Showing posts with label Biologi. Show all posts
Showing posts with label Biologi. Show all posts

Tuesday, 12 November 2013

Perbedaan Monyet dan Kera

Walaupun sama-sama termasuk ke dalam Ordo Primata, monyet dan kera memiliki perbedaan. Jutaan tahun yang lalu, nenek moyang kedua jenis hewan ini identik, namun evolusi yang berlangsung jutaan tahun telah menimbulkan pemisahan. Monyet dan kera terpisah, baik secara fisik maupun secara evolusioner, dengan faktor-faktor pembeda yang tampak jelas di antara keduanya.

Primata dibagi menjadi dua kelompok yaitu prosimian dan antropoid. Kelompok prosimian, yang dianggap sebagai kelompok yang lebih primitif, terdiri dari lemur dan tarsier. Sementara antropoid dibagi lagi menjadi tiga kelompok, yakni monyet, kera, dan hominid, termasuk manusia. 

Kera
Kera (apes) berasal dari super-famili Hominoidea yang dibagi menjadi 5 genus yaitu Homo (manusia), Pan (simpanse), Gorrila (gorila), Pongo (pongo), dan Hylobates (gibbon). Sedangkan untuk monyet termasuk dalam superfamili Cercopithecidae.

Subkelompok monyet berisi lebih dari 200 spesies monyet yang berbeda, termasuk di antaranya adalah baboon, tamarin, macaques, dan capuchins. Monyet juga dibagi berdasarkan kelompok geografis dimana Monyet Dunia Lama hidup di Afrika dan Asia dan Monyet Dunia Baru hidup di Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Kera juga dikelompok-kelompokkan, hanya saja pembagiannya didasarkan pada ukuran mereka. Gorila, simpanse, bonobos, dan orangutan disebut “kera besar” karena ukuran tubuh mereka yang besar, sedangkan gibbon dan siamang seringkali disebut sebagai “kera kecil”.

Monyet
Meski monyet dan kera memiliki beberapa tampilan fisik yang sama (semisal mata yang menghadap ke depan dan lengan yang fleksibel), ada beberapa perbedaan fisik di antara kedua kelompok ini. Tidak seperti monyet, tidak ada satu pun dari spesies kera yang memiliki ekor. Monyet lebih banyak hidup di pepohonan dibandingkan kera dan mereka menggunakan ekor mereka layaknya tangan kelima. Monyet umumnya berjalan dengan keempat kakinya dan tidak terbiasa bergelantungan. Selain itu, monyet tidak memiliki kemampuan menggunakan tangan mereka untuk berayun di dahan-dahan, sedangkan kera aktif menggunakan tangannya untuk bergelantungan di pepohonan. Adanya ekor membuat para monyet lebih cocok tinggal di puncak-puncak pohon, sedangkan kera tampaknya berkembang agar bisa hidup secara nyaman di atas tanah atau di bagian pohon yang lebih rendah dan berjalan dengan kedua kakinya.

Kecuali gibbon, ukuran kera umumnya lebih besar dibanding monyet. Kera memiliki punggung yang lebar dan tangan yang lebih panjang dibandingkan kaki mereka. Sebagian besar monyet tampaknya memiliki dada yang lebih panjang, dan panjang lengan yang sama atau lebih pendek dari kaki mereka. Monyet memiliki usia hidup yang lebih pendek dibanding kera. Kera dapat hidup hingga 50 tahun, sedangkan monyet rata-rata hanya mencapai usia 25 tahun.

Monyet
Perbedaan terbesar di antara monyet dan kera diyakini terletak pada tingkat kecerdasan mereka. Monyet lebih mirip dengan promisian primitif dalam hal kapasitas dan kemampuan otak mereka. Kera lebih mendekati kerabatnya yaitu manusia, mereka mampu mempelajari bentuk-bentuk bahasa isyarat, menggunakan peralatan, dan memperlihatkan adanya kemampuan memecahkan masalah. Diyakini bahwa kera, khususnya simpanse, gorila, dan orangutan, lebih banyak miripnya dengan manusia dibandingkan dengan monyet. Beberapa spesies kera memiliki kemiripan genetika hingga 98% dengan manusia, sementara monyet kurang dari itu.

Monyet dan Kera juga memiliki perbedaan dalam tingkah lakunya. Perbedaan tingkah laku antara kera dan monyet dapat diakibatkan karena perbedaan volume otak. Volume otak pada kera lebih besar dibandingkan monyet sehingga kera dapat menggunakan alat-alat untuk berburu. Berbeda dengan monyet yang tidak dapat menggunakan alat-alat khusus untuk mendapatkan makanan. Habitat kera di alamnya yang bersifat terestrial-semi terestrial, berbeda dengan monyet yang bersifat arbotrial (tinggal di pohon). Kera juga lebih tergantung pada penglihatan dibandingkan penciumananya, oleh karena itu hidung kera lebih pendek dibandingkan monyet.

Friday, 18 October 2013

Metamorfosis


Metamorfosis adalah suatu proses perubahan dan perkembangan biologi pada makhluk hidup yang melibatkan perubahan penampilan fisik dan / atau struktur setelah kelahiran atau penetasan. Perubahan fisik itu terjadi akibat pertumbuhan sel dan differensiasi sel yang secara radikal berbeda, mulai dari telur sampai menjadi dewasa yang sempurna dengan mengalami perubahan bentuk morfologi, anatomi bahkan fisiologis.

Beberapa serangga, amfibi, mollusca, crustacea, echinodermata, dan tunicata mengalami proses metamorfosis, yang biasanya (tapi tidak selalu) disertai perubahan habitat atau kelakuan.

