Meteorologi adalah ilmu yang mempelajari atmosfer bumi khususnya untuk keperluan prakiraan cuaca. Kata ini berasal dari bahasa Yunani meteoros atau ruang atas (atmosfer), dan logos atau ilmu. Meteorologi adalah ilmu pengetahuan terapan yang berbasis matematika dan fisika yang mempelajari, mengkaji, dan membahas fenomena, proses dan gejala perubahan cuaca yang terjadi di atmosfer. Hasil proses data meteorologi dalam aplikasi skala global dimanfaatkan dalam klimatologi yang menjelaskan berbagai fenomena dan gejala atmosfer jangka panjang.
Kondisi meteorologi wilayah Indonesia tergolong unik, karena di samping merupakan Negara kepulauan namun juga berfungsi sebagai benua maritim yang sangat dipengaruhi oleh perubahan-perubahan kondisi cuaca dan iklim regional dikawasan benua asia dan Australia, serta samudera hindia dan pasifik.
Sejarah Meteorologi
Pada tahun 350 Sebelum Masehi, Aristoteles menulis tentang Meteorologi. Aristoteles dianggap sebagai pendiri meteorologi. Salah satu prestasi yang paling mengesankan yang digambarkan olehnya dalam Meteorologi adalah deskripsi dari apa yang sekarang dikenal sebagai siklus hidrologi.
Ilmuwan Yunani, Theophrastus, menyusun sebuah buku tentang peramalan cuaca, yang disebut Kitab Tanda. Karya Theophrastus tetap menjadi dominan dalam studi pengaruh cuaca dan prakiraan cuaca selama hampir 2.000 tahun. Pada tahun 25 Masehi, Pomponius Mela, seorang ahli geografi untuk Kekaisaran Romawi, meresmikan sistem zona iklim.
Sekitar abad ke 9, Al-Kindi (Alkindus), seorang naturalis Arab, menulis sebuah risalah meteorologi berjudul Risalah fi l-Failali illa al-Madd wa l-l-Fazr (Risalah tentang Penyebab Efisien Aliran dan Ebb), di mana ia menyajikan sebuah argumen pada gelombang yang “tergantung pada perubahan-perubahan yang terjadi dalam tubuh karena naik turunnya suhu.”
Juga pada abad ke-9, Al-Dinawari, seorang Kurdi naturalis, menulis Kitab al-Nabat (Book of Plants), di mana ia berkaitan dengan penerapan meteorologi pertanian selama Revolusi Pertanian Muslim. Dia menggambarkan karakter meteorologi langit, planet-planet dan bintang-bintang, matahari dan bulan, yang mengindikasikan fase lunar musim dan hujan, anwa (benda-benda langit hujan), dan fenomena atmosfer seperti angin, guntur, petir, salju, banjir , lembah, sungai, danau, sumur dan sumber air lainnya.
Fenomena meteorologi adalah suatu fenomena cuaca yang dapat dijelaskan dengan prinsip meteorologi. Berikut adalah contoh-contoh fenomena meteorologi.
Fenomena umum
- Angin Föhn
- Angin
- Antisiklon
- Awan
- Badai pasir
- Badai tropis
- Guruh
- Hujan
- Massa udara
- Petir
- Salju
- Siklon Arktik
- Siklon Subtropis
- Siklon tropis
- Tornado
Fenomena khusus
- Halo
- Pelangi
No comments:
Post a Comment