Dilengkapi : 27 September 2013
Antropologi adalah suatu studi ilmu yang mempelajari
tentang manusia baik dari segi budaya, perilaku, keanekaragaman, dan lain
sebagainya. Antropologi adalah istilah kata bahasa Yunani yang berasal dari
kata anthropos dan logos. Anthropos berarti manusia dan logos memiliki arti
cerita atau kata.
Antropologi berasal dari kata anthropos
yang berarti “manusia“, dan logos yang berarti ilmu.
Antropologi mempelajari manusia sebagai makhluk biologis sekaligus makhluk
sosial. Para ahli mendefinisikan antropologi sebagai berikut:
William A. Haviland
Antropologi adalah studi tentang umat manusia, berusaha
menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya serta
untuk memperoleh pengertian yang lengkap tentang keanekaragaman manusia.
David Hunter
Antropologi adalah ilmu yang lahir dari keingintahuan yang
tidak terbatas tentang umat manusia.
Koentjaraningrat
Antropologi adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada
umumnya dengan mempelajari aneka warna, bentuk fisik masyarakat serta
kebudayaan yang dihasilkan.
Dari definisi tersebut, dapat disusun pengertian sederhana
antropologi, yaitu sebuah ilmu yang mempelajari manusia dari segi
keanekaragaman fisik serta kebudayaan (cara-cara berprilaku, tradisi-tradisi,
nilai-nilai) yang dihasilkan sehingga setiap manusia yang satu dengan yang
lainnya berbeda-beda.
Objek dari antropologi adalah manusia di dalam masyarakat
suku bangsa, kebudayaan dan prilakunya. Ilmu pengetahuan antropologi memiliki
tujuan untuk mempelajari manusia dalam bermasyarakat suku bangsa, berperilaku
dan berkebudayaan untuk membangun masyarakat itu sendiri.
Cabang Utama dan Turunan Antropologi :
Secara garis besar, Antropologi dibagi menjadi 2 cabang
besar, yaitu Antropologi Fisik dan Antropologi Budaya.
A. Antropologi Fisik
Antropologi fisik mempelajari ciri-ciri fisik manusia, misalnya pengaruh evolusi ukuran otak manusia terhadap perkembangan kebudayaan. Antropologi fisik terbagi lagi menjadi Paleontologi dan Somatologi.dimana bidang paleontologi manusia mempelajari tentang munculnya manusia dan perkembangannya sedangkan bidang variasi manusia mempelajari bagaimana dan apa sebabnya manusia masa sekarang, berbeda secara biologis.
- Paleoantrologi adalah ilmu yang mempelajari asal usul manusia, perkembangan dan evolusi manusia dengan meneliti fosil-fosil.
- Somatologi adalah ilmu yang mempelajari keberagaman ras manusia untuk mengetahui bagaimana dan apa sebabnya manusia sekarang, berbeda secara biologis, dengan mengamati ciri-ciri fisik.
B. Antropologi Budaya,
Umumnya istilah kebudayaan mencakup cara berfikir dan cara berlaku yang merupakan ciri khas suatu bangsa atau masyarakat tertentu. Lebih dari itu, kebudayaan juga terdiri dari hal-hal seperti bahasa, ilmu pengetahuan, hukum-hukum, kepercayaan, agama, kegemaran makanan tertentu, musik, kebiasaan pekerjaan, larangan-larangan dan sebagainya.
- Prehistori
adalah ilmu yang mempelajari sejarah penyebaran dan
perkembangan budaya manusia mengenal tulisan.
- Etnolinguistik
antrologi adalah ilmu yang mempelajari suku-suku bangsa yang ada di
dunia / bumi.
- Etnologi
adalah ilmu yang mempelajari asas kebudayaan manusia di
dalam kehidupan masyarakat suku bangsa di seluruh dunia.
- Etnopsikologi adalah ilmu yang mempelajari kepribadian bangsa serta peranan individu pada bangsa dalam proses perubahan adat istiadat dan nilai universal dengan berpegang pada konsep psikologi.
Di samping itu ada pula cabang ilmu antropologi terapan dan
antropologi spesialisasi. Antropology spesialisasi contohnya seperti
antropologi politik, antropologi kesehatan, antropologi ekonomi, dan masih
banyak lagi yang lainnya.
Sejarah
Seperti
halnya sosiologi, antropologi sebagai sebuah ilmu juga mengalami
tahapan-tahapan dalam perkembangannya. Koentjaraninggrat menyusun perkembangan
ilmu Antropologi menjadi empat fase sebagai berikut:
Fase
Pertama (Sebelum tahun 1800-an)
Manusia
dan kebudayaannya, sebagai bahan kajian Antropologi.
