Showing posts with label Urologi. Show all posts
Showing posts with label Urologi. Show all posts

Thursday, 8 March 2012

Pembesaran Prostat

Pembesaran Prostat Jinak (BPH, Benign Prostatic Hyperplasia) adalah pertumbuhan jinak pada kelenjar prostat, yang menyebabkan prostat membesar. Pembesaran prostat sering terjadi pada pria di atas 50 tahun. 

Penyebab

Penyebabnya tidak diketahui, tetapi mungkin akibat adanya perubahan kadar hormon yang terjadi karena proses penuaan.

Kelenjar prostat mengeliling uretra (saluran yang membawa air kemih keluar dari tubuh), sehingga pertumbuhan pada kelenjar secara bertahap akan mempersempit uretra. Pada akhirnya aliran air kemih mengalami penyumbatan. Akibatnya, otot-otot pada kandung kemih tumbuh menjadi lebih besar dan lebih kuat untuk mendorong air kemih keluar.

Jika seorang penderita BPH berkemih, kandung kemihnya tidak sepenuhnya kosong. Air kemih tertahan di dalam kandung kemih, sehingga penderita mudah mengalami infeksi dan membentuk batu. Penyumbatan jangka panjang bisa menyebabkan kerusakan pada ginjal.

Pada penderita BPH, pemakaian obat yang mengganggu aliran air kemih (misalnya antihistamin yang dijual bebas) bisa menyebabkan penyumbatan. 

Gejala

Gejala awal mulai muncul jika prostat yang membesar mulai menyumbat aliran air kemih. Pada mulanya, penderita memiliki kesulitan untuk memulai berkemih. Penderita juga merasakan bahwa proses berkemihnya belum tuntas.

Penderita menjadi lebih sering berkemih pada malam hari (nokturia) dan jika berkemih harus mengedan lebih kuat. Volume dan kekuatan pancaran berkemih juga menjadi berkurang dan pada akhir berkemih air kemih masih menetes. Akibatnya kandung kemih terisi penuh sehingga terjadi inkontinensia uri (beser).

Pada saat penderita mengedan untuk berkemih, vena-vena kecil pada uretra dan kandung kemih bisa pecah sehingga pada air kemih terdapat darah.

Penyumbatan total menyebabkan penderita tidak dapat berkemih sehingga penderita merasakan kandung kemihnya penuh dan timbul nyeri hebat di perut bagian bawah.

Jika terjadi infeksi kandung kemih, akan timbul rasa terbakar selama berkemih, juga demam.
Air kemih yang tertahan di kandung kemih juga menyebabkan bertambahnya tekanan pada ginjal, tetapi jarang menyebabkan kerusakan ginjal yang menetap.

Diagnosa

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.

Dilakukan pemeriksaan colok dubur untuk merasakan/meraba kelenjar prostat.
Dengan pemeriksaan ini bisa diketahui adanya pembesaran prostat, benjolan keras (menunjukkan kanker) dan nyeri tekan (menunjukkan adanya infeksi).

Biasanya dilakukan pemeriksaan darah untuk mengetahui fungsi ginjal dan untuk penyaringan kanker prostat (mengukur kadar antigen spesifik prostat atau PSA). Pada penderita BPH, kadar PSA meningkat sekitar 30-50%. Jika terjadi peningkatan kadar PSA, maka perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk menentukan apakah penderita juga menderita kanker prostat.

Untuk mengukur jumlah air kemih yang tersisa di dalam kandung kemih setelah penderita berkemih, dilakukan pemasangan kateter atau penderita diminta untuk berkemih ke dalam sebuah uroflometer (alat yang digunakan untuk mengukur laju aliran air kemih).

Dengan menggunakan USG, bisa diketahui ukuran kelenjar dan ditentukan penyebab terjadinya BPH.

Kadang dilakukan pemeriksaan dengan endoskopi yang dimasukkan melalui uretra untuk mengetahui penyebab lainnya dari penyumbatan aliran air kemih.

Untuk mengetahui adanya penyumbatan aliran air kemih bisa dilakukan pemeriksaan rontgen IVP. Analisa air kemih dilakukan untuk melihat adanya darah atau infeksi. 


Pengobatan

Obat-obatan
  1. Alfa 1-blocker
    Contohnya doxazosin, prazosin, tamsulosin dan terazosin.
    Obat-obat tersebut menyebabkan pengenduran (relaksasi) otot-otot pada kandung kemih sehingga penderita lebih mudah berkemih.
  2. Finasterid
    Finasterid menyebabkan berkurangnya kadar hormon prostat sehingga memperkecil ukuran prostat.

