Thursday, 22 August 2013

Patung Dwarapala


Dwarapala adalah patung penjaga gerbang atau pintu dalam ajaran Siwa dan Buddha. Nama dwarapala diambil dari bahasa Sansekerta yang bermakna penjaga pintu atau pengawal pintu gerbang. Dwarapala digambarkan berbentuk manusia atau monster yang menyeramkan. Biasanya dwarapala diletakkan di luar candi, kuil atau bangunan lain untuk melindungi tempat suci atau tempat keramat di dalamnya.  

Dwarapala terbesar di Jawa terdapat di Desa Candirenggo Kecamatan Singosari Kabupaten Malang. Di tempat tersebut, terdapat dua patung (arca) Dwarapala yang terbuat dari batu andesit utuh setinggi 3,7 meter. Dua arca tersebut diperkirakan merupakan pintu gerbang kerajaan Singosari.

Di pulau Jawa dan Bali, arca dwarapala biasanya diukir dari batu andesit, berperawakan gemuk dan digambarkan dalam posisi tubuh setengah berlutut, menggenggam senjata gada. Sedangkan dwarapala di Kamboja dan Thailand memiliki perawakan tubuh lebih langsing dengan posisi tubuh tegak lurus memegang gada di tengah tepat di antara kedua kakinya. Patung dwarapala di Thailand dibuat dari tembikar tanah liat yang dilapisi glazur pucat susu. Patung seperti ini dibuat pada masa kerajaan Sukhothai dan Ayutthaya (abad ke-14 hingga ke-15) diproduksi oleh beberapa tempat pembakaran tembikar di Thailand utara.

Bangunan suci yang kecil biasanya memiliki hanya satu arca dwarapala. Seringkali dwarapala diletakkan berpasangan di antara gerbang masuk. beberapa situs bangunan suci yang lebih besar memiliki empat, delapan, bahkan duabelas arca dwarapala yang menjaga empat penjuru mata angin sebagai Lokapala, dewa penjaga empat atau delapan penjuru mata angin.

Dalam budaya Jawa, dwarapala dijadikan figur penjaga keraton, misalnya dapat ditemukan di gerbang masuk Keraton Yogyakarta dan gerbang Kamandungan Lor Keraton Surakarta.

No comments:

Post a Comment