Bisoprolol adalah obat golongan penyekat adrenoreseptor β (betablocker) sintetik yang bersifat selektif (kardioselektif), tetapi tanpa aktivitas stabilisasi membran yang signifikan
atau aktivitas simpatomimetik intrinsik pada dosis terapi. Meskipun bersifat kardioselektif, namun sifat kardioselektifnya tidak mutlak. Pada dosis tinggi
(>20 mg) bisoprolol juga menghambat adrenoreseptor β2,
yang terutama terdapat pada otot-otot bronkus dan pembuluh darah. Untuk
mempertahankan selektivitasnya, penting untuk menggunakan dosis efektif
terendah.
Pada
orang sehat, pengobatan dengan bisoprolol dapat menurunkan kejadian
takikardia yang diinduksi oleh aktivitas fisik dan isoproterenol. Efek
maksimum terjadi dalam waktu 1-4 jam setelah pemakain. Efek tersebut
menetap selama 24 jam pada dosis ≥ 5 mg. Bisoprolol juga dapat
diberikan bersama dengan diuretik tiazid dan hidroklorotiazid dosis
rendah (6,25 mg) untuk menurunkan tekanan darah pada penderita
hipertensi ringan sampai sedang.
Farmakodinamik:
Mekanisme kerja antihipertensi dari bisoprolol belum seluruhnya diketahui. Faktor-faktor yang terlibat adalah:
- Penurunan curah jantung
- Penghambatan pelepasan renin oleh ginjal.
- Pengurangan aliran tonus simpatis dari pusat vasomotor pada otak.
Pada orang sehat, pengobatan dengan bisoprolol menurunkan kejadian
takikardia yang diinduksi oleh aktivitas fisik dan isoproterenol. Efek
maksimum terjadi dalam waktu 1-4 jam setelah pemakaian. Efek tersebut
menetap selama 24 jam pada dosis ≥5 mg.
Penelitian secara elektrofisiologi pada manusia menunjukkan bahwa bisoprolol secara signifikan mengurangi frekuensi denyut jantung, meningkatkan waktu pemulihan sinus node, memperpanjang periode refrakter AV node dan dengan stimulasi atrial yang cepat, memperpanjang konduksi AV nodal.
Bisoprolol juga dapat diberikan bersamaan dengan diuretik tiazid. Hidroklorotiazid dosis rendah (6,25 mg) digunakan bersamaan dengan bisoprolol fumarat untuk menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi ringan samapai sedang.
Penelitian secara elektrofisiologi pada manusia menunjukkan bahwa bisoprolol secara signifikan mengurangi frekuensi denyut jantung, meningkatkan waktu pemulihan sinus node, memperpanjang periode refrakter AV node dan dengan stimulasi atrial yang cepat, memperpanjang konduksi AV nodal.
Bisoprolol juga dapat diberikan bersamaan dengan diuretik tiazid. Hidroklorotiazid dosis rendah (6,25 mg) digunakan bersamaan dengan bisoprolol fumarat untuk menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi ringan samapai sedang.
Farmakokinetik:
Bioavailabilitas dosis oral 10 mg adalah sekitar 80%. Absorpsi tidak
dipengaruhi oleh adanya makanan. Metabolisme lintas pertama bisoprolol
fumarat sekitar 20%. Ikatan dengan protein serum sekitar 30%.
Konsentrasi puncak plasma pada dosis 5-20 mg terjadi dalam 2-4 jam, dan
nilai puncak rata-rata berkisar dari 16 ng/ml pada 5 mg hingga 70 ng/ml
pada 20 mg.
Pemberian bisoprolol fumarat sekali sehari memperlihatkan
adanya variasi kadar plasma puncak intersubyek kurang dari dua kali
lipat. Waktu paruh eliminasi plasma adalah 9-12 jam dan sedikit lebih
lama pada penderita usia lanjut, hal ini disebabkan menurunnya fungsi
ginjal. Steady state
dicapai dalam 5 hari, pada dosis sekali sehari.
Akumulasi plasmanya
rendah pada penderita usia muda dan tua; faktor akumulasi berkisar
antara 1,1 sampai 1,3, sesuai dengan yang diharapkan dari kinetik
urutan pertama dan pemberian sekali sehari. Konsentrasi plasma pada
dosis 5-20 mg adalah proporsional. Karakteristik farmakokinetik dari
kedua enansiomer adalah serupa.
Bisoprolol fumarat dieliminasi melalui ginjal dan bukan ginjal, sekitar
50% dari dosis, tetap dalam bentuk utuh di urin dan sisanya dalam
bentuk metabolit tidak aktif. Kurang dari 2% diekskresikan melalui
feses. Bisoprolol fumarat tidak dimetabolisme oleh sitokrom P450 II D6
(debrisoquin hidroksilase).
