Sumber daya manusia (SDM) didefinisikan
sebagai keseluruhan orang dalam organisasi yang memberikan
kontribusi terhadap jalannya organisasi. Sebagai sumber daya utama
organisasi, perhatian penuh terhadap sumber daya manusia harus diberikan,
terutama dalam kondisi lingkungan yang serba tidak pasti. Selain itu
perlu diperhatikan pula bahwa penempatan pegawai yang tepat tidak selalu
menyebabkan keberhasilan. Kondisi lingkungan yang cenderung berubah dan
perencanaan karir dalam organisasi mengharuskan organisasi
terus-menerus melakukan penyesuaian, dan pengembangan SDMnya.
Pengembangan sumber daya manusia meliputi aktivitas-aktivitas yang
diarahkan pada pembelajaran organisasi maupun individual, tentang pegetahuan, kemampuan dan ketrampilan yang sengaja dilakukan, guna merubah perilaku organisasi dan anggotanya, sehingga sesuai dengan tuntutan pekerjaan yang diharapkan. Jadi ciri utama pengembangan sumber daya manusia adalah
aktivitas-aktivitas yang diarahkan pada perubahan perilaku.
Berikut adalah pernyataan dari beberapa ahli tentang pengertian Pengembangan SDM:
Armstrong (1997:507) menyatakan sebagai
berikut: “Pengembangan sumber daya manusia berkaitan dengan tersedianya
kesempatan dan pengembangan belajar, membuat program-program training
yang meliputi perencanaan, penyelenggaraan, dan evaluasi atas
program-program tersebut”.
McLagan dan Suhadolnik (Wilson, 1999:10) mengatakan: “HRD
is the integrated use of training and development, career development,
and organisation development to improve individual and organisational
effectiveness”. (Terjemahan bebas: Pengembangan SDM adalah
pemanfaatan pelatihan dan pengembangan, pengembangan karir, dan
pengembangan organisasi, yang terintegrasi antara satu dengan yang lain,
untuk meningkatkan efektivitas individual dan organisasi).
Definisi senada dikemukakan oleh Mondy and Noe (1990:270) sebagai berikut: “Human
resorce development is a planned, continuous effort by management to
improve employee competency levels and organizational performance
through training, education, and development programs” (Terjemahan
bebas: Pengembangan SDM adalah suatu usaha yang terencana dan
berkelanjutan yang dilakukan oleh organisasi dalam meningkatkan
kompetensi pegawai dan kinerja organisasi melalui program-program
pelatihan, pendidikan, dan pengembangan).
Sedangkan Harris and DeSimone (1999:2) mengatakan sebagai berikut: “Human
resource development can be defined as a set of systematic and planned
activities designed by an organization to provide its members with
necessary skills to meet current and future job demands”.
(Terjemahan bebas: Pengembangan SDM dapat didefinisikan sebagai
seperangkat aktivitas yang sistematis dan terencana yang dirancang oleh
organisasi dalam memfasilitasi para pegawainya dengan kecakapan yang
dibutuhkan untuk memenuhi tuntutan pekerjaan, baik pada saat ini maupun
masa yang akan datang).
Sementara itu, Stewart dan McGoldrick (1996:1) mengatakan: “Human
resource development encompasses activities and processes which are
intended to have impact on organisational and individual learning”.
(Terjemahan bebas: Pengembangan SDM meliputi berbagai kegiatan dan
proses yang diarahkan pada terjadinya dampak pembelajaran, baik bagi
organisasi maupun bagi individu).
Dari beberapa pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa Pengembangan
SDM adalah segala aktivitas yang dilakukan oleh organisasi dalam
memfasilitasi karyawannya agar memiliki pengetahuan, keahlian, dan/atau
sikap yang dibutuhkan dalam menangani pekerjaan saat ini atau yang akan
datang. Aktivitas yang dimaksud, tidak hanya pada aspek
pendidikan dan pelatihan saja, akan tetapi menyangkut aspek karir dan
pengembangan organisasi. Dengan kata lain,
PSDM berkaitan erat dengan upaya meningkatkan pengetahuan, kemampuan
dan/atau sikap anggota organisasi serta penyediaan jalur karir yang
didukung oleh fleksibilitas organisasi dalam mencapai tujuan organisasi.
Mengingat tujuan Pengembangan SDM
berkaitan erat dengan tujuan organisasi, maka program-program yang
dirancang harus selalu berkaitan erat dengan berbagai perubahan yang
melingkupi organisasi, termasuk kemungkinan adanya perubahan-perubahan
dalam hal pekerjaan serta yang lebih penting berkaitan erat dengan
rencana strategis organisasi, sehingga sumber-sumber daya organisasi yang
ada dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien.