Metamorfosis dibedakan menjadi dua yaitu :

1. Metamorfosis tidak sempurna (Hemimetabola)

Nimfa adalah hewan muda yang mirip dengan hewan dewasa tetapi berukuran lebih kecil dengan perbandingan tubuh yang berbeda. Nimfa akan mengalami molting (pergantian kulit),setiap kali setelah molting mahluk hidup itu kelihatan lebih mirip dengan hewan dewasa.
Contoh metamorfosis tidak sempurna : jangkrik, belalang, kecoa


2. Metamorfosis sempurna (Homometabola)
 

Metamorfosis tidak sempurna adalah metamorfosis yang melalui tahap telur yang menetas menjadi nimfa, kemudian tumbuh dan berkembang menjadi imago (dewasa).
Metamorfosis sempurna adalah metamorfosis yang perkembangan individu mahluk hidup melalui tahap telur–larva–pupa–imago (dewasa). Telur yang menetas menjadi larva dan larva akan menjadi kepompong kemudian berubah menjadi imago (dewasa).
Larva adalah ulat yang tumbuh dan khusus untuk makan serta mengalami molting beberapa kali, kemudian larva membungkus dirinya sendiri dalam kepompong dan menjadi pupa. Tahapan larva sangat berbeda sekali dengan tahapan dewasa.
Pupa merupakan tahap dimana jaringan larva mengalami pembelahan dan deferensiasi sel-sel yang sebelumnya tidak aktif pada tahap larva menjadi organ tubuh. Akhirnya imago (hewan dewasa) keluar dari kepompong.
 

Contoh insekta yang mengalami metamorfosis sempurna misalnya: kupu-kupu, nyamuk, lebah madu. 

Metamorfosis Serangga

Metamorfosis biasanya terjadi pada fase berbeda-beda, dimulai dari larva atau nimfa, kadang-kadang melewati fase pupa, dan berakhir sebagai imago dewasa. Ada dua macam metamorfosis utama pada serangga, hemimetabola dan holometabola.

Metamorfosis tidak sempurna pada belalang
Fase spesies yang belum dewasa pada metamorfosis biasanya disebut larva/nimfa. Tapi pada metamorfosis kompleks pada kebanyakan spesies serangga, hanya fase pertama yang disebut larva/nimfa. Pada hemimetabolisme, perkembangan nimfa berlangsung pada fase pertumbuhan berulang dan ekdisis (pergantian kulit), fase ini disebut instar. Hemimetabola juga dikenal dengan metamorfosis tidak sempurna.
Pada holometabola, larva sangat berbeda dengan dewasanya. Serangga yang melakukan holometabola melalui fase larva, kemudian memasuki fase tidak aktif yang disebut pupa, atau chrysalis, dan akhirnya menjadi dewasa (imago). Holometabola juga dikenal dengan metamorfosis sempurna

Sementara di dalam pupa, serangga akan mengeluarkan cairan pencernaan, untuk menghancurkan tubuh larva, menyisakan sebagian sel saja. Sebagian sel itu kemudian akan tumbuh menjadi dewasa menggunakan nutrisi dari hancuran tubuh larva. Proses kematian sel disebut histolisis, dan pertumbuhan sel lagi disebut histogenesis.

Lama serangga menghabiskan waktunya pada fase dewasa atau pada fase remajanya tergantung pada spesies serangga itu. Misalnya mayfly yang hanya hidup pada fase dewasa hanya satu hari, dan cicada, yang fase remajanya hidup di bawah tanah selama 13 hingga 17 tahun. Kedua spesies ini melakukan metamorfosis tidak sempurna.

Metamorfosis Katak (Amphibi)

Pada awalnya, katak betina dewasa akan bertelur, kemudian telur tersebut akan menetas setelah 10 hari. Setelah menetas, telur katak tersebut menetas menjadi Berudu, yang hidup di air Setelah berumur 2 hari, Berudu mempunyai insang luar yang berbulu, untuk bernapas. Setelah berumur 3 minggu insang berudu akan tertutup oleh kulit. Menjelang umur 8 minggu, kaki belakang berudu akan terbentuk kemudian membesar ketika kaki depan mulai muncul. Umur 12 minggu, kaki depannya mulai berbentuk, ingsang tak berfungsi lagi ekornya menjadi pendek serta bernapas dengan paru-paru, maka bentuk dari muka akan lebih jelas Setelah pertumbuhan anggota badannya sempurna, katak tersebut akan berubah menjadi katak dewasa dan kembali berkembang biak.

Ada beberapa hal yang berbeda dari daur amfibi pada umumnya. Beberapa spesies salamander tidak perlu bermetamorfosis untuk menjadi dewasa sepenuhnya secara seksual, dan hanya akan bermetamorfosis dalam tekanan kondisi lingkungan tertentu. Banyak spesies kodok tropis meletakkan telurnya di darat, di mana kecebong bermetamorfosis di dalam telur. Ketika mereka menetas, mereka menjadi dewasa yang belum benar-benar matang, kadang-kadang masih memiliki ekor yang dalam beberapa hari kemudian diserap kembali.

Sunday, 24 March 2013

Penyerbukan

Penyerbukan, atau polinasi (dari bahasa Inggris, pollination cf. pollen, "serbuk sari"), adalah jatuhnya serbuk sari pada permukaan putik. Pada sebagian besar bunga, peristiwa ini berarti "jatuh pada bagian kepala putik". Penyerbukan merupakan bagian penting dari proses reproduksi tumbuhan berbiji.
Penyerbukan yang sukses akan diikuti segera dengan tumbuhnya buluh serbuk yang memasuki saluran putik menuju bakal biji. Di bakal biji terjadi peristiwa penting berikutnya, pembuahan.

