Sejak dahulu kala, manusia melihat Matahari (Surya) seperti bola api di langit yang terbit dari timur dan terbenam di barat. Pengaruhnya yang sangat besar bagi Bumi membuat Matahari menjadi obyek mitos yang diidentikan dengan dewa-dewa. Antara lain Dewa Apollo atau Dewa Ra, yang disembah oleh banyak masyarakat zaman dulu. Pada kepercayaan Hindu, dewa matahari dikenal dengan nama Dewa Surya.
Matahari dipercayai terbentuk pada 4,6 miliar tahun lalu. Kepadatan massa matahari adalah 1,41 berbanding massa air. Jumlah tenaga matahari yang sampai ke permukaan Bumi, yang dikenal sebagai konstan surya menyamai 1.370 watt per meter persegi setiap saat. Material matahari terbentuk dari ledakan bintang generasi pertama seperti yang diyakini oleh ilmuwan, bahwasanya alam semesta ini terbentuk oleh ledakan big bang sekitar 14.000 juta tahun lalu.
Dari hasil penelitian dan telaah spektrum, diketahui bahwa Matahari adalah bola gas raksasa yang berpijar, dengan komposisi utama berupa gas hidrogen. Karena matahari dapat menghasilkan energi cahaya sendiri dan spektrumnya memiliki kemiripan dengan spektrum bintang, maka dapat disimpulkan bahwa Matahari termasuk dalam kelompok bintang. Dalam klasifikasi bintang kelas spectral, Matahari merupakan bintang kelas G2V. Simbol G2 mengindikasikan suhu permukaan matahari, yang diperkirakan mencapai sekitar 9.941° Fahrenheit atau sekitar 5.505° Celcius. Sedangkan huruf V adalah angka romawi yang mengidentifikasikan matahari sebagai bintang.
Matahari, bersama-sama dengan delapan buah planet yang mengorbitnya, membentuk apa yang dinamakan Tata Surya. Matahari merupakan anggota Tata Surya yang paling besar, karena 98% massa Tata Surya berasal dari massa matahari. Matahari sebagai pusat Tata Surya merupakan bintang generasi kedua dan dikategorikan sebagai bintang kecil jenis G.
Energi Pancaran Matahari
Matahari memancarkan energi dalam bentuk cahaya ke segala arah. Energi yang dipancarkan tersebut, hanya sebagian kecil yang sampai di bumi. Namun sejumlah energi yang kecil tersebut sudah cukup sebagai sumber energi di bumi. Berdasarkan hasil penelitian, setiap 1 cm persegi atmosfir bumi, rata-rata menerima energi matahari sebesar 2 kalori per menit (8,4 joule/menit). Nilai 2 kalori per menit ini selanjutnya disebut konstanta matahari. Energi matahari terjadi karena adanya fusi atau penggabungan inti hidrogen membentuk inti helium serta 2 positron dan energi sebesar 24,7 MeV. Setiap detiknya, matahari mem-fusikan hidrogen antara 430 - 600 juta ton.
Dengan massa matahari yang kini mencapai 2 x 10^33 gram, Matahari dalam setiap detiknya kehilangan 4 juta ton dari massa nya yang diubah menjadi energi. Kini matahari sudah berusia 5 milyar tahun. Sebagaimana teori evolusi bintang disebutkan, usia ini setara dengan setengah dari perjalanan total kehidupan matahari. Diperkirakan dalam 5 milyar tahun mendatang bintang paling dekat dengan bumi ini akan mulai berubah menjadi bintang raksasa merah dan akan kehilangan bahan bakarnya hingga akhirnya berubah menjadi supernova dan terbentuk planetari nebula.
Berdasarkan penelitian diperoleh bahwa matahari merupakan bola gas yang sangat panas. Bola gas tersebut terdiri atas 70 % gas hidrogen, 25 % gas helium, dan 5 % unsur-unsur lain seperti gas oksigen, karbon, neon, besi, nitrogen, silikon, magnesium, nikel, dan belerang (sulfur).
Lapisan-lapisan Matahari
Matahari terdiri dari lapisan-lapisan sebagai berikut:
a. Inti,
Merupakan bagian yang memiliki kerapatan paling tinggi yaitu 15.000kg/m3, atau 150 kali lebih rapat dibanding kerapatan air di Bumi. Temperaturnya kurang lebih 15 – 16 juta Kelvin dengan perputaran rotasi lebih cepat dibanding rotasi di bagian luar.
Inti Matahari merupakan tempat diproduksinya seluruh energi melalui reaksi fusi nuklir, yang mengubah hidrogen menjadi helium. Sebanyak kurang lebih 3.6×108 inti hidrogen diubah menjadi inti helium tiap detik, yang menghasilkan energi sekitar 4.3 juta ton per detik. Hal ini berarti sebanding dengan 3.8×1026 watt atau 9.1×1010 megaton TNT tiap detik.
Seluruh energi ini nantinya harus menempuh perjalanan panjang menembus lapisan demi lapisan Matahari. Perkiraan perjalanannya antara 17,000 hingga 50 juta tahun. Hingga akhrinya sampai di permukaan dan lepas di angkasa sebagai bentuk cahaya atau energi kinetik partikel Matahari.
b. Fotosfer
Permukaan Matahari yang biasa kita lihat dari bumi adalah bagian fotosfer atau disebut juga lapisan cahaya. Memiliki temperatur antara 4000K sampai 6400K. Banyak fenomena yang terjadi di fotosfer seperti sunspot, prominensa dan flare.
Matahari memiliki medan magnet yang tidak merata di setiap bagiannya. Hal ini berbeda dengan bumi yang padat, sehingga medan magnetnya konstan. Meski Matahari juga memiliki kutub utara dan selatan, namun akibat rotasi serta medan magnet yang ada dimana-mana dan tidak stabil, mengakibatkan terjadinya sunspot. Bila terdapat sunspot, berarti ada medan magnet Matahari yang masuk atau keluar dengan membawa plasma. Karena terbentuknya di beberapa tempat, mengakibatkan terjadinya tabrakan dan jadilah prominensa. Saat prominensa ini putus atau saling bertabrakan lagi, akan terbentuk flare.
Bentuknya yang mirip loop atau pita yang dikibaskan, membuat prominensa lebih dikenal dengan nama lidah api Matahari. Meski berada di fotosfer, namun panjangnya bisa melewati korona. Prominensa terpanjang yang pernah teramati oleh SOHO pada tahun 1997, mencapai 350,000 km, atau sebanding dengan 28 kali diameter Bumi. Masa hidup prominensa ini bisa mencapai 5 bulan. Dari hasil pengamatan, sepertiga dari prominensa muncul 3 minggu setelah terbentuknya sunspot. Berbeda dengan sunspot yang bergerak menuju ekuator, prominensa bergerak menuju kutub.
