Spermatogenesis yaitu proses terbentuknya spermatozoa sel primordial. Di dalam proses spermatogenesis yang terjadi di testis, termasuk pula proses spermiogenesis yaitu perubahan dari spermatid menjadi spermatozoa. Proses spermatogenesis ini terjadi di dalam tubulus semineferus. Spermatogenesis yang baik juga tergantung pada bentuk, besar, konsistensi dan kedudukan testis dalam skrotum.
Tubulus semineferus yang berbentuk kumparan-kumparan terdiri atas sejumlah besar epitel germinal yang disebut dengan spermatogonia, terletak didua sampai tiga lapisan sepanjang perbatasan luar epitel tubulus. Jaringan diantara tubulus mengandung jaringan ikat yang berisi pembuluh darah, limfe dan sel Leydig. Bagian tepi tubulus semineferus tersusun oleh jaringan epitel yang berasal dari sel primordial pada masa embrio, dan sel-sel Sertoli yang berfungsi sebagai penyokong dan pemelihara.
Pada masa puber seorang pria mulai terjadi proses spermatogenesis secara teratur. Sel primordial yang bersifat diploid mengalami pembelahan miotik dan menjadi besar dinamakan spermatogonium. Spermatogonium akan tumbuh menjadi spermatocyt I yang segera mengalami pembelahan miotik menjadi spermatocyt II yang haploid, dan selanjutnya akan menghasilkan 4 buah spermatid pada akhir proses miosis.
Setelah mengalami proses spermiogenesis (deferensiasi dan maturasi) lebih lanjut spermatid akan menjadi spermatozoa. Jadi dari satu sel spermatogenium yang 2 n pada akhir spermatogenesis akan menghasilkan 4 buah spermazoa yang 1 n. proses ini terjadi secara teratur dan membutuhkan waktu kurang lebih 74 ± 5 hari.
Peran Hormon Pada Spermatogenesis
Proses spermatogenesis dipengaruhi oleh hormon-hormon yang dihasilkan oleh organ hipothalamus, hipofise dan testis sendiri. Hormon yang terlibat adalah testosteron, hormon lutein (LH), hormon perangsang folikel (FSH: follicle stimulating hormone), estrogen, dan hormon pertumbuhan lainnya.
Testis selain sebagai organ penghasil sperma juga menghasilkan hormon-hormon seperti testosteron, dihydrotestosteron, estradiol, estrone, pregnenolone, 17 hydroxypregnenolone, 5-androstenadiol, 17-hyroxy progestrone dan progestrone.
Hormon-hormon ini selain testosteron tidak jelas apakah diproduksi oleh sel Leydig atau oleh sel-sel dari tubulus seminiferus.
A. Testosteron
Sekresi hormon ini oleh sel-sel Leydig yang terletak diintersisium testis. Hormon ini memegang peranan penting pada satu tahap penting proses pembelahan sel-sel germinal untuk pembentukan sperma, terutama pembelahan miosis untuk membentuk spermatosit sekunder.
Hormon ini mengontrol perkembangan organ reproduksi pria dan tanda seks sekunder pada pria berupa pembesaran laring, perubahan suara, pertumbuhan rambut ketiak,pubis, dada, kumis dan jenggot. Juga untuk pertumbuhan otot dan tulang.
B. Hormon Lutein
Hormon ini disekresikan oleh sel karminofil dari kelenjar hipofisis bagian anterior. Berperan dalam stimulasi sel-sel Leydig untuk meproduksi testosteron, juga menyebabkan dihasilkannya estradiol.
C. FSH
Dihasilkan oleh sel basofil lobus anterior hipofise. Pada testis hormon ini mengakibatkan terpacunya adenyl cyclase di dalam sel sertoli yang berperan dalam meningkatkan produksi cyclic AMP, memacu produksi androgen binding protein (ABP) di dalam tubuli semeniferus dan di dalan epididymis. Dengan demikian FSH bekerja menyiapkan kadar androgen yang cukup untuk sel germinal dan memacu pendewasaan spermatozoa di dalam epididymis.
D. Estrogen
Dibentuk oleh sel-sel sertoli ketika sedang distimulasi oleh FSH. Hormon ini kemungkinan diperlukan pada proses spermiasi. Sel-sel sertoli juga mengsekresikan suatu protein pengikat androgen. Yang mengikat baik testosteron dan estrogen maupun keduanya ke dalam cairan tubulus seminiferus, yang diperlukan untuk maturasi sperma.
E. Hormon pertumbuhan lainnya
Seperti juga pada sebagian besar hormon lainnya diperlukan untuk mengatur latar belakang fungsi metabolisme testis. Hormon pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal spermatogenesis.
Peranan Testoteron Pada Spermatogenesis
Pada pria testorsteron merupakan androgen utama dalam system peredaran. Biosintesis testosteron berlangsung dalam sel Leydig di jaringan inter tubuler, sedangkan proses spermatogenesis berlangsung dalam epitel tubulus semineferus. Di dalam tubulus semineferus , testosteron berfungsi dalam mengontrol proses spermatogenesis pada pembelahan miosis dan proses spermiogenesis. Hormon lain yang berhubungan dengan spermatogenesis adalah FSH dan LH. FSH bekerja langsung pada epitel germinal atau melalui sel Sertoli, sedangkan LH berpengaruh pada sel Leydig untuk memproduksi testosteron.
GnRH dari hipotalamus merangsang hipofisis untuk melepaskan FSH dan LH. FSH bekerja pada sel germinal untuk memulai proliferasi dan diferensiasi serta meningkatkan sensitifitas sel Leydig terhadap LH untuk memproduksi testosteron (steroidogenesis). Testosteron dan FSH secara sinergis diperlukan secara normal untuk proses spermatogenesis.
Testosteron bekerja pada sel sertoli untuk menghasilkan zat gizi yang diperlukan dalam proliferasi dan diferensiasi sel germinal untuk membentuk spermatozoa yang fungsional. Disamping itu testosteron yang berdifusi ke sel peritubuler diperlukan untuk menghasilkan faktor pemacu sel sertoli (P-mod-S) yang penting untuk meningkatkan aktifitas sel sertoli untuk menghasilkan zat-zat gizi bagi sel germinal.
No comments:
Post a Comment