Okulasi adalah teknik memperbanyak tanaman secara vegetatif dengan cara
menggabungkan dua tanaman secara lebih baik. Penggabungan dilakukan dengan
cara mengambil mata tunas dari pohon induk, lalu ditempelkan ke bagian
percabangan primer.
Percabangan primer adalah percabangan yang tumbuh
dibawah batang. Keduanya hendaknya memiliki sifat-sifat unggul, sehingga diharapkan akan
terjadi penggabungan sifat-sifat baik dari dua tanaman, setelah terjadi
regenerasi jaringan pada bekas luka sambungan atau tautannya. , dalam waktu yang
relatif pendek dan memperlihatkan pertumbuhan yang seragam. Jadi tujuan
utama membuat bibit okulasi adalah agar produksi bisa lebih tinggi. Risiko kegagalan perlakuan okulasi mata tunas lebih
rendah dibandingkan dengan risiko sambung pucuk.Penempelan mata
tunas daya rekatnya lebih kuat dibandingkan dengan sambung pucuk,
sehingga pertumbuhan tunas selanjutnya cenderung lebih bagus.
Okulasi adalah cara menghidupkan salah satu bagian dari pohon induknya, yaitu mata tunas. Mata tunas yang sudah dipisahkan dari induknya tidak akan dapat hidup tanpa alat atau bahan yang menghidupkannya. Alat atau bahan penghidup mata tunas ini disebut batang bawah.
Bagian bawah (yang mempunyai perakaran) yang menerima sambungan disebut batang bawah (rootstock atau understock) atau sering disebut stock. Bagian tanaman yang disambung atau ditempelkan disebut batang atas (scion). Bila scion merupakan sepotong batang atas atau cutting, proses penggabungan antara batang bawah dan batang atas tersebut disebut grafting, tetapi bila scion hanya
berupa satu mata tunas yang digabungkan dengan batang bawah secara
penempelan, proses penggabungan tersebut dinamakan okulasi atau budding.
Grafting dan budding merupakan cara pembiakan tanaman
secara vegetatif untuk membentuk populasi tanaman secara klonal, bila
cara penyetekan tidak dapat dilakukan. Ada beberapa tanaman yang dapat
dengan mudah dilakukan penyetekan, tetapi ada pula tanaman yang lebih
mudah dibiakan dengan penyambungan atau penempelan.
Waktu terbaik pelaksanaan okulasi adalah pada pagi hari, antara jam
07.00-11.00 pagi. Karena saat tersebut tanaman sedang aktif
berfotosintesis sehingga kambium tanaman juga dalam kondisi aktif dan
optimum. Diatas jam 12 siang daun mulai layu. Tetapi ini bisa diatasi
dengan menempel ditempat yang teduh, terhindar dari sinar matahari
langsung.
Okulasi dilakukan dengan cara sebagai berikut :
- Potong pencabangan tanaman induk yang akan diambil mata tunasnya. Pengambilan percabangan yang akan diambil mata tunas sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari karena saat itu daun tidak sedang berfotosintesis.
- Buang daun-daun yang dipercabangan, sayat mata tunas secara hati-hati dari bawah ke atas.
- Sayat kulit percabangan primer secara hati-hati. Penyayatan diusahakan jangan terlalu panjang,sekitar 2 cm saja. Penyayatan ini disesuaikan dengan panjang mata tunas yang disyat.Jika ukuran ini bisa disesuaikan keberhasilan okulasi lebih tinggi. Sayatan kulit batang yang terlalu lebar atau pecah,tidak terlalu bermasalah dalam perlakuan okulasi.
- Potong setengah bagian sayatan kulit percabangan primer.
- Tempelkan mata tunas dikambium percabangan primer.
- Jika posisi mata tunas sudah menempel di kambium,tutup dengan setengah bagian kulit percabangan primer yang tidak dipotong. Penutupan jangan samapai mengenai mata tunas.
- Bungkus mata tunas yang sudah menempel dengan plastik khusus okulasi yang sudah dipersiapkansebelumnya. Pembukusan harus dilakukan dari arah bawah ke atas. Tujuannya agar mata tunas tertutup rapat atau kedap udara dan air siraman tidak bisa merembes masuk ke mata tunas. Jika air merembes kedalam, mata tunas akan busuk.
Gambar 1 |
Gambar 2 |
Gambar 3 |
Gambar 4 |
No comments:
Post a Comment