Saturday, 5 March 2011

Kondensasi

Kondensasi atau pengembunan adalah perubahan wujud benda ke wujud yang lebih padat, seperti gas (atau uap) menjadi cairan. Kondensasi terjadi ketika uap didinginkan menjadi cairan, tetapi dapat juga terjadi bila sebuah uap dikompresi (yaitu, tekanan ditingkatkan) menjadi cairan, atau mengalami kombinasi dari pendinginan dan kompresi. 

Penguapan merupakan contoh dari perubahan fisika, yaitu  perubahan zat yang bersifat sementara, seperti perubahan wujud, bentuk atau ukuran. Perubahan ini tidak menghasilkan zat baru.

Cairan yang telah terkondensasi dari uap disebut kondensat. Sebuah alat yang digunakan untuk mengkondensasi uap menjadi cairan disebut kondenser. Kondenser umumnya adalah sebuah pendingin atau penukar panas yang digunakan untuk berbagai tujuan, memiliki rancangan yang bervariasi, dan banyak ukurannya dari yang dapat digenggam sampai yang sangat besar.

Pengembunan atau kondensasi merupakan proses perubahan zat yang melepaskan kalor/ panas. Kondensasi uap menjadi cairan adalah lawan dari penguapan (evaporasi) dan merupakan proses eksothermik (melepas panas). Air yang terlihat di luar gelas air yang dingin di hari yang panas adalah kondensasi.

Proses terjadinya pengembunan atau kondensasi ini adalah saat uap air di udara melalui permukaan yang lebih dingin dari titik embun uap air, maka uap air ini akan terkondensasi menjadi titik – titik air atau embun.

Proses kondensasi ini dapat dijumpai di alam sekitar kita. Proses terbentuknya awan merupakan proses kondensasi. Uap air yang naik akibat sinar matahari akan terkondensasi di udara, hal ini dikarenakan udara di atas permukaan bumi lebih rendah dari titik embun uap air. Proses kondensasi inilah yang menyebabkan terjadinya awan.


Efek Buruk Kondensasi

Kondensasi pada dasarnya adalah proses yang biasa. Tetapi proses ini menjadi tidak biasa, kalau terjadi pada alat-alat elektronika atau listrik, sebab hal ini dapat menjadi salah satu penyebab kerusakan alat tersebut akibat korsleting

Kondensasi adalah salah satu penyebab paling besar untuk terjadinya korsleting, karena dengan adanya kondensasi maka terciptalah embun air dalam board unit yang dapat menyebabkan bad contact pada alat atau lebih parahnya menyebabkan korsleting.

Oleh karena itu temperature yang disarankan untuk suhu ruangan tempat alat medis biasanya berkisar 17 0C - 20 oC apalagi untuk ruang control panel suatu unit besar seperti CT Scan atau MRI pasti membutuhkan pemantauan suhu khusus walaupun sudah dilengkapi dengan exhaust ruangan atau cooler packet dalam unit.

Perpindahan suhu yang terlalu drastis misalnya dari suhu yang paling dingin sekali, 16 derajat Celcius ke suhu ruangan yang lebih panas misalnya 23 derajat Celcius dimungkinkan adanya embun air yang terjadi, karena hal tersebut.

Faktor yang menentukan terjadinya kondensasi pada alat medis :
- Perpindahan suhu ruangan yang drastis
- Design ruangan, batas antara suhu dalam dan luar ruangan
- Design/bahan cover alat medis
- Gudang penyimpanan

1 comment: