Update : 14 Juni 2016
Tenaga Geologi adalah tenaga yang dapat mengubah bentuk permukaan bumi atau membentuk
relief muka bumi. Tenaga geologi dibagi menjadi dua, yaitu, Tenaga Endogen dan Tenaga Eksogen. Tenaga Endogen adalah tenaga yang berasal
dari dalam bumi, yang dapat mengubah bentuk muka (kulit) bumi , sedangkan tenaga
eksogen adalah tenaga yang berasal dari luar, yang sifatnya menghancurkan dan merusak kulit bumi.
Kedua tenaga inilah yang memiliki peranan yang sangat penting dalam membentuk
beragamnya lapisan kulit bumi kita, baik di darat maupun di laut, atau yang sering disebut dengan relief (relief bumi). Dari
kedua tenaga tersebut, terbentuklah relief
daratan dan relief lautan.
Relief adalah perbedaan tinggi rendah suatu tempat, sedangkan yang disebut relief daratan adalah tinggi rendahnya permukaan bumi yang berada di daratan, dan relief dasar laut adalah tinggi rendahnya permukaan bumi yang berada di dasar laut.
Relief adalah perbedaan tinggi rendah suatu tempat, sedangkan yang disebut relief daratan adalah tinggi rendahnya permukaan bumi yang berada di daratan, dan relief dasar laut adalah tinggi rendahnya permukaan bumi yang berada di dasar laut.
Terbentuknya Tenaga Endogen
Tenaga endogen
terbentuk karena adanya atau pengaruh arus konveksi. Arus konveksi ini menyebabkan
lempeng benua dan lempeng samudera terus menerus bergeser. Jika kedua lempeng
tersebut bertumbukan, maka pada umumnya lempeng samudera akan menunjam ke
bawah. Semakin ke bawah, semakin tinggi temperaturnya, akibatnya lempeng
samudera yang menunjam tadi menjadi meleleh atau mencair dan berubah menjadi
magma dan mengeluarkan energi.
Proses pelelehan lempeng samudera terjadi terus
menerus, sehingga di zona penunjaman akan terkumpul tumpukan magma serta
tumpukkan energi, yang mengakibatkan timbulnya tenaga yang disebut dengan
tenaga endogen.
Tenaga Endogen dibedakan menjadi 3, yaitu Seisme (gempa bumi), Tektonisme,
dan Vulkanisme.
1. Seisme (Gempa)
Seisme
adalah getaran pada kulit bumi (yang biasa disebut gempa) yang terjadi karena
tumpukan energi di daerah penunjaman begitu besar, sehingga dapat
menggoyangkan / menggetarkan kulit bumi. Pusat gempa yang berada di dasar bumi
disebut episentrum, dan pusat gempa yang berada di atas episentrum (di permukaan
bumi) disebut hiposentrum.
2. Tektonisme
Tektonisme (diastropisme) adalah suatu tenaga yang berasal dari dalam bumi yang menyebabkan terjadinya dislokasi (perubahan letak) patahan dan retakan pada kulit (lempeng-lempeng) bumi serta pada batuan dari kedudukannya semula, baik secara vertikal ataupun horizontal. Berdasarkan jenis gerakan dan luas wilayah yang mempengaruhinya, tenaga tektonik dapat dibedakan atas gerak Epirogenetik dan Oroogenetik.
Berdasarkan pergerakannya dibagi atas :
a. Gerak Epirogenetik, yaitu gerak perubahan lapisan bumi yang terjadi secara lambat, dalam waktu yang lama dan meliputi wilayah yang luas, sehingga disebut juga sebagai gerak pembentuk benua. Gerakan ini juga mengakibatkan turun naiknya lapisan kulit bumi. Berdasarkan arah gerakannya, gerak Epirogenetik ini dibedakan menjadi gerak epirogenetik positif dan epirogenetik negatif.
Epirogenesa positif adalah apabila permukaan bumi bergerak turun, sehingga permukaan laut tampak seolah-olah naik. Contoh, turunya pulau-pulau di kawasan Indonesia timur (Kepulauan Maluku) terjadi di Pantai Skandinavia dan Pantai Timor.
Epirogenesa negatif adalah apabila permukaan bumi naik, sehingga tampak seolah-olah permukaan air laut turun. Contohnya terjadi di Teluk Hudson.
b. Gerak Orogenetik, yaitu gerak perubahan lapisan kulit bumi yang terjadi
secara cepat, singkat, pada wilayah yang sempit, sering disebut juga sebagai
gerak pembentuk pegunungan. Gerak orogenetik menyebabkan adanya tekanan
horizontal atau vertikal pada kulit bumi, sehingga terjadilah peristiwa
dislokasi, baik dalam bentuk lipatan (fold) maupun patahan (fault). Contohnya adalah terbentuknya
deretan lipatan pegunungan muda Sirkum Pasifik.