    Obat ini juga menyebabkan meningkatnya laju aliran air kemih dan mengurangi gejala. Tetapi diperlukan waktu sekitar 3-6 bulan sampai terjadinya perbaikan yang berarti.
    Efek samping dari Finasterid adalah berkurangnya gairah seksual dan impotensi.
  3. Obat lainnya
    Untuk mengobati prostatitis kronis, yang seringkali menyertai BPH, diberikan antibiotik. 
Pembedahan
 
Pembedahan biasanya dilakukan terhadap penderita yang mengalami: 
  • inkontinensia uri
  • hematuria (darah dalam air kemih) 
  • retensio uri (air kemih tertahan di dalam kandung kemih) 
  • infeksi saluran kemih berulang.
Pemilihan prosedur pembedahan biasanya tergantung kepada beratnya gejala serta ukuran dan bentuk kelenjar prostat.
  1. TURP (trans-urethral resection of the prostate)
    TURP merupakan pembedahan BPH yang paling sering dilakukan. Endoskopi
    dimasukkan melalui penis (uretra). Keuntungan dari TURP adalah tidak dilakukan sayatan, sehingga mengurangi resiko terjadinya infeksi.

    Sebanyak 88% penderita yang menjalani TURP mengalami perbaikan yang berlangsung selama 10-15 tahun. Impotensi terjadi pada 13,6% penderita dan 1% penderita mengalami inkontinensia uri.
  2. TUIP (trans-urethral incision of the prostate)
    TUIP menyerupai TURP, tetapi biasanya dilakukan pada penderita yang memiliki prostat relatif kecil. Pada jaringan prostat dibuat sebuah sayatan kecil untuk melebarkan lubang uretra dan lubang pada kandung kemih, sehingga terjadi perbaikan laju aliran air kemih dan gejala berkurang.

    Komplikasi yang mungkin terjadi adalah perdarahan, infeksi, penyempitan uretra dan impotensi.
  3. Prostatektomi terbuka.
    Sebuah sayatan bisa dibuat di perut (melalui struktur di belakang tulang kemaluan/retropubik dan diatas tulang kemaluan/suprapubik) atau di daerah perineum (dasar panggul yang meliputi daerah skrotum sampai anus). Pendekatan melalui perineum saat ini jarangn digunakan lagi karena angka kejadian impotensi setelah pembedahan mencapai 50%.

    Pembedahan ini memerlukan waktu dan biasanya penderita harus dirawat selama 5-10 hari. Komplikasi yang mungkin terjadi adalah impotensi (16-32%, tergantung kepada pendekatan pembedahan) dan inkontinensia uri (kurang dari 1%).
Pengobatan lainnya yang efektivitasnya masih dalam penelitian adalah hipertermia, terapi laser dan prostatic stents.

Jika derajat penyumbatannya masih minimal, bisa dilakukan tindakan-tindakan sebagai berikut:
  • Mandi air panas 
  • Segera berkemih pada saat keinginan untuk berkemih muncul 
  • Melakukan aktivitas seksual (ejakulasi) seperti biasanya 
  • Menghindari alkohol 
  • Menhindari asupan cairan yang berlebihan (terutama pada malam hari) 
  • Untuk mengurangi nokturia, sebaiknya kurangi asupan cairan beberapa jam sebelum tidur 
  • Penderita BPH sebaiknya menghindari pemakaian obat flu dan sinus yang dijual bebas, yang mengandung dekongestan karena bisa meningkatkan gejala BPH.


Kanker Kandung Kemih


Kanker Kandung Kemih didefinisikan sebagai adanya lapisan sel transisional dan atau sel skuamosa pada dinding kandung kemih. Lebih dari 90% kanker kandung kemih berasal dari sel transisional dan disebut karsinoma sel transisional, sisanya adalah karsinoma sel skuamosa.

Penyebab

Penyebab yang pasti dari kanker kandung kemih tidak diketahui. Tetapi penelitian telah menunjukkan bahwa kanker ini memiliki beberapa faktor resiko:
  • Usia, resiko terjadinya kanker kandung kemih meningkat sejalan dengan pertambahan usia. 
  • Merokok, merupakan faktor resiko yang utama. 
  • Lingkungan pekerjaan.

Beberapa pekerja memiliki resiko yang lebih tinggi untuk menderita kanker ini karena di tempatnya bekerja ditemukan bahan-bahan karsinogenik (penyebab kanker). Misalnya pekerja industri karet, kimia, kulit.
  • Infeksi, terutama infeksi parasit (skistosomiasis). 
  • Pemakaian siklofosfamid atau arsenik untuk mengobati kanker dan penyakit lainnya. 
  • Ras, orang kulit putih memiliki resiko 2 kali lebih besar, resiko terkecil terdapat pada orang Asia. 
  • Pria, memiliki resiko 2-3 kali lebih besar. 
  • Riwayat keluarga,

Orang-orang yang keluarganya ada yang menderita kanker kandung kemih memiliki resiko lebih tinggi untuk menderita kanker ini. Peneliti sedang mempelajari adanya perubahan gen tertentu yang mungkin meningkatkan resiko terjadinya kanker ini.

Gejala

Gejalanya bisa berupa:
  • hematuria (adanya darah dalam air kemih) 
  • rasa terbakar atau rasa nyeri ketika berkemih 
  • desakan untuk berkemih 
  • sering berkemih.

Gejala dari kanker kandung kemih menyerupai gejala infeksi kandung kemih (sistitis) dan kedua penyakit ini bisa terjadi secara bersamaan. Patut dicurigai suatu kanker, jika dengan pengobatan standar untuk infeksik gejalanya tidak menghilang.