Jenis penyerbukan

1. Abiotik

Polinasi abiotik adalah penyerbukan yang tanpa keterlibatan organisme lain sebagai mediator. Hanya 10 - 20% dari tanaman berbunga diserbuki tanpa bantuan hewan. Bentuk yang paling umum dari penyerbukan abiotik adalah anemophily (98%), yaitu penyerbukan dengan mediasi angin. Bentuk penyerbukan dominan di rumput, konifer kebanyakan, dan pohon deciduous banyak. Hydrophily (2%) adalah penyerbukan dengan mediasi air, dan terjadi pada tanaman air yang melepaskan serbuk sari mereka langsung ke dalam air sekitarnya. 
 
2. Biotik

Polinasi Biotik adalah penyerbukan yang dimediasi oleh organisme lain. Pada polinasi biotik, organisme lain membawa atau memindahkan serbuk sari dari anther ke bagian reseptif dari putik. Berbagai bunga (dan kombinasinya) mempunyai ciri-ciri yang berbeda untuk menarik satu jenis organisme penyerbuk dan ini dikenal sebagai sindrom penyerbukan. Di alam liar ada sekitar 200.000 jenis hewan penyerbuk, yang sebagian besar adalah serangga.

Entomophily, penyerbukan oleh serangga, sering terjadi pada tanaman yang telah dikembangkan kelopak berwarna dan aroma yang kuat untuk menarik serangga seperti, lebah, tawon dan kadang-kadang semut (Hymenoptera), kumbang (Coleoptera), ngengat dan kupu-kupu (Lepidoptera), dan lalat ( Diptera).

Zoophily, penyerbukan dilakukan oleh vertebrata seperti burung dan kelelawar, khususnya, Kolibri, sunbirds, spiderhunters, honeyeaters, dan kelelawar buah. Tanaman yang menggunakan kelelawar atau ngengat sebagai penyerbuk biasanya memiliki kelopak putih dan aroma yang kuat, sedangkan tanaman yang menggunakan burung sebagai penyerbuk cenderung untuk mengembangkan kelopak merah dan jarang mengembangkan aroma (beberapa burung bergantung pada indra penciuman untuk menemukan makanan nabati ).

Anthropophily, penyerbukan oleh manusia, seringkali penyerbukan buatan yang digunakan dalam teknik hibridisasi.

Saturday, 2 March 2013

Perbanyakan tanaman secara Vegetatif

Perbanyakan secara vegetatif dilakukan menggunakan bagian-bagian tanaman seperti cabang, ranting, pucuk, daun, umbi dan akar. Prinsipnya adalah merangsang tunas adventif yang ada di bagian-bagian tersebut agar berkembang menjadi tanaman sempurna yang memiliki akar, batang dan daun sekaligus. Perbanyakan secara vegetatif dapat dilakukan dengan cara cangkok, rundukan, stek dan kultur jaringan.

Keunggulan perbanyakan ini adalah menghasilkan tanaman yang memiliki sifat yang sama dengan pohon induknya. Selain itu, tanaman yang berasal dari perbanyakan secara vegetatif lebih cepat berbunga dan berbuah. Sementara itu, kelemahannya adalah membutuhkan pohon induk dalam jumlah besar sehingga membutuhkan banyak biaya. Kelemahan lain, tidak dapat menghasilkan bibit secara massal jika cara perbanyakan yang digunakan cangkok atau rundukan. Untuk menghasilkan bibit secara massal sebaiknya dilakukan dengan stek. Namun tidak semua tanaman dapat diperbanyak dengan cara stek dan tingkat keberhasilannya sangat kecil. Terlebih jika dilakukan oleh para hobiis atau penangkar pemula.
Perkembangbiakan vegetatif ada 2 macam yaitu vegetatif alami dan vegetatif buatan. 

1. Perkembangbiakan Vegetatif Alami

Perkembangbiakan vegetatif alami adalah perkembangbiakan makhluk hidup/tumbuhan yang terjadi tanpa melalui bantuan manusia, jadi dilakukan oleh tumbuhan itu sendiri. Perkembangbiakan secara vegetatif terdiri dari pembentukan tunas, rizoma (akar tinggal/ akar rimpang), umbi lapis, umbi batang, geragih atau stolon, umbi akar, tunas adventif, spora dan membelah diri.

a. Pembentukan Tunas

Tunas biasanya tumbuh disamping induknya, induk dengan tunas yang masing-masing dianggap induvidu baru dan akan membentuk rumpun dan tunas tersebut berasal dari tunas ketiak bagian tumbuhan didalam tanah.
Contoh tumbuhan bertunas pakis haji (cycas rumphii), bamboo (bambusa sp), pisang (musa paradisiaca), nanas, palem, dan tebu (saccharum officinarum).

b. Rizoma (akar tinggal/akar rimpang)

Akar tinggal adalah bagian batang yang tumbuh mendatar didalam tanah dan menyerupai akar. Batang-batang beruas-ruas dan disetiap ruas dapat tumbuh tunas
Akar tinggal mempunyai ciri-ciri :
1) bentuk seperti akar, tetapi berbuku-buku seperti batang
2) pada ujung terdapat kuncup.
3) pada setiap buku/ruas terdapat daun yang berubah menjadi sisik
4) di setiap ketiak sisik terdapat mata tunas.
Contoh tumbuhan rizoma lengkuas (alpina officinarum), jahe (zingiber officinale), kunyit ( curcuma domestica), kencur (kaempferia galangal), temulawak, dan lidah mertua (sansivera sp).

c. Umbi Lapis

Umbi lapis adalah umbi yang berlapis-lapis dan ditengahnya tumbuh tunas.
Pada permukaan atas dari setiap buku, tumbuh daun yang tebal dengan satu atau dua kuncup ketiak yang letaknya berdekatan sehingga seperti berlapis-lapis.