3. Vulkanisme
Vulakanisme,
adalah semua gejala alam yang terjadi akibat
adanya aktivitas atau gerakan magma di dalam perut bumi, yang dikaitkan
dengan kegiatan atau aktifitas gunung berapi. Vulkanisme terjadi karena
adanya kegiatan tektonisme.
Kegiatan tektonisme ini akan mengakibatkan retakan-retakan pada
permukaan bumi
yang menyebabkan aliran lava dari bagian dalam litosfer ke lapisan
atasnya bahkan
sampai ke permukaan bumi. Kegiatan magma itulah yang dinamakan
vulkanisme. Hasilnya dapat dilihat pada gunung berapi.
Magma adalah campuran batu-batuan dalam keadaan cair, liat serta sangat panas
yang berada dalam perut bumi. Aktifitas magma disebabkan oleh tingginya suhu
magma dan banyaknya gas yang terkandung di dalamnya, sehingga dapat terjadi
retakan-retakan dan pergeseran lempeng kulit bumi. Magma dapat berbentuk gas
padat dan cair. Aktivitas magma menyusup dari lithosfer (kulit bumi). Apabila penyusupan
magma hanya sebatas kulit bumi bagian dalam dinamakan intrusi magma. Sedangkan
penyusupan magma sampai keluar ke permukaan bumi disebut ekstrusi magma.
Jadi berdasarkan gerakan magmanya, vulkanisme terbagi atas :
- Intrusi Magma, yaitu pergerakan magma yang tidak sampai ke permukaan bumi
a. Batholit
b. Lakolit
c. Sills
d. Apofisa
e. Diatrema
- Ekstrusi Magma, yaitu pergerakan magma yang sampai ke permukaan bumi biasanya disertai dengan adanya erupsi (letusan)
.
Berdasarkan erupsinya gunung api dibagi atas :
1. Erupsi Efusif
Erupsi Efusif (Lelehan) adalah peristiwa keluarnya magma ke permukaan bumi tanpa disertai terjadinya ledakan, karena tekanan gas yang keluar, kurang kuat. Material yang dikeluarkan oleh erupsi efusif berbentuk material cair (lava) dengan sedikit material padat berukuran kecil, yang meleleh ke lereng gunung. Jadi, gunung api yang mengalami erupsi efusif, akan mengeluarkan material vulkaniknya secara perlahan. Jenis gunug api yang terbentuk akibat erupsi effusif adalah gunung api tameng.
2. Erupsi Eksplosif
Erupsi Eksplosif adalah erupsi atau letusan gunung berapi yang menyebabkan ledakan besar disertai semburan material vulkanik ke udara, yang bersifat cair atau padat, seperti lava pijar, batu kerikil, sampai pasir dan debu vulkanik. Hal ini terjadi akibat tekanan gas magmatis yang sangat kuat. Sebagai akibat erupsi eksplosif ini terbentuk bentukan permukaan Bumi berupa danau kawah besar (eksplosif).
Contoh Danau Batur di Bali.
3. Erupsi Campuran.
Terbentuknya Tenaga Eksogen
Tenaga Eksogen terbentuk karena
adanya radiasi sinar matahari, air, angin, organisme (mahluk hidup) dan gletser
(longsoran es di pegunungan). Tenaga eksogen ini akan menyebabkan terjadinya proses
pelapukan, erosi dan sedimentasi. Proses pelapukan, erosi dan sedimentasi
merupakan rangkaian peristiwa yang saling berkaitan dan berurutan.
Bisa
digambarkan seperti berikut: pertama batuan bumi melapuk atau hancur menjadi
batuan-batuan kecil atau serpihan akibat perbedaan suhu bumi yang ekstrem di
malam hari dan siang hari; lalu yang kedua, serpihan atau batuan-batuan kecil
tadi larut di bawa air atau terbang tertiup angin; dan selanjutnya yang ketiga,
serpihan atau batuan-batuan kecil tadi yang larut atau tertiup angin mengendap
pada suatu tempat tatkala tenaga yang membawanya berkurang atau hilang.
Pengendapan ini akan menumpuk membentuk lapisan batuan yang disebut dengan
batuan sedimen.
No comments:
Post a Comment