Carlo Rubbia (lahir di sebuah kota kecil Gorizia, Itali, pada tanggal 31 Maret 1934) adalah seorang fisikawan Italia terkenal. Rubbia belajar di Universitas Pisa, dan mendapatkan gelar doktor dalam fisika pada tahun 1957. Dalam perkembangannya, ia bekerja dan mengajar di Universitas Pavia. Pada tahun 1984 Rubbia dianugerahi Penghargaan Nobel dalam Fisika.
Ayahnya adalah seorang insinyur listrik di perusahaan telepon lokal dan ibunya bekerja sebagai seorang guru sekolah dasar. Pada akhir Perang Dunia II sebagian besar provinsi Gorizia diambil alih oleh Yugoslavia dan keluarganya pertama lari ke Venesia dan kemudian ke Udine.
Sebagai seorang anak laki-laki, ia sangat tertarik pada hal-hal ilmiah, listrik dan mekanik, dan ia membaca hampir semua yang bisa ia temukan tentang subjek tersebut. Ia lebih tertarik pada aspek perangkat keras dan konstruksi dibandingkan dengan isu-isu ilmiah alinnya. Pada saat itu, Rubbia belum bisa memutuskan apakah ia lebih condong pada ilmu pengetahuan atau teknologi.
Setelah menyelesaikan Sekolah Tinggi, ia mendaftar ke Fakultas Fisika di Scuola Normale di Pisa yang agak eksklusif. Pendidikan yang ditempuhnya sebelumnya, sangat dipengaruhi oleh bencana perang dan kerusuhan-kerusuhan yang berlangsung berikutnya. Ia pernah gagal tes masuk dan aplikasinya ditolak, suatu pengalaman yang sangat buruk. Ia kemudian melupakan tentang fisika dan mulai masuk "enginering" di University of Milan (Politecnico).
Sebagai seorang anak laki-laki, ia sangat tertarik pada hal-hal ilmiah, listrik dan mekanik, dan ia membaca hampir semua yang bisa ia temukan tentang subjek tersebut. Ia lebih tertarik pada aspek perangkat keras dan konstruksi dibandingkan dengan isu-isu ilmiah alinnya. Pada saat itu, Rubbia belum bisa memutuskan apakah ia lebih condong pada ilmu pengetahuan atau teknologi.
Setelah menyelesaikan Sekolah Tinggi, ia mendaftar ke Fakultas Fisika di Scuola Normale di Pisa yang agak eksklusif. Pendidikan yang ditempuhnya sebelumnya, sangat dipengaruhi oleh bencana perang dan kerusuhan-kerusuhan yang berlangsung berikutnya. Ia pernah gagal tes masuk dan aplikasinya ditolak, suatu pengalaman yang sangat buruk. Ia kemudian melupakan tentang fisika dan mulai masuk "enginering" di University of Milan (Politecnico).
Yang sangat mengejutkan dan menimbulkan sukacita baginya adalah bahwa beberapa bulan kemudian ia ditawari masuk Scuola Normale. Seseorang yang telah lolos tes, ternyata mengundurkan diri! Ia kemudian pindah ke Pisa, di mana ia menyelesaikan pendidikan universitasnya dengan tesis percobaan pada sinar kosmik. Suatu hal yang telah bertahun-tahun sangat sulit, karena ia harus bekerja sangat keras untuk meningkatkan pendidikannya saya, pada saat sangat minimnya sejumlah disiplin ilmu yang mendasar. Pada saat itu dengan bimbingan dari Marcello, ia membuat tesis yang mengkonversi perkembangan intrumentasi dan untuk merealisasikan detektor partikel gas berdenytu yang pertama.
Carlo Rubbia memiliki seorang isteri bernama, Marisa, yang mengajar Fisika di Sekolah Tinggi, dan mereka memiliki dua anak, seorang putri yang sudah menikah, bernama Laura, dan bekerja sebagai dokter, dan seorang putra, bernama Andre, seorang mahasiswa dalam bidang fisika energi tinggi .
No comments:
Post a Comment