Thursday, 24 March 2011

Arkeologi


Arkeologi adalah bagian dari Antropologi budaya yang mempelajari tentang sejarah manusia dan penyebarannya, mempelajari hasil kebudayaan manusia pada masa lalu, termasuk arsitekturnya dengan melalui obyek penelitian, survei penggalian artefak (benda-benda peninggalan) dan menganalisisnya.

Kata archaeology dalam bahasa Inggris berasal dari dua kata Yunani, archaios, yang berarti "purbakala atau kuno", atau logos, yang berarti “ilmu,” "kata," "perkara," "cerita," atau "percakapan." Archaeology secara harfiah berarti "cerita (atau percakapan) tentang perkara-perkara purbakala," dan adakalanya orang menggunakan kata itu untuk mengacu kepada sejarah purbakala pada umumnya. Namun, kata arkeologi biasanya diterapkan pada sumber-sumber sejarah yang tak diketahui sebelum berbagai penggalian menemukannya. Nama alternatif arkeologi adalah ilmu sejarah kebudayaan material.

Arkeologi mempelajari kebudayaan (manusia) masa lalu melalui kajian sistematis atas data bendawi yang ditinggalkan. Kajian sistematis meliputi penemuan, dokumentasi, analisis, dan interpretasi data berupa artefak (budaya bendawi, seperti kapak batu dan bangunan candi) dan ekofak (benda lingkungan, seperti batuan, rupa muka bumi, dan fosil) maupun fitur (artefaktual yang tidak dapat dilepaskan dari tempatnya (situs arkeologi).. Teknik penelitian yang khas adalah penggalian (ekskavasi) arkeologis, meskipun survei juga mendapatkan porsi yang cukup besar.

Dalam perkembangan selanjutnya dirumuskan bahwa arkeologi merupakan ilmu yang mempelajari kehidupan manusia pada masa lalu maupun modern yang menekankan pada hubungan semua benda-benda kebudayaannya dengan tingkah laku manusia pada keseluruhan waktu dan tempat.Secara garis besar tujuan arkeologi yaitu berusaha untuk mengungkapkan tingkah laku manusia masa lalu.

Tujuan arkeologi beragam dan menjadi perdebatan yang panjang. Di antaranya adalah yang disebut dengan paradigma arkeologi, yaitu menyusun sejarah kebudayaan, memahami perilaku manusia, serta mengerti proses perubahan budaya. Karena bertujuan untuk memahami budaya manusia, maka ilmu ini termasuk ke dalam kelompok ilmu humaniora. Meskipun demikian, terdapat berbagai ilmu bantu yang digunakan, antara lain sejarah, antropologi, geologi (dengan ilmu tentang lapisan pembentuk bumi yang menjadi acuan relatif umur suatu temuan arkeologis), geografi, arsitektur, paleoantropologi dan bioantropologi, fisika (antara lain dengan karbon c-14 untuk mendapatkan pertanggalan mutlak), ilmu metalurgi (untuk mendapatkan unsur-unsur suatu benda logam), serta filologi (mempelajari naskah lama).

Atas dasar itu terdapat sejumlah tujuan yang ingin dicapai dalam studi arkeologi, diantaranya:
 
1. merekonstruksi sejarah kebudayaan
2. merekonstruksi cara-cara hidup manusia
3. merekonstruksi proses budaya

Sedangkan istilah Arkeolog adalah penyelidik masa lalu yang menggali situs-situs purbakala dan menyelidiki apa yang mereka temukan dalam hubungan dengan setiap situs. Di Timur Dekat para arkeolog lebih banyak mengandalkan benda-benda sejarah ini untuk pengetahuan mereka daripada yang mereka lakukan bila menggali kota-kota di Italia atau Yunani karena sedikit sekali kesusastraan yang bertahan dari Timur Dekat kuno. Apabila seorang arkeolog menemukan naskah-naskah tertulis, ia menyerahkannya kepada seorang ahli dalam bahasa atau kebudayaan itu, yang menerjemahkannya dan membandingkannya dengan kepingan-kepingan sastra lainnya dari zaman itu.

No comments:

Post a Comment