahun 11 bulan dihitung 6 tahun.

C. Tinggi Badan

Cara mengukur:
  1. Tempelkan dengan paku mikrotoa tersebut pada dinding yang lurus datar sehingga tepat 2 meter.
  2. Lepaskan sepatu atau sandal.
  3. Anak harus berdiri tegak seperti sikap siap sempurna
  4. Turunkan mikrotoa sampai rapat pada kepala bagian atas, siku-siku harus lurus menempel pada dinding.
  5. Baca angka pada skala yang nampak pada lubang dalam gulungan mikrotoa.

D. Lingkar Lengan Atas
  • Baku lingkar lengan atas yang digunakan sekarang belum dapat mendapat pengujian memadai untuk digunakan di Indonesia.
  • Kesalahan pengukuran LLA (ada berbagai tingkat ketrampilan pengukur) relatif lebih besar dibandingkan dengan tinggi badan, mengingat batas antara baku dengan gizi kurang, lebih sempit pada LLA dari pada tinggi badan.
  • Lingkar lengan atas sensitif untuk suatu golongan.

Cara mengukur:
  1. Yang diukur adalah pertengahan lengan atas sebelah kiri
  2. Lengan dalam keadaan bergantung bebas, tidak tertutup kain atau pakaian
  3. Pita dilingkarkan pada pertengahan lengan tersebut sampai cukup terukur keliling lingkaran lengan.

E. Lingkar Kepala

Lingkar kepala adalah standar prosedur dalam ilmu kedokteran anak praktis, yang biasanya untuk memeriksa keadaan patologi dari besarnya kepala atau peningkatan ukuran kepala.

Alat dan tehnik pengukuran:

Alat yang sering digunakan dibuat dari serat kaca (fiber glas) dengan lebar kurang dari 1 cm, fleksibel, tidak mudah patah, pengukuran sebaiknya dibuat mendekati 1 desimal, caranya dengan melingkarkan pita pada kepala.

F. Lingkar Dada

Biasanya dilakukan pada anak berumur 2-3 tahun, karena rasio lingkar kepala dan lingkar dada sama pada umur 6 bulan.

Alat dan tehnik pengukuran:

Alat yang digunakan adalah pita kecil, tidak mudah patah, biasanya terbuat dari serat kaca (fiber glas). Pengukuran dilakukan pada garis puting susu. Masalah yang sering dijumpai adalah mengenai akurasi pengukuran (pembaca), karena pernapasan anak yang tidak teratur.


Antropologi

Dilengkapi : 27 September 2013

Antropologi adalah suatu studi ilmu yang mempelajari tentang manusia baik dari segi budaya, perilaku, keanekaragaman, dan lain sebagainya. Antropologi adalah istilah kata bahasa Yunani yang berasal dari kata anthropos dan logos. Anthropos berarti manusia dan logos memiliki arti cerita atau kata.

Antropologi berasal dari kata anthropos yang berarti “manusia“, dan logos yang berarti ilmu. Antropologi mempelajari manusia sebagai makhluk biologis sekaligus makhluk sosial. Para ahli mendefinisikan antropologi sebagai berikut:

William A. Haviland

Antropologi adalah studi tentang umat manusia, berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya serta untuk memperoleh pengertian yang lengkap tentang keanekaragaman manusia.

David Hunter

Antropologi adalah ilmu yang lahir dari keingintahuan yang tidak terbatas tentang umat manusia.

Koentjaraningrat

Antropologi adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada umumnya dengan mempelajari aneka warna, bentuk fisik masyarakat serta kebudayaan yang dihasilkan.
Dari definisi tersebut, dapat disusun pengertian sederhana antropologi, yaitu sebuah ilmu yang mempelajari manusia dari segi keanekaragaman fisik serta kebudayaan (cara-cara berprilaku, tradisi-tradisi, nilai-nilai) yang dihasilkan sehingga setiap manusia yang satu dengan yang lainnya berbeda-beda.

Objek dari antropologi adalah manusia di dalam masyarakat suku bangsa, kebudayaan dan prilakunya. Ilmu pengetahuan antropologi memiliki tujuan untuk mempelajari manusia dalam bermasyarakat suku bangsa, berperilaku dan berkebudayaan untuk membangun masyarakat itu sendiri.