Sunspot atau lebih dikenal dengan bintik hitam Matahari, memiliki diameter sekitar 50,000 km, yang artinya lebih besar daripada diameter Bumi. Suhu pada sunspot lebih dingin dibandingkan yang bagian lain, yaitu kurang lebih 3800 K. Hal itu yang menyebabkan sunspot berwarna gelap. Jumlah sunspot pada Matahari tidak konstan setiap saat. Kenampakan sunspot pada umumnya dalam orde minggu atau bahkan kurang.
Ledakan Matahari yang terjadi akibat energi yang tersimpan dalam medan magnetik dilepaskan secara tiba-tiba dalam waktu singkat, dinamakan flare. Energi yang dilepaskan ini setara dengan jutaan kali bom atom Hiroshima. Bahkan pengaruhnya sampai ke atmosfer dan medan magnetik Bumi.
c. Kromosfer
Lapisan yang terletak di atas fotosfer ini memiliki ketebalan kurang lebih 10,000 – 16,000 km dan suhu berkisar antara 4500K (lapisan sisi luar) hingga 20,000K (dekat korona). Kromosfera sering disebut sebagai lapisan atmosfir matahari, yang tersusun dari lapisan hidrogen. Hal yang masih menjadi perdebatan adalah mengapa fotosfer yang lebih dekat dengan inti Matahari, suhunya justru lebih rendah daripada kromosfer. Ada sebuah teori yang menyatakan bahwa suhu kromosfer yang lebih tinggi disebabkan oleh turbulensi.
Lapisan Kromosfer hanya dapat terlihat saat terjadi gerhana matahari total. Pada saat itu lapisan ini terlihat seperti gelang atau cincin yang berwarna merah. Pada kromosfer sering terjadi surge atau lontaran materi. Berdasarkan pengamatan, lontaran materi ini terjadi sesudah ledakan Matahari dalam skala kecil. Lontaran materi ini, kecepatanya bisa mencapai 100 km/detik selama beberapa menit.
d. Korona
Korona adalah bagian terluar dari Matahari yang dapat dilihat hanya saat terjadi gerhana matahari, berupa lingkaran putih yang mengelilingi matahari, meskipun sebenarnya Korona berwarna abu-abu akibat tumbukan ion-ion pada suhu yang sangat tinggi. Lapisan Korona juga dapat dilihat dengan menggunakan teleskop koronagraf. Lapisan korona sering disebut sebagai lapisan atmosfir matahari bagian luar, mengandung gas yang sangat tipis bersuhu 1 – 2 juta kelvin. Lapisan gas ini sering tampak seperti mahkota putih yang sangat cemerlang mengelilingi matahari. Itulah sebabnya lapisan ini disebut Korona, yang berarti mahkota.
Karena sangat tipis, bentuk korona ini juga selalu berubah-ubah. Korona memiliki ketebalan sekitar 2,5 juta km, merupakan perpanjangan dari atmosfer di bawahnya yaitu fotosfer dan kromosfer yang penuh dengan aktivitas medan magnetik. Secara keseluruhan, kira-kira 10% pancaran radiasi Matahari keluar menuju angkasa, sedangkan 90% lainnya tetap tersimpan dalam busur-busur magnetik.
Meski berada di lapisan terluar, namun temperaturnya mencapai 2 juta Kelvin. Penyebabnya diperkirakan oleh shock wave angin matahari yang menabrak materi-materi di korona hingga menimbulkan panas. Namun bila kita “jalan-jalan” di korona, kita tidak akan merasakan panas tersebut karena kerapatannya yang renggang.
Jarak matahari dari bumi
Matahari adalah bintang terdekat dengan Bumi. Jarak matahari ke bumi adalah 149.680.000 kilometer (93.026.724 mil). Jarak ini dikenal sebagai satuan astronomi dan biasa dibulatkan (untuk penyederhanaan hitungan) menjadi 148 juta km (atau 93.000.000 mil). Jadi, satu satuan astronomi (Astronomical Unit = AU) adalah 93 juta mil = 148 juta km. Jarak kedudukan terdekat matahari ke bumi sekitar 147 juta km, dan disebut Perihelium (biasanya terjadi pada tanggal 1 Januari). Sedangkan jarak paling jauh matahari ke bumi adalah sekitar 152 juta km, disebut Aphelium (biasanya terjadi pada tanggal 1 Juli).
Dibandingkan dengan bumi, diameter matahari kira-kira 112 kalinya. Gaya tarik matahari kira-kira 30 kali gaya tarik bumi. Sinar matahari membutuhkan waktu delapan menit untuk sampai ke Bumi. Kuatnya pancaran sinar matahari dapat mengakibatkan kerusakan pada jaringan sensor mata dan mengakibatkan kebutaan.
Suhu
Menurut perhitungan para ahli, temperatur di permukaan matahari sekitar 5.500 - 6.000 Kelvin. Jenis batuan atau logam apapun yang ada di Bumi ini akan lebur pada suhu setinggi itu. Temperatur tertinggi terletak di bagian tengahnya (inti) yang diperkirakan antara 15 - 25 juta Kelvin. Menurut JR Meyer, panas matahari berasal dari batu meteor yang berjatuhan dengan kecepatan tinggi pada permukaan matahari. Sedangkan menurut teori kontraksi H Helmholz, panas itu berasal dari menyusutnya bola gas.
Ahli lain, Dr Bothe menyatakan bahwa panas tersebut berasal dari reaksi-reaksi termonuklir yang juga disebut reaksi hidrogen helium sintetis. Pada reaksi termonuklir ini, matahari, yang terdiri dari gas panas, menukarkan zat hidrogen dengan zat helium melalui reaksi fusi nuklir pada kadar 600 juta ton, akibatnya, matahari akan kehilangan empat juta ton massa, setiap saat, agar dapat terus bersinar.
Perputaran Matahari
Meskipun Matahari dikatakan berbentuk bola gas raksasa yang berpijar, tetapi pada kenyataannya tidak berbentuk bulat betul. Matahari juga melakukan rotasi. Itulah sebabnya matahari juga memiliki katulistiwa dan kutub. Garis tengah ekuatorialnya 864.000 mil, sedangkan garis tengah antar kutubnya 43 mil lebih pendek. Karena matahari tidak berbentuk padat melainkan berbentuk plasma. akibatnya rotasi di katulistiwa matahari lebih cepat daripada di kutub. Rotasi pada wilayah khatulistiwa adalah sekitar 25,04 hari sedangkan pada wilayah kutub, 35 hari. Setiap putaran mempunyai gravitasi 27,9 kali gravitasi Bumi.
