Thursday, 5 September 2013

Tenaga Geologi


Update : 14 Juni 2016

Tenaga Geologi adalah tenaga yang dapat mengubah bentuk permukaan bumi atau membentuk relief muka bumi. Tenaga geologi dibagi menjadi dua, yaitu, Tenaga Endogen dan Tenaga Eksogen. Tenaga Endogen adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi, yang dapat mengubah bentuk muka (kulit) bumi , sedangkan tenaga eksogen adalah tenaga yang berasal dari luar, yang sifatnya menghancurkan dan merusak kulit bumi.


Kedua tenaga inilah yang memiliki peranan yang sangat penting dalam membentuk beragamnya lapisan kulit bumi kita, baik di darat maupun di laut, atau yang sering disebut dengan relief (relief bumi). Dari kedua tenaga tersebut, terbentuklah relief daratan dan relief lautan.  

Relief adalah perbedaan tinggi rendah suatu tempat, sedangkan yang disebut relief daratan adalah tinggi rendahnya permukaan bumi yang berada di daratan, dan relief dasar laut adalah tinggi rendahnya permukaan bumi yang berada di dasar laut.


Terbentuknya Tenaga Endogen

Tenaga endogen terbentuk karena adanya atau pengaruh arus konveksi. Arus konveksi ini menyebabkan lempeng benua dan lempeng samudera terus menerus bergeser. Jika kedua lempeng tersebut bertumbukan, maka pada umumnya lempeng samudera akan menunjam ke bawah. Semakin ke bawah, semakin tinggi temperaturnya, akibatnya lempeng samudera yang menunjam tadi menjadi meleleh atau mencair dan berubah menjadi magma dan mengeluarkan energi. 

Proses pelelehan lempeng samudera terjadi terus menerus, sehingga di zona penunjaman akan terkumpul tumpukan magma serta tumpukkan energi, yang mengakibatkan timbulnya tenaga yang disebut dengan tenaga endogen.


Tenaga Endogen dibedakan menjadi 3, yaitu Seisme (gempa bumi), Tektonisme, dan Vulkanisme.


1. Seisme (Gempa)


Seisme adalah getaran pada kulit bumi (yang biasa disebut gempa) yang terjadi karena tumpukan energi di daerah penunjaman begitu besar, sehingga dapat menggoyangkan / menggetarkan kulit bumi. Pusat gempa yang berada di dasar bumi disebut episentrum, dan pusat gempa yang berada di atas episentrum (di permukaan bumi) disebut hiposentrum.


2. Tektonisme

Tektonisme (diastropisme) adalah suatu tenaga yang berasal dari dalam bumi yang menyebabkan terjadinya dislokasi (perubahan letak) patahan dan retakan pada kulit (lempeng-lempeng) bumi serta pada batuan dari kedudukannya semula, baik secara vertikal ataupun horizontal. Berdasarkan jenis gerakan dan luas wilayah yang mempengaruhinya, tenaga tektonik dapat dibedakan atas gerak Epirogenetik dan Oroogenetik

Berdasarkan pergerakannya dibagi atas :

a. Gerak Epirogenetik, yaitu gerak perubahan lapisan bumi yang terjadi secara lambat, dalam waktu yang lama dan meliputi wilayah yang luas, sehingga disebut juga sebagai gerak pembentuk benua. Gerakan ini juga mengakibatkan turun naiknya lapisan kulit bumi. Berdasarkan arah gerakannya, gerak Epirogenetik ini dibedakan menjadi gerak epirogenetik positif dan epirogenetik negatif.

Epirogenesa positif adalah apabila permukaan bumi bergerak turun, sehingga permukaan laut tampak seolah-olah naik. Contoh, turunya pulau-pulau di kawasan Indonesia timur (Kepulauan Maluku) terjadi di Pantai Skandinavia dan Pantai Timor. 

Epirogenesa negatif adalah apabila permukaan bumi naik, sehingga tampak seolah-olah permukaan air laut turun. Contohnya terjadi di Teluk Hudson.


b. Gerak Orogenetik, yaitu gerak perubahan lapisan kulit bumi yang terjadi secara cepat, singkat, pada wilayah yang sempit, sering disebut juga sebagai gerak pembentuk pegunungan. Gerak orogenetik menyebabkan adanya tekanan horizontal atau vertikal pada kulit bumi, sehingga terjadilah peristiwa dislokasi, baik dalam bentuk lipatan (fold) maupun patahan (fault). Contohnya adalah terbentuknya deretan lipatan pegunungan muda Sirkum Pasifik.