Diagnosa

Pemeriksaan air kemih menunjukkan adanya darah dan sel-sel kanker. Sistografi atau urografi intravena bisa menunjukkan adanya ketidakteraturan pada garis luar dinding kandung kemih. USG, CT scan atau MRI bisa menunjukkan adanya kelainan dalam kandung kemih.

Sistoskopi dilakukan untuk melihat kandung kemih secara langsung dan mengambil contoh jaringan untuk pemeriksaan mikroskopik. Kadang sistoskopi juga digunakan untuk mengangkat kanker.

Pengobatan

Kanker yang terbatas pada permukaan dalam kandung kemih atau hanya menyusup ke lapisan otot paling atas, bisa diangkat seluruhnya melalui sistoskopi. Tetapi sering terbentuk kanker yang baru, kadang di tempat yang sama, tetapi lebih sering terbentuk di tempat yang baru.

Angka kekambuhan bisa dikurangi dengan memberikan obat anti-kanker atau BCG ke dalam kandung kemih setelah seluruh kanker diangkat melalui sistoskopi. Pemberian obat ini bisa digunakan sebagai pengobatan pada penderita yang tumornya tidak dapat diangkat melalui sistoskopi.

Kanker yang tumbuh lebih dalam atau telah menembus dinding kandung kemih, tidak dapat diangkat seluruhnya dengan sistoskopi. Biasanya dilakukan pengangkatan sebagaian atau seluruh kandung kemih (sistektomi). Kelenjar getah bening biasanya juga diangkat untuk mengetahui apakah kanker telah menyebar atau belum. Terapi penyinaran saja atau dikombinasikan dengan kemoterapi kadang bisa mengobati kanker.

Jika kandung kemih diangkat seluruhnya, maka harus dipasang alat untuk membuang air kemih. Biasanya air kemih dialirkan ke suatu lubang di dinding perut (stoma) melalui suatu saluran yang terbuat dari usus, yang disebut ileal loop. Selanjutnya air kemih dikumpulkan dalam suatu kantong.

Cara untuk mengalihkan air kemih pada penderita yang kandung kemihnya telah diangkat, digolongkan ke dalam 2 kategori:
  • Orthotopic neobladder 
  • Continent cutaneous diversion.

Pada kedua cara tersebut, suatu penampung internal dibuat dari usus. Pada orthotopic neobladder, penampung ini dihubungkan dengan uretra. Penderita diajarkan untuk mengosongkan penampung ini dengan cara mengendurkan otot dasar panggul dan meningkatkan tekanan dalam perut, sehingga air kemih mengalir melalui uretra. 

Pada continent cutaneous urinary diversion, penampung ini dihubungkan dengan sebuah lubang di dinding perut. Diperlukan kantong luar, karena air kemih tetap berada dalam penampung sebelum dikosongkan oleh penderita dengan cara memasang selang melalui lubang di dinding perut ke dalam penampung. Penderita melakukan pengosongan ini secara teratur.

Kanker yang sudah menyebar diobati dengan kemoterapi. Obat-obatan kemoterapi yang digunakan antara lain Aldesleukin , Vinblastine , Gemcitabine , 5-Fluorouracil , Paclitaxel , Carboplatin , Ifosfamide , Doxorubicin , Floxuridine , Sorafenib , Sunitinib , Temsirolimus , Everolimus , Pazopanib , Bevacizumab

Kanker Prostat


Prostat adalah kelenjar yang terdapat di bawah kandung kemih pria. Fungsi utama prostat adalah memproduksi cairan yang melindungi dan menyalurkan sperma.

Prostat seringkali membesar secara bertahap setelah usia 50 tahun. Pada usia 70 tahun, 80% pria memiliki prostat yang membesar. Banyak pria lansia yang mengalami masalah buang air kecil karena pembesaran prostat (non-kanker). Pada beberapa pria, pembesaran ini diikuti oleh tumbuhnya kanker.

Kanker Prostat

Kanker prostat terjadi ketika sel-sel prostat tumbuh lebih cepat daripada kondisi normal sehingga membentuk benjolan atau tumor yang memiliki keganasan. Kanker ini paling umum pada pria, terutama mereka yang berusia di atas 65 tahun.

Penyebab

Seperti halnya kanker lain, penyebab kanker prostat tidak diketahui. Berikut adalah beberapa faktor yang meningkatkan risiko kanker tersebut:
  • Usia. Kebanyakan kasus terjadi pada pria usia lanjut.
  • Riwayat keluarga dan faktor keturunan. Bila ayah atau abang Anda terkena kanker prostat pada usia relatif muda (di bawah 60), risiko Anda lebih tinggi. Juga bila saudara perempuan Anda terkena kanker payudara.
  • Suku bangsa. Pria Asia memiliki risiko lebih rendah dibandingkan pria kulit hitam atau kulit putih.
  • Paparan logam cadmium

