Kristalisasi adalah proses pembentukan kristal padat dari suatu larutan induk yang homogen. Proses
ini adalah salah satu teknik pemisahan padat-cair yang sangat penting
dalam industri, karena dapat menghasilkan kemurnian produk hingga 100%.
Contoh proses kristalisasi : pembuatan gula pasir dari jus tebu/beet,
pembuatan kristal pupuk dari larutan induknya, dll.
Syarat
utama terbentuknya kristal dari suatu larutan adalah larutan induk
harus dibuat dalam kondisi lewat jenuh (supersaturated). Yang dimaksud
dengan kondisi lewat jenuh adalah kondisi dimana pelarut (solven)
mengandung zat terlarut (solute) melebihi kemampuan pelarut tersebut
untuk melarutkan solute pada suhu tetap. Atau kalau diilustrasikan
dengan sebuah kelas, jika kapasitas suatu kelas adalah 80 mahasiswa,
karena hanya ada 80 kursi. Maka mahasiswa ke-81 yang masuk ke kelas
adalah mahasiswa yang membuat kondisi kelas lewat jenuh.
Selanjutnya,
bagaimana cara untuk mencapai kondisi supersaturasi yang diinginkan ?
Berdasarkan teori, solubilitas padatan dalam cairan akan menurun seiring
dengan penurunan suhu (pendinginan). Seiring dengan penurunan suhu, saturasi akan meningkat sedemikian hingga, sampai tercapai kondisi supersaturasi.
Pendinginan
adalah salah satu dari 4 cara yang dapat digunakan untuk mencapai
kondisi supersaturasi. Akan tetapi cara ini hanya dapat dilakukan jika,
solubilitas padatan dalam larutan sangat dipengaruhi oleh suhu. Dan
untuk senyawa Ce2(SO4)3 cara ini tidak berlaku, karena kelarutan senyawa
ini dalam air akan berkurang dengan kenaikan suhu.
Setelah kondisi supersaturasi dicapai, bagaimana kita menumbuhkan kristal ?
Langkah
pertama adalah membentuk inti kristal primer, yang akan merangsang
pembentukan kristal. Untuk membentuk inti kristal primer, jika dibuat
dari larutan induk, maka beda konsentrasi larutan lewat jenuh dengan
konsentrasi jenuh (C-C*) sebagai driving force proses kristalisasi harus
dibuat besar. Dan
ini membutuhkan energi yang sangat besar. Sehingga untuk skala
industri, tidak efisien. Lebih disukai cara penambahan kristal yang
sudah jadi, untuk menginisiasi pembentukan inti kristal primer.
Pemodelan
matematis yang mewakili proses nukleasi primer, sulit untuk dibuat.
Oleh karena itu, perhitungan waktu tinggal semata-mata didasarkan dari
hasil eksperimen.
Mekanisme
kristalisasi selanjutnya adalah nukleasi sekunder. Pada fase ini,
kristal tumbuh dikarenakan kontak antara kristal dan larutan. Terjadi
pada kondisi supersaturasi yang lebih rendah yang memungkinkan kristal
tumbuh dengan optimal. Nukleasi sekunder membutuhkan bibit atau kristal
yang sudah jadi untuk merangsang pertumbuhan kristal yang baru. Fase
inipun juga sulit dibuat pemodelannya, sehingga sama dengan nukleasi
primer, penentuan waktunya dilakukan dengan eksperimen.
Jenis-jenis Kristaliser:
- Kristaliser Tangki, adalah jenis kristaliser yang paling kuno. Larutan jenuh, panas dibiarkan berkontak dengan udara terbuka dalam tangki terbuka.
- Scraped Surface Crystallizers, Contoh
kristaliser jenis ini adalah Swenson-Walker crystallizer. Berupa
saluran dengan lebar 2 ft, dengan penampang berbentuk setengah
lingkaran. Bagian luar dinding dilengkapi dengan jaket pendingin dan
sebuah pisau pengeruk yang akan mengambil produk kristal yang menempel
pada dinding.
- Forced Circulating Liquid Evaporator-Crystallizer. Kristaliser jenis ini mengkombinasikan antara pendinginan dan evaporasi untuk mencapai kondisi supersaturasi. Larutan
terlebih dulu dilewatkan pemanas HE, kemudian menuju badan kristaliser.
Di sini terjadi flash evaporation, mengurangi jumlah pelarut dan
meningkatkan konsentrasi solute, membawa ke kondisi supersaturasi.
Selanjutnya larutan ini mengalir melalui area fluidisasi dimana kristal
terbentuk melalui nukleasi sekunder. Produk kristal diambil sebagai
hasil bawah, sedangkan larutan pekat direcycle, dicampur dengan umpan
segar.
- Circulating Magma Vacuum Crystallizer. Pada tipe kristaliser ini, baik kristal ataupun larutan disirkulasi diluar badan kristal. Setelah dipanaskan larutan akan dialirkan ke badan kristaliser. Kondisi vakum menjadi penyebab menguapnya pelarut, sehingga menjadi lewat jenuh.
No comments:
Post a Comment