Contoh tumbuhan yang umbi lapis yaitu bawang merah (allium cepa), bawang putih (allium sativum), bawang daun (allium fistulosum), bunga bakung (crinum asiaticum), dan bunga tulip

d. Umbi Batang

Umbi batang adalah batang yang tumbuh ke dalam tanah, ujung batang tersebut menggembung membentuk umbi untuk menyimpan cadangan makanan. Umbi batang merupakan batang yang menggembung karena berisi cadangan makanan dan pada permukannya terdapat daun yang berubah menjadi sisik. Pada ketiak sisik terdapat mata tunas sebagai calon individu baru.
Contoh tumbuhan umbi batang yaitu kentang (solanum tuberrodum), ubi jalar (ipomoea batatas), gadung (dioscorea hispida), dan gambili (dioscorea aculata).

e. Geragih / Stolon

Geragih merupakan batang yang menjalar diatas permukaan tanah dan apabila batang tersebut tertimbun tanah akan tumbuh menjadi tanaman baru.
Contoh tanaman geragih diatas permukaan tanah yaitu pegagan (centella asiatica), arbei, dan semanggi. 
Geragih yang menjalar dibawah permukaan tanah dan disebut stolon. Contoh tumbuhan bergeragih dibawah permukaan tanah adalah rumput teki (cyperus rotundus) dan rumput pantai (spinifex sp).

f. Umbi akar

Umbi akar  adalah akar yang berubah fungsi sebagai penyimpan cadangan makanan dan hanya dapat tumbuh menjadi individu baru apabila ditanam bersama sedikit batang yang bertunas. Ciri-ciri umbi akar adalah umbi tidak berbuku-buku, umbi tidak mempunyai kuncup dan daun, dan umbi tidak mempunyai mata tunas.
Contoh tumbuhan umbi akar adalah singkong (manihot utilissima), dahlia dan wortel.


g. Tunas adventif 

Tunas adventif adalah tunas yang tumbuh pada bagian-bagian tertentu seperti pada akar, daun, dsb. Tunas adventif yang dipisahkan dari induknya dapat tumbuh membentuk individu baru.Contoh tunas adventif pada akar adalah kersen (muntingia calabura), sukun (arthocarpus communis), kesemek (dyospiros knaki), jambu biji (psidium guavajava) dan cemara. Contoh tumbuhan tunas daun yaitu cocor bebek dan begonia

h. Spora

Tumbuhan yang berkembang biak dengan spora antara lain tumbuhan paku, jamur, dan ganggang. Bentuk spora seperti biji, tetapi sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat dengan mata saja. Spora dapat digunakan dengan menggunakan mikroskop.
Spora dibentuk dan disimpan di dalam kotak spora yang disebut sporangium.


i. Membelah Diri

Tumbuhan tingkat rendah berkembang biak dengan membelah diri. Tumbuhan tingkat rendah itu terdiri atas satu sel, misalnya ganggang hijau. Jadi, ganggang hijau memperoleh keturunan dengan cara membelah diri sel tubuhnya menjadi dua.

2. Perkembangbiakan Vegetatif Buatan

Perkembangbiakan vegetatif secara buatan adalah perkembangbiaknya tumbuhan tanpa perkawinan, dengan bantuan campur tangan manusia.

a. Mencangkok 

Mencangkok adalah suatu cara mengembangbiakkan tumbuhan dengan jalan menguliti batang yang ada lalu bungkus dengan tanah agar akarnya tumbuh. Jika akar sudah muncul akar yang kokoh, maka batang tersebut sudah bisa dipotong dan ditanam di tempat lain. Pengambilan batang tanaman yang sudah tumbuh akarnya, dapat dilakukan pada tanaman: dikotil, berkambium, bergetah, berkayu.
Contoh: mangga, jeruk, jambu air, rambutan, sawo. 
Keuntungan mencangkok antara lain lebih cepat berbuah, cepat berkembangbiaknya, batang pendek, mempunyai sifat yang sama dengan induknya. Sedangkan kerugiannya antara lain perakaran tidak kuat, induk cepat mati jika banyak dicangkok, hasil lebih sedikit

b. Stek

Adalah menanam bagian tertentu tumbuhan tanpa menunggu tumbuhan akar baru terlebih dahulu. Bagian yang distek adalah: batang, tangkai, dan daun Stek batang : ketela pohon, tebu, sirih.
Stek daun : cocor bebek, begonia, sansivera
Stek tangkai : kembang sepatu, mawar

c. Okulasi / Menempel

Adalah dengan cara menempelkan mata tunas dari satu tumbuhan ke batang tumbuhan lain yang sejenis. Tujuannya menggabungkan dua sifat baik pada tumbuhan sehingga didapatkan tanaman baru yang mempunyai sifat lebih baik dari tanaman induk. Contoh: mangga, belimbing. Alpukat

d. Sambung Pucuk / Mengenten

Adalah menyatukan pucuk dengan batang bawah dari tumbuhan yang sejenis. Tujuannya menggabungkan dua sifat baik pada tumbuhan sehingga didapatkan tanaman baru yang mempunyai sifat lebih baik dari tanaman induk. Contoh: kembang sepatu, durian, kopi, jambu.

e. Runduk

Adalah dengan cara mengerat sedikit batang kemudian merundukkan ke dalam tanah. Ini dapat dilakukan pada batang tanaman yang panjang dan lentur. Contoh: melati, alamanda, apel, dan mawar pagar

f. Kultur Jaringan

Yaitu mengambil jaringan tertentu (tunas, daun, akar) dan dikembangkan dalam media khusus. Contoh: kelapa sawit, anggrek.