Cabang Utama dan Turunan Antropologi :

Secara garis besar, Antropologi dibagi menjadi 2 cabang besar, yaitu Antropologi Fisik dan Antropologi Budaya.

A. Antropologi Fisik

Antropologi fisik mempelajari ciri-ciri fisik manusia, misalnya pengaruh evolusi ukuran otak manusia terhadap perkembangan kebudayaan. Antropologi fisik terbagi lagi menjadi Paleontologi  dan Somatologi.dimana  bidang paleontologi manusia mempelajari tentang munculnya manusia dan perkembangannya sedangkan bidang variasi manusia mempelajari bagaimana dan apa sebabnya manusia masa sekarang, berbeda secara biologis.
  1. Paleoantrologi adalah ilmu yang mempelajari asal usul manusia, perkembangan dan evolusi manusia dengan meneliti fosil-fosil. 
  2.  Somatologi adalah ilmu yang mempelajari keberagaman ras manusia untuk mengetahui bagaimana dan apa sebabnya manusia sekarang, berbeda secara biologis,  dengan mengamati ciri-ciri fisik.
B. Antropologi Budaya,

Umumnya istilah kebudayaan mencakup cara berfikir dan cara berlaku yang merupakan ciri khas suatu bangsa atau masyarakat tertentu. Lebih dari itu, kebudayaan juga terdiri dari hal-hal seperti bahasa, ilmu pengetahuan, hukum-hukum, kepercayaan, agama, kegemaran makanan tertentu, musik, kebiasaan pekerjaan, larangan-larangan dan sebagainya.  
  • Prehistori adalah ilmu yang mempelajari sejarah penyebaran dan perkembangan budaya manusia mengenal tulisan.
  • Etnolinguistik antrologi adalah ilmu yang mempelajari suku-suku bangsa yang ada di dunia / bumi.
  • Etnologi adalah ilmu yang mempelajari asas kebudayaan manusia di dalam kehidupan masyarakat suku bangsa di seluruh dunia.
  • Etnopsikologi adalah ilmu yang mempelajari kepribadian bangsa serta peranan individu pada bangsa dalam proses perubahan adat istiadat dan nilai universal dengan berpegang pada konsep psikologi.
Di samping itu ada pula cabang ilmu antropologi terapan dan antropologi spesialisasi. Antropology spesialisasi contohnya seperti antropologi politik, antropologi kesehatan, antropologi ekonomi, dan masih banyak lagi yang lainnya.

Sejarah

Seperti halnya sosiologi, antropologi sebagai sebuah ilmu juga mengalami tahapan-tahapan dalam perkembangannya. Koentjaraninggrat menyusun perkembangan ilmu Antropologi menjadi empat fase sebagai berikut:

Fase Pertama (Sebelum tahun 1800-an)

Manusia dan kebudayaannya, sebagai bahan kajian Antropologi.

Sekitar abad ke-15-16, bangsa-bangsa di Eropa mulai berlomba-lomba untuk menjelajahi dunia. Mulai dari Afrika, Amerika, Asia, hingga ke Australia. Dalam penjelajahannya mereka banyak menemukan hal-hal baru. Mereka juga banyak menjumpai suku-suku yang asing bagi mereka. Kisah-kisah petualangan dan penemuan mereka kemudian mereka catat di buku harian ataupun jurnal perjalanan. Mereka mencatat segala sesuatu yang berhubungan dengan suku-suku asing tersebut. Mulai dari ciri-ciri fisik, kebudayaan, susunan masyarakat, atau bahasa dari suku tersebut. Bahan-bahan yang berisi tentang deskripsi suku asing tersebut kemudian dikenal dengan bahan etnografi atau deskripsi tentang bangsa-bangsa.

Bahan etnografi itu menarik perhatian pelajar-pelajar di Eropa. Kemudian, pada permulaan abad ke-19 perhatian bangsa Eropa terhadap bahan-bahan etnografi suku luar Eropa dari sudut pandang ilmiah, menjadi sangat besar. Karena itu, timbul usaha-usaha untuk mengintegrasikan seluruh himpunan bahan etnografi.