Gejala

Pertumbuhan kanker prostat seringkali sangat lambat, bisa tidak menimbulkan gejala selama bertahun-tahun. Dengan semakin membesarnya kanker, keluhan mulai muncul karena desakan pada uretra menimbulkan iritasi atau menyumbat aliran air seni. Gejala yang timbul antara lain:
  • Air seni tidak lancar. Aliran urin lemah dan butuh waktu lebih lama untuk menuntaskan kencing.
  • Penundaan. Anda mungkin harus menunggu beberapa saat di toilet sampai air seni mulai mengalir.
  • Tetesan. Sedikit air seni mungkin menetes dan menodai celana dalam Anda tidak lama setelah Anda selesai kencing di toilet.
  • Frekuensi. Anda lebih sering kencing daripada biasanya.
  • Urgensi. Anda merasa sangat ‘kebelet’ kencing tiba-tiba.
  • Kurang tuntas. Anda merasa kencing Anda tidak betul-betul tuntas.
Catatan: semua gejala di atas banyak dirasakan pria lansia. Kebanyakan mereka yang merasakannya hanya terkena pembesaran prostat non-kanker. Sebaiknya memeriksakan diri ke dokter untuk memastikannya.
  • Gejala lain seperti sakit di pangkal penis atau air seni berdarah hanya terjadi pada kanker prostat stadium lanjut.

Diagnosis

Bila dokter mencurigai Anda terkena kanker prostat, dia akan melakukan beberapa hal berikut:
  • Perabaan melalui anus (digital rectal examination). Dengan mengenakan sarung tangan, dokter akan memasukkan jarinya ke lubang anus untuk meraba bagian belakang kelenjar prostat. Bila dirasakan ada pembesaran atau pengerasan, tes lain akan dilakukan untuk mendiagnosis lebih lanjut.
  • Tes darah. Tes darah diperlukan untuk mengukur antigen khusus prostat (PSA). PSA adalah protein yang diproduksi baik oleh sel prostat normal maupun kanker. Semakin tua, semakin banyak PSA yang kita produksi. Meskipun tidak konklusif, kandungan PSA tinggi dapat mengindikasikan Anda terkena kanker. Pada tahap pengobatan, penurunan kadar PSA menandakan efektivitas terapi yang dijalankan.
  • Tes PCA3. Adanya kadar PCA3 yang lebih tinggi di urin menunjukkan kehadiran kanker prostat. Tes ini lebih akurat dibandingkan tes darah (PSA), tetapi tidak semua fasilitas medis menyediakannya.
  • Biopsi. Biopsi adalah pengambilan sedikit sampel jaringan tubuh untuk diperiksa di bawah mikroskop. Biopsi mungkin harus dilakukan untuk memastikan diagnosis kanker prostat dengan menggunakan jarum yang dimasukkan ke lubang anus Anda. Beberapa sampel biasanya diambil pada bagian-bagian yang berbeda dari prostat.
  • CT scan, MRI scan dan pemeriksaan penunjang lain mungkin diperlukan untuk mengetahui lebih lanjut tingkat penyebaran kanker.

Stadium Kanker Prostat

Pada tahap awal kanker prostat masih terlokalisasi, namun pada tingkat lanjut dapat menyebar ke bagian lain dari tubuh seperti tulang dan nodus limfa di selangkangan. Stadium kanker prostat ditentukan oleh seberapa jauh tingkat penyebarannya.
Stadium kanker prostat menggunakan sistem TNM, T=tumor, N=nodus, M=metastase:
  • T1 = tumor hanya ada di dalam prostat, belum dapat dirasakan melalui perabaan lewat anus.
  • T2 = tumor masih di dalam prostat, sudah dapat dirasakan melalui perabaan.
  • T3 = tumor sudah menyebar ke jaringan sekitarnya seperti kelenjar seminal vesicle yang memproduksi semen
  • T4 = tumor telah menyebar ke tulang atau nodus limfa
  • N1-3 berarti kanker telah menyebar ke nodus/kelenjar limfa. N0 berarti belum menyebar ke nodus.
  • M diikuti 1a, b atau c menunjukkan kanker telah menyebar ke tulang atau organ tubuh lain.

Terapi

Penanganan kanker prostat sangat kompleks, di antaranya dengan pembedahan, radioterapi, terapi hormon, dan kemoterapi. Biasanya kombinasi lebih dari satu metode terapi tersebut dijalankan. Penanganan yang dilakukan tergantung pada:
  • Ukuran, stadium kanker dan derajat keganasannya (tingkat PSA).
  • Kondisi pasien: usia, kesehatan umum, dan preferensinya.

Wednesday, 23 March 2011

Batu Buli-buli (Batu Kandung Kemih)


Batu Buli-buli atau Batu Kandung Kemih adalah batu yang tidak normal di dalam saluran kemih yang mengandung komponen kristal dan matriks organik tepatnya pada vesika urinari atau kandung kemih. Batu kandung kemih sebagian besar mengandung batu kalsium oksalat atau fosfat

Batu vesika urinaria terutama mengandung kalsium atau magnesium dalam kombinasinya dengan fosfat, oksalat, dan zat-zat lainnya.