Sekitar
abad ke-15-16, bangsa-bangsa di Eropa mulai berlomba-lomba untuk menjelajahi
dunia. Mulai dari Afrika, Amerika, Asia, hingga ke Australia. Dalam
penjelajahannya mereka banyak menemukan hal-hal baru. Mereka juga banyak
menjumpai suku-suku yang asing bagi mereka. Kisah-kisah petualangan dan
penemuan mereka kemudian mereka catat di buku harian ataupun jurnal perjalanan.
Mereka mencatat segala sesuatu yang berhubungan dengan suku-suku asing
tersebut. Mulai dari ciri-ciri fisik, kebudayaan, susunan masyarakat, atau
bahasa dari suku tersebut. Bahan-bahan yang berisi tentang deskripsi suku asing
tersebut kemudian dikenal dengan bahan etnografi atau deskripsi tentang
bangsa-bangsa.
Bahan
etnografi itu menarik perhatian pelajar-pelajar di Eropa. Kemudian, pada
permulaan abad ke-19 perhatian bangsa Eropa terhadap bahan-bahan etnografi suku
luar Eropa dari sudut pandang ilmiah, menjadi sangat besar. Karena itu, timbul
usaha-usaha untuk mengintegrasikan seluruh himpunan bahan etnografi.
Fase
Kedua (tahun 1800-an)
Pada
fase ini, bahan-bahan etnografi tersebut telah disusun menjadi
karangan-karangan berdasarkan cara berpikir evolusi masyarakat pada saat itu.
masyarakat dan kebudayaan berevolusi secara perlahan-lahan dan dalam jangka
waktu yang lama. Mereka menganggap bangsa-bangsa selain Eropa sebagai
bangsa-bangsa primitif yang tertinggal, dan menganggap Eropa sebagai bangsa
yang tinggi kebudayaannya
Pada
fase ini, Antopologi bertujuan akademis, mereka mempelajari masyarakat dan
kebudayaan primitif dengan maksud untuk memperoleh pemahaman tentang
tingkat-tingkat sejarah penyebaran kebudayaan manusia.
Fase
Ketiga (awal abad ke-20)
Pada
fase ini, negara-negara di Eropa berlomba-lomba membangun koloni di benua lain
seperti Asia, Amerika, Australia dan Afrika. Dalam rangka membangun
koloni-koloni tersebut, muncul berbagai kendala seperti serangan dari bangsa
asli, pemberontakan-pemberontakan, cuaca yang kurang cocok bagi bangsa Eropa
serta hambatan-hambatan lain. Dalam menghadapinya, pemerintahan kolonial negara
Eropa berusaha mencari-cari kelemahan suku asli untuk kemudian menaklukannya.
Untuk itulah mereka mulai mempelajari bahan-bahan etnografi tentang suku-suku
bangsa di luar Eropa, mempelajari kebudayaan dan kebiasaannya, untuk
kepentingan pemerintah kolonial.
Fase
Keempat (setelah tahun 1930-an)
Pada
fase ini, Antropologi berkembang secara pesat. Kebudayaan-kebudayaan suku
bangsa asli yang di jajah bangsa Eropa, mulai hilang akibat terpengaruh
kebudayaan bangsa Eropa.
Pada
masa ini pula terjadi sebuah perang besar di Eropa, Perang Dunia II. Perang ini
membawa banyak perubahan dalam kehidupan manusia dan membawa sebagian besar
negara-negara di dunia kepada kehancuran total. Kehancuran itu menghasilkan
kemiskinan, kesenjangan sosial, dan kesengsaraan yang tak berujung.
Namun
pada saat itu juga, muncul semangat nasionalisme bangsa-bangsa yang dijajah
Eropa untuk keluar dari belenggu penjajahan. Sebagian dari bangsa-bangsa
tersebut berhasil mereka. Namun banyak masyarakatnya yang masih memendam dendam
terhadap bangsa Eropa yang telah menjajah mereka selama bertahun-tahun.
Proses-proses
perubahan tersebut menyebabkan perhatian ilmu antropologi tidak lagi ditujukan
kepada penduduk pedesaan di luar Eropa, tetapi juga kepada suku bangsa di
daerah pedalaman Eropa seperti suku bangsa Soami, Flam dan Lapp.
No comments:
Post a Comment