Fase Kedua (tahun 1800-an)

Pada fase ini, bahan-bahan etnografi tersebut telah disusun menjadi karangan-karangan berdasarkan cara berpikir evolusi masyarakat pada saat itu. masyarakat dan kebudayaan berevolusi secara perlahan-lahan dan dalam jangka waktu yang lama. Mereka menganggap bangsa-bangsa selain Eropa sebagai bangsa-bangsa primitif yang tertinggal, dan menganggap Eropa sebagai bangsa yang tinggi kebudayaannya

Pada fase ini, Antopologi bertujuan akademis, mereka mempelajari masyarakat dan kebudayaan primitif dengan maksud untuk memperoleh pemahaman tentang tingkat-tingkat sejarah penyebaran kebudayaan manusia.

Fase Ketiga (awal abad ke-20)

Pada fase ini, negara-negara di Eropa berlomba-lomba membangun koloni di benua lain seperti Asia, Amerika, Australia dan Afrika. Dalam rangka membangun koloni-koloni tersebut, muncul berbagai kendala seperti serangan dari bangsa asli, pemberontakan-pemberontakan, cuaca yang kurang cocok bagi bangsa Eropa serta hambatan-hambatan lain. Dalam menghadapinya, pemerintahan kolonial negara Eropa berusaha mencari-cari kelemahan suku asli untuk kemudian menaklukannya. Untuk itulah mereka mulai mempelajari bahan-bahan etnografi tentang suku-suku bangsa di luar Eropa, mempelajari kebudayaan dan kebiasaannya, untuk kepentingan pemerintah kolonial.

Fase Keempat (setelah tahun 1930-an)

Pada fase ini, Antropologi berkembang secara pesat. Kebudayaan-kebudayaan suku bangsa asli yang di jajah bangsa Eropa, mulai hilang akibat terpengaruh kebudayaan bangsa Eropa.
Pada masa ini pula terjadi sebuah perang besar di Eropa, Perang Dunia II. Perang ini membawa banyak perubahan dalam kehidupan manusia dan membawa sebagian besar negara-negara di dunia kepada kehancuran total. Kehancuran itu menghasilkan kemiskinan, kesenjangan sosial, dan kesengsaraan yang tak berujung.

Namun pada saat itu juga, muncul semangat nasionalisme bangsa-bangsa yang dijajah Eropa untuk keluar dari belenggu penjajahan. Sebagian dari bangsa-bangsa tersebut berhasil mereka. Namun banyak masyarakatnya yang masih memendam dendam terhadap bangsa Eropa yang telah menjajah mereka selama bertahun-tahun.

Proses-proses perubahan tersebut menyebabkan perhatian ilmu antropologi tidak lagi ditujukan kepada penduduk pedesaan di luar Eropa, tetapi juga kepada suku bangsa di daerah pedalaman Eropa seperti suku bangsa Soami, Flam dan Lapp.

Thursday, 24 March 2011

Arkeologi


Arkeologi adalah bagian dari Antropologi budaya yang mempelajari tentang sejarah manusia dan penyebarannya, mempelajari hasil kebudayaan manusia pada masa lalu, termasuk arsitekturnya dengan melalui obyek penelitian, survei penggalian artefak (benda-benda peninggalan) dan menganalisisnya.

Kata archaeology dalam bahasa Inggris berasal dari dua kata Yunani, archaios, yang berarti "purbakala atau kuno", atau logos, yang berarti “ilmu,” "kata," "perkara," "cerita," atau "percakapan." Archaeology secara harfiah berarti "cerita (atau percakapan) tentang perkara-perkara purbakala," dan adakalanya orang menggunakan kata itu untuk mengacu kepada sejarah purbakala pada umumnya. Namun, kata arkeologi biasanya diterapkan pada sumber-sumber sejarah yang tak diketahui sebelum berbagai penggalian menemukannya. Nama alternatif arkeologi adalah ilmu sejarah kebudayaan material.

Arkeologi mempelajari kebudayaan (manusia) masa lalu melalui kajian sistematis atas data bendawi yang ditinggalkan. Kajian sistematis meliputi penemuan, dokumentasi, analisis, dan interpretasi data berupa artefak (budaya bendawi, seperti kapak batu dan bangunan candi) dan ekofak (benda lingkungan, seperti batuan, rupa muka bumi, dan fosil) maupun fitur (artefaktual yang tidak dapat dilepaskan dari tempatnya (situs arkeologi).. Teknik penelitian yang khas adalah penggalian (ekskavasi) arkeologis, meskipun survei juga mendapatkan porsi yang cukup besar.