Walaupun telah disadari bahwa mengelola
sumber daya manusia merupakan hal yang vital dalam organisasi, namun pelaksanakannya sering kali tidaklah mudah. Kadang-kadang para manajer
dalam organisasi bingung untuk memulai langkah awal dalam pengembangan
sumber daya manusia. Megginson (1993:14) membuat beberapa pertanyaan
sebagai awal pemikiran tentang pengembangan sumber daya manusia sebagai
berikut:
- Perubahan (dalam hal keahlian dan kemampuan) apa yang dibutuhkan untuk meningkatkan kinerja/prestasi kerja seseorang?
- Kekurangan apa yang secara jelas teridentifikasi dalam kaitannya dengan kinerja yang perlu segera ditangani?
- Perubahan apa yang berkaitan dengan teknologi, proses produksi, dan kultur organisasi bagi para karyawan yang belajar sesuatu yang hal baru?
- Kesempatan apa yang saat ini tersedia bagi para karyawan untuk mendapatkan keahlian yang baru?
- Siapa yang bertanggung jawab dalam organisasi terhadap tersedianya kesempatan belajar yang tepat?
- Perubahan perilaku apa yang secara umum harus dilakukan oleh staff untuk dapat meningkatkan kinerja mereka dan juga mendukung peningkatan kinerja yang lain?
- Hal apa yang tidak berjalan dengan semestinya dan kesalahan apa yang telah kita lakukan?
- Apa yang kita dapatkan dari pengalaman kita dalam pendidikan dan pelatihan yang terdahulu?
Secara umum tujuan pengembangan sumber
daya manusia adalah untuk memastikan bahwa organisasi mempunyai
orang-orang yang berkualitas untuk mencapai tujuan organisasi untuk
meningkatkan kinerja dan pertumbuhan (Armstong, 1997:507).
Tujuan tersebut di atas dapat dicapai
dengan memastikan bahwa setiap orang dalam organisasi mempunyai
pengetahuan dan keahlian dalam mencapai tingkat kemampuan yang
dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan mereka secara efektif. Selain
itu perlu pula diperhatikan bahwa dalam upaya pengembangan sumber daya
manusia ini, kinerja individual dan kelompok adalah subjek untuk
peningkatan yang berkelanjutan dan bahwa orang-orang dalam organisasi
dikembangkan dalam cara yang sesuai untuk memaksimalkan potensi serta
promosi mereka.
Secara rinci tujuan pengembangan SDM dapat diuraikan sebagai berikut:
- Meningkatkan produktivitas kerja
Program pengembangan yang dirancang
dengan baik akan membantu meningkatkan produktivitas, kualitas, dan
kuantitas kerja karyawan. Hal ini disebabkan karena meningkatnya technical skill, human skill, dan managerial skill karyawan yang bersangkutan.
- Mencapai efisiensi
Efisiensi sumber-sumber daya organisasi
akan terjaga apabila program pengembangan dilaksanakan sesuai dengan
kebutuhan. Dengan kata lain pemborosan dapat ditekan, karena biaya
produksi kecil dan pada akhirnya daya saing organisasi dapat meningkat.
- Meminimalisir kerusakan
Dengan program pengembangan yang baik,
maka tingkat kerusakan barang/produksi dan mesin-mesin dapat
diminimalisir karena para karyawan akan semakin terampil dalam
melaksanakan tugasnya.
- Mengurangi kecelakaan
Dengan meningkatnya keahlian/kecakapan karyawan dalam melaksanakan tugas, maka tingkat kecelakanaan pun dapat diminimalisir.
- Meningkatkan pelayanan
Pelayanan merupakan salah satu nilai
jual organisasi/perusahaan. Oleh karena itu, salah satu tujuan
pengembangan sdm adalah meningkatkan kemampuan karyawan dalam memberikan
layanan kepada konsumen.
- Memelihara moral karyawan
Moral karyawan diharapkan akan lebih
baik, karena dengan diberikannya kesempatan kepada karyawan untuk
mengikuti program pengembangan karyawan, maka pengetahuan dan
keterampilannya diharapkan sesuai dengan pekerjaannya, sehingga
antusiasme karyawan untuk menyelesaikan pekerjaan akan meningkat.
- Meningkatan peluang karier
Karena pada umumnya promosi didasarkan
pada kemampuan dan keterampilan karyawan, maka kesempatan karyawan yang
telah mengikuti program pengembangan untuk meningkatkan karier akan
semakin terbuka karena keahlian dan kemampuannya menjadi
lebih baik.
