Interferensi adalah penjumlahan superposisi dari dua gelombang cahaya atau lebih yang menimbulkan pola gelombang yang baru.
Interferensi cahaya selain dapat bersifat membangun, juga dapat bersifat merusak. Bersifat membangun, jika beda fase kedua gelombang adalah sama, sehingga gelombang baru yang terbentuk adalah penjumlahan dari kedua gelombang tersebut. Gelombang resultan memiliki amplitudo maksimum.
Bersifat merusak, jika beda fasenya adalah 180 derajat, sehingga kedua gelombang saling menghilangkan. Gelombang resultan memiliki amplitudo nol.
Untuk menghasilkan pasangan sumber cahaya kohern agar dapat menghasilkan pola interferensi adalah :
S1 dan S2, dua sumber cahaya baru., c = jarak antar dua sumber
Interferensi maksimum akan terjadi jika kedua gelombang yang tiba di titik A sefase. Dua gelombang memiliki fase sama bila beda lintasannya merupakan kelipatan bilangan cacah dari panjang gelombang.
ΔS = mλ
Jadi, persamaan interferensi maksimum menjadi
dengan d = jarak antara celah pada layar
p = jarak titik pusat interferensi (O) ke garis terang di A
l = jarak celah ke layar
λ = panjang gelombang cahaya
m = orde interferensi (0, 1, 2, 3, ...)
Interferensi maksimum/terang/konstruktif, terjadi bila :
atau
Interferensi Minimum/Gelap/Destrutip, terjadi jika
atau
Cahaya warna-warni inilah bukti adanya peristiwa interferensi cahaya
pada lapisan tipis air sabun. Interferensi ini terjadi pada sinar yang
dipantulkan langsung dan sinar yang dipantulkan setelah dibiaskan.
Interferensi antar gelombang yang dipantulkan oleh lapisan atas dan yang dipantulkan oleh lapisan bawah ditunjukkan pada Gambar berikut.
Selisih lintasan yang ditempuh oleh sinar datang hingga menjadi sinar pantul ke-1 dan sinar pantul ke-2 adalah
ΔS = S2 – S1 = n(AB + BC) – AD = n(2AB) – AD
Jika tebal lapisan adalah d, diperoleh d = AB cos r sehingga AB = d/cos r dan AD = AC sin i, dengan AC = 2d tan r. Dengan demikian, persamaan di atas menjadi:
Sesuai dengan hukum Snellius, n sin r = sin I, selisih jarak tempuh kedua sinar menjadi:
ΔS = 2nd cos r
Supaya terjadi interferensi maksimum, ΔS harus merupakan kelipatan dari panjang gelombang (λ), tetapi karena sinar pantul di B mengalami perubahan fase , ΔS menjadi
Jadi, interferensi maksimum sinar pantul pada lapisan tipis akan memenuhi persamaan berikut.
=
dengan n = indeks bias lapisan tipis
d = tebal lapisan
r = sudut bias
m = orde interferensi (0, 1, 2, 3, …)
λ = panjang gelombang sinar
Interferensi cahaya selain dapat bersifat membangun, juga dapat bersifat merusak. Bersifat membangun, jika beda fase kedua gelombang adalah sama, sehingga gelombang baru yang terbentuk adalah penjumlahan dari kedua gelombang tersebut. Gelombang resultan memiliki amplitudo maksimum.
Bersifat merusak, jika beda fasenya adalah 180 derajat, sehingga kedua gelombang saling menghilangkan. Gelombang resultan memiliki amplitudo nol.
Sebagai contoh, setiap orang dengan menggunakan sebuah baskom air dapat melihat
bagaimana interferensi antara dua gelombang permukaan air dapat
menghasilkan pola-pola bervariasi, yang dapat dilihat dengan jelas. Dua
orang yang bersenandung dengan nada-nada dasar yang frekuensinya berbeda
sedikit akan mendengar layangan (penguatan dan pelemahan bunyi) sebagai
hasi interferensi.
Warna-warni pelangi menunjukkan bahwa
sinar matahari adalah gabungan dari berbagai macam warna dari spektrum
kasat mata. Di lain fihak, warna pada gelombang sabun, lapisan minyak,
warna bulu burung merah, dan burung kalibri bukan disebabkan oleh
pembiasan. Hal ini terjadi karena interferensi konstruktif dan
destruktif dari sinar yang dipantulkan oleh suatu lapisan tipis. Adanya
gejala interferensi ini bukti yang paling menyakinkan bahwa cahaya itu
adalah gelombang.