Perbanyakan Tanaman Secara Rundukan (Layering)


Perbanyakan tanaman secara Rundukan sering disebut cangkok tanah atau cangkok runduk karena dilakukan dengan merundukkan cabang pohon induk sampai menyentuh tanah, lalu menutupnya dengan media. Rundukan merupakan salah satu cara perbanyakan secara vegetatif. Pada dasarnya, cara rundukan sama dengan mencangkok, yaitu membungkus bagian tanaman dengan media untuk menumbuhkan akar. Namun, cara rundukan tidak memerlukan pembungkus. Perbanyakan ini memiliki tingkat keberhasilan sampai 100%, karena cabang yang diperbanyak tetap mendapatkan asupan makanan dari pohon induknya.
Tanaman yang biasa diperbanyak dengan rundukan adalah tanaman yang bercabang panjang dan lentur seperti murbai, stroberi, apel, mawar dan azalea. Selain itu, juga tanaman menjalar dan merambat seperti labu kuning dan labu air. Secara alami, tanaman-tanaman tersebut dapat melakukan perbanyakan sendiri saat bagian tanamannya terkulai menyentuh tanah. Lama-kelamaan dari bagian tersebut akan tumbuh akar dan tunas. Jika dipotong dan ditanam lagi dapat tumbuh menjadi tanaman baru yang produktif.

Ada beberapa tipe perbanyakan dengan cara rundukan:

1. Tehnik Tip Layerage

Tehnik Tip Layerage dilakukan dengan menanam ke dalam tanah seluruh bagian ujung cabang tanaman. Tehnik ini biasa dilakukan oleh pekebun di luar negeri untuk memperbanyak tanaman stroberi dan murbai. Caranya, buat lubang sedalam 2-3 cm dibawah cabang yang dirundukkan. Kemudian cabang ditarik ke bawah sampai bagian ujungnya menjangkau dasar lubang, lalu tutup dengan tanah. Boasanya dalam waktu 2-3 bulan tumbuh akar di sekitar ujung cabang dan tunas baru muncul ke permukaan tanah. Tehnik ini sebaiknya dilakukan pada akhir musim kemarau agar sebelum musim hujan berakhir bibit sudah dapat dipisahkan dari pohon induknya untuk ditanam kembali dari satu cabang yang dirundukkan.

2. Tehnik Common Layerage

Tehnik common layerage dilakukan dengan menanam bagian ujung cabang, tetapi pucuknya dibiarkan muncul ke permukaan tanah. Tehnik ini dilakukan untuk memperbanyak tanaman apel dan mawar pagar. Caranya, buat lubang sedalam 10-20 cm di bawah cabang yang dirundukkan. Setelah itu, cabang ditarik ke bawah sampai bagian ujungnya menjangkau dasar lubang. Agar cabang tidak kembali ke posisi semula, tahan dengan sebilah bambu atau kawat yang dilengkungkan. Sebelum ditutup tanah, bagian cabang yang ditanam sebaiknya dilukai terlebih dahulu untuk merangsang titik-titik tumbuh akar. Tehnik ini hanya menghasilkan satu tanaman baru dari satu cabang yang dirundukkan.

3. Tehnik Trench Layerage

Tehnik trench layerage dilakukan dengan menanam cabang tanaman ke dalam lubang yang dibuat memanjang seperti parit (trench). Tehnik ini sering dilakukan untuk memperbanyak batang bawah apel, azalea, serta mawar. Caranya, buat lubang sedalam 5-12,5 cm di bawah cabang yang dirundukkan. Kemudian cabang dirundukkan memanjang memanjang di dasar lubang. Agar cabang tidak muncul ke atas permukaan tanah, bagian ujung dan pangkal cabang yang menyentuh tanah ditahan menggunakan sebilah bambu atau kawat yang dibengkokkan. Sementara itu, pucuk cabang dengan beberapa lembar daunnya dibiarkan tetap diatas permukaan tanah, lalu cabang ditutup dengan tanah. Biasanya dari setiap ruas cabang yang ditanam akan muncul beberapa tunas baru. Setelah perakarannya tumbuh banyak, ruas-ruas cabang yang telah bertunas dipotong-potong dan ditanam kembali. Karena menghasilkan banyak tunas yang berbaris di sepanjang lubang maka tehnik ini sering juga disebut tehnik continuous layerage.

4. Tehnik Compound Layerage

Tehnik ini mirip dengan trench layerage, tetapi bagian cabang yang ditanam tidak seluruhnya, hanya di beberapa tempat di satu cabang yang ditutup dengan tanah sehingga cabang tanaman berselang-seling berada di dalam dan diatas tanah. Di bagian cabang yang muncul diatas tanah akan tumbuh tunas-tunas baru, sementara itu, akar tumbuh di bagian cabang yang tertutup tanah. Di luar negeri, tanaman anggur banyak diperbanyak dengan cara ini. Cabang rundukan dipotong jika perakarannya telah cukup banyak dan tunas-tunasnya telah tumbuh subur. Kemudian bibit dipotong di dalam pot, polibag atau dapat langsung ditanam di kebun secara individual. Tehnik ini menghasilkan dua atau lebih tanaman baru dari satu cabang yang dirundukkan.