Etiologi
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pembentukan batu kandung kemih adalah :

  • Faktor Endogen, Faktor genetik, familial, pada hypersistinuria, hyperkalsiuria dan hiperoksalouria.
  • Faktor Eksogen, Faktor lingkungan, pekerjaan, makanan, infeksi dan kejenuhan mineral dalam air minum.
  • Faktor lainnya, Infeksi, stasis dan obstruksi urine, keturunan, air minum, pekerjaan, makanan atau penduduk yang vegetarian lebih sering menderita batu saluran kencing atau buli-buli.
Batu kandung kemih dapat disebabkan oleh kalsium oksalat atau agak jarang sebagai kalsium fosfat. Batu vesika urinaria kemungkinan akan terbentuk apabila dijumpai satu atau beberapa faktor pembentuk kristal kalsium dan menimbulkan agregasi pembentukan batu proses pembentukan batu kemungkinan akibat kecenderungan ekskresi agregat kristal yang lebih besar dan kemungkinan sebagai kristal kalsium oksalat dalam urine. 

Dan beberapa medikasi yang diketahui menyebabkan batu ureter pada banyak klien mencakup penggunaan obat-obatan yang terlalu lama seperti antasid, diamox, vitamin D, laksatif dan aspirin dosis tinggi. 
Menurut Smeltzer  bahwa, batu kandung kemih disebabkan infeksi, statis urin dan periode imobilitas (drainage renal yang lambat dan perubahan metabolisme kalsium).

Patofisiologi

Penyebab spesifik dari batu kandung kemih adalah bisa dari batu kalsium oksalat dengan inhibitor sitrat dan glikoprotein. Beberapa promotor (reaktan) dapat memicu pembentukan batu kemih seperti asam sitrat memacu batu kalsium oksalat. Aksi reaktan dan intibitor belum di kenali sepenuhnya dan terjadi peningkatan kalsium oksalat, kalsium fosfat dan asam urat meningkat akan terjadinya batu disaluran kemih. 

Adapun faktor tertentu yang mempengaruhi pembentukan batu kandung kemih, mencangkup infeksi saluran ureter atau vesika urinari, stasis urine, priode imobilitas dan perubahan metabolisme kalsium. Telah diketahui sejak waktu yang lalu, bahwa batu kandung kemih sering terjadi pada laki-laki dibanding pada wanita, terutama pada usia 60 tahun keatas serta klien yang menderita infeksi saluran kemih.

Kelainan bawaan atau cidera, keadan patologis yang disebabkan karena infeksi, pembentukan batu disaluran kemih dan tumor, keadan tersebut sering menyebabkan bendungan. Hambatan yang menyebabkan sumbatan aliran kemih baik itu yang disebabkan karena infeksi, trauma dan tumor serta kelainan metabolisme dapat menyebabkan penyempitan atau struktur uretra sehingga terjadi bendungan dan statis urin. Jika sudah terjadi bendungan dan statis urin lama kelamaan kalsium akan mengendap menjadi besar sehingga membentuk batu.

Proses pembentukan batu ginjal dipengaruhi oleh beberapa faktor yang kemudian dijadikan dalam beberapa teori :
  • Teori Supersaturasi
    Tingkat kejenuhan komponen-komponen pembentuk batu ginjal mendukung terjadinya kristalisasi. Kristal yang banyak menetap menyebabkan terjadinya agregasi kristal dan kemudian menjadi batu.
  • Teori Matriks
    Matriks merupakan mikroprotein yang terdiri dari 65 % protein, 10 % hexose, 3-5 hexosamin dan 10 % air. Adanya matriks menyebabkan penempelan kristal-kristal sehingga menjadi batu.
  • Teori Kurangnya Inhibitor
    Pada individu normal kalsium dan fosfor hadir dalam jumlah yang melampaui daya kelarutan, sehingga membutuhkan zat penghambat pengendapan. fosfat mukopolisakarida dan fosfat merupakan penghambat pembentukan kristal. Bila terjadi kekurangan zat ini maka akan mudah terjadi pengendapan.
  • Teori Epistaxy
    Merupakan pembentuk batu oleh beberapa zat secara bersama-sama. Salah satu jenis batu merupakan inti dari batu yang lain yang merupakan pembentuk pada lapisan luarnya. Contoh ekskresi asam urat yang berlebih dalam urin akan mendukung pembentukan batu kalsium dengan bahan urat sebagai inti pengendapan kalsium.
  • Teori Kombinasi
    Batu terbentuk karena kombinasi dari bermacam-macam teori diatas
Faktor Predisposisi

a. Riwayat pribadi tentang batu kandung kemih dan saluran kemih
b. Usia dan jenis kelamin
c. Kelainan morfologi
d. Pernah mengalami infeksi saluran kemih
e. Makanan yang dapat meningkatkan kalsium dan asam urat
f. Adanya kelainan pada ginjal dan saluran kemih
g. Masukan cairan kurang dari pengeluaran
h. Profesi sebagai pekerja keras
i. Penggunaan obat antasid, aspirin dosis tinggi dan vitamin D terlalu lama.

Manifestasi Klinik

Ketika batu menghambat dari saluran urin, terjadi obstruksi, meningkatkan tekanan hidrostatik. Bila nyeri mendadak terjadi akut disertai nyeri tekan disaluran osteovertebral dan muncul mual muntah maka klien sedang mengalami episode kolik renal. Diare, demam dan perasaan tidak nyaman di abdominal dapat terjadi. Gejala gastrointestinal ini akibat refleks dan proxsimitas anatomik ginjal kelambung, pangkereas dan usus besar. 

