Wednesday, 15 May 2013

Tapir


Tapir adalah binatang herbivora yang memakan dedaunan muda disepanjang hutan atau pinggiran sungai. Tapir memiliki bentuk tubuh seperti babi, telinga yang mirip badak dan moncongnya yang panjang mirip trenggiling, sementara lenguhannya lebih mirip suara burung daripada binatang mamalia. Tapir merupakan hewan yang soliter, kecuali pada musim kawinnya. Aktivitasnya lebih banyak pada malam hari (nokturnal). Aktivitas makan biasanya dilakukan sambil tetap terus berpindah dalam jalur yang berpindah-pindah. Jangkauan jelajah tapir sangat luas, karena mereka cenderung berjalan jauh untuk menemukan lokasi yang kaya garam mineral.

Secara taksonomi, tapir dikelompokkan kedalam ordo Perisodactyla dan famili Tapiridae. Ada empat jenis tapir yang masih eksis sampai saat ini. Tiga diantaranya bisa dijumpai di Amerika Selatan (Tapirus bairdii, Tapirus pinchaque dan Tapirus terrestris) dan hanya satu yang tersebar di Asia Tenggara (Tapirus indicus). Karena itu keberadaan tapir sering digunakan sebagai salah satu bukti teori pemisahan benua.

Sebaran Tapir di Asia Tenggara meliputi bagian selatan Burma, Thailand bagian selatan, Semenanjung Malaysia dan Indonesia. Bukti-bukti paleontologis menunjukkan bahwa dahulunya sebaran tapir meliputi pulau Jawa dan Sumatera. 

Namun saat ini di Indonesia, tapir hanya bisa dijumpai di Sumatera, itupun hanya pada bagian selatan Danau Toba sampai ke Lampung. Hanya ada satu catatan keberadaan tapir dibagian utara Danau Toba yaitu di Pangkalan Berandan. Tapir umumnya dijumpai pada hutan dataran rendah, namun beberapa catatan menunjukkan kehadirannya pada daerah sampai ketinggian 2000 m, seperti di Gunung Tujuh (Taman Nasional Kerinci Seblat). 

Tapir bisa dijumpai di hutan primer, sekunder, campuran, kebun karet. Beberapa catatan menunjukkan kehadirannya di kebun sawit dan melintasi pemukiman penduduk ataupun kamp petugas di PHPA

Tapir dewasa bisa mempunyai panjang tubuh sampai 225 cm dengan berat 260 - 375 kg bahkan ada yang bisa mencapai berat 500 kg. Meskipun tubuh tapir besar, mereka bisa lari amat cepat bila merasa terancam. Mereka juga bisa membela diri dengan rahang kuat serta gigi tajamnya. Tapir mempunyai kemampuan berenang yang relatif baik. Itu dilakukan guna menghindari binatang predatornya.

Bentuk tubuh lainnya yang menjadi ciri khas tapir adalah hidungnya yang panjang menyerupai belalai pendek. Pada saat berjalan, tapir selalu menunduk dengan mendekatkan hidungnya ke tanah, karena memang tapir lebih mengandalkan penciuman dan pendengaran dalam menjalani kehidupannya. Hal ini disebabkan, tapir mempunyai penglihatan yang lemah.   

Ciri spesifiknya berupa "pelana" berwarna terang dari bahu hingga pantat. Sedangkan bulu-bulu di bagian kepala, kaki, dan leher berwarna hitam, kecuali ujung telinganya berwarna putih seperti jenis tapir lain. Pola warna ini berguna sebagai aksi kamuflase binatang itu, khususnya saat berbaring atau tidur. Warna itu bisa membuat lawannya terkecoh. Saat diam, dia tidak nampak seperti Tapir. Binatang lain mungkin mengiranya sebuah gundukan batu besar. 

Selain memiliki keunikan pada warna tubuh, tapir mempunyai keunikan tersendiri pada jumlah jemari kaki. Pada kaki depan tapir memiliki empat jari sedangkan pada kaki belakang hanya tiga. Di alam bebas maupun di penangkaran, tapir bisa mencapai usia 30 tahun.

Makanan utama tapir adalah dedaunan muda yang direnggut dengan lidah secara selektif. Sebagian besar berasal tumbuhan semak atau pohon kecil, seperti dari famili Rubiaceae dan Euphorbiaceae. Selain itu tapir juga memakan buah-buahan yang berserakan di lantai hutan seperti nangka, semangka dan durian. Karena itu, tapir sangat berperan dalam proses regenerasi hutan, pemencaran, ataupun meningkatkan dinamika dan stratifikasi pada lapisan bawah hutan.

No comments:

Post a Comment