- Meningkatkan kemampuan konseptual
Pengembangan ditujukan pula untuk
meningkatkan kemampuan konseptual seorang karyawan. Dengan kemampuan yang
meningkat, maka diharapkan pengambilan keputusan atas suatu persoalan
akan menjadi lebih mudah dan akurat.
- Meningkatkan kepemimpinan
Human relation adalah salah satu aspek yang menjadi perhatian dalam program pengembangan. Dengan meningkatnya kemampuan human relation, maka diharapkan hubungan baik ke atas, ke bawah, maupun ke samping akan lebih mudah dilaksanakan.
- Peningkatan balas jasa
Prestasi kerja karyawan yang telah
mengikuti program pengembangan diharapkan akan lebih baik. Seiring
dengan meningkatnya prestasi kerja karyawan, maka balas jasa atas
prestasinya pun akan semakin baik pula.
- Peningkatan pelayanan kepada konsumen
Diharapkan dengan pengembangan SDM ini, karyawan akan semakin mengenal dan memahami:
Dengan meningkatnya pengenalan, pemahaman dan kemampuan karyawan, baik konseptual, maupun teknikal, maka upaya pemberian pelayanan kepada konsumen pun akan berjalan lebih baik. Dengan demikian diharapkan kepuasan konsumen seagai pemakai barang/jasa akan terpenuhi.
a. Seluk-beluk
pelaksanaan pekerjaan lebih mendalam.
b. Perkembangan
perusahaan
c. Sasaran
yang akan dicapai perusahaan
d. Perlunya
kerja sama dalam melaksanakn pekerjaan
e. Informasi
yang disampaikan perusahaan
f. Kesulitan-kesulitan
yang dihadapi perusahaan
g. Hubungan
perusahaan dengan lingkungannya
h. Kebijaksanaan
dan peraturan yang berlaku dalam perusahaan
i. Sistem dan prosedur yang digunakan dalam
pelaksanaan tugas perusahaan
j. Perilaku karyawan yang mendukung dan
dituntut oleh perusahaan
Dengan meningkatnya pengenalan, pemahaman dan kemampuan karyawan, baik konseptual, maupun teknikal, maka upaya pemberian pelayanan kepada konsumen pun akan berjalan lebih baik. Dengan demikian diharapkan kepuasan konsumen seagai pemakai barang/jasa akan terpenuhi.
Pada hakekatnya pengembangan sumber daya
manusia diarahkan untuk mengantisipasi perubahan-perubahan yang terjadi
di sekitar organisasi. Namun sebelum proses pengembangan sumber daya
manusia ini dilaksanakan, maka ada dua pertanyaan pokok yang harus
dijawab, yaitu:
- Apakah kebutuhan pelatihan kita?
- Apa yang ingin kita capai melalui upaya pengembangan sumber daya manusia?
Setelah menentukan tujuan proses
pengembangan sumber daya manusia, maka manajemen dapat menentukan
metode-metode yang cocok dan media yang tepat untuk memenuhi tujuan yang
telah ditentukan tersebut. Pada dasarnya banyak sekali metode dan media
yang dapat digunakan, namun dalam prakteknya, pemilihan metode tersebut
tergantung pada tujuan pengembangan sumber daya manusia. Secara umum,
pengembangan sumber daya manusia harus selalu dievaluasi secara
terus-menerus dalam rangka memfasilitasi perubahan dan memenuhi tujuan
organisasi.
Dalam bentuk bagan, proses/tahap pengembangan sumber daya manusia dapat digambarkan sebagai berikut:
Menentukan Kebutuhan
Seperti tergambar dalam bagan, bahwa
langkah pertama dalam proses pengembangan sumber daya manusia adalah
analisis kebutuhan Pengembangan SDM, yang menurut Werther and Davis
(1996:286): “Needs assesments diagnoses current problems and future challenges to be met through training and development”.
Secara bebas dapat diterjemahkan sebagai berikut: Analisis kebutuhan
yaitu suatu proses mendiagnosa masalah-masalah yang terjadi pada saat
ini dan tantangan masa depan yang akan diantisipasi melalui pelatihan
dan pengembangan.
Penentuan kebutuhan ini bukan karena
organisasi/perusahaan lain melakukan hal yang sama, akan tetapi harus
benar-benar dilandasi kebutuhan organisasi. Atau dengan kata lain
prinsip pertama yang harus dipenuhi adalah mengetahui apa yang
dibutuhkan. Analisis kebutuhan (needs assessment) adalah suatu
penentuan kebutuhan pelatihan yang sistematis yang terdiri dari tiga
jenis analisis. Analisis-analisis tersebut diperlukan dalam menentukan
tujuan pelatihan. Ketiga analisis tersebut adalah analisis
organisasional (organisational analysis), analisis pekerjaan (job analysis), dan analisis individual (individual analysis).
