Cut Nyak Dien adalah salah satu pahlawan Indonesia sebelum
kebangkitan nasional. Cut Nyak dien lahir di Lampadang, Aceh pada tahun
1985. Meninggal di Sumedang pada 6 November 1908. Dimakamkan di Gunung
Puyuh, Sumedang, Jawa Barat.
Cut Nyak Dien menikah dengan Teuku Cik Ibrahim Lamnga pada usia 12
tahun. Suami Cut Nyak Dien gugur dalam pertempuran di Gletarum pada
Juni 1878. Cut Nyak Dien bersumpah tidak akan menerima pinangan dari
laki-laki manapun kecuali laki-laki tersebut bersedia membantu Cut Nyak
Dien untuk balas dendam atas kematian suaminya, Teuku Ibrahim.
Pada tahun 1880, Akhirnya cut Nyak Dien menikah lagi dengan seorang
laki-laki yang bernama Teuku Umar, ia adalah seorang pejuang yang cukup
disegani oleh Belanda. Mulai sekitar September 1893 – Maret 1896 Cut
Nyak Dien selalu berjuang bersama sang suami.
Untuk mendapatkan senjata dan berbagai peralatan perang lainnya.
Teuku umar berpura pura bekerja sama dengan belanda. Sedangkan
istrinya, Cut Nyak Din berjuang secara langsung melawan belanda di
Wilayah kampung halaman Teuku Umar. Setelah belanda mengetahui bahwa
Teuku Umar berpura pura, Teuku umar bergabung lagi dengan para pejuang.
Teuku Umar gugur dalam pertempuan di Meulaboh pada tanggal 11
Februari 1899. Meskipun suaminya telah meninggal dunia, CUt Nyak Dien
tetap melanjutkan perjuangannya melawan Belanda dengan bergerilya. Cut
Nyak Dien tidak pernah mau berdamai dengan pihak belanda yang
disebutnya sebagi kafir-kafir. Pejuangan cut nyak din dengan bergerilya
sangatlah berat karena ia harus keluar masuk hutan. Hal ini menyebabkan
ia dan para pasukannya pada kondisi yang sangat mengkhawatirkan.
Cut
Nyak Dien kemudian menderita sakit encok dan mata mengalami rabun. Para
pengawal merasa kasihan melihat kondisi Cut Nyak din. Akhirnya mereka
membuat kesepatan dengan belanda. Mereka nyatakan bahwa Cut nyak dien
boleh ditangkap asal diperlakukan sebagai manusia terhormat dan bukan
sebagai penjahat perang. Meskipun status cut nyak din sebagai tawanan,
namun ia masih sering didatangi oleh para tamu. Belanda yang curiga
melihat tingkah laku Cut Nyak din mengasingkannya ke Sumedang pada
tanggal 11 Desember 1905.
No comments:
Post a Comment