Batu yang terjebak dikandung kemih menyebabkan gelombang nyeri luar biasa, akut dan kolik yang menyebar kepala obdomen dan genitalia. Klien sering merasa ingin kemih, namun hanya sedikit urin yang keluar, dan biasanya mengandung darah akibat aksi abrasi batu gejala ini disebabkan kolik ureter.

Umumnya klien akan dapat mengeluarkan batu yang berdiameter 0,5 sampai dengan 1 cm secara spontan. Batu yang berdiameter lebih dari 1 cm biasanya harus diangkat atau dihancurkan sehingga dapat dikeluarkan secara spontan dan saluran urin membaik dan lancar.

Pemeriksaan Diagnostik.

Adapun pemeriksaan diagnostik yang dilakukan pada klien batu kandung kemih adalah :
  • Urinalisa, warna kuning, coklat atau gelap.
  • Foto KUB, menunjukkan ukuran ginjal ureter dan ureter, menunjukan adanya batu.
  • Endoskopi ginjal, menentukan pelvis ginjal, mengeluarkan batu yang kecil.
  • EKG, menunjukan ketidak seimbangan cairan, asam basa dan elektrolit.
  • Foto Rontgen, menunjukan adanya di dalam kandung kemih yang abnormal.
  • IVP ( intra venous pylografi ), menunjukan perlambatan pengosongan kandung kemih,membedakan derajat obstruksi kandung kemih divertikuli kandung kemih dan penebalan abnormal otot kandung kemih.
  • Vesikolitektomi ( sectio alta ), mengangkat batu vesika urinari atau kandung kemih.
  • Litotripsi bergelombang kejut ekstra corporeal, prosedur menghancurkan batu ginjal dengan gelombang kejut.
  • Pielogram retrograde, menunjukan abnormalitas pelvis saluran ureter dan kandung kemih.
Diagnosis ditegakan dengan studi ginjal, ureter, kandung kemih, urografi intravena atau pielografi retrograde. Uji kimia darah dengan urine dalam 24 jam untuk mengukur kalsium, asam urat, kreatinin, natrium, dan volume total merupakan upaya dari diagnostik. Riwayat diet dan medikasi serta adanya riwayat batu ginjal, ureter, dan kandung kemih dalam keluarga di dapatkan untuk mengidentifikasi faktor yang mencetuskan terbentuknya batu kandung kemih pada klien.

Penatalaksanaan.

Tujuan dasar penatalaksanaan adalah untuk menghilangkan batu, menentukan jenis batu, mencegah kerusakan nefron, mengidentifikasi infeksi, serta mengurangi obstruksi akibat batu. Cara yang biasanya digunakan untuk mengatasi batu kandung kemih adalah :
a. Vesikolitektomi atau secsio alta.
b. Litotripsi gelombang kejut ekstrakorpureal.
c. Ureteroskopi.
d. Nefrostomi.

Komplikasi.

Adapun komplikasi dari batu kandung kemih ini adalah :

a. Hidronefrosis

Adalah pelebaran pada ginjal serta pengisutan jaringan ginjal, sehingga ginjal menyerupai sebuah kantong yang berisi kemih, kondisi ini terjadi karena tekanan dan aliran balik ureter dan urine ke ginjal akibat kandung kemih tidak mampu lagi menampung urine. Sementara urine terus-menerus bertambah dan tidak bisa dikeluarkan. Bila hal ini terjadi maka, akan timbul nyeri pinggang, teraba benjolan basar didaerah ginjal dan secara progresif dapat terjadi gagal ginjal.

b. Uremia

Adalah peningkatan ureum didalam darah akibat ketidak mampuan ginjal menyaring hasil metabolisme ureum, sehingga akan terjadi gejala mual muntah, sakit kepala, penglihatan kabur, kejang, koma, nafas dan keringat berbau urine.

c. Pyelonefritis

Adalah infeksi ginjal yang disebabkan oleh bakteri yang naik secara assenden ke ginjal dan kandung kemih. Bila hal ini terjadi maka akan timbul panas yang tinggi disertai mengigil, sakit pinggang, disuria, poliuria, dan nyeri ketok kosta vertebra.

d. Gagal ginjal akut sampai kronis

e. Obstruksi pada kandung kamih

f. Perforasi pada kandung kemih

g. Hematuria atau kencing darah

h. Nyeri pingang kronis
 
i. Infeksi pada saluran ureter dan vesika urinaria oleh batu.

Thursday, 4 November 2010

Haematuri

Hematuria adalah adanya sel-sel darah merah (eritrosit) dalam urin. Berdasarkan penyebabnya, hematuri di bedakan menjadi idiopatik atau merupakan pertanda adanya batu ginjal atau tumor dalam saluran kemih (ginjal, ureter, kandung kemih, prostat, dan uretra), mulai dari yang sepele hingga yang mematikan. Jika di samping sel-sel darah merah juga ditemukan sel-sel darah putih (leukosit), maka itu adalah pertanda adanya infeksi saluran kemih.
Kadang-kadang "hemoglobinuria" digunakan pula untuk maksud yang sama, meskipun sebenarnya kata ini lebih tepat ditujukan pada adanya hemoglobin dalam urin.

