Thursday, 3 March 2011

Ikterus Neonatorum


Ikterus adalah warna kuning pada kulit, konjungtiva dan selaput akibat penumpukan bilirubin. Sedangkan hiperbilirubinemia adalah ikterus dengan konsentrasi bilirubin serum yang menjurus ke arah terjadinya kernikterus atau ensefalopati bilirubin bila kadar bilirubin yang tidak dikendalikan.
Ada beberapa keadaan ikterus yang cenderung menjadi patologik:
  1. Ikterus klinis terjadi pada 24 jam pertama kehidupan
  2. Peningkatan kadar bilirubin serum sebanyak 5mg/dL atau lebih setiap 24 jam
  3. Ikterus yang disertai proses hemolisis (inkompatabilitas darah, defisiensi G6PD, atau sepsis)
  4. Ikterus yang disertai oleh:
    • Berat lahir <2000 gram
    • Masa gestasi 36 minggu
    • Asfiksia, hipoksia, sindrom gawat napas pada neonates (SGNN)
    • Infeksi
    • Trauma lahir pada kepala
    • Hipoglikemia, hiperkarbia
    • Hiperosmolaritas darah
  5. Ikterus klinis yang menetap setelah bayi berusia >8 hari (pada NCB) atau >14 hari (pada NKB)
Gejala dan tanda klinis

Gejala utamanya adalah kuning di kulit, konjungtiva dan mukosa. Disamping itu dapat pula disertai dengan gejala-gejala:
  1. Dehidrasi
    • Asupan kalori tidak adekuat (misalnya: kurang minum, muntah-muntah)
  2. Pucat
    • Sering berkaitan dengan anemia hemolitik (mis. Ketidakcocokan golongan darah ABO, rhesus, defisiensi G6PD) atau kehilangan darah ekstravaskular.
  3. Trauma lahir
    • Bruising, sefalhematom (peradarahn kepala), perdarahan tertutup lainnya.
  1. Pletorik (penumpukan darah)
    • Polisitemia, yang dapat disebabkan oleh keterlambatan memotong tali pusat, bayi KMK
  2. Letargik dan gejala sepsis lainnya
  3. Petekiae (bintik merah di kulit)
    • Sering dikaitkan dengan infeksi congenital, sepsis atau eritroblastosis
  1. Mikrosefali (ukuran kepala lebih kecil dari normal)
    • Sering berkaitan dengan anemia hemolitik, infeksi kongenital, penyakit hati
  2. Hepatosplenomegali (pembesaran hati dan limpa)
  3. Omfalitis (peradangan umbilikus)
  4. Hipotiroidisme (defisiensi aktivitas tiroid)
  5. Massa abdominal kanan (sering berkaitan dengan duktus koledokus)
  6. Feses dempul disertai urin warna coklat
    • Pikirkan ke arah ikterus obstruktif, selanjutnya konsultasikan ke bagian hepatologi.
Penatalaksanaan
Pemeriksaan penunjang
Penatalaksanaan
  1. Pertimbangkan terapi sinar pada:
o    NCB (neonatus cukup bulan) – SMK (sesuai masa kehamilan) sehat : kadar bilirubin total > 12 mg/dL
o    NKB (neonatus kurang bulan) sehat : kadar bilirubin total > 10 mg/dL
  1. Pertimbangkan tranfusi tukar bila kadar bilirubin indirek > 20 mg/dL
  2. Terapi sinar intensif
    • Terapi sinar intensif dianggap berhasil, bila setelah ujian penyinaran kadar bilirubin minimal turun 1 mg/dL.
Pemeriksaan penunjang
  1. Kadar bilirubin serum (total)
  2. Darah tepi lengkap dan gambaran apusan darah tepi
  3. Penentuan golongan darah dan Rh dari ibu dan bayi
  4. Pemeriksaan kadar enzim G6PD
  5. Pada ikterus yang lama, lakukan uji fungsi hati, uji fungsi tiroid, uji urin terhadap galaktosemia.
  6. Bila secara klinis dicurigai sepsis, lakukan pemeriksaan kultur darah, urin, IT rasio dan pemeriksaan C reaktif protein (CRP).

No comments:

Post a Comment