Untuk semua tehnik yang digunakan, tanah tempat menanam rundukan cabang harus subur dan gembur agar pertumbuhan akar dan tunas semakin cepat. Oleh karena itu, media untuk menutup cabang berupa campuran tanah topsoi dan pupuk kandang atau kompos dengan perbandingan 1:1. selain itu, tambahkan zat perangsang tumbuh (ZPT) dan NPK sebanyak 1 sendok makan/kg media.

Jika ZPT yang digunakan berbentuk bubuk seperti Rootone-F, beri sedikit air terlebih dahulu lalu diaduk sampai menjadi pasta. Setelah itu, oleskan ke bagian cabang yang dirundukkan. Jika ZPT yang digunakan berbentuk cairan seperti Atonik atau Florita, cara pemberiannya adalah dengan menyemprotkannya secara rutin seminggu sekali ke bagian tanah yang menutupi cabang dengan dosis 1-2 cc/liter air. Lakukan penyiraman 1-2 hari sekali agar media rundukan tetap terjaga kelembabannya.

Mencangkok


Mencangkok adalah salah satu cara perbanyakan secara vegetatif buatan, yaitu dengan cara menguliti hingga bersih dan menghilangkan kambium pada cabang atau ranting sepanjang 5-10 cm. Tumbuhan dikotil yang dicangkok akan memiliki akar serabut, bukan akar tunggang.

Tumbuhan hasil cangkokan akan lebih cepat berbuah dibandingkan tumbuhan yang ditanam dari biji dan memiliki sifat yang sama dengan induknya. Akan tetapi, tumbuhan hasil cangkokan mudah roboh, karena sistem perakarannya adalah serabut, oleh karena itu berhati-hatilah ketika menanamnya dan umurnya lebih pendek dibandingkan tumbuhan yang ditanam dari biji.

Cara mencangkok:

  1. Pilih cabang atau ranting yang tidak terlalu tua ataupun terlalu muda.
  2. Kuliti hingga bersih cabang atau ranting tersebut sepanjang 5-10 cm.
  3. Kerat kambiumnya hingga bersih, dan angin-anginkan.
  4. Tutup dengan tanah, kemudian dibungkus dengan plastik atau sabut kelapa. Ikat pada kedua ujungnya seperti membungkus permen. Bila menggunakan plastik, lubangi plastiknya terlebih dahulu.
  5. Jaga kelembaban tanah dengan cara menyiramnya setiap hari.
  6. Setelah banyak akar yang tumbuh, potong cabang atau ranting tersebut, kemudian taruhlah pada pot. setelah terlihat baik tanamlah di tanah

Saat mencangkok jaringan floem harus dihilangkan agar zat makanan harus dihilangkan agar zat makanan hasil fotosintesis terhenti didaerah pemotongan dan merangsang pertumbuhan akar.

Kerugian Mencangkok
  • Pada musim kemarau panjang tanaman tidak tahan kering.
  • Tanaman mudah roboh bila ada angin kencang karena tidak berakar tunggang.
  • Pohon induk tajuknya menjadi rusak karena banyak cabang yang dipotong.
  • Dalam satu pohon induk kita hanya bisa mencangkok beberapa batang saja, sehingga perbanyakan tanaman dalam jumlah besar tidak bisa dilakukan dengan cara ini.
Keuntungan Mencangkok
  • Tumbuhan hasil cangkokan akan lebih cepat berbuah dibandingkan tumbuhan yang ditanam dari biji
  • Tumbuhan yang dicangkok memiliki sifat yang sama dengan induknya.
  • Tingkat keberhasilannya lebih tinggi, karena pada proses mencangkok akar akan tumbuh ketika masih berada di pohon induk.
  • Produksi dan kualitas buahnya akan persis sama dengan tanaman induknya.
  • Tanaman asal cangkok bisa ditanam pada tanah yang letak air tanahnya tinggi atau di pematang kolam ikan.

Okulasi

Okulasi adalah teknik memperbanyak tanaman secara vegetatif dengan cara menggabungkan dua tanaman secara lebih baik. Penggabungan dilakukan dengan cara mengambil mata tunas dari pohon induk, lalu ditempelkan ke bagian percabangan primer. 

Percabangan primer adalah percabangan yang tumbuh dibawah batang. Keduanya hendaknya memiliki sifat-sifat unggul, sehingga diharapkan akan terjadi penggabungan sifat-sifat baik dari dua tanaman, setelah terjadi regenerasi jaringan pada bekas luka sambungan atau tautannya. , dalam waktu yang relatif pendek dan memperlihatkan pertumbuhan yang seragam. Jadi tujuan utama membuat bibit okulasi adalah agar produksi bisa lebih tinggi. Risiko kegagalan perlakuan okulasi mata tunas lebih rendah dibandingkan dengan risiko sambung pucuk.Penempelan mata tunas daya rekatnya lebih kuat dibandingkan dengan sambung pucuk, sehingga pertumbuhan tunas selanjutnya cenderung lebih bagus.

Okulasi adalah cara menghidupkan salah satu bagian dari pohon induknya, yaitu mata tunas. Mata tunas yang sudah dipisahkan dari induknya tidak akan dapat hidup tanpa alat atau bahan yang menghidupkannya. Alat atau bahan penghidup mata tunas ini disebut batang bawah.