Pada subyek dengan bersihan kreatinin kurang dari 40 ml/menit, waktu paruh plasma meningkat kira-kira 3 kali lipat dari orang sehat. Pada penderita sirosis hati, eliminasi bisoprolol fumarat lebih bervariasi dalam hal kecepatan dan secara signifikan lebih lambat dari orang sehat, dengan waktu paruh plasma berkisar antara 8,3 hingga 21,7 jam.
Indikasi:
Bisoprolol diindikasikan untuk pengobatan hipertensi, bisa juga digunakan sebagai monoterapi atau kombinasi dengan antihipertensi golongan lain.
Kontraindikasi
§ Pasien yang hipersensitif terhadap bisoprolol.
§ Bisoprolol dikontraindikasikan pada penderita cardiogenic shock, kelainan jantung, bradikardia sinus.
Dosis
Dosis awal 5 mg sekali sehari atau dosis dapat ditingkatkan menjadi 10-20 mg sekali sehari.
Pada penderita bronkospastik, gangguan hati (hepatitis atau sirosis) dan gangguan ginjal (bersihan kreatinin kurang dari 40 ml/menit), dengan dosi awal 2,5 mg sekali sehari.
Pada penderita bronkospastik, gangguan hati (hepatitis atau sirosis) dan gangguan ginjal (bersihan kreatinin kurang dari 40 ml/menit), dengan dosi awal 2,5 mg sekali sehari.
Peringatan dan perhatian:
- Hati-hati bila diberikan pada penderita kelainan ginjal dan hati.
- Obat-obat golongan beta bloker sebaiknya tidak diberikan pada penderita kelainan jantung.
- Pada penderita bronkospastik sebaiknya tidak diberikan obat-obatan golongan beta bloker karena sifat sektivitas beta-1 yang relatif, tetapi bisoprolol dapat digunakan secara hati-hati pada penderita bronkospastik yang tidak menunjukkan respon atau tidak toleran terhadap pengobatan antihipertensi lain.
- Beta bloker dapat menutupi beberapa bentuk hipoglikemia khususnya takikardia. Oleh karena itu penderita hipoglikemia atau diabetes yang mendapat insulin atau obat-obatan hipoglikemik harus hati-hati. Begitu juga dengan penggunaan bisoprolol fumarat.
Efek samping:
- Sistem saraf pusat: dizziness, vertigo, sakit kepala, vertigo, parestesia, hipoaestesia, ansietas, konsentrasi berkurang.
- Sistem saraf otonom: mulut kering.
- Kardiovaskular: bradikardia, palpitasi dan gangguan ritme lainnya, cold extremities, klaudikasio, hipotensi, hipotensi ortostatik, sakit dada, gagal jantung.
- Psikiatrik: insomnia, depresi.
- Gastrointestinal: nyeri perut, gastritis, dispepsia, mual, muntah, diare, konstipasi.
- Muskuloskeletal: sakit otot, sakit leher, kram otot, tremor.
- Kulit: rash, jerawat, eksim, iritasi kulit, gatal-gatal, kulit kemerah-merahan, berkeringat, alopesia, angioedema, dermatitis eksfoliatif, vaskulitis kutaneus
- Khusus: gangguan visual, sakit mata, lakrimasi abnormal, tinitus, sakit telinga.
- Metabolik: penyakit gout.
- Pernafasan: asma, bronkospasme, batuk, dispnea, faringitis, rinitis, sinusitis.
- Genitourinaria: menurunnya libido/impotensi, penyakit Peyronie, sistitis, kolik ginjal.
- Hematologi: purpura
- Lain-lain: kelemahan, letih, nyeri dada, peningkatan berat badan.
Resiko Khusus
- Hati-hati bila diberikan pada pasien dengan kelainan ginjal dan hati.
- Obat ini sebaiknya tidak diberikan pada penderita dengan kelainan jantung
- Pada penderita bronkospastik sebaiknya tidak diberikan obat-obat golongan β-blocker karena sifat selektivitas beta-1 yang relatif, tetapi bisoprolol dapat digunakan secara hati-hati pada penderita bronkospastik yang tidak menunjukkan respon atau tidak toleran terhadap pengobatan antihipertensi lain.
- Penggunaan bisoprolol dapat menutupi beberapa bentuk hipoglikemia khususnya takikardia. Oleh karena itu penderita hipoglikemia atau diabetes yang mendapat insulin atau obat-obatan hipoglikemia harus hati-hati.
Interaksi Obat
- Bisoprolol sebaiknya tidak dikombinasikan bersama obat-obatan golongan β-blocker
- Bisoprolol sebaiknya digunakan secara berhati-hati bila diberikan bersama dengan obat-obat penekan otot jantung atau konduksi AV seperti kalsium antagonis khususnya fenilalkilamin (verapamil) dan golongan benzotiazepin (diltiazem) atau obat-obat antiaritmik seperti disopiramid.
- Penggunaan bersama rifampisin dapat meningkatkan bersihan metabolit bisoprolol.
tengkyu artikelx..
ReplyDelete