Analisis organisasional adalah
suatu analisis yang berusaha untuk menjawab pertanyaan mengenai dimana
tempat atau bagian mana dari organisasi yang paling membutuhkan
pelatihan dan faktor-faktor apa yang mungkin mempengaruhi pelatihan.
Dengan kata lain analisa organisasional berarti melihat keseluruhan
organisasi dalam menentukan dimana program-program pelatihan,
pendidikan, dan pengembangan akan diselenggarakan. Dalam analisa ini,
tujuan-tujuan strategis organisasi juga rencana-rencana organisasi,
perlu dipertimbangkan dengan seksama. Biasanya analisa ini juga
dipikirkan pada waktu proses perencanaan sumber daya manusia. Untuk
melakukan analisis organisasional, organisasi harus memperhatikan
tujuan-tujuan organisasi, inventarisasi karyawan, dan lingkungan
organisasi. Selain itu perkiraan suplai karyawan dan gap yang ada perlu
mendapat perhatian.
Analisis pekerjaan
adalah suatu analisis yang mencoba menjawab mengenai apa yang
seharusnya dilatihkan sehingga karyawan tersebut dapat melakukan pekerjaannya
dengan baik. Dalam melakukan analisis pekerjaan, uraian pekerjaan – yang
menggambarkan pekerjaan yang harus dilakukan - dan deskripsi jabatan –
yang menggambarkan kompetensi yang yang harus dimiliki dalam
melakukan suatu pekerjaan - harus menjadi perhatian. Namun demikian,
jika ternyata uraian pekerjaan yang ada tidak cukup sebagai sumber
informasi, bila perlu diadakan wawancara terhadap para manajer dan para karyawan non-manajer (operasional) untuk mendapat saran/masukan yang
diinginkan sehubungan dengan rencana penyelenggaraan program
pengembangan karyawan.
Analisis individual
adalah suatu analisis yang mencoba menjawab mengenai siapa yang
memerlukan pelatihan dan jenis pelatihan apa yang dibutuhkan oleh para karyawan tersebut. Dengan kata lain analisa individual memfokuskan diri
pada karyawan yang akan diikutsertakan dalam program pengembangan karyawan. Analisa ini berkaitan dengan dua pertanyaan pokok sebagai
berikut:
- Siapa yang perlu diikutsertakan dalam program pengembangan?
- Jenis pengembangan karyawan apa yang dibutuhkan?
Untuk menjawab pertanyaan pertama, maka
cara sederhana dengan membandingkan kinerja karyawan dengan standar yang
telah ditentukan dapat digunakan. Apabila hasil perbandingan menunjukkan
tidak ada gap antara standar dengan kinerja, maka program pengembangan
tidak dibutuhkan. Jika ternyata kinerja pegawai di bawah standar yang
diinginkan, maka upaya lebih lanjut untuk mengetahui penyebabnya perlu
dilakukan.
Selain cara tersebut di atas, bermain
peran, dan pusat pelatihan dapat juga digunakan dalam mengadakan analisa
individual. Hasil program perencanaan karir juga dapat digunakan
sebagaimana pusat pelatihan.
Menetapkan Tujuan
Penentuan tujuan yang jelas merupakan
hal yang sangat perlu untuk diindahkan. Tanpa tujuan yang jelas, maka upaya
mendesain program-program pelatihan dan pengembangan merupakan suatu hal
yang sulit. Selain itu adanya tujuan yang jelas akan mempermudah dalam
hal pengukuran hasil yang diharapkan sekaligus mengukur keberhasilan
suatu program pengembangan.
Contoh tujuan adalah sebagai berikut:
- Setelah mengikuti pelatihan “Excellent Service”, seorang Customer Service dapat menyelesaikan formulir permohonan pengajuan kredit dalam waktu 10 menit setelah semua informasi diterima dari pemohon kredit.
- Setelah mengikuti pelatihan LAKIP, peserta pelatihan dapat menyusun LAKIP sesuai format yang telah ditentukan.
Cara mengembangkan pengetahuan
karyawan dapat dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut :
a. Banyak
membaca buku, majalah dan surat kabar
b. Banyak
mendengar ceramah-ceramah, siaran radio
c. Sering
mengikuti rapat, diskusi, seminar
d. Terlibat
secara aktif dalam acara-acara yang dilaksanakan perusahaan
e. Mengikuti
pendidikan yang lebih tinggi
f. Sering
melakukan komunikasi dengan rekan sekerja
No comments:
Post a Comment