Bagian bawah (yang mempunyai perakaran) yang menerima sambungan disebut batang bawah (rootstock atau understock) atau sering disebut stock. Bagian tanaman yang disambung atau ditempelkan disebut batang atas (scion). Bila scion merupakan sepotong batang atas atau cutting, proses penggabungan antara batang bawah dan batang atas tersebut disebut grafting, tetapi bila scion hanya berupa satu mata tunas yang digabungkan dengan batang bawah secara penempelan, proses penggabungan tersebut dinamakan okulasi atau budding.

Grafting dan budding merupakan cara pembiakan tanaman secara vegetatif untuk membentuk populasi tanaman secara klonal, bila cara penyetekan tidak dapat dilakukan. Ada beberapa tanaman yang dapat dengan mudah dilakukan penyetekan, tetapi ada pula tanaman yang lebih mudah dibiakan dengan penyambungan atau penempelan.

Waktu terbaik pelaksanaan okulasi adalah pada pagi hari, antara jam 07.00-11.00 pagi. Karena saat tersebut tanaman sedang aktif berfotosintesis sehingga kambium tanaman juga dalam kondisi aktif dan optimum. Diatas jam 12 siang daun mulai layu. Tetapi ini bisa diatasi dengan menempel ditempat yang teduh, terhindar dari sinar matahari langsung.
 
Okulasi dilakukan dengan cara sebagai berikut :
  1. Potong pencabangan tanaman induk yang akan diambil mata tunasnya. Pengambilan percabangan yang akan diambil mata tunas sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari karena saat itu daun tidak sedang berfotosintesis. 
  2. Buang daun-daun yang dipercabangan, sayat mata tunas secara hati-hati dari bawah ke atas.
  3. Sayat kulit percabangan primer secara hati-hati. Penyayatan diusahakan jangan terlalu panjang,sekitar 2 cm saja. Penyayatan ini disesuaikan dengan panjang mata tunas yang disyat.Jika ukuran ini bisa disesuaikan keberhasilan okulasi lebih tinggi. Sayatan kulit batang yang terlalu lebar atau pecah,tidak terlalu bermasalah dalam perlakuan okulasi.
  4. Potong setengah bagian sayatan kulit percabangan primer.
  5. Tempelkan mata tunas dikambium percabangan primer.
  6. Jika posisi mata tunas sudah menempel di kambium,tutup dengan setengah bagian kulit percabangan primer yang tidak dipotong. Penutupan jangan samapai mengenai mata tunas.
  7. Bungkus mata tunas yang sudah menempel dengan plastik khusus okulasi yang sudah dipersiapkansebelumnya. Pembukusan harus dilakukan dari arah bawah ke atas. Tujuannya agar mata tunas tertutup rapat atau kedap udara dan air siraman tidak bisa merembes masuk ke mata tunas. Jika air merembes kedalam, mata tunas akan busuk.

Gambar 1

Gambar 2

Gambar 3

Gambar 4

Thursday, 28 February 2013

Mengenten / Menyambung


Mengenten adalah perkembang biakan buatan yang biasanya dilakukan pada tumbuhan sejenis buah-buahan atau ketela pohon, demi mendapatkan kualitas buat yang baik.

Mengenten atau menyambung adalah menggabungkan batang bawah dan batang atas dua tanaman yang sejenis. Tujuan menyambung adalah menggabungkan sifat-sifat unggul dari dua tanaman, sehingga diperoleh satu tanaman yang memiliki sifat-sifat unggul. Perhatikan contoh berikut:

  • Tomat dengan terung, adalah contoh tumbuhan sekeluarga yang bisa disambung.
  • Durian yang lama tumbuh dibandingkan dengan Lai. Maka supaya cepat tumbuh dan berbuah, tunas durian disambungkan dengan pokok lai.
  • Kopi, ketela pohon, mangga dll

Umumnya calon batang atas adalah tanaman yang produksinya diutamakan sedangkan batang bawah adalah batang yang memiliki ketahanan terhadap faktor lingkungan seperti kekeringan dan lain sebagainya. Misalnya, untuk menyokong tumbuhan dibutuhkan jenis tumbuhan yang memiliki akar kuat. Sementara untuk menghasilkan buah atau daun atau bunga yang banyak dibutuhkan tumbuhan yang memiliki produktivitas tinggi. Tumbuhan yang dihasilkan memiliki akar kuat dan produktivitas yang tinggi. Contoh tumbuhan yang bisa disambung adalah tumbuhan yang sekeluarga. Contohnya, tomat dengan terung.

Misalnya, ada dua tanaman mangga. Tanaman mangga pertama berakar kuat, tetapi buahnya asam, sedangkan tanaman mangga kedua berakar lemah tetapi buahnya sangat manis. Untuk memperoleh pohon mangga yang berakar kuat dan berbuah manis, maka batang bawah dari tanaman mangga berakar kuat disambungkan dengan batang atas tanaman mangga yang berbuah manis.