Dalam perkembangan selanjutnya dirumuskan bahwa arkeologi merupakan ilmu yang mempelajari kehidupan manusia pada masa lalu maupun modern yang menekankan pada hubungan semua benda-benda kebudayaannya dengan tingkah laku manusia pada keseluruhan waktu dan tempat.Secara garis besar tujuan arkeologi yaitu berusaha untuk mengungkapkan tingkah laku manusia masa lalu.

Tujuan arkeologi beragam dan menjadi perdebatan yang panjang. Di antaranya adalah yang disebut dengan paradigma arkeologi, yaitu menyusun sejarah kebudayaan, memahami perilaku manusia, serta mengerti proses perubahan budaya. Karena bertujuan untuk memahami budaya manusia, maka ilmu ini termasuk ke dalam kelompok ilmu humaniora. Meskipun demikian, terdapat berbagai ilmu bantu yang digunakan, antara lain sejarah, antropologi, geologi (dengan ilmu tentang lapisan pembentuk bumi yang menjadi acuan relatif umur suatu temuan arkeologis), geografi, arsitektur, paleoantropologi dan bioantropologi, fisika (antara lain dengan karbon c-14 untuk mendapatkan pertanggalan mutlak), ilmu metalurgi (untuk mendapatkan unsur-unsur suatu benda logam), serta filologi (mempelajari naskah lama).

Atas dasar itu terdapat sejumlah tujuan yang ingin dicapai dalam studi arkeologi, diantaranya:
 
1. merekonstruksi sejarah kebudayaan
2. merekonstruksi cara-cara hidup manusia
3. merekonstruksi proses budaya

Sedangkan istilah Arkeolog adalah penyelidik masa lalu yang menggali situs-situs purbakala dan menyelidiki apa yang mereka temukan dalam hubungan dengan setiap situs. Di Timur Dekat para arkeolog lebih banyak mengandalkan benda-benda sejarah ini untuk pengetahuan mereka daripada yang mereka lakukan bila menggali kota-kota di Italia atau Yunani karena sedikit sekali kesusastraan yang bertahan dari Timur Dekat kuno. Apabila seorang arkeolog menemukan naskah-naskah tertulis, ia menyerahkannya kepada seorang ahli dalam bahasa atau kebudayaan itu, yang menerjemahkannya dan membandingkannya dengan kepingan-kepingan sastra lainnya dari zaman itu.

Antropologi Sosial


Generalizing Approach ( antropologi sosial ) dalam etnologi mencari azas persamaan di belakang aneka warna dalam beribu-ribu masyarakat dari kelompok-kelompok manusia di muka bumi ini. Pengertian tentang azas tersebut dapat dicapai dengan metode-metode yang dimasukkan ke dalam dua golongan. 

Golongan pertama, terdiri dari metode yang menuju kearah penelitian mendalam dan bulat dari sejumlah masyarakat dan kebudayaan yang terbatas (tiga sampai paling banyak lima). Metode ini menyebabkan bahwa seorang sarjana antropologi mencapai suatu pengertian bulat tentang unsur-unsur kebudayaan tertentu dalam rangka masyarakat-masyarakat lain pada umumnya.

Golongan kedua, terdiri dari metode yang menuju kearah perbandingan merata dari sejumlah unsur terbatas dalam suatu jumlah masyarakat yang sebanyak mungkin ( dua-tiga ratus atau lebih). Dalam metode ini pengertian tentang azas-azas masyarakat dan kebudayaan manusia dicapai melalui sifat aneka warna atau diversitasnya.
Kedua golongan metode seperti yang diuraikan di atas tadi itu dalam cara berpikir seorang sarjana antropologi tentu tidak terlepas satu dengan lain, tetapi selalu saling terkait.

Penerapan dari ilmu antropologi mula-mula adalah terhadap masalah pembangunan masyarakat desa, kemudian lebih luas lagi yaitu terhadap masalah ekonomi pedesaan, terhadap masalah kesehatan rakyat pedesaan, terhadap masalah kependudukan dan lain-lain, yang telah menimbulkan berbagai spesialisasi dalam ilmu antropologi.