Matahari mengeluarkan semburan gas teramat panas yang dapat mencapai hingga beribu bahkan berjuta kilometer ke angkasa. Semburan matahari (sun flare) ini dapat mengganggu gelombang komunikasi seperti radio, TV dan radar di Bumi dan mampu merusak satelit atau stasiun angkasa yang tidak terlindungi. Matahari juga menghasilkan gelombang radio, gelombang ultra-violet, sinar infra-merah, sinar-X, dan angin matahari yang merebak ke seluruh tata surya.
Bumi terlindungi daripada angin matahari oleh adanya medan magnet bumi, sementara lapisan ozon melindungi Bumi daripada sinar ultra-violet dan sinar infra-merah, yang dipancarkan matahari. Matahari memiliki apa yang disebut bintik matahari, yang muncul dari masa ke masa. Bintik matahri ini disebabkan adanya perbedaan suhu di permukaan matahari. Bintik matahari itu menandakan kawasan yang "kurang panas" dibanding kawasan lain. Daerah ini sedemikian luasnya, bahkan luasnya melebihi ukuran luas Bumi. Kadang-kala peredaran Bulan mengelilingi bumi menghalangi sinar matahari yang sampai ke Bumi, peristiwa ini disebut sebagai gerhana matahari.
Prominensa
Prominensia adalah lidah api yang ada di matahari. Prominensa merupakan bagian matahari yang sangat besar, terang, yang memancar keluar dari permukaan matahari, seringkali berbentuk loop (putaran). Tanggal 26-27 September 2009 lalu, wahana ruang angkasa (Stereo A dan Stereo B) yang khusus memantau matahari berhasil merekam fenomena ini selama 30 jam.
Prominensa terjadi di lapisan photosphere dan bergerak keluar menuju korona matahari. Jika korona merupakan gas-gas berbentuk plasma, yang telah diionisasikan, sangat panas, dan tidak begitu memperlihatkan cahayanya, maka, prominensa berisikan plasma yang lebih dingin.
Prominensa biasanya menjulur hingga ribuan kilometer. Yang terbesar, yang pernah diobservasi, terlihat pada tahun 1997 dengan panjang sekitar 350.000 kilometer - sekitar 28 kali diameter bumi. Massa di dalam prominensa berisikan material dengan berat hingga 100 miliar ton.
Gerakan Matahari
Matahari mempunyai dua macam gerakan sebagai berikut :
Rotasi mengelilingi sumbunya, lamanya 25 1/2 hari untuk satu kali putaran. Gerakan rotasi ini dapat dibuktikan dengan adanya noda-noda hitam di bagian inti yang kadang-kadang berada di sebelah kanan dan kira-kira 2 minggu berada di sebelah kiri.
Selain berotasi, matahari bergerak diantara gugusan bintang dengan kecepatan 20 km per detik, pergerakan itu mengelilingi pusat galaksi.
Bagimana Matahari Bersinar?
Orang-orang zaman dulu mengira, proses menyalanya Matahari sama dengan proses menyalanya sebuah kompor, yaitu dengan menggunakan bahan bakar. Pada abad ke 18, batu bara disangka menjadi bahan bakar cahaya dan energi Matahari. Lalu pada penelitian di abad 19, diketahui Matahari bersinar sangat lama bahkan melebihi usia fosil penghasil batubara. Lalu muncul teori penyusutan gravitasi. Namun teori ini tidak terbukti karena Matahari tidak tampak menyusut setelah mengeluarkan cahaya dan energi. Baru pada abad ke 20 ada penelitian mengenai reaksi fusi yaitu berubahnya hidrogen menjadi helium. Dari penelitian tersebut dapat diperkirakan usia Matahari kurang lebih 4,5 sampai 5 milyar tahun.
Pancaran cahaya Matahari menghasilkan gelombang elektromagnetik dengan, rentang gelombang dari gelombang radio hingga sinar gamma. Dari gelombang elektromagnetik dan spektrum ini, akan dapat diketahui apa saja yang ada dan yang sedang terjadi dalam Matahari.
Siklus Matahari
Aktivitas Matahari memiliki skala waktu yang sangat beragam. Mulai rentang kurang dari satu detik sampai jutaan tahun. Misalnya ledakan Matahari yang dalam waktu kurang dari satu detik sanggup mendidihkan plasma sampai temperatur puluhan juta derajat celcius. Secara sederhana, siklus Matahari akibat interaksi medan magnetik terjadi dengan periode 11 tahun. Dengan indikatornya adalah jumlah rata-rata bintik Matahari.
Angin Matahari
Penampakan angin Matahari dapat terlihat saat melintasnya komet. Semakin dekat dengan Matahari, ekor komet semakin memanjang. Hal ini membuktikan akan adanya aliran yang berkesinambungan dari Matahari. Keberadaan angin Matahari ini pertama kali dibuktikan dengan pengamatan satelit Mariner 2 yang sedang berada dalam misi menuju planet Venus.
Aliran yang terdapat pada angin Matahari adalah aliran ion yang dipengaruhi oleh medan magnetik. Peranan medan magnetik sendiri adalah sebagai media penyearah penjalaran energi. Konduksi panas akan tersalurkan di sepanjang garis gaya magnetik. Kecepatan aliran yang menjalar dalam garis gaya medan magnetik ini disebut kecepatan Alven, yang dapat mencapai 500-1000 km/s.
Komposisi angin Matahari secara umum terdiri dari proton dan elektron. Ketika partikel dengan kecepatan tinggi dari Matahari terjebak dalam medan magnetik Bumi (magnetosfer) dan bergerak ke bawah menuju lapisan ionosfer, akan menimbulkan warna-warni indah yaitu aurora. Warna-warna yang biasa muncul adalah merah dan hijau hasil dari eksitasi atom Oksigen.
Selain terjadinya aurora, angin Matahari juga dapat berpengaruh pada sistem elektromagnetik di Bumi. Seperti terganggunya sistem komunikasi. Selain itu, jika makhluk hidup terkena angin Matahari secara langsung, dapat mengakibatkan mutasi gen.