Interferensi cahaya bisa terjadi jika ada dua atau
lebih berkas sinar yang bergabung. Jika cahayanya tidak berupa berkas
sinar, maka interferensinya sulit diamati. Interferensi cahaya sulit
diamati karena dua alasan:
- Panjang gelombang cahaya sangat pendek, kira-kira 1% dari lebar rambut.
- Setiap sumber alamiah cahaya memancarkan gelombang cahaya yang fasenya sembarang (random) sehingga interferensi yang terjadi hanya dalam waktu sangat singkat.
Tidak terjadi Interferensi |
Terjadi Interferensi |
Jadi, interferensi cahaya tidaklah
senyata seperti interferensi pada gelombang air atau gelombang bunyi.
Interferensi terjadi jika terpenuhi dua syarat berikut ini:
- Kedua gelombang cahaya harus koheren, dalam arti bahwa kedua gelombang cahaya harus memiliki beda fase yang selalu tetap, oleh sebab itu keduanya harus memiliki frekuensi yang sama.
- Kedua gelombang cahaya harus memiliki beda fase, frekuensi dan amplitude yang hampir sama.
Thomas Young |
- Sinari dua (atau lebih) celah sempit dengan cahaya yang berasal dari celah tunggal (satu celah). Hal ini dilakukan oleh Thomas Young.
- Dapatkan sumber-sumber kohern maya dari sebuah sumber cahaya dengan pemantulan saja. Hal ini dilakukian oleh Fresnel. Hal ini juga terjadi pada pemantulan dan pembiasan (pada interferensi lapisan tipis).
- Gunakan sinar laser sebagai penghasil sinar laser sebagai penghasil cahaya kohern.
Percobaan Interferensi oleh Fresnell dan Young
Untuk mendapatkan dua sumber cahaya koheren, A. J Fresnell dan Thomas Young menggunakan sebuah lampu sebagai sumber cahaya. Dengan menggunakan sebuah sumber cahaya S, Fresnell memperoleh dua sumber cahaya S1 dan S2 yang kohoren dari hasil pemantulan dua cermin. Sinar monokromatis yang dipancarkan oleh sumber S, dipantulkan oleh cermin I dan cermin II yang seolah-olah berfungsi sebagai sumber S1 dan S2.
Sesungguhnya, S1 dan S2 merupakan bayangan oleh cermin I dan Cermin II (Gambar di bawah)
Percobaan cermin Fresnell
Berbeda dengan percobaan yang dilakukan
oleh Fresnell, Young menggunakan dua penghalang, yang pertama memiliki
satu lubang kecil dan yang kedua dilengkapi dengan dua lubang kecil.
Dengan cara tersebut, Young memperoleh dua sumber cahaya (sekunder)
koheren yang monokromatis dari sebuah sumber cahaya monokromatis. Pada layar tampak pola garis-garis terang dann gelap. Pola
garis-garis terang dan gelap inilah bukti bahwa cahaya dapat
berinterferensi. Interferensi cahaya terjadi karena adanya beda fase cahaya dari kedua celah tersebut.
Percobaan dua celah oleh Young
Hasil interferensi dari dua sinar/cahaya koheren menghasilkan pola terang dan gelap. |
Pola interferensi yang dihasilkan oleh
kedua percobaan tersebut adalah garis-garis terang dan garis-garis gelap
pada layar yang silih berganti. Garis terang terjadi jika kedua sumber
cahaya mengalami interferensi yang saling menguatkan atau interferensi maksimum. Adapun garis gelap terjadi jika kedua sumber cahaya mengalami interferensi yang saling melemahkan atau interferensi minimum.
Jika kedua sumber cahaya memiliki amplitudo yang sama, maka pada
tempat-tempat terjadinya interferensi minimum, akan terbentuk titik gelap sama sekali.
Untuk mengetahui lebih rinci tentang pola yang terbentuk dari
interferensi dua celah, perhatikan penurunan-penurunan interferensi dua
celah berikut.
Pada Gambar di bawah, tampak bahwa lensa
kolimator menghasilkan berkas sejajar. Kemudian, berkas cahaya tersebut
melewati penghalang yang memiliki celah ganda sehingga S1 dan S2 dapat dipandang sebagai dua sumber cahaya monokromatis. Setelah keluar dari S1 dan S2, kedua cahaya digambarkan menuju sebuah titik A pada layar. Selisih jarak yang ditempuhnya (S2A – S1A) disebut beda lintasan.
