Sirosis hepatis adalah
suatu penyakit liver yang bersifat kronis, irreversibel mempunyai hubungan
signifikan dengan angka morbiditas dan mortalitas. Istilah sirosis diperoleh
dari bahasa Yunani kirrhos yang berarti “orange-colored”, yang mengacu pada
warna hati “yellow-orange” yang dilihat oleh ahli patologi atau ahli bedah.
Sirosis terjadi sebagai akibat dari adanya penyakit
inflamasi kronis yang terjadi pada hepar (liver = organ hati), yang selanjutnya
menyebabkan terjadinya nekrosis difuse dari sel-sel hepar (hepatocyte).
Nekrosis pada hepar ini akan merangsang terjadinya regenerasi sel, tetapi
sayangnya regenerasi sel ini berupa jaringan fibrous. Jika dalam
perkembangannya semakin banyak hepatocyte yang rusak dan digantikan oleh
jaringan fibrous, terjadilah apa yang disebut sirosis.
Secara histologi, sirosis digambarkan sebagai suatu proses
diffus yang ditandai oleh adanya fibrosis dan suatu konversi struktur hepar
yang normal menjadi struktur nodules yang abnormal.
Jaringan fibrous yang menggantikan parenkim hepatik normal
ini, akan menimbulkan hambatan aliran darah pada sistem Portal, yang
selanjutnya akan mengakibatkan terjadinya hipertensi portal, varices oesophagus
dan ascites. Menurunnya sel-sel hepar (Hepatocyte) yang sehat dan menurnnya aliran
darah intrahepatal mengakibatkan menurunnya fungsi metabolisme dan fungsi
sintesa oleh sel-sel hepar, yang selanjutnya akan memicu terjadinya
encephalopathy hepatic dan coagulopathy.
Penyebab (Etiologi)
Penyebab (Etiologi)
-
Kebiasaan minum, minuman berakohol
-
Penyakit Hepatitis B dan C
Pengelolaan
Pasien sirosis hepatis yang disertai dengan hipertensi portal harus dipertimbangkan
untuk dilakukan skrining endoscopis. Endoscopy, juga digunakan untuk ligasi
atau sclerotherapy dalam manajemen variceal bleeding akut. Sedangkan pasien
dengan varices oesophagus yang besar, perlu menerima profilaksis dari penyakit
utama dengan terapi adrenergik α-bloker.
Kombinasi
spironolaktone dan furosemida direkomendasikan sebagai terapi diuretik awal untuk
pasien yang disertai dengan ascites. Pasien yang mengalami radang selaput perut
(peritonitis) yang disebabkan bakteri, perlu menerima profilaksis antibiotik
jangka panjang.
Pada
kasus encephalopathy hepatic, tujuan utama terapi adalah untuk menurunkan
konsentrasi amoniak darah, antara lain dengan cara terapi diet, lactulose, dan
antibiotik tunggal atau kombinasi dengan laktosa.
Pencegahan
Sirosis hepatis akibat penyalahgunaan alkohol dapat dicegah untuk berkembang lebih parah dengan cara
larangan mengkonsumsi minuman beralkohol.
Sirosis hepatis adalah suatu keadaan di mana jaringan liver mengalami perubahan menjadi jaringan ikat yang keras. Sirosis mengakibatkan gangguan fungsi hati, baik fungsi metabolisme dan sirkulasi darah. temukan jawab solusi masalah Sirosis hepatitis anda di Tanyadok.com Portal tanya jawab seputar kesehatan
ReplyDelete