Matahari dan Bumi
Sebagai bintang yang jaraknya paling dekat, Matahari adalah sumber energi utama kehidupan makhluk di Bumi. Energi pancaran matahari telah membuat bumi tetap hangat bagi kehidupan, membuat udara dan air di bumi bersirkulasi, tumbuhan bisa berfotosintesis, dan banyak hal lainnya. Matahari juga merupakan pusat sumber tenaga di lingkungan tata surya. Penggunaan sel surya dan panel surya, telah menjadikan sinar matahari sebagai sumber energi alternatif. Matahari sebagai penunjuk waktu dan musim. Dan yang terpenting adalah, dengan gravitasinya yang sangat besar, Matahari menjaga stabilitas orbit planet-planet di tata surya, mengontrol terjadinya siang dan malam, tahun.
Penampakan Matahari di Bumi seringkali terlihat berbeda. Seperti pada saat siang hari berwarna putih, sedangkan pagi atau sore hari berwarna kekuningan. Hal ini disebabkan oleh refraksi atmosfer Bumi. Atau jika siang hari tampak lebih kecil dibanding sore dan pagi hari, disebabkan oleh perbedaan sudut pandang pengamat.
Aktivitas Matahari
Setelah 10 tahun 'terlelap' dalam tidur panjangnya, Matahari bangun. Bangkitnya Sang Surya membuat para astronom bersiaga penuh. Minggu ini, di akhir bulan Agustus 2010, beberapa media Amerika Serikat (AS) memberitakan, Badan Antariksa AS, NASA memperingatkan akan adanya 'tsunami Matahari' yang menciptakan fenomena aurora -- saat suar Matahari memukul perisai Bumi awal Agustus lalu, hanya permulaan. Itu hanya awal dari badai Matahari masif yang berpotensi merusak jaringan listrik dan satelit di seluruh planet Bumi.
Tetapi NASA telah menangkis semua pemberitaan itu dengan mengatakan, hal itu bisa terjadi 'dalam waktu 100 tahun atau hanya 100 hari'. Namun astronom Australia mengatakan, komunitas ilmuwan luar angkasa bertaruh badai Matahari bisa datang lebih cepat. Meski mengeluarkan bantahan, NASA telah mengawasi aktivitas badai di Matahari sejak 2006. Dan berita yang beredar di AS menyebut badai matahari bisa terjadi di tahun bencana yang 'diramalkan' Hollywood -- 2012.
Sebagai kilas balik ke belakang, badai Matahari pada 1859 dan 1921 telah menyebabkan kekacauan. Badai itu memutus jaringan telegram dalam skala yang masif. Dan, badai 2012 diduga lebih berefek negatif.
"Konsensus umum di kalangan para astronom, badai Matahari pada 2012 atau 2013 akan jadi yang terburuk dalam 100 tahun terakhir," kata dosen astronomi dan kolumnis, Dave Reneke, seperti dimuat laman News.com.au, 25 Agustus 2010.
Peringatan, khususnya ditujukan untuk maskapai penerbangan, perusahaan telekomunikasi, dan siapapun yang tergantung pada sistem GPS modern. "Bahkan bisa memutus rangkaian listrik dan 'memukul' satelit yang mengorbit, seperti yang terjadi tahun ini," tambah Reneke. Namun, ilmuwan tak begitu peduli apakah badai Matahari berikutnya terburuk dalam sejarah, ataukah separah badai 1859.
Yang jadi sumber kegelisahan adalah fakta bahwa masyarakat kita sangat tergantung dengan teknologi. Meski tak ada yang bisa memprediksikan efek badai Matahari 2012-2013 dalam masyarakat digital.
Sementara itu, Dr Richard Fisher, Direktur Divisi Heliophysics NASA, mengatakan, pukulan badai super seperti 'sengatan' yang bisa menyebabkan bencana bagi kesehatan dunia, layanan darurat, bahkan keamanan nasional -- jika tak ada tindakan pencegahan yang diambil.
Dan Amerika jadi kampiun. Awal tahun ini AS menyelenggarakan latihan Boulder, Colorado, untuk memetakan apa yang mungkin terjadi jika bumi itu dipukul dengan badai seintens badai 1859 dan 1921.
NASA menyatakan, sesuai laporan National Academy of Sciences, jika badai yang sama dengan 1859 terjadi hari ini, kerugian diperkirakan sebesar $1 sampai $2 triliun. Perlu 10 tahun untuk pemulihan.
Saat badai Matahari menerjang, satelit diduga akan seperti berumur 50 tahun, GPS sama sekali tidak berfungsi. Ledakan badai Matahari diduga memiliki energi setara 100 bom hidrogen. Perlu diketahui bom hidrogen memiliki kekuatan lebih besar dari bom atom.
Maret 1954, AS telah menguji coba bom hidrogen pertama bernama "Bravo" di Atol Bikini, Kepulauan Marshal, Samudera Pasifik. Bravo berkekuatan 10 megaton TNT atau kira-kira 700 kali energi bom atom Little Boy. Alhasil, jutaan ton pasir, batu karang, tumbuhan, dan fauna laut dalam radius 20 mil beterbangan membentuk cendawan raksasa membakar langit. Tiga Atol Bikini, yakni Bokonijien, Aerokojlol, dan Nam, tidak terlihat lagi di atas permukaan air.
"Kami tahu ini datang, tetapi kita tidak tahu seberapa buruk itu akan terjadi," kata Dr Fisher kepada Reneke dalam edisi terbaru Australasian Science. "Sistem akan terhenti. Suar Matahari akan mengubah medan magnet di bumi. Itu cepat, seperti petir. Itu efek matahari."
Massa matahari
Massa matahari digunakan sebagai standar untuk mengukur massa dalam astronomi yang digunakan untuk menggambarkan massa bintang dan galaksi lainnya. Satuan ini sebanding dengan massa matahari, yaitu sekitar 2 nonilion kilogram atau sekitar 332.950 kali massa Bumi.
Massa matahari dapat ditentukan dari lamanya tahun, jarak Bumi ke matahari (satuan astronomi), dan konstanta gravitasi (G) .
Hingga kini, baik satuan astronomi maupun konstanta gravitasi tidak ada yang diketahui dengan pasti. Namun, penentuan massa relatif planet lain, dalam sistem tata surya atau bintang kembar dalam satuan massa matahari tidak tergantung pada konstanta yang tidak pasti. Sehingga amatlah berguna untuk mengukur massa tersebut dalam satuan massa matahari (lihat konstanta gravitasi Gauss). Kini, satuan astronomi hampir terukur dengan baik, menggunakan radar antarplanet dan G, namun nama matahari tetap menjadi salah satu konvensi lama yang esoterik dalam astronomi.