........................................2.2
Percobaan Interferensi Young
θ= sudut belok, l = jarak antara dua sumber terhadap layar
Jika jarak S1A dan S2A sangat besar dibandingkan jarak S1 ke S2, dengan S1S2 = d, sinar S1A dan S2A dapat dianggap sejajar dan selisih jaraknya ΔS = S2B. Berdasarkan segitiga S1S2B, diperoleh , dengan d adalah jarak antara kedua celah. Selanjutnya, pada segitiga COA, .
Untuk sudut-sudut kecil akan didapatkan . Untuk θ kecil, berarti p/l kecil atau p<<l sehingga selisih kecepatan yang ditempuh oleh cahaya dari sumber S2 dan S1 akan memenuhi persamaan berikut ini.
Interferensi maksimum akan terjadi jika kedua gelombang yang tiba di titik A sefase. Dua gelombang memiliki fase sama bila beda lintasannya merupakan kelipatan bilangan cacah dari panjang gelombang.
ΔS = mλ
Jadi, persamaan interferensi maksimum menjadi
dengan d = jarak antara celah pada layar
p = jarak titik pusat interferensi (O) ke garis terang di A
l = jarak celah ke layar
λ = panjang gelombang cahaya
m = orde interferensi (0, 1, 2, 3, ...)
Interferensi maksimum/terang/konstruktif, terjadi bila :
atau
Keterangan :
P=jarak dari terang/gelap ke-m dengan terang pusat (meter)
d=jarak kedua sumber cahaya/celah(meter)
l=jarak antara sumber cahaya dengan layar (meter)
m=bilangan (1,2,3…dst)
l=panjang gelombang (meter, atau Amstrong A0=1.10-10meter)
Interferensi Minimum/Gelap/Destrutip, terjadi jika
atau
Interferensi pada Lapisan Tipis
Dalam keseharian Anda sering mengamati
garis-garis berwarna yang tampak pada lapisan tipis bensin atau oli yang
tumpah di permukaan air saat matahari menyoroti permukaan oli tersebut.
Di samping itu, Anda tentu pernah main air sabun yang ditiup sehingga
terjadi gelembung. Kemudian saat terkena sinar matahari akan terlihat
warna-warni.
Interferensi antar gelombang yang dipantulkan oleh lapisan atas dan yang dipantulkan oleh lapisan bawah ditunjukkan pada Gambar berikut.
Interferensi pada selaput tipis
Selisih lintasan yang ditempuh oleh sinar datang hingga menjadi sinar pantul ke-1 dan sinar pantul ke-2 adalah
ΔS = S2 – S1 = n(AB + BC) – AD = n(2AB) – AD
dengan n adalah indeks bias lapisan tipis.
Jika tebal lapisan adalah d, diperoleh d = AB cos r sehingga AB = d/cos r dan AD = AC sin i, dengan AC = 2d tan r. Dengan demikian, persamaan di atas menjadi:
Sesuai dengan hukum Snellius, n sin r = sin I, selisih jarak tempuh kedua sinar menjadi:
ΔS = 2nd cos r
Supaya terjadi interferensi maksimum, ΔS harus merupakan kelipatan dari panjang gelombang (λ), tetapi karena sinar pantul di B mengalami perubahan fase , ΔS menjadi
Jadi, interferensi maksimum sinar pantul pada lapisan tipis akan memenuhi persamaan berikut.
=
dengan n = indeks bias lapisan tipis
d = tebal lapisan
r = sudut bias
m = orde interferensi (0, 1, 2, 3, …)
λ = panjang gelombang sinar
Cincin Newton
Cincin Newton merupakan pola
interferensi pada selaput tipis udara yang berupa lingkaran-lingkaran
garis gelap dan terang yang sepusat. Cincin Newton terletak antara
permukaan optik. Cincin Newton dapat terjadi pada selaput tipis udara
antara kaca planparalel dan lensa plan-konveks yang disinari cahaya
sejajar monokromatik secara tegak lurus dari atas kaca plan-paralel.
Cincin
Newton ini terjadi karena interferensi cahaya yang dipantulkan oleh
permukaan cembung lensa dengan sinar yang telah menembus lapisan udara,
yang kemudian dipantulkan oleh permukaan bagian atas kaca plan-paralel.
No comments:
Post a Comment