Epidemiologi

Di Amerika Serikat, prevalensi hematuria gross pada anak-anak diperkirakan 0,13%. Lebih dari setengah dari kasus (56%) ini disebabkan oleh penyebab yang mudah diidentifikasi. Penyebab paling umum adalah sistitis (20-25%). Seks dapat berpengaruh pada seorang anak untuk menderita penyakit tertentu, yang bermanifestasi sebagai hematuria. Misalnya, penyakit terkait seks yaitu sindrom Alport memiliki kecenderungan pada laki-laki, sedangkan nefritis lupus lebih sering terjadi pada gadis remaja. Prevalensi kondisi tertentu juga bervariasi dengan usia. Misalnya, tumor Wilms lebih sering pada anak-anak usia prasekolah, sedangkan postinfectious glomerulonefritis akut lebih sering terjadi pada usia anak sekolah. Pada orang dewasa, hematuria sering merupakan tanda keganasan dari saluran Genitourinary (misalnya, karsinoma sel ginjal, kandung kemih tumor, tumor prostat). Kondisi ini jarang terjadi pada anak-anak.

Jenis

Perubahan warna merah pada urin dapat memiliki berbagai penyebab:

* Sel darah merah
Hematuria mikroskopis,adalah adanya darah dalam jumlah kecil, dan hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop. Hematuria makroskopik (Gross Hematuri, adalah adanya darah dalam urine yang sudah dapat diihat dengan menggunakan mata telanjang. Bila cukup berat, kadang warna urine bisa menyerupai air bekas cucian daging.

* Hemoglobin (pigmen merah, bukan sel-sel darah merah)

Penyebab

Ada banyak penyebab adanya darah dalam urin. Beberapa penyebab tergolong kasus-kasus yang serius, termasuk di dalamnya adalah kanker di saluran kemih atau organ-organ yang berdekatan, trauma, batu ginjal dan saluran kemih, infeksi, dan sumbatan pada sistim perkencingan. Beberapa yang lain tampaknya kurang penting dan mungkin tidak memerlukan perawatan. Contoh infeksi-infeksi, peradangan-peradangan nonspesifik dari ginjal, obat-obat yang nmengencerkan kemampuan darah untuk menggumpal, dan pembesaran prostat.

Potensi penyebab hematuria pada anak-anak meliputi:

• Glomerular hematuria

o Ig A nephropathy
o alport syndrome
o thin glomerular basement membran disease
o glomerulonephritis post infeksi streptococus
o Sindrom hemolitik-uremic
o Membranoproliferative glomerulonefritis
o Lupus nephritis
o Anaphylactoid purpura (purpura Henoch-Schönlein)

• Nonglomerular hematuria
o Mekanik Trauma (masturbasi)
o Menstruasi
o Benda asing
o Infeksi saluran kemih
o Hiperkalsiuria / urolithiasis
o Penyakit sel sabit / ciri
o Koagulopati
o Tumor
o Hyperuricosuria
o Obat / racun (NSAID, antikoagulan, siklofosfamid, ritonavir, indinavir)
o Kelainan anatomi (hidronefrosis, penyakit ginjal polikistik, malformasi vaskular)
o Stenosis Meatal (penyempitan saluran)

Penyebab Gross hematuria:

Benign Familial Hematuria, nefropati akibat membran basal glomerulus ginjal yang merenggang

Urinary Schistosomiasis (yang disebabkan oleh Schistosoma haematobium) - penyebab utama hematuria di berbagai negara Afrika dan Timur Tengah

IgA nefropathy ( "penyakit Berger") - terjadi selama infeksi virus pada pasien yang terpengaruh

Batu ginjal (atau kencing batu)

• Kanker kandung kemih

• Karsinoma
sel ginjal, kadang-kadang disertai perdarahan

Paroxysmal nocturnal hemoglobinuria - penyakit langka dimana hemoglobin dari sel-sel hemolysed dilewatkan ke dalam urin.

Infeksi saluran kemih dengan beberapa spesies termasuk bakteri strain EPEC dan Staphylococcus saprophyticus

• Sifat sel sabit dapat memicu kerusakan sejumlah besar sel darah merah, tetapi hanya sejumlah kecil individu menanggung masalah ini

Malformasi arteriovenosa ginjal (jarang, tapi mungkin terkesan seperti karsinoma sel ginjal pada pencitraan, karena keduanya sangat vaskular)

Sindrom nefritis (suatu kondisi yang terkait dengan pasca infeksi streptokokus dan berkembang cepat menjadi glomerulonefritis).

Fibrinoid nekrosis dari glomeruli (akibat dari hipertensi ganas atau hipertensi maligna)

Varises kandung kemih, yang meskipun jarang dapat berkembang menjadi obstruksi sekunder dari v. kava inferior.

Alergi mungkin jarang menyebabkan hematuria gross episodik pada anak-anak.

Hipertensi vena ginjal kiri, juga disebut "pemecah kacang fenomena" atau "sindrom alat pemecah buah keras," adalah kelainan vaskular yang jarang terjadi, yang bertanggung jawab atas gross hematuria.

• Sumbatan pada “Ureteral Pelvic Junction” (UPJ) adalah suatu kondisi langka yang biasanya terjadi sejak lahir di mana terdapat sumbatan ureter antara ginjal dan kandung kemih. Kondisi ini dapat menyebabkan darah dalam urin.