Massa matahari dapat dikonversikan ke satuan terkait:
- 27.068.510 massa bulan (ML)
- 332.946 massa Bumi (ME)
- 1.047,56 massa Yupiter (MJ)
Matahari dipercayai terbentuk pada 4,6 miliar tahun lalu. Kepadatan massa matahari adalah 1,41 berbanding massa air. Jumlah tenaga matahari yang sampai ke permukaan Bumi, yang dikenal sebagai konstan surya menyamai 1.370 watt per meter persegi setiap saat. Material matahari terbentuk dari ledakan bintang generasi pertama seperti yang diyakini oleh ilmuwan, bahwasanya alam semesta ini terbentuk oleh ledakan big bang sekitar 14.000 juta tahun lalu.
Dari hasil penelitian dan telaah spektrum, diketahui bahwa Matahari adalah bola gas raksasa yang berpijar, dengan komposisi utama berupa gas hidrogen. Karena matahari dapat menghasilkan energi cahaya sendiri dan spektrumnya memiliki kemiripan dengan spektrum bintang, maka dapat disimpulkan bahwa Matahari termasuk dalam kelompok bintang. Dalam klasifikasi bintang kelas spectral, Matahari merupakan bintang kelas G2V. Simbol G2 mengindikasikan suhu permukaan matahari, yang diperkirakan mencapai sekitar 9.941° Fahrenheit atau sekitar 5.505° Celcius. Sedangkan huruf V adalah angka romawi yang mengidentifikasikan matahari sebagai bintang.
Matahari, bersama-sama dengan delapan buah planet yang mengorbitnya, membentuk apa yang dinamakan Tata Surya. Matahari merupakan anggota Tata Surya yang paling besar, karena 98% massa Tata Surya berasal dari massa matahari. Matahari sebagai pusat Tata Surya merupakan bintang generasi kedua dan dikategorikan sebagai bintang kecil jenis G.
Energi Pancaran Matahari
Matahari memancarkan energi dalam bentuk cahaya ke segala arah. Energi yang dipancarkan tersebut, hanya sebagian kecil yang sampai di bumi. Namun sejumlah energi yang kecil tersebut sudah cukup sebagai sumber energi di bumi. Berdasarkan hasil penelitian, setiap 1 cm persegi atmosfir bumi, rata-rata menerima energi matahari sebesar 2 kalori per menit (8,4 joule/menit). Nilai 2 kalori per menit ini selanjutnya disebut konstanta matahari. Energi matahari terjadi karena adanya fusi atau penggabungan inti hidrogen membentuk inti helium serta 2 positron dan energi sebesar 24,7 MeV. Setiap detiknya, matahari mem-fusikan hidrogen antara 430 - 600 juta ton.
Dengan massa matahari yang kini mencapai 2 x 10^33 gram, Matahari dalam setiap detiknya kehilangan 4 juta ton dari massa nya yang diubah menjadi energi. Kini matahari sudah berusia 5 milyar tahun. Sebagaimana teori evolusi bintang disebutkan, usia ini setara dengan setengah dari perjalanan total kehidupan matahari. Diperkirakan dalam 5 milyar tahun mendatang bintang paling dekat dengan bumi ini akan mulai berubah menjadi bintang raksasa merah dan akan kehilangan bahan bakarnya hingga akhirnya berubah menjadi supernova dan terbentuk planetari nebula.
Berdasarkan penelitian diperoleh bahwa matahari merupakan bola gas yang sangat panas. Bola gas tersebut terdiri atas 70 % gas hidrogen, 25 % gas helium, dan 5 % unsur-unsur lain seperti gas oksigen, karbon, neon, besi, nitrogen, silikon, magnesium, nikel, dan belerang (sulfur).
Lapisan-lapisan Matahari
Matahari terdiri dari lapisan-lapisan sebagai berikut:
a. Inti,
Merupakan bagian yang memiliki kerapatan paling tinggi yaitu 15.000kg/m3, atau 150 kali lebih rapat dibanding kerapatan air di Bumi. Temperaturnya kurang lebih 15 – 16 juta Kelvin dengan perputaran rotasi lebih cepat dibanding rotasi di bagian luar.
Inti Matahari merupakan tempat diproduksinya seluruh energi melalui reaksi fusi nuklir, yang mengubah hidrogen menjadi helium. Sebanyak kurang lebih 3.6×108 inti hidrogen diubah menjadi inti helium tiap detik, yang menghasilkan energi sekitar 4.3 juta ton per detik. Hal ini berarti sebanding dengan 3.8×1026 watt atau 9.1×1010 megaton TNT tiap detik.
Seluruh energi ini nantinya harus menempuh perjalanan panjang menembus lapisan demi lapisan Matahari. Perkiraan perjalanannya antara 17,000 hingga 50 juta tahun. Hingga akhrinya sampai di permukaan dan lepas di angkasa sebagai bentuk cahaya atau energi kinetik partikel Matahari.
b. Fotosfer
Permukaan Matahari yang biasa kita lihat dari bumi adalah bagian fotosfer atau disebut juga lapisan cahaya. Memiliki temperatur antara 4000K sampai 6400K. Banyak fenomena yang terjadi di fotosfer seperti sunspot, prominensa dan flare.
Matahari memiliki medan magnet yang tidak merata di setiap bagiannya. Hal ini berbeda dengan bumi yang padat, sehingga medan magnetnya konstan. Meski Matahari juga memiliki kutub utara dan selatan, namun akibat rotasi serta medan magnet yang ada dimana-mana dan tidak stabil, mengakibatkan terjadinya sunspot. Bila terdapat sunspot, berarti ada medan magnet Matahari yang masuk atau keluar dengan membawa plasma. Karena terbentuknya di beberapa tempat, mengakibatkan terjadinya tabrakan dan jadilah prominensa. Saat prominensa ini putus atau saling bertabrakan lagi, akan terbentuk flare.
Bentuknya yang mirip loop atau pita yang dikibaskan, membuat prominensa lebih dikenal dengan nama lidah api Matahari. Meski berada di fotosfer, namun panjangnya bisa melewati korona. Prominensa terpanjang yang pernah teramati oleh SOHO pada tahun 1997, mencapai 350,000 km, atau sebanding dengan 28 kali diameter Bumi. Masa hidup prominensa ini bisa mencapai 5 bulan. Dari hasil pengamatan, sepertiga dari prominensa muncul 3 minggu setelah terbentuknya sunspot. Berbeda dengan sunspot yang bergerak menuju ekuator, prominensa bergerak menuju kutub.