Antropologi sosial sering kali disebut antropologi sosial budaya, karena masyarakat dan budaya merupakan satu kesatuan sistem yang tidak terpisahkan. Antropologi ini tertarik untuk mempelajari struktur dan fungsi kelompok dengan melihat fenomena-fenomena seperti materi kebudayaan, bahasa, karya seni, dan agama, yang lebih menekankan institusi daripada melihat manusia sebagai pribadi.

Contoh :

Penelitian mengenai kondisi wilayah suatu desa tertentu dengan melakukan pengamatan. Dengan cara mengamati kondisi geografis wilayah yang diteliti, kemudian melihat keadaan masyarakat setempat sesuai kondisi geografis wilayah tersebut. Meneliti terbentuknya organisasi dan struktur social yang ada di masyarakat setempat. Serta interaksi sosial yang terjadi pada masyarakat. 

Misalnya desa Kemloko di kabupaten Temanggung yang daerahnya terletak di lereng gunung Sumbing yang mempunyai hawa dingin dan cocok untuk tanaman tembakau, sehingga mayoritas masyarakatnya bekerja sebagai petani tembakau. Hal ini mempengaruhi struktur sosial di desa Kemloko. Seperti adanya petani tembakau, pedagangnya dan distributornya ke kota. Selain juga ada yang bekerja sebagai pedagang dan pegawai. Organisasi sosial yang ada di desa Kemloko antara lain adalah PKK,LKMD dan Karang Taruna.

Antropologi Budaya


Menurut orang awam membicarakan Antropologi hanyalah berfikir tentang fosil-fosil. Memang pemikiran yang demikian tidak selamanya salah, karena mempelajari fosil merupakan suatu cabang penelitian Antropologi. Meletakkan pada budaya manusia atau cara hidupnya dalam masyarakat. 

Antropologi budaya  adalah Ilmu yang melihat atau mempelajari manusia, berkaitan dengan materi-materi kebudayaan, seperti misalnya, alat-alat hidup, perumahan, kesenian, norma, perilaku dan lain sebagainya yang ada dalam masyarakat.

Adapun yang termasuk dalam antropologi budaya antara lain :
  • Arkeologi : Bagian dari antropologi budaya yang mempelajari tentang sejarah manusia dan penyebarannya melalui obyek penelitian artefak (benda-benda peninggalan).
  • Etnolinguistik : Bagian dari antropologi budaya yang mempelajari Timbulnya bahasa, bagaimana terjadinya variasi dalam bahasa serta penyebaran bahasa umat manusia di dunia.
  • Etnografi : Ilmu ini mempelajari mengenai berbagai kebudayaan pada suatu masyarakat secara mendetail pada suatu kenyataan berupa aktivitas nyata masyarakat. Kenyataan diperoleh dari berbagai observasi yang biasanya dilakukan oleh Antropologi budaya. Sebenarnya beberapa tahun yang lalu para ahli tersebut hanya berpegang pada teori untuk memprediksi aktivitas dalam masyarakat, sekarang telah meninggalkan teori-teori itu dan langsung pergi ke lapangan, hidup dengan orang-orang primitif, makan, tinggal, dan ingin mengetahui nilai-nilai serta motivasi mereka.
  • Etnologi : Bagian dari antropologi budaya yang mencoba menelusuri asas-asas manusia dengan meneliti seperangkat pola kebudayaan suatu suku bangsa yang menyebar di seluruh dunia. Obyek penelitiannya adalah pola kelakuan masyarakat ( adat istiadat, kekerabatan, kesenian, dan sebagainya) serta dinamika kebudayaan ( perubahan, pelembagaan dan interaksi).
    Contoh :

    Seorang peneliti melakukan penelitian di daerah Singkep, Blora tepatnya pada masyarakat Suku Samin. Ia meneliti mengenai alat-alat hidup, perumahan, kesenian, adapt istiadat (kebudayaan), norma, serta perilaku masyarakat Suku Samin. Dimana mata pencahariannya masih bertumpu pada pertanian dan masih memegang teguh kepercayaan yang dibawa oleh pendirinya Samin Surosentiko.