March hematuria – Dapat terjadi setelah berkuda atau bersepeda jarak jauh.

Patofisiologi

Etiologi dan patofisiologi hematuria bervariasi. Misalnya, hematuria yang berasal dari glomerulus dapat merupakan hasil dari gangguan struktural dalam integritas membran basal glomerulus yang disebabkan oleh peradangan atau proses kekebalan. Bahan kimia beracun dapat menyebabkan gangguan dari tubulus ginjal, sedangkan mekanik kalkuli dapat menyebabkan erosi pada permukaan mukosa saluran Genitourinary sehingga mengakibatkan hematuria.

Diagnosis

Hematuri sebenarnya hanya merupakan tanda adanya sesuatu yang terjadi di sistem saluran kencing. Oleh karena itu adanya tanda hematuri ini harus ditindak lanjuti dengan upaya untuk mencari penyebabnya. Hematuri bisa tanpa disertai adanya gejala tapi juga dapat disertai adanya gejala dan keluhan dari penderita. Gejala yang sering timbul berkaitan dengan adanya hematuri adalah sindrom nyeri pinggang. Keluhan dan gejala ini bisa bersifat sementara atau terus-menerus.
Sering kali, diagnosis dibuat berdasarkan riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, pemeriksaan urin, baik yang menggunakan mikroskop maupun yang tidak, termasuk didalamnya biakan urin dan beberapa tes darah, terutama pada anak-anak dengan risiko, dan umumnya gejalanya terbatas. Pada saat menanyakan riwayat penyakit, sangat penting untuk menanyakan riwayat penyakit sebelumnya, apakah darah dalam urine ini terjadi sejak awal kencing, pertengahan atau pada akhir kencing.
Darah dalam urin bisa berasal dari salah satu organ-organ yang terlibat pada pembentukan atau pengangkutan urin. Evaluasi hematuria perlu memperhatikan seluruh sistim saluran kemih (urinary tract) mulai dari ginjal, ureter-ureter (saluran kemih antara ginjal dan kandung kemih), kandung kemih, prostate, dan urethra (saluran kemih yang keluar dari kandung kemih). Harus ditekankan bahwa meskipun hanya episode tunggal, hematuria tetap memerlukan evaluasi, bahkan jika ia menghilang secara spontan.
Pemeriksaan urine dapat memberikan hasil ”False negative” maupun “False Positive”. False negatif terjadi bila terdapat formalin (bahan preservatif urin) atau pada urin dengan konsentrasi asam askorbat yang tinggi. False positif bila terkontaminasi darah menstruasi, urin basa dengan pH>9, atau terkontaminasi agen oksida yang digunakan untuk membersihkan perineum sebelum mengambil spesimen.

Pemeriksaan Penunjang untuk Menegakkan Diagnosa

Beberapa pemeriksaan penunjang selain pemeriksaan urine dan darah dapat dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosa, antara lain:

X-Ray polos bagian perut (foto polos abdomen), untuk melihat adanya bayangan massa atau batu di ginjal maupun saluran kemih.

Ultrasonografi (USG) ginjal dan saluran kemih, pemeriksaan rongga perut dengan menggunakan pancaran gelombang suara.

Intravenous Pyelografi (IVP), bagian dari pemeriksaan dengan X-Ray, dimana cairan kontras disuntikkan melalui pembuluh darah vena. Setelah bahan kontras yang disuntikkan sampai di ginjal dan saluran kemih, gambar diambil beberapa seri, dalam periode 30 menit, dengan menggunakan X-Ray.

Cystoscopy, pemeriksaan saluran kemih dan kandung kemih secara visual, dengan menggunakan teropong serat optik yang dimasukkan lewat urethra. Pada penderita usia lanjut, pemeriksaan ini dapat dibarengi dengan melakukan biopsi, pada lesi yang dicurigai mengarah pada keganasan

Urine Cytology, periksaan urine untuk memeriksaa sel-sel yang ada di dalam urine, termasuk ada tidaknya sel-sel ganas (kanker)

CT Scan bagian perut dan pinggang (pelvis), merupakan pemeriksaan ”gold standart”

Perawatan Hematuri

Pengelolaan pada kasus hematuri, sangat tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Meskipun banyak penyebab masih tidak dapat ditemukan, bersyukur bahwa pada banyak kasus, hematuri ini tidak membahayakan. Perlu disadari bahwa adanya hematuri, yang sangat penting adalah mencegah efek samping yang mungkin dapat terjadi. Adanya riwayat hematuri yang tidak diketahui penyebabnya, mengharuskan adanya pemeriksaan berkala, untuk memastikan bahwa tidak ada perubahan-perubahan yang terjadi, diwaktu-waktu mendatang. Gross hematuria berulang, perlu dikonsultasikan ke dokter ahli urologi. Tes darah untuk memeriksa fungsi ginjal dan pemeriksaan tekanan darah juga harus dilakukan. Pria-pria diatas umur 50 tahun harus mempunyai tes darah "prostate-specific antigen" (PSA) tahunan untuk menyaring kanker prostat.