Sunspot atau lebih dikenal dengan bintik hitam Matahari, memiliki diameter sekitar 50,000 km, yang artinya lebih besar daripada diameter Bumi. Suhu pada sunspot lebih dingin dibandingkan yang bagian lain, yaitu kurang lebih 3800 K. Hal itu yang menyebabkan sunspot berwarna gelap. Jumlah sunspot pada Matahari tidak konstan setiap saat. Kenampakan sunspot pada umumnya dalam orde minggu atau bahkan kurang.
Ledakan Matahari yang terjadi akibat energi yang tersimpan dalam medan magnetik dilepaskan secara tiba-tiba dalam waktu singkat, dinamakan flare. Energi yang dilepaskan ini setara dengan jutaan kali bom atom Hiroshima. Bahkan pengaruhnya sampai ke atmosfer dan medan magnetik Bumi.
c. Kromosfer
Lapisan yang terletak di atas fotosfer ini memiliki ketebalan kurang lebih 10,000 – 16,000 km dan suhu berkisar antara 4500K (lapisan sisi luar) hingga 20,000K (dekat korona). Kromosfera sering disebut sebagai lapisan atmosfir matahari, yang tersusun dari lapisan hidrogen. Hal yang masih menjadi perdebatan adalah mengapa fotosfer yang lebih dekat dengan inti Matahari, suhunya justru lebih rendah daripada kromosfer. Ada sebuah teori yang menyatakan bahwa suhu kromosfer yang lebih tinggi disebabkan oleh turbulensi.
Lapisan Kromosfer hanya dapat terlihat saat terjadi gerhana matahari total. Pada saat itu lapisan ini terlihat seperti gelang atau cincin yang berwarna merah. Pada kromosfer sering terjadi surge atau lontaran materi. Berdasarkan pengamatan, lontaran materi ini terjadi sesudah ledakan Matahari dalam skala kecil. Lontaran materi ini, kecepatanya bisa mencapai 100 km/detik selama beberapa menit.
d. Korona
Korona adalah bagian terluar dari Matahari yang dapat dilihat hanya saat terjadi gerhana matahari, berupa lingkaran putih yang mengelilingi matahari, meskipun sebenarnya Korona berwarna abu-abu akibat tumbukan ion-ion pada suhu yang sangat tinggi. Lapisan Korona juga dapat dilihat dengan menggunakan teleskop koronagraf. Lapisan korona sering disebut sebagai lapisan atmosfir matahari bagian luar, mengandung gas yang sangat tipis bersuhu 1 – 2 juta kelvin. Lapisan gas ini sering tampak seperti mahkota putih yang sangat cemerlang mengelilingi matahari. Itulah sebabnya lapisan ini disebut Korona, yang berarti mahkota.
Karena sangat tipis, bentuk korona ini juga selalu berubah-ubah. Korona memiliki ketebalan sekitar 2,5 juta km, merupakan perpanjangan dari atmosfer di bawahnya yaitu fotosfer dan kromosfer yang penuh dengan aktivitas medan magnetik. Secara keseluruhan, kira-kira 10% pancaran radiasi Matahari keluar menuju angkasa, sedangkan 90% lainnya tetap tersimpan dalam busur-busur magnetik.
Meski berada di lapisan terluar, namun temperaturnya mencapai 2 juta Kelvin. Penyebabnya diperkirakan oleh shock wave angin matahari yang menabrak materi-materi di korona hingga menimbulkan panas. Namun bila kita “jalan-jalan” di korona, kita tidak akan merasakan panas tersebut karena kerapatannya yang renggang.
Jarak matahari dari bumi
Matahari adalah bintang terdekat dengan Bumi. Jarak matahari ke bumi adalah 149.680.000 kilometer (93.026.724 mil). Jarak ini dikenal sebagai satuan astronomi dan biasa dibulatkan (untuk penyederhanaan hitungan) menjadi 148 juta km (atau 93.000.000 mil). Jadi, satu satuan astronomi (Astronomical Unit = AU) adalah 93 juta mil = 148 juta km. Jarak kedudukan terdekat matahari ke bumi sekitar 147 juta km, dan disebut Perihelium (biasanya terjadi pada tanggal 1 Januari). Sedangkan jarak paling jauh matahari ke bumi adalah sekitar 152 juta km, disebut Aphelium (biasanya terjadi pada tanggal 1 Juli).
Dibandingkan dengan bumi, diameter matahari kira-kira 112 kalinya. Gaya tarik matahari kira-kira 30 kali gaya tarik bumi. Sinar matahari membutuhkan waktu delapan menit untuk sampai ke Bumi. Kuatnya pancaran sinar matahari dapat mengakibatkan kerusakan pada jaringan sensor mata dan mengakibatkan kebutaan.
Suhu
Menurut perhitungan para ahli, temperatur di permukaan matahari sekitar 5.500 - 6.000 Kelvin. Jenis batuan atau logam apapun yang ada di Bumi ini akan lebur pada suhu setinggi itu. Temperatur tertinggi terletak di bagian tengahnya (inti) yang diperkirakan antara 15 - 25 juta Kelvin. Menurut JR Meyer, panas matahari berasal dari batu meteor yang berjatuhan dengan kecepatan tinggi pada permukaan matahari. Sedangkan menurut teori kontraksi H Helmholz, panas itu berasal dari menyusutnya bola gas.
Ahli lain, Dr Bothe menyatakan bahwa panas tersebut berasal dari reaksi-reaksi termonuklir yang juga disebut reaksi hidrogen helium sintetis. Pada reaksi termonuklir ini, matahari, yang terdiri dari gas panas, menukarkan zat hidrogen dengan zat helium melalui reaksi fusi nuklir pada kadar 600 juta ton, akibatnya, matahari akan kehilangan empat juta ton massa, setiap saat, agar dapat terus bersinar.
Perputaran Matahari
Meskipun Matahari dikatakan berbentuk bola gas raksasa yang berpijar, tetapi pada kenyataannya tidak berbentuk bulat betul. Matahari juga melakukan rotasi. Itulah sebabnya matahari juga memiliki katulistiwa dan kutub. Garis tengah ekuatorialnya 864.000 mil, sedangkan garis tengah antar kutubnya 43 mil lebih pendek. Karena matahari tidak berbentuk padat melainkan berbentuk plasma. akibatnya rotasi di katulistiwa matahari lebih cepat daripada di kutub. Rotasi pada wilayah khatulistiwa adalah sekitar 25,04 hari sedangkan pada wilayah kutub, 35 hari. Setiap putaran mempunyai gravitasi 27,9 kali gravitasi Bumi.