3. Vulkanisme


Vulakanisme, adalah semua gejala alam yang terjadi akibat adanya aktivitas atau gerakan magma di dalam perut bumi, yang dikaitkan dengan kegiatan atau aktifitas gunung berapi. Vulkanisme terjadi karena adanya kegiatan tektonisme. Kegiatan tektonisme ini akan mengakibatkan retakan-retakan pada permukaan bumi yang menyebabkan aliran lava dari bagian dalam litosfer ke lapisan atasnya bahkan sampai ke permukaan bumi. Kegiatan magma itulah yang dinamakan vulkanisme. Hasilnya dapat dilihat pada gunung berapi.
 
Magma adalah campuran batu-batuan dalam keadaan cair, liat serta sangat panas yang berada dalam perut bumi. Aktifitas magma disebabkan oleh tingginya suhu magma dan banyaknya gas yang terkandung di dalamnya, sehingga dapat terjadi retakan-retakan dan pergeseran lempeng kulit bumi. Magma dapat berbentuk gas padat dan cair. Aktivitas magma menyusup dari lithosfer (kulit bumi). Apabila penyusupan magma hanya sebatas kulit bumi bagian dalam dinamakan intrusi magma. Sedangkan penyusupan magma sampai keluar ke permukaan bumi disebut ekstrusi magma.  

Jadi berdasarkan gerakan magmanya, vulkanisme terbagi atas :

- Intrusi Magma, yaitu pergerakan magma yang tidak sampai ke permukaan bumi
a. Batholit
b. Lakolit
c. Sills
d. Apofisa
e. Diatrema

- Ekstrusi Magma, yaitu pergerakan magma yang sampai ke permukaan bumi biasanya disertai dengan adanya erupsi (letusan)
.
Berdasarkan erupsinya gunung api dibagi atas :

1. Erupsi Efusif

Erupsi Efusif (Lelehan) adalah peristiwa keluarnya magma ke permukaan bumi tanpa disertai terjadinya ledakan, karena tekanan gas yang keluar, kurang kuat. Material yang dikeluarkan oleh erupsi efusif berbentuk material cair (lava) dengan sedikit material padat berukuran kecil, yang meleleh ke lereng gunung. Jadi, gunung api yang mengalami erupsi efusif, akan mengeluarkan material vulkaniknya secara perlahan. Jenis gunug api yang terbentuk akibat erupsi effusif adalah gunung api tameng. 


2. Erupsi Eksplosif

Erupsi Eksplosif adalah erupsi atau letusan gunung berapi yang menyebabkan ledakan besar disertai semburan material vulkanik ke udara, yang bersifat cair atau padat, seperti lava pijar, batu kerikil, sampai pasir dan debu vulkanik. Hal ini terjadi akibat tekanan gas magmatis yang sangat kuat. Sebagai akibat erupsi eksplosif ini terbentuk bentukan permukaan Bumi berupa danau kawah besar (eksplosif).
Contoh Danau Batur di Bali.

3. Erupsi Campuran.

Terbentuknya Tenaga Eksogen

Tenaga Eksogen terbentuk karena adanya radiasi sinar matahari, air, angin, organisme (mahluk hidup) dan gletser (longsoran es di pegunungan). Tenaga eksogen ini akan menyebabkan terjadinya proses pelapukan, erosi dan sedimentasi. Proses pelapukan, erosi dan sedimentasi merupakan rangkaian peristiwa yang saling berkaitan dan berurutan. 

Bisa digambarkan seperti berikut: pertama batuan bumi melapuk atau hancur menjadi batuan-batuan kecil atau serpihan akibat perbedaan suhu bumi yang ekstrem di malam hari dan siang hari; lalu yang kedua, serpihan atau batuan-batuan kecil tadi larut di bawa air atau terbang tertiup angin; dan selanjutnya yang ketiga, serpihan atau batuan-batuan kecil tadi yang larut atau tertiup angin mengendap pada suatu tempat tatkala tenaga yang membawanya berkurang atau hilang. Pengendapan ini akan menumpuk membentuk lapisan batuan yang disebut dengan batuan sedimen.

Peristiwa terbentuknya lapisan sedimen ini memakan waktu yang sangat lama, bisa ratusan bahkan ribuan tahun.

No comments:

Post a Comment