Cara mengenten tanaman 
 
Alat dan bahan
1.    Pisau
2.    Tali plastic
3.    Dua jenis tumbuhan
4.    Kertas Koran bekas / kantong semen

Cara kerja

  1. Carilah tumbuhan yang telah tumbuh subur. Batang bawah berdiameter lebih besar daripada batang atas
  2. Carilah tumbuhan kedua yang siap diambil tunasnya
  3. Gunakan pisau steril dan tajam untuk memotong tunas / pucuk tanaman yang kedua dengan panjang ± 5cm, bentuklah ujung tunas yang dipotong menyerong kiri-kanan (bentuk V terbalik) agar dapat diselipkan secara tepat pada batang bawah..
  4. Potonglah pula tunas tanaman yang akan ditempel, ujung yang akan ditempel (calon batang bawah) dipotong berbentuk huruf v
  5. Ikatlah tempelan tadi dengan tali raffia, hati-hati janngan sampai tunasnya patah.
  6. Bungkuslah sambungan tadi dengan kertas untuk menghindari sinar matahari langsung, usahakan sambungan jangan terkena air dan bagian tengahnya longgar agar tunas tidak terganggu. 
  7. Untuk mengurangi penguapan dan mempercepat tumbuhnya tunas, sisakan 2-4 helai daun pada batas atas; dan potong daun tersebut menjadi setengahnya atau pangkas semua daun.
  8. Setelah kira-kira dua minggu kemudian periksalah. Apabila daun tampak segar berarti mnegenten berhasil. Apabila daun layu atau membusuk berarti mengenten gagal dan perlu diulang kembali.
Keuntungan Mengenten
  • Tanaman dapat berproduksi lebih cepat, 
  • Hasil produksi dapat sesuai dengan keinginan tergantung batang atas yang digunakan.

Kerugian mengenten
  • Pada saat menyembung, ukuran kedua batang harus sama, karena kambium pada kedua batang harus bertemu dengan tepat. Bila tidak, proses mengenten akan gagal.
  • Jenis pohon yang bisa disambung jumlahnya terbatas, karena harus pohon yang sekeluarga.

Saturday, 23 February 2013

Pandorina


Pandorina adalah genus dari alga hijau yang berukuran dari 50-250 mikron. Satu koloni bisa terdiri dari 8 hingga 32 sel. Koloni ini tersusun sedemikian rapat membentuk suatu bola yang ketat, kecil dan terkait dengan Volvox.

Tiap-tiap sel dalam koloni memiliki ukuran yang hampir sama, memiliki dua flagella yang muncul dari bagian anterior, dengan dua vakuol kontraktil di dasarnya. Bintik mata terletak pada bidang sel yang menghadap ke luar (eksterior).

Gambar di samping menunjukkan beberapa bagian dari sklus kehidupan Pandorina: A, Koloni Pandorina. B, Masing-masing koloni membagi diri membentuk koloni baru. C, Bagian dari koloni melepaskan diri menjadi gamet. D, konjugasi dari dua gamet yang berbeda ukuran. E, Konjugasi tahap selanjutnya. F, gametospore atau resting spore. G, Zoospore besar yang terbentuk dari gametospore. H, Bentuk koloni yang terususun dari zoospore, G.

Pembiakan aseksual dengan pembentukan koloni- koloni anak secara serentak oleh semua sel pada koloni (seperti pada volvox). Pembiakan seksual terjadi secara anisogami antara gamet- gamet heterotalus. Pada famili volvocaceae jumlah sel dalam koloni, susunan dan bentuknya telah mempunyai pola yang tetap keadaan ini disebut senobia (senobium).

Untuk dapat bergerak, menggelinding atau berenang, koloni ini akan saling berkoordinasi, 

Tuesday, 1 January 2013

Perkembang-biakan Tumbuhan

Secara umum perkembang-biakan tumbuhan dibagi menjadi dua, yaitu perkembang-biakan secara vegetatif dan secara generatif.

1. Perkembang-biakan secara Vegetatif

Perkembang-biakan secara vegetatif adalah perkembangbiakan tanpa melalui perkawinan atau penyerbukan. Perkembang-biakan vegetatif ini hanya melibatkan satu induk saja dan tumbuhan baru atau keturunannya berasal dari bagian tubuh induknya. Akibatnya, tumbuhan baru ini memiliki sifat biologis yang sama persis dengan induknya.

Perkembangan-biakan vegetatif dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu perkembang-biakan vegetatif alami (tanpa bantuan atau campur tangan manusia) dan perkembang-biakan vegetatif buatan (dengan bantuan atau campur tangan manusia)

Contoh perkembang-biakan vegetatif alami :

- Membelah diri, contoh ganggang hijau
- Spora, contoh tumbuhan paku, pakis, jamur
- Akar tinggal (Rhizoma), contoh  jahe, lengkuas, kunyit, temu lawak, rumput
- Umbi lapis, contoh bawang merah, bawang bombai, bawang putih, bunga tulip, bunga bakung
- Umbi batang, contoh ubi jalar, kentang, lobak
- Umbi akar, contoh bunga dahlia, wortel
- Geragih, contoh arbei, pegagan, semanggi, rumput teki, semangka, melon, strawberi
- Tunas, contoh pohon pisang, tebu, bambu

Contoh perkembang-biakan vegetatif buatan

- Cangkok, contoh mangga, jeruk, jambu, belimbing, nangka
- Setek batang, contoh ketela pohon, mawar dan sirih 
- Setek daun, contoh cocor bebek, begonia, sri rejeki
- Runduk, contoh melati, alamanda, apel dan mawar pagar
- Okulasi,



2. Perkembangbiakan secara generatif 

Perkembangbiakan secara genaratif terjadi jika benang sari menempel di atas kepala putik. Benangsari merupakan alat kelamin jantan pada bunga,sedangkan kepala putik merupakan alat kelamin betina pada bunga.Penyerbukan dapat dibantu oleh angin, air, serangga, dan tangan manusia.
 
Penyerbukan yang dibantu oleh angin contohnya tanaman:padi,gandum,pohon jambu dan lain lain.Tanaman yang penyerbukannya di bantu manusia contohnya tanaman vanili dan anggrek. Tanaman yang memiliki bunga biasanya penyerbukannnya dibantu oleh serangga.