Matahari mengeluarkan semburan gas teramat panas yang dapat mencapai hingga beribu bahkan berjuta kilometer ke angkasa. Semburan matahari (sun flare) ini dapat mengganggu gelombang komunikasi seperti radio, TV dan radar di Bumi dan mampu merusak satelit atau stasiun angkasa yang tidak terlindungi. Matahari juga menghasilkan gelombang radio, gelombang ultra-violet, sinar infra-merah, sinar-X, dan angin matahari yang merebak ke seluruh tata surya.
Bumi terlindungi daripada angin matahari oleh adanya medan magnet bumi, sementara lapisan ozon melindungi Bumi daripada sinar ultra-violet dan sinar infra-merah, yang dipancarkan matahari. Matahari memiliki apa yang disebut bintik matahari, yang muncul dari masa ke masa. Bintik matahri ini disebabkan adanya perbedaan suhu di permukaan matahari. Bintik matahari itu menandakan kawasan yang "kurang panas" dibanding kawasan lain. Daerah ini sedemikian luasnya, bahkan luasnya melebihi ukuran luas Bumi. Kadang-kala peredaran Bulan mengelilingi bumi menghalangi sinar matahari yang sampai ke Bumi, peristiwa ini disebut sebagai gerhana matahari.
Prominensa
Prominensia adalah lidah api yang ada di matahari. Prominensa merupakan bagian matahari yang sangat besar, terang, yang memancar keluar dari permukaan matahari, seringkali berbentuk loop (putaran). Tanggal 26-27 September 2009 lalu, wahana ruang angkasa (Stereo A dan Stereo B) yang khusus memantau matahari berhasil merekam fenomena ini selama 30 jam.
Prominensa terjadi di lapisan photosphere dan bergerak keluar menuju korona matahari. Jika korona merupakan gas-gas berbentuk plasma, yang telah diionisasikan, sangat panas, dan tidak begitu memperlihatkan cahayanya, maka, prominensa berisikan plasma yang lebih dingin.
Prominensa biasanya menjulur hingga ribuan kilometer. Yang terbesar, yang pernah diobservasi, terlihat pada tahun 1997 dengan panjang sekitar 350.000 kilometer - sekitar 28 kali diameter bumi. Massa di dalam prominensa berisikan material dengan berat hingga 100 miliar ton.
Gerakan Matahari
Matahari mempunyai dua macam gerakan sebagai berikut :
Rotasi mengelilingi sumbunya, lamanya 25 1/2 hari untuk satu kali putaran. Gerakan rotasi ini dapat dibuktikan dengan adanya noda-noda hitam di bagian inti yang kadang-kadang berada di sebelah kanan dan kira-kira 2 minggu berada di sebelah kiri.
Selain berotasi, matahari bergerak diantara gugusan bintang dengan kecepatan 20 km per detik, pergerakan itu mengelilingi pusat galaksi.
Bagimana Matahari Bersinar?
Orang-orang zaman dulu mengira, proses menyalanya Matahari sama dengan proses menyalanya sebuah kompor, yaitu dengan menggunakan bahan bakar. Pada abad ke 18, batu bara disangka menjadi bahan bakar cahaya dan energi Matahari. Lalu pada penelitian di abad 19, diketahui Matahari bersinar sangat lama bahkan melebihi usia fosil penghasil batubara. Lalu muncul teori penyusutan gravitasi. Namun teori ini tidak terbukti karena Matahari tidak tampak menyusut setelah mengeluarkan cahaya dan energi. Baru pada abad ke 20 ada penelitian mengenai reaksi fusi yaitu berubahnya hidrogen menjadi helium. Dari penelitian tersebut dapat diperkirakan usia Matahari kurang lebih 4,5 sampai 5 milyar tahun.
Pancaran cahaya Matahari menghasilkan gelombang elektromagnetik dengan, rentang gelombang dari gelombang radio hingga sinar gamma. Dari gelombang elektromagnetik dan spektrum ini, akan dapat diketahui apa saja yang ada dan yang sedang terjadi dalam Matahari.
Siklus Matahari
Aktivitas Matahari memiliki skala waktu yang sangat beragam. Mulai rentang kurang dari satu detik sampai jutaan tahun. Misalnya ledakan Matahari yang dalam waktu kurang dari satu detik sanggup mendidihkan plasma sampai temperatur puluhan juta derajat celcius. Secara sederhana, siklus Matahari akibat interaksi medan magnetik terjadi dengan periode 11 tahun. Dengan indikatornya adalah jumlah rata-rata bintik Matahari.
Angin Matahari
Penampakan angin Matahari dapat terlihat saat melintasnya komet. Semakin dekat dengan Matahari, ekor komet semakin memanjang. Hal ini membuktikan akan adanya aliran yang berkesinambungan dari Matahari. Keberadaan angin Matahari ini pertama kali dibuktikan dengan pengamatan satelit Mariner 2 yang sedang berada dalam misi menuju planet Venus.
Aliran yang terdapat pada angin Matahari adalah aliran ion yang dipengaruhi oleh medan magnetik. Peranan medan magnetik sendiri adalah sebagai media penyearah penjalaran energi. Konduksi panas akan tersalurkan di sepanjang garis gaya magnetik. Kecepatan aliran yang menjalar dalam garis gaya medan magnetik ini disebut kecepatan Alven, yang dapat mencapai 500-1000 km/s.
Komposisi angin Matahari secara umum terdiri dari proton dan elektron. Ketika partikel dengan kecepatan tinggi dari Matahari terjebak dalam medan magnetik Bumi (magnetosfer) dan bergerak ke bawah menuju lapisan ionosfer, akan menimbulkan warna-warni indah yaitu aurora. Warna-warna yang biasa muncul adalah merah dan hijau hasil dari eksitasi atom Oksigen.
Selain terjadinya aurora, angin Matahari juga dapat berpengaruh pada sistem elektromagnetik di Bumi. Seperti terganggunya sistem komunikasi. Selain itu, jika makhluk hidup terkena angin Matahari secara langsung, dapat mengakibatkan mutasi gen.
Matahari dan Bumi
Sebagai bintang yang jaraknya paling dekat, Matahari adalah sumber energi utama kehidupan makhluk di Bumi. Energi pancaran matahari telah membuat bumi tetap hangat bagi kehidupan, membuat udara dan air di bumi bersirkulasi, tumbuhan bisa berfotosintesis, dan banyak hal lainnya. Matahari juga merupakan pusat sumber tenaga di lingkungan tata surya. Penggunaan sel surya dan panel surya, telah menjadikan sinar matahari sebagai sumber energi alternatif. Matahari sebagai penunjuk waktu dan musim. Dan yang terpenting adalah, dengan gravitasinya yang sangat besar, Matahari menjaga stabilitas orbit planet-planet di tata surya, mengontrol terjadinya siang dan malam, tahun.
Penampakan Matahari di Bumi seringkali terlihat berbeda. Seperti pada saat siang hari berwarna putih, sedangkan pagi atau sore hari berwarna kekuningan. Hal ini disebabkan oleh refraksi atmosfer Bumi. Atau jika siang hari tampak lebih kecil dibanding sore dan pagi hari, disebabkan oleh perbedaan sudut pandang pengamat.
Aktivitas Matahari
Setelah 10 tahun 'terlelap' dalam tidur panjangnya, Matahari bangun. Bangkitnya Sang Surya membuat para astronom bersiaga penuh. Minggu ini, di akhir bulan Agustus 2010, beberapa media Amerika Serikat (AS) memberitakan, Badan Antariksa AS, NASA memperingatkan akan adanya 'tsunami Matahari' yang menciptakan fenomena aurora -- saat suar Matahari memukul perisai Bumi awal Agustus lalu, hanya permulaan. Itu hanya awal dari badai Matahari masif yang berpotensi merusak jaringan listrik dan satelit di seluruh planet Bumi.
Tetapi NASA telah menangkis semua pemberitaan itu dengan mengatakan, hal itu bisa terjadi 'dalam waktu 100 tahun atau hanya 100 hari'. Namun astronom Australia mengatakan, komunitas ilmuwan luar angkasa bertaruh badai Matahari bisa datang lebih cepat. Meski mengeluarkan bantahan, NASA telah mengawasi aktivitas badai di Matahari sejak 2006. Dan berita yang beredar di AS menyebut badai matahari bisa terjadi di tahun bencana yang 'diramalkan' Hollywood -- 2012.
Sebagai kilas balik ke belakang, badai Matahari pada 1859 dan 1921 telah menyebabkan kekacauan. Badai itu memutus jaringan telegram dalam skala yang masif. Dan, badai 2012 diduga lebih berefek negatif.
"Konsensus umum di kalangan para astronom, badai Matahari pada 2012 atau 2013 akan jadi yang terburuk dalam 100 tahun terakhir," kata dosen astronomi dan kolumnis, Dave Reneke, seperti dimuat laman News.com.au, 25 Agustus 2010.
Peringatan, khususnya ditujukan untuk maskapai penerbangan, perusahaan telekomunikasi, dan siapapun yang tergantung pada sistem GPS modern. "Bahkan bisa memutus rangkaian listrik dan 'memukul' satelit yang mengorbit, seperti yang terjadi tahun ini," tambah Reneke. Namun, ilmuwan tak begitu peduli apakah badai Matahari berikutnya terburuk dalam sejarah, ataukah separah badai 1859.
Yang jadi sumber kegelisahan adalah fakta bahwa masyarakat kita sangat tergantung dengan teknologi. Meski tak ada yang bisa memprediksikan efek badai Matahari 2012-2013 dalam masyarakat digital.
Sementara itu, Dr Richard Fisher, Direktur Divisi Heliophysics NASA, mengatakan, pukulan badai super seperti 'sengatan' yang bisa menyebabkan bencana bagi kesehatan dunia, layanan darurat, bahkan keamanan nasional -- jika tak ada tindakan pencegahan yang diambil.
Dan Amerika jadi kampiun. Awal tahun ini AS menyelenggarakan latihan Boulder, Colorado, untuk memetakan apa yang mungkin terjadi jika bumi itu dipukul dengan badai seintens badai 1859 dan 1921.
NASA menyatakan, sesuai laporan National Academy of Sciences, jika badai yang sama dengan 1859 terjadi hari ini, kerugian diperkirakan sebesar $1 sampai $2 triliun. Perlu 10 tahun untuk pemulihan.
Saat badai Matahari menerjang, satelit diduga akan seperti berumur 50 tahun, GPS sama sekali tidak berfungsi. Ledakan badai Matahari diduga memiliki energi setara 100 bom hidrogen. Perlu diketahui bom hidrogen memiliki kekuatan lebih besar dari bom atom.
Maret 1954, AS telah menguji coba bom hidrogen pertama bernama "Bravo" di Atol Bikini, Kepulauan Marshal, Samudera Pasifik. Bravo berkekuatan 10 megaton TNT atau kira-kira 700 kali energi bom atom Little Boy. Alhasil, jutaan ton pasir, batu karang, tumbuhan, dan fauna laut dalam radius 20 mil beterbangan membentuk cendawan raksasa membakar langit. Tiga Atol Bikini, yakni Bokonijien, Aerokojlol, dan Nam, tidak terlihat lagi di atas permukaan air.
"Kami tahu ini datang, tetapi kita tidak tahu seberapa buruk itu akan terjadi," kata Dr Fisher kepada Reneke dalam edisi terbaru Australasian Science. "Sistem akan terhenti. Suar Matahari akan mengubah medan magnet di bumi. Itu cepat, seperti petir. Itu efek matahari."
Massa matahari
Massa matahari digunakan sebagai standar untuk mengukur massa dalam astronomi yang digunakan untuk menggambarkan massa bintang dan galaksi lainnya. Satuan ini sebanding dengan massa matahari, yaitu sekitar 2 nonilion kilogram atau sekitar 332.950 kali massa Bumi.
Massa matahari dapat ditentukan dari lamanya tahun, jarak Bumi ke matahari (satuan astronomi), dan konstanta gravitasi (G) .
Hingga kini, baik satuan astronomi maupun konstanta gravitasi tidak ada yang diketahui dengan pasti. Namun, penentuan massa relatif planet lain, dalam sistem tata surya atau bintang kembar dalam satuan massa matahari tidak tergantung pada konstanta yang tidak pasti. Sehingga amatlah berguna untuk mengukur massa tersebut dalam satuan massa matahari (lihat konstanta gravitasi Gauss). Kini, satuan astronomi hampir terukur dengan baik, menggunakan radar antarplanet dan G, namun nama matahari tetap menjadi salah satu konvensi lama yang esoterik dalam astronomi.
Massa matahari dapat dikonversikan ke satuan terkait:
- 27.068.510 massa bulan (ML)
- 332.946 massa Bumi (ME)
- 1.047,56 massa Yupiter (MJ)
No comments:
Post a Comment